Kenaikan Harga BBM Mulai Awal Bulan Oktober 2023

Kenaikan harga BBM mulai Oktober 2023 (detik).

Kenaikan Harga BBM Mulai Awal Bulan Oktober 2023

Prolite – Beberapa jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami kenaikan harga dan itu sudah berlaku sejak 1 Oktober 2023.

Pengumuman kenaikan tersebut oleh PT Pertamina (Persero) untuk penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

“PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/ sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,” tulis Pertamina melalui laman resminya, Sabtu (30/9).

Untuk jenis yang bahan bakar minyak yang mengalami kenaikan yakni Pertamax, Pertamina Dex, Dexlite hingga Pertamax Turbo.

Per tanggal 1 Oktober untuk harga Pertamax resmi naik Rp 550 per liter, dari harga sebelumnya Rp per liter kini menjadi Rp per liter.

Harga Pertamax Turbo naik sebesar Rp 700 per liter dari harga sebelumnya Rp per liter kini menjadi Rp per liternya.

Harga Pertamax Green 95 juga naik per liter, dari sebelumnya dijual per liter, kini menjadi per liter.

Sementara itu, kenaikan tertinggi tercatat dialami Pertamina Dex yang sebelumnya dijual per liter, kini menjadi per liter atau naik per liter.

Kemudian harga Dexlite juga mengalami kenaikan Rp850 per liter menjadi per liter, dari sebelumnya per liter.

Namun ada satu jenis BBM yang tidak mengalami kenaikan harga mulai Oktober 2023 yakni Pertalite dengan harga Rp per liter dan Bio Solar Rp per liter.

Kenaikan harga ini juga di rasakan di beberapa wilayah seluruh Indonesia.




Harga Daging Ayam dan Cabai Merah di Bandung Masih Tinggi Pasca Idul Adha

BANDUNG, Prolite – Seminggu lebih pasca Hari Raya Idul Adha, harga daging ayam dan cabai di Kota Bandung masih tinggi.

Lebaran telah usai, dan suasana kembali normal setelah momen yang penuh makna tersebut. Namun, ada satu hal yang masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Bandung, yakni harga daging ayam dan cabai yang tak kunjung menurun pasca Idul Adha.

Peningkatan jumlah daging ayam di pasaran seharusnya mempengaruhi harganya, dengan adanya kecenderungan penurunan pasca perayaan kurban. Namun, apa yang terjadi di pasar Bandung justru sebaliknya.

Daging Ayam

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian atau Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah menyebutkan harga daging ayam di pasar tradisional bisa mencapai Rp – Rp per kilogramnya. Sedangkan, harga cabai rawit bisa mencapai Rp – Rp per kg, bahkan untuk cabai tanjung bisa mencapai harga Rp – Rp per kilogramnya.

Sementara daging yang dijual di toko ritel harganya malah lebih rendah dibandingkan di pasar tradisional. “Hari Minggu kemarin saya memantau ke salah satu toko ritel. Harga daging ayam dibandrol seharga Rp . Itu beratnya 0,8 kg atau 0,9 kg, kalau per kilogramnya jatuh di harga Rp ,” ujar Elly, Selasa (4/7/2023).

Mengapa Harga Daging Ayam dan Cabai Masih Belum Turun Sampai Saat ini?

Beberapa faktor menjadi penyebab hal ini terjadi pasca Idul Adha di Bandung.

Pertama, menurut Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa, harga pakan ayam yang naik dan juga permintaan akan keduanya yang meningkat menjadi faktor utama penyebab lonjakan harga tersebut.

Faktor lainnya, Meiwan juga menjelaskan terkait perbedaan harga diantara pasar tradisional dengan toko ritel. Rantai pasok di mana toko ritel mendapatkan ayam yang sudah dipotong, langsung dari distributor dan tinggal dijual, sedangkan di pasar tradisional alurnya lebih panjang.

Selain itu, di pasar tradisional rata-rata menjual daging ayam per kilogram, sementara di toko ritel tidak per kilogram. “Biasanya (di toko ritel) kurang dari satu kilogram, seperti 0,8 kilogram atau 0,9 kilogram beratnya,” jelas Meiwan.

Akan tetapi sebaliknya dengan cabai. Meiwan menjelaskan bahwa cabai yang dijual di toko ritel lebih mahal karena kualitasnya sudah dipilih secara higenis dan dikemas dengan baik. Sedangkan di pasar tradisional cabai dibiarkan tanpa ada pemilihan seperti di ritel.

Untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan mengembalikan kestabilan harga daging ayam juga cabai, Meiwan menuturkan bahwa “Ketersediaannya dulu yang kita pastikan aman, sambil kita memantau pergerakan harganya. Kita juga terus berkoordinasi dengan pihak distributor ayam dan cabai, serta daerah penghasil. Kenaikan daging ayam dan cabai bukan hanya di Kota Bandung, tapi rata hampir di semua daerah”.

Kepedulian dan kerjasama dari semua pihak diharapkan mampu membantu mengatasi masalah ini. Dengan begitu, masyarakat Bandung dapat kembali menikmati hidangan lezat dari daging ayam dan cabai merah tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

Semoga saja, dalam waktu dekat, harga daging ayam dan cabai merah dapat kembali normal dan terjangkau bagi semua kalangan. Mari kita sama-sama berharap yang terbaik untuk kebaikan bersama!




Harga Bahan Pokok Jelang Ramadan, Naik

Bahan Pokok

BANDUNG, Prolite – Menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri terdapat beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan. Beberapa bahan pokok di pasar tradisional Kota Bandung mengalami kenaikan harga.

Pedagang berpendapat semua harga bahan pokok akan mengalami kenaikan menjelang hari raya keagamaan, seperti sekarang menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

Kenaikan harga pangan mulai dari telur ayam yang sebelumnya menjual dengan harga Rp sekarang naik menjadi Rp

Beras medium juga mengalami kenaikan satu pecan lalu dengan harga Rp. kini merangkak naik menjadi Rp.

Baca Juga : Jelang Bulan Suci, Komoditas Pangan Aman

Kenaikan harga pokok di tingkat konsumen mengikuti harga pemasok yang juga mengalami kenaikan. Kendati telah memasuki masa panen beras, kenaikan harga masih terjadi karena mendekati Ramadan.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan, Pengawasan, Kemetrologian pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Meiwan Kartiwa membenarkan harga sejumlah kebutuhan pokok mulai naik. Meski terjadi kenaikan, pihaknya berpandangan, harga sejumlah kebutuhan pokok masih terbilang stabil.

Baca Juga : BSM+, Hadirkan Data Terintegrasi Bandung Smart City

Kenaikan terjadi bukan hanya telur dan beras tapi bahan pokok dan pangan juga terjadi pada harga cabai, bawang hingga daging.

Meiwan menyampaikan, pihaknya rutin memantau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional maupun ritel, serta ketersediaan stok di distributor.

Disdagin bertujuan membantu masyarakat beroleh kebutuhan pokok dengan harga murah, maka dari itu pihaknya mengadakan pasar murah pada 30 kecamatan. Waktu pelaksanaannya terbagi dua sesi, menjelang Ramadan, dan yang beberapa hari sebelum Idulfitri. (*/ino)




Bansos untuk Ramadan dan Lebaran 2023

Ilustrasi Bansos

JAKARTA, Prolite – Pemerintah memberikan bantuan sosial (bansos) berupa beras, telor dan daging selama 3 bulan dimulai bulan Maret, April dan Mei 2023.

Pemerintah mengeluarkan jurus untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan selama bulan Ramadan dan Lebaran 2023. Dimana seperti sudah tradisi yang terjadi di negara kita, jika mendekati hari raya semua harga bahan pokok akan mengalami kenaikkan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengungkapkan, pemerintah akan memberikan bantuan sosial (bansos) untuk membantu masyarakat mengantisipasi kenaikan harga pangan dan bahan pokok.

“Pemerintah telah memutuskan bahwa Pemerintah akan memberikan bantuan beras selama 3 bulan. Demikian pula untuk bantuan telur dan ayam ini sedang diatur regulasinya,” kata Airlangga dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Tahun 2023, Minggu (5/3).

Saat ini regulasi sedang disusun oleh pemerintah termasuk kelompok masyarakat mana saja yang akan mendapatkan bansos.

Rencananya bansos akan diberikan kepada masyarakat yang mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai.

Selain itu pemerintah juga mengantisipasi inflasi dengan memantau harga kebutuhan pokok lainnya, seperti beras, cabai, minyak goreng, bawang dan lain-lain.

Bukan hanya bahan pokok yang mangalami kenaikan pada musim Ramadan dan Lebaran 2023 ini, namun kenaikan harga transportasi untuk mudik juga mengalami kenaikan.

Maka dari itu pemerintah mempunyai PR untuk mengantisipasi kelonjakan harga tiket mudik Lebaran dengan mencari langkah antisipasi kelonjakan tersebut. (*/ino)