Dedi Mulyadi Usulkan MBG Diberhentikan Sementara, Usai 1500 Lebih Siswa di Jawa Barat Jadi Korban

Dedi Mulyadi Usulkan MBG Diberhentikan Sementara, Usai 1500 Lebih Siswa di Jawa Barat Jadi Korban (net).

Dedi Mulyadi Usulkan MBG Diberhentikan Sementara, Usai 1500 Lebih Siswa di Jawa Barat Jadi Korban

Prolite – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berhentikan untuk sementara di Jawa Barat.

Usulan tersebut bukan tana sebab, Gubernyr Jabar melihat banyaknya korban siswa yang keracunan usai menyantap MBG yang dibagi melalui sekolahan tersebut.

Kaena banyaknya korban makan Dedi Mulyadi meminta untuk diberhentikan sementara untuk bisa dilakukan evaluasi.

Usulan itu ia sampaikan seusai rapat evaluasi bersama Badan Gizi Nasional (BGN) di Bogor, Senin (29/9/2025).

“Evaluasinya satu dihentikan sementara, yang kedua ada langkah-langkah teknik dan administratif yang segera ditempuh,” kata Dedi kepada wartawan.

Kita semua tau bahwa korban dari MBG di beberapa daerah di Jawa Barat sudah banyak seperti yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Garut sebanyak 299 siswa, Kabupaten Bandung Barat sebanyak siswa dan yang terahir di SMPN 3 Banjar sebanyak 68 siswa.

Menurut Gubernur Jawa Barat perlu diberhentikan sementara agar pemerintah daerah memiliki cukup ruang utuk meninjau kembali program yang di berikan pemerintah untuk para pelajar.

Peninjuan akan dilakukan oleh pemerintah Jawa Barat untuk mekanisme program mulai dari aspek distribusi, pengawasan dapur, hingga standar bahan pangan yang digunakan.

Ia menegaskan bahwa evaluasi ini bertujuan memastikan keamanan makanan yang disajikan kepada siswa sekaligus mengembalikan kepercayaan publik terhadap program prioritas nasional tersebut.

Meski demikian, Dedi mengakui bahwa keputusan akhir berada di tangan pemerintah pusat.

Ia masih menunggu diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) yang dikabarkan tengah digodok sebagai payung hukum baru bagi pelaksanaan MBG.

“Kami menunggu keputusan pusat, karena program ini inisiatif nasional. Tapi untuk Jawa Barat, saya kira kita perlu jeda untuk membenahi hal-hal teknis,” ujarnya.

Selain itu, Dedi juga menyiapkan pembentukan tim evaluasi khusus di tingkat provinsi.

Tim ini nantinya akan merumuskan sejumlah perbaikan, termasuk usulan agar guru tidak lagi mencicipi makanan sebelum disajikan kepada siswa.

Tugas itu, menurut Dedi, sebaiknya dilakukan oleh tim pemeriksa khusus yang memiliki kompetensi teknis.




Soal MBG, Guru Jadi Verifikator Terakhir

Dapur MBG ditutup sementara untuk penyelidikan (Kompas).

BANDUNG, Prolitenews – Soal pengawasan dapur makan bergizi gratis (MBG) Wali Kota Bandung M Farhan mengaku bukan kewenangan dia namun pihaknya telah menginstruksikan agar para guru disekolah diedukasi menjadi verifikator terakhir kualitas makanan.

“Kemarin bersama Wamen LH kami fokus dua hal, yakni limbah dan edukasi guru jadi verifikator terakhir kualitas makanan. Jadi sebelum dikasih kita cek dulu kalau aman bagikan kalau tidak aman jangan dibagikan,” jelas Farhan di Paripurna Hari Jadi Kota Bandung, Kamis (25/9/2025).

Untuk data pemilik dapur MBG sendiri Farhan tidak memiliki karena data tersebut ada di Badan Gizi Nasional (BGN).

“Guru diedukasi, kita keliling sekolah dan wilayah, karena yang terima MBG ini bukan hanya pelajar tapi ibu hamil dan menyusui. Karenanya harus ada verfikasi keselamatan dan keamanan bahan makanan ataupun food security. Kita pernah bulan Mei SMPN 35, jadi pengalaman itu, makanya DKPP, Dinkes, dan Disdik melakukan food security yang sangat ketat dan menjadikan guru verifikasi terakhir,” tutupnya.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan Senin depan pihaknya akan mengundang kepala Badan Gizi Nasional (BGN) perwakilan wilayah Jawa Barat untuk membahas bersama-sam, mengevaluasi peristiwa -peristiwa yang terjadi.

