Memalukan Aksi Bullying Terjadi di Binus School Serpong , Anak Vincent Rompies Terlibat

Ilustrasi Bullying (katadata).

Memalukan Aksi Bullying Terjadi di Binus School Serpong , Anak Vincent Rompies Terlibat

Prolite – Kasus perundungan (bullying) kembali terjadi di kalangan anak sekolah, namun kasus kali ini menyeret nama sekolah Internasional yang ada di kawasan Jelupang, Serpong Utara, Tanggerang Selatan.

Kasus bullying seperti ini memang sering terjdi tak tanggung tanggung korban bahkan ada yang hingga merenggut nyawa.

Kali ini kasus bullying kembali terjadi di kalangan pelajar diketahui korban yang merupakan siswa di Binus School Serpong hingga harus dirawat di rumah sakit.

Lokasi perundungan yang dilakukan oleh beberapa siswa Binus School Serpong terjadi di warung yang berada di sebrang Binus School Serpong.

Posisi warung yang berada di bawah dan harus masuk ke jalan kecing memang sangat jarang sekali terlihat oleh orang yang lalu lalang.

Aksi bullying melibatkan anak Vincent Rompies (Twitter bospurwa).
Aksi bullying melibatkan anak Vincent Rompies (Twitter bospurwa).

Kasus ini mencuat setelah akun media sosial X yang bernama @BosPurwa membagikan kisah perundungan oleh sekelompok siswa yang dinamai sebagai ‘Geng Tai’.

Dalam unggahan tersebut menuliskan bahwa aksi tak terpunji tersebut diduga melibatkan nama artis Vincent Rompies yang bernama Farrel Legolas Rompies.

Aksi keji ini memang sering dilakukan seniornya dalam Geng Tai kepada Juniornya.

Menurut kesaksian korban mendapatkan kekerasan fisik seperti di cekik , diikat ditiang, bahkan hingga di pukul dengan menggunakan kayu.

Bukan hanya itu korban juga sering sering diperintah untuk membelikan sesuatu oleh seniornya hingga di sundut rokok.

Kejadian tersebut sangat-sangat tidak terpunyi di tambah para pelaku ternyata masih berstatus pelajar.

Insiden kekerasan ini sudah ditangani oleh pihak Polres Tanggerang Selatan.

Binus Internasional School Serpong mengkonfirmasi adanya anak seleb inisial VR terlibat kasus perundungan ‘Geng Tai’.

Hal ini diakui oleh Corporate Marketing Communications General Manager Binus Group Haris Suhendar saat di konfirmasi awak media dikutip Tribunnews.

“iya (keterlibatan anak VR),” kata Haris.

Saat ini kata dia, pihak sekolah tengah dalam upaya memanggil siswa yang diduga terlibat dalam kasus ini termaksud anak dari seleb VR.

Meski tak menjabarkan secara rinci soal keterlibatan anak seleb itu dalam kasus perundungan ‘Geng Tai’, namun ia mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus ini.

Ia pun memastikan bahwa pihak sekolah, akan sepenuhnya memberi dukungan pada korban.

Tersangka yang terlibat bukan hanya anak dari VR diketahui ada beberapa anak pesohor lainnya yang juga ikut terlibat dalam kasus ini.




Leon Dozan Lakukan Kekerasan Kepada Sang Pacar Hingga Hina Polisi

Leon Dozan lakukan kekerasan ke sang pacar hingga menghina polisi (Istimewa RSP).

Leon Dozan Lakukan Kekerasan Kepada Sang Pacar Hingga Hina Polisi

Prolite – Leon Dozan putra dari aktor lawas terkenal bernama Willy Dosan menjadi trendik topik di media sosial Instagram setelah video dirinya menganiaya kekasihnya tersebar.

Viral video penganiayaan yang dilakukan Leon Dozan kepad sang kekasih baru-baru ini tersebar di media sosial.

Video yang di unggah @lambe_turah terlihat Leon melakukan kekerasan terhadap sang pacar, aksinya bukan hanya itu saja.

Dalam unggahan video tersebut Leon juga memberikan kalimat ancaman kepada sang kekasih bahw tidak takut dilaporkan kepolisi bahkan ia juga menghina aparat kepolian.

