99 Orang Alami Keracunan , Usai Menyantap Konsumsi di Acara Samenan

Ilustrasi keracunan (Istimewa).

99 Orang Alami Keracunan , Usai Menyantap Konsumsi di Acara Samenan

Prolite – Acara Samenan di SDN Gandasari berakhir petaka, 99 orang mengalami keracunan usai menyantap konsumsi.

Keracunan yang terjadi di SDN Gandasari, Kampung Bojongmareme, Desa Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Sebanyak 99 orang keracunan usai menyantap konsumsi nasi dan goreng ayam tepung yang disediakan dari pihak sekolah.

Awal kejadian petaka tersebut ketika siswa dan para orang tua siswa menghadiri kenaikan kelas atau Samenan pada Senin (24/06).

Jabar Ekspres
Jabar Ekspres

“Awalnya kita gelar acara Samenan pada hari Senin. Para siswa dan orang tua diberi nasi ayam tepung,” kata Kepala SDN Gandasari, Nia Sumiati dikutip detikcom.

Pada hari itu, kata Nia, belum ada orang tua atau siswa yang mengeluhkan keracunan. Keluhan sakit perut, mual dan diare mulai dirasakan pada Selasa, 25 Juni 2024 sekitar pukul WIB dini hari.

“Kan kemarin makan di sekolah jam WIB siang, kemudian diarenya terasa pukul WIB. Sekarang jumlah yang diare dan muntah masih kita data, ” ucapnya.

“Kalau pengakuan ibu yang di sini (sekolah) katanya dari ayam goreng tepung. Tapi kita masih menunggu hasil cek laboratorium,” ucapnya.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB mencatat, 99 orang bergejala keracunan itu menjalani perawatan di beberapa tempat yakni di Puskesmas Sindangkerta sebanyak 79 orang, Klinik dr. Yoga 9 orang, Klinik Sikembar 6 orang, Klinik dr Taufik 3 orang, dan di Bidan Neneng serta Klinik Permata Hayati masing-masing 1 orang.

Plt Kepala Dinkes Bandung Barat, Eriska Hendrayana mengatakan hingga pukul 16:00 WIB, dari 99 orang korban keracunan ini tecatat 14 orang masih dirawat, 68 orang pulang rawat jalan, dan 6 orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin.

“Rincian pasien yang dirawat 14 orang itu ada di Puskesmas Sindangkerta 7 orang, 3 di Puskesmas Sikembar, 3 di Klinik dr Taufik, dan 1 di Klinik Permata Hati. Meraka akan diobservasi selama 6 jam, kalau sudah membaik diperbolehkan pulang,” kata Eriska saat dikonfirmasi.

Untuk 6 orang korban yang harus rujuk ke RSUD Cililin rata-rata berusia 5 tahun kebawah maka dari itu memerlukan perawatan insentif serat membutuhkan alat bantu medis yang lebih lengkap lagi.




20 Siswa di KBB Keracunan, Sampel Minuman Yoghurt Diteliti

Ilustrasi keracunan (Aktual).

20 Siswa di KBB Keracunan, Sampel Minuman Yoghurt Diteliti

KABUPATEN BANDUNG BARAT, Prolite – Keracunan terjadi lagi di wilayah Kabupaten Bandung Barat, setelah sebelumnya puluhan siswa di KBB keracunan jajanan ciminyang dibeli di sekitar sekolah.

Kali ini 20 siswa dari SDN 1 dan 2 Cimerang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat harus dilarikan ke Puskesmas sekitar.

Dua sempel produk minuman yoghurt sudah di bawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk dilakukan pemeriksaan.

“Ada dua sampel yang diambil. Sampel itu berupa produk minuman (yoghurt). Adapun untuk muntahan, pas kami datang sampelnya belum kita koleksi secara utuh,” ungkap tim medis Puskesmas Padalarang, dr Daniel, dikutip dari , Rabu (11/10).

20 Siswa SDN 1 dan 2 Cimerang di KBB keracunan minuman yoghurt (Kompas).
20 Siswa SDN 1 dan 2 Cimerang di KBB keracunan minuman yoghurt (Kompas).

