ARTOTEL WANDERLUST SAMBUT KEMERIAHAN HARI KEMERDEKAAN INDONESIA DENGAN MELUNCURKAN KAMPANYE “WAKTU INDONESIA SEMARAK”

ARTOTEL WANDERLUST SAMBUT HARI KEMERDEKAAN INDONESIA DENGAN MELUNCURKAN WAKTU INDONESIA SEMARAK (dok).

ARTOTEL WANDERLUST SAMBUT KEMERIAHAN HARI KEMERDEKAAN INDONESIA DENGAN MELUNCURKAN KAMPANYE “WAKTU INDONESIA SEMARAK”

BANDUNG, Prolite — Dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Indonesia, di bulan Agustus Artotel Group melalui program loyalitas Artotel Wanderlust menghadirkan kampanye program “Waktu Indonesia Semarak” yang mengajak para tamu hotel untuk bisa merasakan kemeriahan kemerdekaan Indonesia di setiap destinasi hotel dengan brand ARTOTEL, DAFAM, MAXONE, dan ROOMS INC.

Kampanye “Waktu Indonesia Semarak” ini menghadirkan pengalaman lengkap dan seru untuk para tamu mulai dari menginap, bersantap, berbelanja, hingga mengikuti kegiatan khas perayaan kemerdekaan Indonesia di hotel. Tentunya, setiap kegiatan  disesuaikan kembali dengan kebudayaan dari masing masing destinasi dimana  hotel tersebut berada agar tamu bisa merasakan kearifan budaya lokal dari kegiatan yang diselenggarakan dari masing-masing hotel.

dok de Braga
dok de Braga

Melalui kampanye ini, member Artotel Wanderlust dapat menikmati berbagai keuntungan eksklusif dan menarik, antara lain:

  • Semarak Tamasya, merupakan penawaran menginap dengan diskon 20% ditambah dengan tambahan keuntungan double points yang berlaku di sepanjang bulan Agustus.
  • Semarak Santap, merupakan program F&B yang terinspirasi dari menu makanan dan minuman kesukaan dari bapak proklamator Indonesia yang juga sebagai presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
  • Semarak Acara, merupakan kegiatan acara seru dan menarik khas Kemerdekaan Indonesia, mulai dari musik, olahraga, lomba permainan tradisional, dan lain-lain yang dapat diikuti para tamu hotel.
  • Semarak Belanja, merupakan program merchandise Artotel Goods yang berkolaborasi dengan seniman Indonesia, Emte untuk menghadirkan ragam wearable arts bertema Gaya Nusantara, seperti kaos, notes book, dll.

dok de Braga
dok de Braga

Khusus untuk de Braga by ARTOTEL, yang berada di kawasan ikonik Braga dengan suasana heritage, pengalaman bersantap menjadi semakin istimewa. Bayangkan duduk di tepi Jalan Braga yang legendaris, ditemani lampu-lampu hangat dan semilir angin sore, sambil menikmati Rawon Surabaya dengan kuah hitam pekat yang kaya rempah, serta Sayur Lodeh beraroma gurih santan yang mengundang selera. Setiap suapan bukan sekadar rasa, tapi perjalanan waktu menuju kenangan kuliner kesukaan Bung Karno, yang kini dihidangkan dengan sentuhan khas de Braga.

Program ini semakin semarak dengan berbagai acara yang akan digelar, mulai dari lomba pacu jalur unik menggunakan tube dan centong nasi — dijamin tawa tak akan berhenti, hingga sharing session water color drawing bersama Elfan, salah satu seniman kolaborator yang konsisten berkarya dengan medium cat air. Para tamu bisa bebas bertanya, belajar teknik menggambar cat air langsung dari ahlinya, dan semuanya tanpa biaya.

Puncak perayaan akan diadakan bersamaan dengan selebrasi ulang tahun de Braga by ARTOTEL yang ke-7 pada tanggal 18 Agustus 2025. Malam itu akan dimeriahkan dengan bar take over oleh salah satu bartender ternama Bandung, penampilan musisi lokal, serta mystery guest star yang siap menghidupkan suasana. Tamu yang menginap mendapatkan akses untuk bergabung dalam momen spesial ini.

