Awas ! Merokok Saat Berkendara Akan Ditindak Saat Operasi Patuh Lodaya 2024

Ilustrasi merokok sambil berkendara akan kena sangsi (humaspolri).

Awas ! Merokok Saat Berkendara Akan Ditindak Saat Operasi Patuh Lodaya 2024

Prolite – Anda termasuk perokok aktif? Hati-hati Polresta Bandung menindak tegas bagi warga yang merokok sambal berkendara.

Operasi Patuh Lodaya 2024 ini bukan hanya menyasar pelanggar lalu lintas seperti melawan arah, tidak menggunakan helm hingga muatan berlebih saja.

Dilansir dari , salah satu sasaran operasi ini adalah pengendara yang merokok dan bermain handphone saat berkendara juga akan dilakukan penindakan tegas.

“Termasuk pengendara yang merokok dan bermain handphone,” jelas Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo.

Menurut Kusworo, pengemudi yang menyalakan rokok saat berkendara dapat menyebabkan kecelakaan karena abu rokok yang terbang dapat mengganggu pengendara lain.

“Yang bersangkutan mungkin tidak merasakan dampaknya ketika abunya dibuang, tetapi abu tersebut bisa mengenai pengendara di belakangnya dan mengenai mata, yang dapat menyebabkan kecelakaan,” terangnya.

Operasi ini akan berlangsung dari 15 Juli hingga 28 Juli 2024, dengan tujuan untuk meningkatkan ketertiban berlalu lintas.

Merokok sambil berkendara mungkin di anggap sepele namun nyatanya itu bisa mengakibatkan kecelakaan bagi kendaraan lain yang di belakangnya.

Banyak juga kasus kecelakaan di jalan raya karena terkena abu rokok dari pengendara lain yang sambil menyalakan roko Ketika berkendara.

Karena itu Polresta Bandung juga akan menindak tegas perokok yang menyalakan rokok sambil berkendara serta pelanggaran lain yang ada di lalu lintas.

Masyarakat juga di minta tetap terus memperhatikan peraturan berlalu lintas agar tidak mengakibatkan kecelakaan antar pengendara lainnya.




Tips Safety Riding Untuk Anak Sekolah

Safety Riding

Prolite – Safety Riding Development Section Head PT Daya Adicipta Motora terus melakukan sosialisasi berkendara sepeda motor yang aman.

Tren penggunaan sepeda motor untuk anak sekolah terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun sepeda motor umumnya digunakan oleh orang dewasa, banyak anak sekolah yang memilih mengendarai sepeda motor sebagai sarana transportasi mereka.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti jarak yang harus mereka tempuh, kemudahan akses, atau sekedar ingin merasakan kemandirian.

Namun, fenomena ini juga menimbulkan beberapa keprihatinan terkait keselamatan dan kematangan anak-anak yang menggunakan sepeda motor.

Penting bagi para orang tua, sekolah, dan pihak terkait lainnya untuk memperhatikan aspek-aspek ini agar penggunaan sepeda motor oleh anak sekolah tetap aman dan bertanggung jawab.

Safety Riding Development Section Head PT Daya Adicipta Motora, Ludhy Kusuma menjelaskan, banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan pada pengendara sepeda motor, salah satu nya adalah persiapan yang kurang baik saat akan mulai berkendara ataupun kelengkapan saat akan berkendara yang tidak lengkap atau sesuai standarnya.

Berikut adalah beberapa tips cari aman ketika akan berpergian ke sekolah :

Pertama, ketika anak sekolah membawa motor pastikan sudah berusia 17 tahun dan memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM).

Selain SIM, beberapa dokumen dan perlengkapan umumnya yang diperlukan dan wajib dibawa adalah Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Tidak disarankan bagi anak sekolah dibawah usia 17 tahun untuk membawa sepeda motor, apalagi tidak memiliki SIM dan dokumen wajib lainnya yang harus dibawa.

Kedua, ketika menggunakan sepeda motor wajib memakai perlengkapan berkendara yang lengkap mulai dari Helm, Sarung Tangan, Jaket, dan Sepatu untuk selalu #Cari_Aman.

