Pengawasan Limbah Dinilai Masih Lemah, DLH Diminta Perketat

limbah

Dinilai Masih Lemah, DLH Diminta Perketat Pengawasan Limbah

Prolite – Ditemukannya limbah medis di TPA Sumur Batu Kota Bekasi, menurut Anggota DPRD Kota Bekasi Sarwin Edi ini menunjukkan bahwa pengawasan lingkungan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi masih lemah.

Dia meminta DLH untuk lebih memperketat dan memperkuat pengawasan lingkungan, terutama pengawasan terhadap limbah indusitri.

” Limbah medis membahayakan lingkungan, melanggar peraturan undang-undang. Kan sudah ada aturannya, limbah medis itu harus seperti apa,” tegasnya.

Sarwin Edi juga menyoroti pencemaran sungai-sungai di Kota Bekasi juga banyak disebabkan oleh limbah industri yang kurang pengawasan.

” Sebagian warga masih banyak memanfaatkan air sungai, ini kan bisa mengancam kesehatan warga,” ujarnya.

Diharapkan ke depannya pihak terkait terutama DLH Kota Bekasi bisa lebih serius lagi dalam pengawasan lingkungan.

“Kalau ada pelanggaran, tindak tegas!” tutupnya.




Diduga Buang Limbah, Pabrik Permen Disidak DPRD

Pabrik permen disidak DPRD Kota Bekasi

KOTA BEKASI, Prolite – Wakil Ketua 1 Anim Imanuddin dan Wakil Ketua 2 H Edi DPRD Kota Bekasi melakukan sidak ke salah satu pabrik permen.

Hal itu dilakukan setelah mendapat aduan dari masyarakat RW 01 Kelurahan Jatirangga, yang menduga pabrik permen tersebut membuang limbah ke saluran warga berlokasi jalan At-Taqwa Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Rabu (7/6/2023).

Kedua pimpinan DPRD ini didampingi Lurah Jatirangga, Camat Jatisampurna dan DLH Kota Bekasi mengecek langsung saluran air warga yang diduga menjadi tempat pembuangan limbah dan tepatnya berlokasi di belakang pabrik.

Setelah melihat kondisi di luar pabrik permen tersebut, rombongan kemudian dipersilakan masuk oleh pengelola masuk ke dalam pabrik untuk melihat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).

Anim Imanuddin menjelaskan dampak dari pembuangan diduga limbah tersebut berakibat pencemaran lingkungan dan aroma bau yang menyengat sehingga dikeluhkan oleh warga masyarakat.

“Diduga pencemaran lingkungan sehingga harus diperbaiki. Dalam sidak kali ini kita temukan tidak ada perizinan. Karenanya, izin kita suruh lengkapi dan penuhi,” ucap Anim.

Terkait saluran pembuangan limbah ke saluran air warga, Anim meminta pihak pabrik permen untuk menutup saluran limbah agar tidak dibuang ke saluran air warga lagi.

“Saluran perusahaan yang bergerak ke arah warga sementara akan di tutup. Nanti harus buat penampungan dan kalau penuh harus di sedot,” ujarnya.

Lebih jauh Anim mengatakan, bagi warga yang belum bisa menggunakan air. Apabila ada ketidakpuasan silahkan warga menempuh jalur hukum, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Kalau memang masalah perubahan ini ada pidananya silahkan laporkan,” tandasnya.

Tempat yang sama, H Edi menilai perusahaan terlihat belum ada standar keamanan yang memadai.

“Kalau saya lihat tadi di dalam perusahaan memang standar seperti keamanan sedikit kita kasih catatan. Jika terjadi sesuatu, di perusahaan tidak ada tempat evakuasi atau segala macamnya,ada sekitar 40 sampai 50 pekerja.” kata H Edi.

Maka dari itu, dirinya akan memastikan izin perusahaan tersebut.

“Karena perusahaan menggunakan OSS, itu nanti kita cek dan kita sinkronisasi, sesuai atau tidak dengan pelaksanaan dilapangan. Izinnya seperti apa kita sedang minta ke dinas terkait, diharapkan secepatnya dinas, lurah dan lainnya segera melapor ke kami. Dalam sidak ini ada tindakan yang kita lakukan, salah satunya menutup saluran limbah perusahaan yang masuk ke masyarakat,” pungkasnya.




Sampah Faktor Utama Pencemaran Sungai

BANDUNG, Prolite – Pada tahun 2022, dari 24 sungai di Kota Bandung, kualitas 20 sungai di antaranya sudah membaik. Sedangkan sisanya, masuk kategori cemar sedang.

“Ada beberapa lainnya memang masih masuk tercemar ringan. Maka dari itu, kita membuat kajian mengenai penyebab terjadinya pencemaran sedang pada empat sungai tersebut. Selanjutnya kita akan turun ke lapangan untuk tindak lanjut terhadap penyebab pencemaran,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Dudy Prayudi.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya dari limbah domestik.

“Salah satu upaya yang bisa kita optimalkan yakni dengan 100 persen Open Defecation Free (ODF) untuk meningkatkan kualitas air sungai yang dari cemar sedang ke cemar ringan,” jelasnya.

Selain itu, permasalahan sampah pun masih menjadi PR untuk menciptakan kebersihan di Kota Bandung. Dudy mengatakan, selama sarana prasarana jalan di TPA Sarimukti belum diperbaiki, maka kondisinya akan seperti ini terus. Meski saat musim kemarau tidak terlalu berpengaruh.

“Ya untuk saat ini kita tingkatkan program Kang Pisman yang sudah berjalan. Kita ubah tempat penampungan sampah jadi tempat pengolahan sampah. Jadi sampah diolah bukan ditampung. Kalau ini kita laksanakan di seluruh TPS, bisa mengurangi sampah yang dikirim ke TPA,” paparnya.

Pengolahan sampah bisa dilakukan dengan komposting sampah organik. Hasil kompos bisa menjadi pupuk untuk tanaman. Lalu, bisa juga dengan melakukan magotisasi.

“Sampah organik diolah jadi bubur organik untuk pakan maggot. Setelah 14 hari, maggot bisa dipanen dan dijadikan pakan ternak,” ungkapnya.

Selanjutnya, pengolahan sampah bisa dengan biogester. Sampah bisa diubah menjadi listrik. Tak hanya itu, salah satu solusinya pun bisa dengan mengubah sampah jadi refuse-derived fuel (RDF).

“Bahan-bahan substitusi dari batu bara bisa dipakai industri tekstil dan semen. Memang kalau bicara kuantitas masih kecil. Kalau kita konsistenkan ini bisa jadi salah satu solusinya,” imbuhnya.(rls/kai)