Puluhan siswa diduga mengonsumsi yoghurt yang dibelinya di lingkungan sekolah. Sebelumnya siswa SDN 1 dan 2 Cimerang merasakan pusing, mual dan muntah.

Mereka mendatangi UKS satu persatu dengan keluhan yang hampir sama sekitar pukul WIB sampai WIB.

Dengan sigap petugas langsung memberikan penanganan pertama atas keluahan seluruh siswa di sekolah.

Namun dua siswa di nyatakan bergejala dehidrasi sedangkan 18 siswa lainnya bergejala ringan.

Hasil pemeriksaan Leb untuk mengetahui kebenaran penyebab keracunan puluhan siswa di Padalarang Kabupaten Bandung Barat ini akan keluar dalam waktu 2 hari kedepan.

“Karena ini termasuk kejadian luar biasa (KLB) sehingga biaya pengobatan bakal ditanggung oleh Pemkab Bandung Barat,” kata Daniel Daniel menduga jumlah keracunan minuman yoghurt bisa bertambah.

Kemungkinan bertambahnya korban sangatlah tinggi pasalnya minuman merek ini banyak dijual bebas di sekitar sekolah.

“Kami sudah berkoordinasi dengan sekolah untuk memblasting informasi jika ada lagi yang mengeluhkan dengan gejala serupa, segera hubungi nomor hotline yang kami sediakan. Jika gejalanya lebih berat, silakan datang ke sarana kesehatan terdekat,” tandasnya.




34 Anak di KBB Keracunan , Bakteri Bacillus Careus Jadi Penyebabnya

Ilustrasi bakteri Bacillus Careus yang menyebabkan puluhan siswa di KBB keracunan masal (Halloh Sehat).

34 Anak di KBB Keracunan , Bakteri Bacillus Careus Jadi Penyebabnya

BANDUNG, Prolite – Keracunan masal terungkap bakteri yang ada di dalam jajan cimin yang membuat puluhan siswa di SDN 3 Jati, Kabupaten Bandung Barat.

Keracunan yang terjadi di SDN jati 3 pada kamis (28/9) lalu mengakibatkan 34 siswa harus dilarikan ke beberapa rumah sakit di Kabupaten Bandung Barat.

Bukan hanya itu peristiwa tersebut ternyata merenggut nyawa seorang bocah berinisial RNN (9).

Setelah dilakukan pemeriksaan leb dengan sempel cimin yang mengakibatkan puluhan siswa dilarikan ke rumah sakit.

detik
detik

Kepala Bidang P2P pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Rochady mengungkapkan, bakteri bacillus careus ditemukan terkandung dalam sampel bahan makanan yang diperiksa oleh Labkesda Jabar.

“Untuk hasilnya memang ada beberapa bakteri jamur. Tapi kalau dilihat memang tendensi yang membuat diare itu yang bacillus careus (bakteri),” ungkap Rochady Dikutip dari .

Bakteri bacillus careus yang terdapat dalam bahan cimin itu lah yang membuat reaksi komplikasi terhadap saluran pencernaan manusia.

Bakteri ini diindikasi terdapat pada bahan baku terigu dengan tepung singkong.

“Bakteri itu menyebabkan salah satunya bikin mual dan muntah, diare (jika dikonsumsi) karena dia (bakteri) ngeluarin toksin, dan toksinnya itu yg bisa menyebabkan diare,” papar Rochady.

Namun untuk orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah maka bakteri bacillus careus akan memberikan reaksi lebih terdapat orangnya.

Seperti salah satu anak yang meninggal pasca mengkonsumsi makanan tersebut, diketahui bahwa anak tersebut mengidal talasemia dan rutin berobat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin.

“Kalau pada orang-orang yang punya daya tahan tubuh yang menurun, itu pasti kumannya akan lebih dominan. Tapi kalau daya tahan tubuhnya bagus, dan langsung diberikan anti biotik itu akan lebih bagus,” tegas Rochady.




34 Siswa di KBB Alami Keracunan Massal , Akibat Konsumsi Cimin

Ilustrasi keracunan massal (Aktual).