Melalui video yang direkam langsung oleh Rinoa, Leon terlihat beberapa kali melontakan kalimat makian dan ketidak takutannya terhadap ancaman hukum.

Sembari mengunci leher Rinoa dengan lengannya, Leon terlihat tersenyum beberapa kali namun beberapa detik kemudian ekspresinya berubah menjadi marah.

Twitter Pai_C1
Twitter Pai_C1

“Oo mau dilaporin? ke polisi? biar aku dipenjara? Gapapa aku ga takut, polisi Anj***, polisi ng*****!,” ujar Leon melalui video tersebut.

Video ini segera viral di berbagai media sosial dan mengundang banyak sekali respon dari warganet.

Aksi kekerasan Leon kepada Rinoa ini sontak membuat para netizen terkejut karena kedua pasangan ini kerap membagikan aktivitas romantis mereka di media sosial. Leon juga kerap dikenal sebagai sosok pacar yang baik bagi Rinoa.

Bukan hanya itu tindakan Leon sudah di batas posesif karena bukan hanya tindakan kasar yang diberikan kepada Rinoa namun ia juga berusaha memaksa masuk ke kamar mandi wanita.

Dalam sebuah foto yang melihatkan Leon Dozan memanjat dinding WC wanita demi untuk melihat aktifitas pacarnya di dalam kamar mandi.

Foto yang sedang memanjat dinding toilet sontak mengundang beribu amarah dari para netizen yang melihatnya.

Keadaan seperti ini sudah di mana kondisi pacaran yang tidak sehat lagi.




Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak, Pemkot Bandung Resmikan ‘Senandung Perdana’

kekerasan perempuan dan anak

Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak, Pemkot Bandung Resmikan ‘Senandung Perdana’

BANDUNG, Prolite – Angka kekerasan perempuan dan anak di Kota Bandung masih cenderung tinggi. Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, pada tahun 2022 terdapat 450 kasus yang masuk ke laporan UPTD PPA.

Oleh karena itu, sebagai upaya menurunkan angka kasus kekerasan perempuan dan anak, DP3A Kota Bandung meluncurkan fasilitas berupa Sekolah dan Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak (Senandung Perdana) di Pendopo Kota Bandung, Senin 23 Oktober 2023.

“Empat jenis kekerasan perempuan dan anak yang tertinggi adalah kekerasan psikis, keduanya fisik, lalu seksual, dan yang keempatnya adalah penelantaran,” ujar Kepala DP3A Kota Bandung, Uum Sumiati.

Ia menerangkan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak bisa dilakukan dengan meningkatkan kewirausahaan, kemudian menurunkan tingkat kekerasan perempuan dan anak, menekan angka pekerja anak, mencegah perkawinan anak, serta meningkatkan peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan anak.

‘Kemudian dari unsur pendidikan, kami mengutamakan juga nanti para guru BK, para kepala sekolah, dan juga pengurus OSIS dari sekolah untuk penguatan sosialisasi dan edukasi pencegahan kekerasan ini dilakukan secara sistematis,” ungkapnya.

Pihaknya telah menyusun modul bersama dengan Poltekkes Bandung. Ada 8 modul utama yang akan disampaikan yakni pembangunan kualitas keluarga, pengasuhan berbasis hak anak, cegas kekerasan berbasis gender, pencegahan perkawinan usia anak, psiko sosial dan eksploitasi seksual, psiko sosial anak, sanksi hukum, dan keterampilan konseling.

“Di samping juga ada model tematik nanti berkaitan dengan literasi keuangan dan kewirausahaan. Dengan harapan jangka panjang, sekolah perlindungan ini akan menekan kasus kekerasan yang terjadi di Kota Bandung, bahkan diharapkan bisa tidak terjadi sehingga bisa terwujudnya kota layak anak dan menuju kota yang ramah perempuan,” harap Uum.

Merespon hal itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, DP3A sebagai leading sektor harus mampu menginventarisasi kasus tak hanya di hilir, tapi juga di hulu.

“Dalam menangani persoalan ini jangan tiba-tiba yang jadi orientasi kita itu di hilir. Tetapi saya berpendapat itu idealnya kita inventarisasi persoalan itu di hulu,” ucap Ema.