Reza Farhan, General Manager de Braga by ARTOTEL berkomentar “bagi kami, momen kemerdekaan bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga kebersamaan dan rasa bangga terhadap warisan budaya. Melalui rangkaian acara ini, kami ingin mengajak tamu merasakan esensi Bandung yang sesungguhnya — hangat, kreatif, dan penuh cerita.”

Yulia Maria, Director of Marketing Communications Artotel Group memberikan keterangan, “melalui program Waktu Indonesia Semarak, kami ingin mengajak para tamu untuk turut merayakan hari Kemerdekaan Indonesia dengan meriah di jaringan hotel Artotel Group. Dengan Waktu Indonesia Semarak, Kami ingin memberikan 360° experience kepada para tamu kami sejalan dengan pilar bisnis Artotel Group, yaitu Stay, Dine, Play, and Shop. Selain ingin memberikan  pengalaman menginap lebih berkesan rangkaian acara Waktu Indonesia Semarak ini menjadi bukti bahwa Artotel Group akan terus berkontribusi untuk mengangkat kultur dan budaya Indonesia di setiap jaringan hotelnya.”

Mari rayakan semarak kemerdekaan dan kebersamaan dalam satu rangkaian acara yang penuh rasa, tawa, dan cerita — hanya di de Braga by ARTOTEL. Untuk informasi dan reservasi lebih lanjut, silakan hubungi:
📍 de Braga by ARTOTEL, Jl. Braga No. 10, Bandung
📞 Reservasi – 0813 2143 5943




Awal Mula Bendera Merah Putih, Perjuangan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945

bendera merah putih ok

Ibu Fatmawati Adalah Wanita yang Menjahit Bendera Merah Putih Untuk Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945

Prolite – Tahukah kamu awal mula bendera merah putih menjadi bendera kebangsaan kita?

Bendera Merah Putih sebenarnya sudah digunakan di Indonesia kita sebelum kemerdekaan Indonesia.

Bermula dari kerajaan-kerajaan di masa penjajahan yang menggunakan bendera atau panji-panji berwarna merah dan putih.

Kerajaan yang menggunakannya salah satunya adalah Kerajaan Majapahit. Selain itu ada juga Kerajaan Kediri yang menggunakan panji berwarna merah putih.

Pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Bendera Merah Putih pertama kali dikibarkan sebagai bendera kebangsaan.

Bendera yang dijahit oleh Ibu Fatmawati itu dikenal dan disebut dengan Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih.

Fatmawati merupakan istri dari Ir. Soekarno Sang Proklamator.

Beliau menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Puti dengan penuh perjuangan untuk dapat dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Warna Merah Putih sendiri digunakan karena mengandung nilai perjuangan yang tinggi.

Patriotisme dan nasionalisme pada warna merah dan kesucian pada warna putih.

Ada beberapa tokoh yang memiliki andil dalam penentuan warna bendera saat kemerdekaan Indonesia.

Prof. DR. Soepomo, PA Soerjadiningrat dan Mas Mansyur memiliki andil besar menentukan bendera kebangsaan ini. Merah berani putih suci.

Jauh sebelum kemerdekaan RI tahun 1945, bendera merah putih sudah sering dipakai dalam peperangan perjuangan melawan penjajah Belanda.

Saat perang Jawa pada tahun 1825, saat itu Pangeran Diponegoro berjuang melawan penjajah Belanda menggunakan bendera berwarna merah putih yang dikenal dengan nama Woromporang.

Sang Saka Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati saat ini masih tersimpan rapi di Istana Negara.

Bendera Pusaka tersebut sudah tidak dapat dikibarkan lagi karena kondisinya yang sudah rapuh dan digantikan dengan bendera pusaka duplikat.

Sang Saka Merah Putih terakhir kali dikibarkan pada era kepemimpinan Presiden Soeharto saat peringatan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1968.

Saat ini yang dikibarkan saat perayaan kemerdekaan Indonesia merupakan bendera duplikat.

Pengibaran bendera merah putih.
Ilustrasi pengibaran bendera merah putih.