“Nah peristiwa yang terjadi itu misalnya nanti saya meminta evaluasi dapurnya. Dapurnya higienis atau tidak? Atau bahasa akademiknya audit. Yang kedua evaluasi jenis-jenis bahan makanan yang digunakan apakah itu merupakan bahan makanan yang berbutuh waktu atau tidak yang ketiga evaluasi jam masak karena kan kalau dimasaknya jam 12 malam kemudian diantar ke siswanya jam 12 siang ya diantar kesiswanya terlalu lama,” tegasnya.

KDM berhara ke depan dapur itu didekatkan dengan sekolah dan tingkat yang dilayani jangan jumlahnya ribuan.

“Karena siapapun tidak akan sanggup untuk mengelola jumlah makanan ribuan. Masaknya tiap hari tidak pernah berhenti. Dan jarak tempuh dari dapur ke sekolahnya agak jauh, pasti memiliki resiko. Nah ini yang harus kita lakukan bersama-sama,” ucapnya.

Apa perlu di berhentikan dulu sementara, KDM belum mengiyakan. Kata dia hasil pertemua hari Senin nanti yang akan menentukan.

“Setelah melihat komitmennya nanti pemerintah provinsi akan mengambil keputusan. Kepala MBG-nya nanti yang kita undang sebagai penanggung jawab umumnya,” ungkapnya.

Terkait anak-anak korban keracunan diketahui Dedi sudah pulang, namun jadi masalah anak-anak tersebut menjadi trauma enggan memakan MBG yang nanti mereka terima.

“Karena anak yang mengalami keracunan mungkin besok nggak mau makan lagi. Itu penting ya, ini harus menjadi perhatian serius. Karena program yang sangat baik oleh Pak Prabowo ini tujuannya untuk meningkatkan nutrisi gizi protein anak-anak Indonesia. Khusus Anak-anak Jawa Barat menjadi kuat. Jangan sampai dalam teknis pengelolaannya salah urus,” imbuhnya.




Usai 657 Siswa Keracunan, Dapur MBG Ditutup Sementara untuk Penyelidikan  

Dapur MBG ditutup sementara untuk penyelidikan (Kompas).

Usai 657 Siswa Keracunan, Dapur MBG Ditutup Sementara untuk Penyelidikan

Prolite – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto sudah terlaksana di beberapa sekolah di Indonesia.

Namun dalam pelaksanaannya tersebut banyak juga terjadi masalah salah satunya keracunan.

Baru-baru ini terjadi keracunan MBG di Jawa Barat tepatnya di Garut sebanyak 657 siswa diduga keracunan usai santap menu Makan Bergizi Gratis yang dibagikan.

Usai kejadian yang mengakibatkan ratusan siswa harus mendapatkan perawatan dapur penyedia menu MBG di tutup sementara.

“Ya, di-pending itu kan berarti ditutup sementara,” kata Bupati Garut Jawa Barat Abdusy Syakur Amin, kepada wartawan di Garut, dikutip dari Antara, Senin (22/9).

TribunJabar
TribunJabar

Ia mengatakan kewenangan program MBG tersebut sepenuhnya ada di Badan Gizi Nasional (BGN). Sedangkan daerah merupakan penerima manfaat dari program tersebut.

Dengan adanya insiden itu, kata dia, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Kadungora, yang sajiannya dikonsumsi siswa tersebut, untuk sementara tidak beroperasi dulu sambil menunggu hasil uji laboratorium.

“Itu kan ranahnya BGN, jadi semua mulai dari izin pendirian, kemudian juga pengawasan, itu sampai saat ini masih dikontrol oleh BGN,” katanya.

Begitu juga tim Dinkes Garut, kata dia, sudah melakukan uji sampel makanan yang disajikan dalam menu MBG tersebut untuk mengetahui penyebab keracunannya. Juga belum bisa diduga-duga faktor penyebabnya.

Kita semua tau bahwa program tambahan makan bergizi ini di lakukan Presiden Prabowo Subianto untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat khususnya anak-anak di sekolah.

Namun karena banyaknya korban yang diduga mengalami keracunan aka dari itu dapur penyedia menu untuk anak sekolah ditutup, hingga menemukan apa penyebabnya.

Sebelumnya Dinkes Garut sudah mengambil sampel makanan untuk diuji laboratorium dan sudah menangani siswa yang mengalami gejala keracunan. Dari 657 orang, 19 di antaranya dirawat dan sudah pulih.

Kejadian itu berawal dari sejumlah siswa mengeluh sakit, seperti pusing, mual, dan muntah-muntah, setelah menyantap makanan yang disajikan di sekolahnya, yakni MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, dan SMP Siti Aisyah, kemudian SDN 2 Mandalasari di Kecamatan Kadungora pada Selasa (16/9).