Aksi Bullying Selama 3 Tahun Hingga Meninggal , Pihak Sekolah Berupaya Jalur Damai

Aksi bullying di SMK Kesehatan Rajawali di KBB hingga meninggal (dok Keluarga).

Aksi Bullying Selama 3 Tahun Hingga Meninggal , Pihak Sekolah Berupaya Jalur Damai

Prolite – Aksi bullying atau tindak perundungan kembali terjadi di lingkungan sekolah, kali ini Dunganungan terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Salah seorang siswa SMK Kesehatan Rajawali yang berada di Kecamatan Parompong, Kabupaten Bandung Barat bernama Nabila Fitri Nuraini.

Bullying yang di terima oleh korban Nabila Fitri Nuraini dari mulai korban duduk di kelas 1 hingga kelas 3 atau selama 3 tahun.

Diketahui, berdasarkan penuturan orang tua korban, kasus bullying yang dialami Nabila dilakukan oleh salah seorang teman kelasnya berinisial A.

Aksi bullying yang di terima korban ini berbentuk hinaan, cacian, paksaan untuk mengerjakan tugas sekolah, hingga diminta menggendong dari toilet ke ruang kelas.

dok Jabar Ekspres
dok Jabar Ekspres

Dalam kasus ini pihak sekolah mernah mempertemukan kedua belah pihak untuk melaksanakan proses mediasi agar kasus ini diselesaikan secara damai.

Upaya mediasi ini tercatat telah dilakukan sejak tanggal 15 Mei 2024 bertempat di ruang rapat sekolah, tanggal 27 Mei 2024 di rumah orang tua siswa Nabila, dan terakhir tanggal 10 Juni 2024 di ruang rapat sekolah.

“Kita sudah konsultasi juga dengan pihak kepolisian dan menyarankan agar kasus ini diambil jalur damai mediasi secara kekeluargaan. Kemarin sudah dilakukan tanggal 10 Mei 2024, tapi belum diambil kesepakatan penuh. Jadi baru secara lisan dan belum tertulis, kami mohon doanya agar tercapai perdamaian,” papar Kepala SMK Kesehatan Rajawali, Rizki Zaskia Hilmi, Selasa 11 Mei 2024.

Sebelumnya, Rizki mengklaim pihak sekolah tak pernah mendapat laporan kasus bullying dari siswa maupun orang tua selama 3 tahun Nabila mengenyam pendidikan.

“Selama kurang dari tiga tahun masa belajar kami sekolah tidak menerima laporan dari siswa A dan N, kedua orang tua siswa, juga teman-teman siswa terkait bullying,” kata Rizki saat ditemui, Selasa 11 Juni 2024.

Rizki mengatakan siswa dan orang tua bahkan pernah dikumpulkan pada bulan Desember 2023 bertepatan dengan kegiatan pembagian raport hasil belajar semester 1. Dalam kegiatan itu, pihak sekolah membuka sesi konsultasi terkait masalah atau kendala dialami siswa ataupun orang tua dalam menjalankan pembelajaran. Hasilnya mereka mengungkap tak ada hambatan apapun.

“Pada agenda pembagian raport di semester 1 bulan Desember tahun 2023, masing-masing orang tua dipanggil untuk pembagian raport hasil akademik sekaligus sesi konsultasi. Hasil penuturan kedua orang tua masing-masing anak baik-baik saja. Kedua orang tua N dan A juga berteman baik karena mereka tinggal di lingkungan desa yang sama,” papar Rizki.

Menurutnya, pihak sekolah baru mengetahui kasus bullying tatkala Nabila mengalami sakit usai menghadiri acara pagelaran seni tanggal 8 Mei 2024. Kemudian pada tanggal 12 Mei 2024, orang tua Nabila lapor ke wali kelas bahwa anaknya sakit usai dibully oleh temannya A.

Usai menerima laporan itu, pihak sekolah mencoba menggali dan menelusuri laporan tersebut dengan cara meminta keterangan terhadap guru seni, wali kelas dan para temannya. Hasilnya, sekolah menyimpulkan bahwa Nabila tak pernah berinteraksi dengan A baik secara fisik maupun verbal.