34 Siswa di KBB Alami Keracunan Massal , Akibat Konsumsi Cimin

Prolite – 34 Siswa SDN Jati 3 Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keracunan massal pada Kamis dini hari.

Kejadian yang mengakibatkan 34 siswa ini terjadi duduga karena jajanan cimin yang di jual di sekitar sekolah.

Jajanan berbahan dasar dari olahan aci ini lah yang menjadi dugaan sementara penyebab terjadinya keracunan masal siswa SDN Jati 3.

Seluruh korban keracunan massal sudah dilarikan ke Puskesmas dan sejumlah rumah sakit di wilayah Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.

Pikiran Rakyat
Pikiran Rakyat

Rata-rata korban mengalami gejala pusing, mual, muntah, diare hingga demam.

Kejadian bermula ketika para siswa yang sedang istirahat dan jajan cimin yang berada di sekitar sekolah sekitar pukul WIB.

Para siswa sudah merasakan gejala-gejala awal sejak Selasa 26 September 2023 hingga puncaknya di Hari kamis.

Kepala Puskesmas Saguling Burhan mengatakan puncak insiden massal itu terjadi pada Kamis (28/9) mulai pukul WIB hingga pagi hari.

“Untuk kasus keracunan massal ini, yang dirawat di puskesmas 15 orang, rawat jalan 13 orang, di RSCK 1 orang, RS Kartini 3 orang, klinik Assyida 1 orang, dan di RS Dustira itu 1 orang. Jadi sampai hari ini ada 34 orang,” ujar Burhan saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9).

Camat Saguling Kemal Adhiyaksa mengatakan peristiwa ini bermula saat para siswa SDN 3 Jati itu mengeluhkan mual, diare, pusing, demam, dan muntah-muntah secara bersamaan. Gejala tersebut dirasakan para siswa usai mengonsumsi jajanan di sekolah.

Setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas dingga rumah sakit di wilayah Cimahi dan KBB kini kondisi para korban sudah berangsur membaik.

Untuk insiden yang mengakibatkan puluhan anak harus dilarikan ke rumah sakit karena keracunan masih menunggu perkembangan untuk melakukan uji laboratorium sampel makanan.

 




Hasil Uji Lab Terungkap : Ada 4 Bakteri Penyebab Keracunan Makanan di Cimahi

Hasil Uji Lab

CIMAHI, Prolite – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Jawa Barat, telah mengungkap hasil uji laboratorium sampel makanan dan air terkait kasus keracunan massal usai kegiatan reses DPRD Kota Cimahi, pekan lalu.

Kepala Dinkes Kota Cimahi, Mulyati, bersama dengan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dr. Dwihadi Isnalini, menyatakan bahwa pihaknya baru menerima hasil pemeriksaan sampel makanan dari insiden keracunan tersebut.

Cr. Pikiran Rakyat

“Pihak kami telah menerima hasil dari laboratorium, dan selanjutnya kami akan menyerahkannya kepada Polres Cimahi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,” ujar Mulyati saat berada di Kantor Dinkes Kota Cimahi pada hari Senin, tanggal 31 Juli 2023.

Menu makanan yang disajikan dalam kasus keracunan massal terdiri dari nasi putih, ayam suwir, telur balado, capcay, perkedel jagung, dan sambel. Sementara itu, menu snack boks terdiri dari tuna panada, burger ayam, dan minuman teh kemasan.

Hasil Uji Lab Menunjukan Terdapat Beberapa Jenis Bakteri Yang Terkandung Di Dalam Sampel Makanan

Cr. shutterstock

Melalui pengujian yang dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat (Jabar), terdapat temuan bakteri Salmonela pada sampel makanan perkedel jagung dan bakteri Staphylococcus aureus pada sampel telur balado.

Sementara itu, pemeriksaan pada sampel air juga menemukan adanya bakteri Coliform. Mulyati menjelaskan bahwa bakteri Coliform yang terdapat pada air tidak bercampur ke dalam makanan karena sampel makanan yang diuji menunjukkan hasil negatif untuk bakteri .