Pastikan helm yang digunakan merupakan helm berlogo SNI, helm yang dapat melindungi rahang dan tengkorak bagian belakang kepala kita.

Selain itu juga gunakan jaket yang tebal yang dapat melindungi tubuh kita dari gesekan dengan aspal jika kita mengalami kecelakaan, tubuh kita pun akan terlindungi dari suhu yang dingin di pagi hari.

Selanjutnya, ketiga, manajemen waktu sangatlah penting karena jam masuk sekolah biasanya dimulai pagi hari maka persiapkan kapan waktu yang tepat untuk memulai perjalanan sehingga tidak akan terlambat ataupun tergesa-gesa ketika sedang berkendara.

Keempat, persiapkan rute yang tepat dan aman untuk menghindari titik-titik kemacetan yang dilalui, selain itu kita juga harus mempersiapkan rute alternatif untuk menghindari kemacetan.

“Sebagai alternatif, anak sekolah disarankan untuk dapat menggunakan sarana transportasi yang lebih aman dan sesuai dengan tingkat kematangan mereka, seperti berjalan kaki, bersepeda, menggunakan transportasi umum, atau bergantung pada layanan antar jemput sekolah yang tersedia,” ujar Ludhy.(*)




Lampu Merah Samsat Kerap Padat, Dishub Atur Waktu

lampu merat samsat

BANDUNG, Prolite – Lampu merah di simpang Jalan Soekarno Hatta-Jalan Ibrahim Adjie atau dikenal Lampu Merah Samsat belakangan menjadi perbincangan warganet karena durasinya yang lama.

Terkait hal itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung melakukan intervensi waktu lewat petugas Area Traffic Management System (ATCS). Hal ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan kendaraan.

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Perlengkapan Jalan Dishub Kota Bandung, Khairur Rijal menjelaskan, Dishub Kota Bandung bisa menerapkan prioritas waktu lebih lama pada simpang tertentu untuk mengurai kepadatan kendaraan jika dibutuhkan.

Lampu merah simpang Samsat dalam satu siklus 420 detik, dengan rincian dari arah timur 180 detik, selatan 50 detik, barat 75 detik, dan utara 80 detik.

“Namun, apabila terjadi antrean di kaki simpang tertentu, kami bisa berikan prioritas lebih waktu hijaunya agar terurai panjang antreannya,” ujarnya pada Bandung Menjawab, Selasa 9 Februari 2023.

Adapun penerapan waktu prioritas bagi lalu lintas di kaki simpang yang terdapat antrean disesuaikan di pagi, siang, sore, atau malam hari.

Rijal mengatakan, berdasarkan data setiap pagi mulai pukul WIB, jumlah kendaraan dari arah timur menuju utara sebanyak kendaraan. Sedangkan dari timur ke barat sebanyak kendaraan.

“Dari data tersebut dalam tiga jam saja hampir kendaraan bergerak dari timur. Dalam satu kali jumlah siklus 180 detik, hanya 550 kendaraan bisa dialirkan, ini pasti ada perlambatan,” katanya.

“Simpang itu sudah sangat jenuh. Tingkat kejenuhan jalan, simpang Samsat sudah ada pada level F atau paling rendah. Solusinya kita lakukan intervensi,” kata dia.

“Volume timur tinggi di pagi hari, kami mengatur intervensi waktu siklus sehingga antrian tidak terlalu mengular ke belakang,” imbuhnya.

Sebagai informasi, persimpangan Jalan Soekarno Hatta – Jalan Ibrahim Adjie merupakan titik temu bagi pengendara motor dari arah Bandung Timur dan Bandung Selatan menuju ke Bandung Kota. Sehingga, mengakibatkan kepadatan volume kendaraan.

Pemkot Bandung pun berupaya mendorong agar transportasi publik bisa jadi pilihan utama masyarakat. Tujuannya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Rijal mengatakan, volume kendaraan yang berlebih, sementara ruas jalan terbatas adalah penyebabnya.

“Macet sumbangsih terbesar dari kendaraan pribadi. Untuk itu kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan transportasi umum seperti TMB, angkot dan transportasi publik lainnya,” kata dia.(rls/kai)