Tak sampai di situ, pihak sekolah kembali melakukan upaya mediasi antara siswa dan orang tua tanggal 27 Mei 2024. Saat itu siswa Nabila dalam posisi sakit, namun kedua pihak sepakat untuk damai secara lisan. Setelah itu, pada tanggal 30 Mei Nabila dilaporkan meninggal dunia dan kasusnya viral di media sosial tanggal 7 Juni 2024.

Kesimpulannya, lanjut dia, pihak sekolah hingga saat ini belum menemukan adanya bullying berupa fisik. Adapun kasus menggendong ketika terjadi di kelas 10 menurutnya itu dilakukan secara bergantian.

“Hasil telusur kami tidak ada yang mengarah ke bullying fisik. Untuk yang menggendong terjadi di kelas 10, setelah kami gali info dari teman-temannya itu dilaksanakan bergantian antara siswa A dan N. Dari sisi verbal kami masih verifikasi apakah candaan yang dulu oleh siswa A apakah menjurus ke bully, kami masih komunikasi dengan Dinas Perlindungan Anak,” tandasnya.




Memalukan Aksi Bullying Terjadi di Binus School Serpong , Anak Vincent Rompies Terlibat

Ilustrasi Bullying (katadata).

Memalukan Aksi Bullying Terjadi di Binus School Serpong , Anak Vincent Rompies Terlibat

Prolite – Kasus perundungan (bullying) kembali terjadi di kalangan anak sekolah, namun kasus kali ini menyeret nama sekolah Internasional yang ada di kawasan Jelupang, Serpong Utara, Tanggerang Selatan.

Kasus bullying seperti ini memang sering terjdi tak tanggung tanggung korban bahkan ada yang hingga merenggut nyawa.

Kali ini kasus bullying kembali terjadi di kalangan pelajar diketahui korban yang merupakan siswa di Binus School Serpong hingga harus dirawat di rumah sakit.

Lokasi perundungan yang dilakukan oleh beberapa siswa Binus School Serpong terjadi di warung yang berada di sebrang Binus School Serpong.

Posisi warung yang berada di bawah dan harus masuk ke jalan kecing memang sangat jarang sekali terlihat oleh orang yang lalu lalang.

Aksi bullying melibatkan anak Vincent Rompies (Twitter bospurwa).
Aksi bullying melibatkan anak Vincent Rompies (Twitter bospurwa).

Kasus ini mencuat setelah akun media sosial X yang bernama @BosPurwa membagikan kisah perundungan oleh sekelompok siswa yang dinamai sebagai ‘Geng Tai’.

Dalam unggahan tersebut menuliskan bahwa aksi tak terpunji tersebut diduga melibatkan nama artis Vincent Rompies yang bernama Farrel Legolas Rompies.

Aksi keji ini memang sering dilakukan seniornya dalam Geng Tai kepada Juniornya.

Menurut kesaksian korban mendapatkan kekerasan fisik seperti di cekik , diikat ditiang, bahkan hingga di pukul dengan menggunakan kayu.

Bukan hanya itu korban juga sering sering diperintah untuk membelikan sesuatu oleh seniornya hingga di sundut rokok.

Kejadian tersebut sangat-sangat tidak terpunyi di tambah para pelaku ternyata masih berstatus pelajar.

Insiden kekerasan ini sudah ditangani oleh pihak Polres Tanggerang Selatan.

Binus Internasional School Serpong mengkonfirmasi adanya anak seleb inisial VR terlibat kasus perundungan ‘Geng Tai’.

Hal ini diakui oleh Corporate Marketing Communications General Manager Binus Group Haris Suhendar saat di konfirmasi awak media dikutip Tribunnews.

“iya (keterlibatan anak VR),” kata Haris.

Saat ini kata dia, pihak sekolah tengah dalam upaya memanggil siswa yang diduga terlibat dalam kasus ini termaksud anak dari seleb VR.

Meski tak menjabarkan secara rinci soal keterlibatan anak seleb itu dalam kasus perundungan ‘Geng Tai’, namun ia mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus ini.

Ia pun memastikan bahwa pihak sekolah, akan sepenuhnya memberi dukungan pada korban.

Tersangka yang terlibat bukan hanya anak dari VR diketahui ada beberapa anak pesohor lainnya yang juga ikut terlibat dalam kasus ini.