Hasil uji lab pada sampel air baku menunjukkan adanya koloni Escherichia coli (E. coli) di dua titik lokasi vendor penyedia makanan dan snack. Namun, pada pemeriksaan tersebut tidak ditemukan bakteri Salmonella, shigella, atau cholerae.

Meskipun terdapat temuan E. coli sebanyak 1 koloni dan 46 koloni di dua lokasi tersebut, pada pemeriksaan mikrobiologi makanan tidak ditemukan kandungan tersebut kembali. Hal ini menandakan bahwa dalam proses pemasakan, kadar bakteri tersebut tidak masuk ke dalam makanan.

Selain itu, hasil pemeriksaan kimia kesehatan lingkungan juga mengungkapkan adanya nitrit pada sampel makanan capcai. Namun, hasil pemeriksaan terhadap sampel makanan lainnya seperti nasi putih, sambal, ayam isian burger, ayam suwir, ikan tuna isian panada, serta selada bokor menunjukkan hasil negatif.

Mulyati menjelaskan bahwa. “Pada menu nasi putih, telur balado, ayam suwir, dan sambel kandungan kimiawinya negatif. Pada pemeriksaan sampel toksikologi ditemukan pada menu perkedel jagung dan capcay. Secara besaran angka, jumlah tersebut tidak signifikan dan masih di ambang batas wajar,”

Bakteri Salmonela Diduga Menjadi Penyebab Utama Keracunan Makanan

Cr. halodoc

Ia juga menyatakan bahwa kemungkinan besar penyebab keracunan yang terjadi adalah bakteri Salmonela, mengingat temuan bakteri tersebut pada sampel makanan perkedel jagung.

Sementara itu, Dwihadi Isnalini, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Cimahi, menjelaskan bahwa bakteri Salmonela merupakan salah satu pemicu dari permasalahan diare dan infeksi pada saluran usus manusia, yang juga dapat menyebabkan gejala keracunan makanan.

“Salmonela ini juga dapat menyebabkan penyakit tifus. Jadi, gejalanya mirip dengan yang tergambarkan pada pasien (keracunan makanan), seperti mual, muntah, diare, nyeri perut, dan adanya demam,” kata Dwihadi.

Meskipun begitu, pihak Dinkes menyatakan bahwa mereka tidak berwenang untuk menyimpulkan hasil uji laboratorium sebagai penyebab keracunan yang dialami oleh warga Padasuka dan sekitarnya.

Mulyati menegaskan bahwa perannya adalah untuk menyajikan data dan temuan dari hasil uji lab kepada pihak berwenang, dalam hal ini adalah Polres Cimahi, untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

“Saya tidak dalam kapasitas menyimpulkan penyebab keracunan. Hasil uji lab ini kami serahkan ke Polres Cimahi untuk kepentingan penyelidikan,” katanya.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pihak Dinkes bertindak sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab mereka sebagai instansi kesehatan yang melakukan uji laboratorium.

Tanggung jawab untuk menyimpulkan dan mengungkap penyebab keracunan berada di bawah wewenang penyelidikan yang dilakukan oleh Polres Cimahi.




Cimahi Darurat Keracunan! 263 Warga Dilarikan Ke Rumah Sakit Usai Hadiri Reses Anggota Dewan

Keracunan

CIMAHI, Prolite – Sekitar 150 warga di Kota Cimahi, Jawa Barat, mengalami keracunan setelah mengikuti acara reses anggota DPRD Fraksi PPP Kota Cimahi di Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, pada Minggu (24/7/2023).

Diduga, keracunan terjadi akibat nasi kotak yang diberikan selama acara tersebut. Hal ini menyebabkan ratusan warga Cimahi mengalami keracunan dan menimbulkan kehebohan di masyarakat serta rumah sakit.

Pasalnya, mobil ambulans berdatangan secara bergantian untuk mengangkut korban keracunan nasi kotak tersebut ke RSUD Cibabat, RS Dustira, RS Mitra Kasih, dan beberapa rumah sakit lainnya di daerah tersebut.

Awal Mula Kejadian

portalbandungtimur

Lurah Padasuka, Wachyana Meiliansyah, telah menyatakan bahwa puluhan warga yang mengalami keracunan diduga disebabkan oleh mengonsumsi makanan berupa nasi kotak yang dibagikan selama acara reses salah seorang anggota DPRD Kota Cimahi.

