10 Juta Rekening Bansos Dibekukan, PPATK Mengidentivikasi Judol

10 Juta Rekening Bansos Dibekukan, PPATK Mengidentivikasi Judol
Prolite – Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) berhasil menenumkan ratusan juta rekening bantuan sosial (Bansos) yang salah penggunaannya.
Rekening bansos diberikan kepada masyarakat yang terpilih sebagai penerima bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah.
Namun menurut hasil penemuan PPATK sebagian besar dana mengalir ke aktivitas perjudian.
Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, mengungkapkan bahwa pihaknya telah membekukan 10 juta rekening terkait bantuan sosial dengan total saldo lebih dari Rp2 triliun.
Dari jumlah tersebut, ditemukan rekening yang tidak aktif selama lebih dari 5 tahun, tetapi masih menyimpan saldo.
“Beberapa rekening itu bahkan digunakan untuk transaksi di platform perjudian online,” ungkap Ivan.
Merujuk Buletin Statistik PPATK Mei 2025, terdapat laporan transaksi keuangan mencurigakan (LTKM), naik 16,9% dibanding April 2025 dan melonjak 76,3% dibanding Mei 2024. Dari total indikasi tindak pidana di bulan itu, 53,3% atau kasus terkait aktivitas perjudian.
Yang lebih memprihatinkan, data hasil pencocokan NIK bansos dengan NIK pemain judol 2024 menunjukkan adanya kesamaan identitas, atau sekitar 2% dari total penerima bansos tahun lalu. Dana yang disetor oleh kelompok ini ke situs judi daring mencapai Rp957 miliar melalui 7,5 juta transaksi dalam setahun.
“Artinya ada sekitar 2% penerima bansos yang juga aktif sebagai pemain judol,” ungkap PPATK, Senin (7/7/2025).
Usai ditemukan banyaknya rekening bantuan sosial yang digunakan untuk judol maka aka nada evaluasi bagi penerima yang melakukan kegiatan judi online.
Sebelumnya, Kementerian Sosial bersama dengan PPATK melakukan pengecekan rekening pada penerima bantuan sosial selama lebih dari 10 tahun bahkan 15 tahun. Ini dalam rangka untuk menindaklajuti arahan Presiden Prabowo Subianto agar bantuan sosial bisa tepat sasaran.
Setelah mendapatkan izin dari Presiden, Kemensos menyerahkan nomor-nomor rekening pada PPATK. Hasilnya ada jutaan rekening bansos tidak tepat sasaran, termasuk ratusan ribu penerima merupakan pemain judol.