“Kita harus tahu apa sebetulnya yang menjadi persoalan utama dari yang tadi diungkapkan. Apakah faktor ekonomi, di luar ekonomi, atau faktor-faktor lain,” lanjutnya.

Sebab menurutnya, persoalan kekerasan yang terjadi bukan hanya ditangani DP3A, tapi beririsan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lain, seperti kesehatan, pendidikan, kependudukan, tenaga kerja, dan dengan aspek lain. Sehingga penanganan masalah yang saat ini sedang diselesaikan merupakan hal yang komprehensif.

“Nanti pun bila perlu dan kalau kita mampu persoalan ini diurutkan berdasarkan wilayah administrasi, bisa berbasis kecamatan atau kelurahan. Sehingga nanti di kecamatan mana yang paling dominan banyak persoalan-persoalan yang harus dipecahkan ini sesuai dengan kultur masyarakat di daerah tersebut,” imbuhnya.

Ema berharap, dengan hadirnya Senandung Perdana bisa mengeliminasi kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Kota Bandung, mulai dari sekolah hingga lingkungan profesi.

“Ini menjadi atensi juga jika hal-hal semacam ini idealnya nanti tersampaikan juga di dunia pendidikan, supaya anak-anak itu mendapatkan penguatan dari aspek sistem moral. Harus seimbang IQ, EQ, dan SQ-nya. Sehingga nanti terjadi keseimbangan dalam kehidupan perilaku yang benar-benar sesuai dengan manusia Pancasila di Kota Bandung,” tutur Ema.




Imbas Penganiayaan , Hasil Otopsi Menyebutkan Luka Parah di Bagian Kepala Belakang dan Dada

beritasatu.com

Imbas Penganiayaan , Hasil Otopsi Menyebutkan Luka Parah di Bagian Kepala Belakang dan Dada

Prolite – Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh sang kekasih tengah menjadi buah bibir di masyarakat.

Kenapa tidak pasalnya tersangka ini merupakan anak dari anggota DPR RI, semakin banyak deretan nama dari anak salah satu orang-orang penting melakukan kekarasan.

Setelah sebelumnya ada Mario Dandy yang merupakan anak dari anggota ditjen pajak yang bernama Rafael Alun Trisambodo.

Kini hadir lagi perlakuan sewenang-wenang dari anak orang-orang penting. Anak anggota DPR RI melakukan penganiayaan terhadap kekasihnya hingga merenggut nyawanya.

Tersangka yang menganiaya kekasihnya ini diduga karena pertengkaran masalah orang ketiga dalam hubungannya.

Gregorius Ronald Tannur yang merupakan tersangka bertengkar dengan kekasihnya berada di bawah pengaruh minuman keras hingga akhirnya penganiayaan terjadi.

Menurut hasil pemeriksaan Dini Sera Afrianti korban diduga tewas karena penganiayaan yang dilakukan sang kekasih di salah satu club malam di Kota Surabaya.

Portal JTV
Portal JTV

Jenazah Dini pun diketahui dibawa ke RSUD dr Soetomo Surabaya untuk menjalani autopsi. Tim Dokter Forensik RSUD dr Soetomo Surabaya, Renni Sumulyo pun mengungkapkan hasil autopsi yang dilakukan.

Ia mengungkapkan jika hasil pemeriksaan jenazah Dini Sera Afrianti (29) terdapat luka memar di bagian kepala belakang, iga, organ paru serta hati. Tak hanya itu saja, dalam pemeriksaan organ dalam, terdapat pula adanya resapan darah di otot bagian leher kanan dan kiri.

“Cukup banyak ya. Jadi kalau yang memar itu dari kepala belakang, dada hingga kaki. Tapi yang paling fatal memang ada di bagian kepala belakang sama dada,” ujarnya.

Bukan hanya itu saja namun Dini juga mendapatkan bekas ban yang ada di tangannya. Dugaan sementara korban bukan hanya dianiaya namun juga di lindas menggunakan mobil oleh tersangka.

Tersangka kini sudah diamankan oleh pihak kepolisian, menurut pengakuannya Ronald sempat panik saat sekuriti memberitahu bahwa sang kekasih sudah tidak bereaksi.