Menurut penuturannya, acara reses tersebut dilaksanakan pada Sabtu sebelumnya di RW 08, dan korban mulai merasakan gejala pada Minggu pagi. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Puskesmas, data sementara menunjukkan ada 91 orang yang menjadi korban keracunan.

Ia juga menyampaikan bahwa semua korban keracunan tersebut rata-rata mengalami gejala yang sama, seperti mual, diare, dan muntah. Oleh karena itu, para korban perlu segera mendapatkan penanganan medis di rumah sakit dan puskesmas guna mengatasi dampak dari keracunan yang mereka alami.

Wachyana juga menjelaskan bahwa “Semua korban sudah ditangani tim medis di rumah sakit dan puskesmas. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, termasuk dengan anggota dewannya,” Minggu (23/7/2023).

Tanggapan PJ Wali Kota Cimahi Terkait Kasus Keracunan Tersebut

PJ Walikota Cimahi H Dikdik Suratno Nugrahawan saat besuk warga Cimahi yang keracunan

Pj Wali Kota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan, telah menyampaikan bahwa data sementara menunjukkan jumlah korban yang mengalami keracunan melebihi 150 orang. Akan tetapi, angka ini terus berubah karena ada korban yang masuk dan keluar dari rumah sakit.

“Korban terbagi di semua rumah sakit, kita utamakan penanganannya, besok kita pantau perkembangannya,” ujarnya saat menjenguk korban keracunan di RSUD Cibabat, Kota Cimahi, Minggu (23/7/2023) malam.

Pihaknya memastikan bahwa semua korban keracunan yang dibawa ke berbagai rumah sakit telah mendapatkan penanganan medis, dan mayoritas dari mereka telah menunjukkan tanda pemulihan.

Namun, mereka masih membutuhkan perawatan lanjutan untuk memastikan kondisi mereka benar-benar pulih. “Intinya untuk pasien yang masuk ke rumah sakit, sudah tertangani semua dan kondisinya semua relatif mulai membaik,” kata Dikdik.

Data sementara dari Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Mitra Kasih, Dewi, mencatat bahwa ada 80 korban yang ditangani di rumah sakit, dengan rincian 50 dirawat inap dan 30 lainnya menjalani rawat jalan.

Dewi juga menyebutkan bahwa beberapa pasien telah dirujuk ke rumah sakit lain karena kapasitas RS Mitra Kasih sudah penuh. Secara umum, kondisi para korban rata-rata mengalami dehidrasi sedang tanpa ada yang dalam kondisi berat.

Dalam penanganan korban, prioritas diberikan kepada orangtua dan anak kecil karena mereka lebih rentan terhadap dehidrasi. Sementara untuk yang tidak mengalami muntah berlebihan, mereka biasanya hanya diberikan suntikan dan dapat berobat secara rawat jalan.

Jumlah Korban Terus Bertambah

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Jawa Barat, telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) terkait kasus keracunan yang terjadi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini, menyatakan bahwa “Ini KLB karena kasusnya lebih dari satu, bahkan ratusan dan ada yang dirawat,” Senin (24/7/2023).

Dwihadi melaporkan bahwa sekitar 350 orang hadir dalam kegiatan reses anggota DPRD Kota Cimahi tersebut. Namun, hingga saat ini, tercatat sebanyak 263 orang telah mengeluhkan permasalahan kesehatan, seperti mual, muntah, diare, dan perut melilit.

“Ada yang sudah pulang, banyak. Jadi, ini di Rumah Sakit Cibabat 23 orang, Rumah Sakit Mitra 41 orang, Dustira 66 orang,” kata Dwihadi.

Dwihadi juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi oleh warga yang mengalami keracunan untuk diuji di laboratorium.

Makanan tersebut disediakan oleh pihak katering, dan Dinkes Kota Cimahi tengah menyelidiki penyebab dari gejala keracunan yang dialami warga.

