Mendalami Kasus Ledakan di SMAN 72 Jakarta Polda Metro Jaya Akan Periksa Sang Ayah

Polisi dalami keterangan ayah ABH di insiden ledkn SMAN 72 Jakarta ( detikcom).

Mendalami Kasus Ledakan di SMAN 72 Jakarta Polda Metro Jaya Akan Periksa Sang Ayah

Prolite – Penyelidikan terkait insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta yang terjadi pada 7 November 2025 hingga kini masih terus dilakukan pendalaman oleh pihak kepolisian.

Peledakan itu dilakukan oleh salah satu siswa SMAN 72 Jakarta sendiri, belum tau apa motif anak berkonflik dengan hukum (ABH) melakukan hal tersebut.

Namun pihak kepolisian mengungkapkan anak berkonflik dengan hukum hanya tinggal dengan sang ayah sementara sang ibu diketahui telah lama bekerja di luar negeri.

“ABH tinggal bersama ayahnya sementara ibu bekerja di luar negeri,” jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Budi Hermanto, Rabu (12/11).

Menurutnya kondisi seperti ini diduga membuat anak yang berkonflik dengan hukum tersebut tumbuh dalam suasana sepi dan tertutup dari lingkungan sekitar.

Ia menyampaikan, hingga kini tim penyidik juga masih mendalami dugaan perundungan yang dialamimya di sekolah.

“Masih pendalaman agar fakta sebenarnya bisa ditemukan, karena ABH masih tahap pemulihan pasca operasi,” ungkapnya.

Diketahui, dalam peristiwa ini mengakibatkan 96 orang luka-luka. Hingga berita ini diterbitkan, anak berkonflik dengan hukum yang terkait dengan peristiwa ledakan pun masih menjalani perawatan medis di RS Bhayangakara Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Penyidik Polda Metro Jaya tengah berupaya memeriksa orang tua dari anak berkonflik hukum terkait insiden yang terjadi di SMAN 72 Jakarta.

Ia menerangkan, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui komunikasi ABH dengan orang tuanya. Tim penyidik tengah mendalami apakah orang tuanya mengetahui rencana ABH tersebut untuk meledakan diri.




Bulan Madu Berujung Maut, 1 Orang Meninggal Usai Menghirup Gas Bocor

Ilustrasi bulan madu berujung maut (istockphoto)

Bulan Madu Berujung Maut, 1 Oang Meninggal usai Menghirup Gas Bocor

Prolite – Insiden sepasang suami istri yang sedang bulan madu diduga keracunan gas bocor di hotel pinggir Danau Diateh, Alahan Panjang Solok, Sumatera Barat.

Tragedi yang menewaskan seorang perempuan yang tengah berbulan madu bersama sang suami berakhir duka.

Keduanya diduga mengalami keracunan usai menghirup gas yang berada di hotel tempet mereka berbulan madu.

Karena kejadian tersebut dikabarkan seorang suami tergeletak dan sang istri yang sudah meninggal dunia di tempat kejadian tersebut.

bulan madu
Geloranews

Awal mula kejadian tragis tersebut bermula saat Gilang Kurniawan (28) dan istrinya, Cindy Desta (28) masuk ke penginapan pada Rabu (8/10).

Pasutri asal Padang itu kemudian menginap hingga Kamis (9/10) pagi datang pelayan mengantarkan sarapan pagi.

Namun Polisi belum bisa memastikan penyebab Cindy meninggal dunia, Namun dugaan sementara karena menghirup gas bocor yang berasal dari air panas yang berasal dari pemanas air kamar mandi.

“Kondisi suami saat ditemukan dalam kondisi kritis. Dilarikan ke Puskesmas Alahan Panjang, lalu dirujuk ke RSUD Aro Suka. Kemudian dirujuk lagi ke SPH Padang,” kata Kapolsek Lembah Gumanti AKP Barata Rahmat Sukarsih dikutip dari (11/10).

“Kami belum bisa menyimpulkan. Kalau untuk kemungkinan-kemungkinan bisa semua. Tapi belum bisa dipastikan,” sambungnya.

Dia menjelaskan bahwa pasutri itu masih merespons saat pelayan mau mengantarkan sarapan. Namun saat itu mereka sedang mandi.

“Saat pelayanan mau mengantarkan sarapan pagi pasutri itu masih merespons atau menyahut kedatangan pelayan,” katanya.

