9 Korban Warga Sipil Ledakan Amunisi Bantah Bukan Pemulung, Lantas Kenapa Bisa Masuk?

Warga sipil korban ledakan amunisi di Kabupaten Garut (dok TNI AD).

9 Korban Warga Sipil Ledakan Amunisi Bantah Bukan Pemulung, Lantas Kenapa Bisa Masuk?

Prolite – Banyaknya korban jiwa pada ledakan yang terjadi pada Minggu (11/5) membuat duka mendalam bagi para keluara korban yang terdampak.

Pemusnahan amunisi yang dilakukan TNI perlu di lakukan pemeriksaan lebih lanjut usai terdapat 9 korban meninggal dunia warga sipil.

Sembilan warga sipil menjadi korban tewas, setelah detonator yang hendak digunakan untuk menghancurkan amunisi kedaluwarsa tersebut meledak.

Tak hanya warga sipil, empat prajurit TNI juga turut gugur dalam peristiwa nahas tersebut.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi mengatakan, keberadaan warga sipil di sekitar lokasi peledakan amunisi sudah biasa terjadi.

Mereka biasanya akan mengumpulkan serpihak logam, tembaga, atau sisa material yang telah musnah.

“Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut,” kata Kristomei, Senin (12/5).

Pernyataan serupa diungkapkan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman.

Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional ini mengungkapkan, warga kerap datang ke lokasi latihan militer untuk mencari selongsong, untuk kemudian dijual ke masyarakat.

“Iya, memang saya mendengar, dan saya sering juga di daerah latihan itu, warga itu pasti memanfaatkan kalau kita latihan nembak, itu kan selongsong-selongsong itu kan kuningan, itu kan bisa dijual oleh mereka,” ujar Dudung dikutip dari Kompas TV.

Namun pernyataan Dudung cepat di bantah oleh keluarga korban yang merupakan warga sipil yang menjadi korban pemusnahan amunisi tak layak pakai tersebut.

Agus (55), kakak kandung Rustiwan yang menjadi korban dalam insiden itu, mengatakan, adiknya bukanlah pemulung atau pencari sisa logam.

Sudah 10 tahun terakhir Rustiwan membantu TNI dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa. Tak hanya di Garut, Rustiwan juga membantu proses pemusnahan di Yogyakarta maupun daerah lainnya.

“Saya sebagai keluarga tak terima kalau adik saya disebut pemulung besi saat kejadian ledakan. Adik saya sudah 10 tahun kerja ke TNI bantu pemusnahan amunisi,” ungkap Agus saat ditemui di Kamar Mayat RSUD Pameumpeuk, Garut, pada Selasa (13/5).

Pernyataan tersebut Agus sampaikan kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat datang menjenguk keluarga para korban meninggal dunia.




Bupati Garut : Ucapkan Duka akibat Ledakan Amunisi Tak Layak Pakai, 13 Orang Jadi Korban

13 orang meninggal dunia akibat ledakan amunisi tak layak di Kabupaten Bandung (indonews).

Bupati Garut : Ucapkan Duka akibat Ledakan Amunisi Tak Layak Pakai, 13 Orang Jadi Korban

Prolite – Duka mendalam bagi keluarga dari korban ledakan amunisi tak layak pakai yang terajadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Kejadian yang sempat menggemparkan warga Kabupaten Garut ini merenggut 13 korban yang diantaranya 4 korban merupakan TNI sedangkan 9 korban lainnya merupakan warga sipil.

Pemusnahan amunisi TNI terjadi di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Desa Segara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat.

Tempat milik BKSDA ini memang sering digunakan untuk memusnahkan amunisi-amunisi yang sudah tidak layak pakai oleh TNI.

Tempat yang dinilai jauh dari pemukiman warga ini di pilih oleh para anggota TNI untuk memusnahkan amunisi-amunisi tersebut.

Namun yang menjadi tandatanya besar menagapa ada warga sipil yang berada di area steril tersebut, bahkan terdapat 9 korban warga sipil yang ikut tewas akibat ledakan tersebut.

Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menyampaikan duka mendalam bagi korban tragedi pemusnahan amunisi tak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

“Saya Abdusy Syakur Amin Bupati Garut dan seluruh warga masyarakat Kabupaten Garut menyampaikan belasungkawa atas wafatnya 13 orang korban pada peledakan amunisi tidak layak pakai yang dilaksanakan di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut,” ujar Syakur melalui postingan video di Akun Instagram @bupatigarut, Selasa (13/5).

Ia mengatakan bahwa Senin (12/5/2025) usai kejadian tragedi ledakan tersebut, pihaknya bersama Wakil Bupati Garut Putri Karlina langsung berkunjung ke RSUD Pameungpeuk Garut untuk melihat langsung kondisi korban ledakan. Tak hanya itu, pihaknya juga bersama Forkopimda hingga Wakil Direktur Pusat Angkatan Darat langsung melakukan diskusi untuk segera melakukan tindakan-tindakan, khususnya memulangkan para korban ke keluarga masing-masing.

Meski demikian, lanjut Syakur, pihaknya saat ini masih terkendala dalam proses identifikasi korban.

“Cuman ada kendala yang harus kita hadapi terutama dalam identifikasi, jadi mohon doanya masyarakat supaya bisa segera teridentifikasi dan berjalan dengan lancar, dan bisa dikembalikan ke keluarga masing-masing,” lanjutnya.

Sebelumnya, telah terjadi tradegi ledakan amunisi tak terpakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, yang merenggut korban jiwa sebanyak 13 orang.

Berdasarkan informasi yang didapat, 13 korban tersebut diantaranya 4 orang TNI dan 9 orang lainnya merupakan warga sipil.

Hingga saat ini, masih dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai penyebab ledakan yang merenggut korban jiwa ini.