Pihaknya sedang mencari tahu apakah hal ini terkait dengan mikrobakteri atau adanya zat kimia tertentu yang mungkin tercampur dalam makanan tersebut, baik dalam nasi kotak maupun snack yang disajikan.

Untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut dan mencari sumber masalahnya, sampel makanan telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat.

Dalam rangka menghadapi situasi ini, masyarakat yang mengalami keluhan atau gejala-gejala keracunan diimbau untuk segera melaporkannya ke puskesmas terdekat guna dilakukan pemeriksaan medis lebih lanjut.




Update Terbaru, Jumlah Korban Keracunan Pabrik Garmen 43 Orang

Keracunan

BANDUNG, Prolite – Jumat (21/7/2023), 43 karyawan pabrik garmen di Kota Bandung dilarikan ke Rumah Sakit Pindad karena diduga mengalami keracunan.

Kejadian ini terjadi setelah mereka menyantap makan siang yang disediakan oleh pihak pabrik.

Usai menyantap makanan dari katering tersebut, puluhan karyawan, yang awalnya hanya 25 orang, mengalami keluhan mual dan pusing lalu akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit.

Kini jumlah mereka bertambah menjadi 43 karyawan.

Untuk mengungkap penyebab kasus keracunan massal ini, pihak kepolisian turun tangan untuk menyelidiki kejadian tersebut.

“Ada 43 orang, memang tadi sekitar jam WIB saya baru dapat kabar sekitar 32 orang keracunan, sekarang ada 43 orang,” kata Kapolsek Batununggal, Iptu Sonny Rinaldi di Pabrik Garmen, Jalan Ibrahim Adjie, Kota Bandung Jumat (21/7/2023) malam.

Sony menyatakan bahwa gejala keracunan muncul pada waktu yang berbeda-beda bagi para korban. “Kerasanya beda-beda, ada yang merasakannya pada jam 2, setengah 3, jam 4, dan tadi terakhir pada jam 5,” ucap Sony.

Pengecekan Sampel Makanan

Foto: Wisma Putra/detikJabar

Setelah menerima laporan keracunan massal di pabrik Iptu Sonny, dan anggota Inafis Satreskrim Polrestabes Bandung segera mendatangi lokasi untuk melakukan peninjauan, dan mengumpulkan barang bukti, termasuk makanan katering yang disajikan kepada karyawan pada saat makan siang.

Saat pemeriksaan, tempat makanan masih terlihat rapi di atas meja, beberapa di antaranya bahkan masih berisi sisa makanan. Makanan sisa yang terlihat terdiri dari nasi, sayur tauge, dan tempe, namun tidak tercium bau tak sedap dari makanan tersebut. Diketahui, makanan katering tersebut disediakan oleh pihak perusahaan bekerjasama dengan pihak ketiga.

Iptu Sonny Rinaldi menyatakan bahwa mereka telah mengamankan sampel makanan yang diberikan kepada karyawan. Sampel tersebut akan diperiksa oleh polisi untuk mengetahui apakah ada hal yang mencurigakan atau berbahaya pada makanan tersebut. “Kita amankan sampelnya,” ujarnya.

Kondisi Terkini Penyelidikan dan Korban Keracunan Makanan

Foto: Dok. Istimewa

Selain mengamankan sampel makanan untuk pemeriksaan lebih lanjut, Iptu Sonny Rinaldi mengungkapkan bahwa pihak kepolisian juga akan memanggil manajemen perusahaan untuk dimintai keterangan terkait peristiwa keracunan massal ini.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyebab insiden tersebut dan langkah-langkah pencegahan yang akan diambil.

“Nanti kita panggil dari pihak manajemen perusahaannya,” ucapnya. Namun, hingga saat ini, pihak perusahaan belum memberikan keterangan resmi mengenai peristiwa tersebut.

Sementara itu, dari total 43 karyawan yang menjadi korban keracunan, kondisi empat orang di antaranya sudah membaik dan diperbolehkan pulang. Namun, sebagian korban lainnya masih berada di rumah sakit karena masih mengalami gejala mual dan pusing.

“Mudah-mudahan tidak bertambah lagi. tadi saya lihat pasien tidak ada yang dirawat inap, pulang ke rumah,” tambahnya.