Namun ketika pelayan kembali mengetuk pintu untuk kedua kalinya karena ingin mengantarkan sarapan, mereka sudah tidak meresponnya lagi.

Karena tidak ada respon dari dalam kamar maka pelayan tersebut memanggil rekannya untuk membukakan pintu kamar dengan dibuka paksa.

Ketika pintu berhasil dibuka pelayan menemukan para korban sudah tergeletak, lantas keduanya di larikan ke Puskesmas Alahan Panjang.

Namun pihak Puskesmas menyatakan Cindy Desta Nanda meninggal dunia dan sang suami kritis dan dilarikan ke RSUD Arosuka untuk mendapatkan perawatan insentif.




Polda Jatim Pastikan Proses Hukum Ponpes Al Khoziny Terus Berlanjut, 171 Orang Jadi Korban Ambruknya Bangunan

Proses hukum Ponpes Al Khoziny terus berjalanan (Tribratanews Polri).

Polda Jatim Pastikan Proses Hukum Ponpes Al Khoziny Terus Berlanjut, 171 Orang Jadi Korban Ambruknya Bangunan

Prolite – Proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur telah selesai.

Selesainya pencarian korban dari robohnya bangunan pondok pesantren tersebut bukan berarti selesai masalahnya.

Polda Jawa Timur akan memastikan proses hukum terkait penyebab ambuknya bangunan hingga mengakibatkan puluhan korban luka-luka hingga meninggal dunia.

Dalam hal ini Polda mulai melakukan pemeriksaan dari para saksi-saksi terkait kejadian di Ponpes Al Khoziny Buduran.

“Penyelidikan tengah berlangsung dan akan ditingkatkan ke tahap penyidikan setelah seluruh data dan keterangan saksi terkumpul,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast di Mapolda Jatim, Rabu (8/10).

Salah satu saksi yang telah dimintai keterangan merupakan santri selamat. Santri yang saat kejadian mengikuti salat Asar berjemaah di musala tersebut.

Pemanggilan para saksi dilakukan berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/A/4/IX/2025/ BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 29 September 2025, serta Surat Perintah Penyelidikan Nomor Jatim tertanggal 1 Oktober 2025.

Namun Polisi belum menyebutkan jumlah saksi yang sudah atau akan diperiksa. “Proses hukum pasti kita lakukan, baik mulai penyelidikan hingga nanti naik ke penyidikan,” ucapnya.

“Saat ini biarkan seluruh proses identifikasi korban dan pemeriksaan awal selesai dulu. Mudah-mudahan segera bisa kita lanjutkan ke tahap penegakan hukum,” imbuh Kombes Abast.

Bukan hanya melakukan pemeriksaan dari para saksi, namun pemeriksaan juga dilakukan terhadap material bangunan di lokasi kejadian.

Kombes Abast memastikan Polda Jatim akan menangani kasus ini secara profesional dan berjenjang, dengan koordinasi lintas instansi termasuk ahli konstruksi dan pemerintah daerah.

Sementara itu, tim DVI Polda Jatim masih bekerja mengidentifikasi jenazah korban untuk memastikan seluruhnya dapat dikembalikan kepada keluarga dengan identitas yang valid.

Diketahui insiden tersebut terjadi pada Senin (29/9) sore, Gedung tiga lantai termasuk musala yang berada di asrama putra Ponpes Al Khoziny tiba-tiba ambruk.

Saat kejadian ratusan santri putra sedang melangsungkan salat Ashar berjamaah di Gedung yang masih tahap pembangunan tersebut.

Basarnas mencatat korban ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny berjumlah total 171 orang. Terdiri dari 104 selamat, 67 meninggal dunia, termasuk 8 body part atau bagian tubuh.




Pencarian Korban Amruknya Ponpes Al Khoziny Resmi di Tutup, 104 Selamat 67 Meninggal Dunia

Insiden ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny hingga memakan korban (Sindonews).

Pencarian Korban Amruknya Ponpes Al Khoziny Resmi di Tutup, 104 Selamat 67 Meninggal Dunia

Prolite – Resmi di tutup pencarian korban dari ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes Al Khoziny), Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyatakan pemberhentian pencarian korban di hari ke-9.

Operasi ini ditutup dengan apel personel gabungan serta pemberian penghargaan dari Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii kepada seluruh unsur SAR yang terlibat. Prosesi itu dilakukan di selasar gedung lama pesantren.