Pihak kepolisian juga menyebutkan jika Ronald yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka sempat melakukan CPR atau Cardiopulmonary Resuscitation kepada korban. Hal ini dilakukan karena Ronald masih sayang terhadap sang kekasih.

Polrestabes Surabaya telah menetapkan Gregorius Ronal Tannur anak dari anggota DPR RI sebagai tersangka penganiayaan hingga menyebabkan Andin meninggal dunia. Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Pasma Royce mengungkapkan jika tersangka terjerat pasal 351 ayat 3 KUHP dan atau pasal 359 KUHP dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.

“Tersangka dijerat pasal 351 dan atau 359 KUHP, tentang penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya orang. Status pelaku dari saksi ditetapkan sebagai tersangka, berdasarkan proses gelar perkara,” ujar Kombes Pasma di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (6/10).

Dalam konferensi pers yang digelar, pihak kepolisian juga telah menyita sejumlah barang bukti. Mulai dari pakai yang dikenakan pelaku dan korban saat kejadian, botol minuman hingga beberapa rekaman CCTV di sekitar area kejadian.

Ronald sendiri diketahui tengah dalam masa penahanan di mapolrestabes Surabaya dan masih akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut.




Raffi Ahmad Menceritakan Rafatar Dipukul Teman , Simak Penjelasan Psikolog

Raffi Ahmad menceritakan tentang Rafatar yang dipukul teman di sekolah (Youtube).

Raffi Ahmad Menceritakan Rafatar Dipukul Teman, Simak Penjelasan Psikolog

Prolite – Anak sulung Raffi Ahmad, Rafatar Malik Ahmad atau yang biasa di sapa Rafatar itu mengalami kekerasan terhadap temannya di Sekolah.

Kekerasan yang dialami oleh Rafatar di bagikan oleh Raffi Ahmad saat berbincang di kanal YouTube milik Wendy Cagur beberapa waktu lalu.

Sebagai orang tua, Raffi tentu tidak tinggal diam saat mendengar buah hatinya mendapatkan perilaku kekerasan. Ia pun memberikan nasihat pada Rafathar agar bisa membela diri saat diperlakukan tidak baik oleh orang lain.

“Rafathar, kamu nggak boleh pukul orang. Tapi kalau ada orang yang pukul Rafathar, kamu bertahan dan harus membela diri. Intinya kamu nggak boleh diinjak-injak dan tidak boleh diintimidasi sama orang, apa lagi kalau kamu tidak salah,” ujar Raffi seperti dikutip dari kanal YouTube WOY!

Yotube Rans Entertaiment
Yotube Rans Entertaiment

Setiap orang tua pasti tidak akan menerima dan akan merasa sefik jika buah hatinya mengalami kekerasan oleh temannya.

Apa perlu sang anak melakukan pembalasan jika mengalami kekerasan fisik oleh temannya?

Simak penjelasan menurut Psikolog klinis anak dan keluarga.

Roslina Verauli, ., Psi. Psikolog klinis anak dan keluarga, mengatakan, alih-alih mengajari anak untuk membalas perilaku kasar dari temannya, sebaiknya orang tua melatihnya untuk membela diri dan berani melakukan penolakan atas kekerasan tersebut.

“Yuk, kita latih anak untuk mampu defense atas dirinya, untuk mampu memberikan proteksi atas dirinya, bukan secara fisik, namun secara verbal,” ujar Verauli.

Selain melatih anak untuk membela diri saat mengalami kekerasan namun orang tua juga perlu mengajari anak tentang pentingnya menyimpan bukti dan segera melapor tindak kekerasan yang dialami sang anak ke pada guru maupun orang tua.

Menurut Vera, langkah-langkah tersebut bisa mencegah anak untuk tidak menjadi pelaku kekerasan di masa depan seperti yang dilakukan temannya.

Sebab, mengajari anak untuk membalas pukulan temannya, artinya ia dilatih untuk melakukan aksi agresif yang berpotensi untuk menimbulkan luka pada anak lainnya. Sehingga, si kecil pun berisiko mendapatkan konsekuensi hukum atas tindakannya tersebut.