Sementara di lokasi ambruknya gedung, sudah tak terlihat material yang menumpuk. Tersisa kerikil pecahan beton yang berserakan, ada pula sedikit bilah sisa besi-besi konstruksi yang masih tertancap di tanah. Ada pula dua ekskavator dan satu alat berat crane yang terparkir.

“Dengan demikian operasi pencarian dan pertolongan korban resmi saya tutup,” kata Syafii saat memimpin apel.

Pernyataan pemberhentian pencarian korban berbarengan dengan pembersihan material bangunan serta di pastikan sudah tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah puing-puing.

Diketahui insiden tersebut terjadi pada Senin (29/9) sore, Gedung tiga lantai termasuk musala yang berada di asrama putra Ponpes Al Khoziny tiba-tiba ambruk.

Saat kejadian ratusan santri putra sedang melangsungkan salat Ashar berjamaah di Gedung yang masih tahap pembangunan tersebut.

Kejadian yang sangat cepat itu membuat banyak santri yang tidak sempat menyelamatkan diri. Namun puluhan santi putra dapat berhasil lolosa dari insiden berdarah tersebut.

Hingga akhir pencarian, Selasa (7/10), Basarnas mencatat korban ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny berjumlah total 171 orang. Terdiri dari 104 selamat, 67 meninggal dunia, termasuk 8 body part atau bagian tubuh.

Lamanya pencarian hingga memakan waktu 9 hari karena evakuasi ini terletak pada kondisi fisik bangunan dan keterbatasan ruang manuver alat berat.

Terlebih, sebagian material reruntuhan masih terhubung dengan struktur bangunan lain yang berdiri berdampingan, sehingga membutuhkan ketelitian ekstra dalam proses pemotongan dan pengangkatan.

Selain itu, area lokasi yang sempit juga membuat pergerakan alat berat terbatas. Alhasil, hanya dua unit alat berat yang bisa dioperasikan secara bersamaan di lokasi, sehingga proses pengangkutan material harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan bergantian.

Insiden ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny ini merupakan korban terbesar di sepanjang tahun 2025.




Geger ! Penemuan Mayat Wanita Mengapung di Jembatan Cicabe

Ilustrasi mayat wanita (Katamedia).

Geger ! Penemuan Mayat Wanita Mengapung di Jembatan Cicabe

Prolite – Penemuan sosok mayat wanita yang membuat geger warga sekitar aliran sungai Cicabe yang berada di kawasan Cicaheum Kota Bandung.

Sosok perempuan yang di perkirakan sudah lanjut usia ini di temukan oleh warga sekitar pukul di kolong jembatan Cicabe.

Sosok mayat wanita ini di temukan mengenakan daster berwarna abu-abu, menurut keterangan warga sekitar merea tidak mengetahui sosok mayat yang mengapung di sungai tersebut.

Jenazah kini sudah dievakuasi oleh Tim Inafis Satreskrim Polrestabes Bandung.

Instagram Info Cimenyan
Instagram Info Cimenyan

“Kejadian jam 7-an sudah ramai warga menemukan mayat di kolong jembatan,” ujar anggota Linmas Jatihandap Rosmiati di lokasi kejadian.

Usai membuat geger warga sekitar dan warga yang melintas, mayat tersebut di evakuasi untuk mengetahui identitasnya.

Usai dilakukan penyelidikan melalui sidik jari korban diketahui mayat tersebut bernama Imas dengan usia 51 tahun.

Tidak ada ciri-ciri kekerasan baik benda tumpul maupun benda tajam pada tubuh korban, hingga kini pihak kepolisian masih mencari tahu apa penyebab di balik penemuan mayat tersebut.

Kini jasad wanita tersebut sudah di bawa ke RSHS Kota Bandung untuk dilakukan penyelidikan terkait penyebab meninggalnya dan identitas pastinya.




310 Siswa Keracunan MBG, Polda Jawa Barat Terus Kawal Insiden Hingga Tuntas

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, S.I.K., M.H, kawal peristiwa keracunan massal yang diduga dari menu MBG (Tribatanews).

310 Siswa Keracunan MBG, Polda Jawa Barat Terus Kawal Insiden Hingga Tuntas

Prolite – Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagiakan pemerintah untuk seluruh siswa di Indonesia kembali terjadi.

Kali ini keracunan menimpa ratusan siswa dari berbagai jenjang Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Seluruh siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan MBG yang di bagi.

Hingga Senin (22/9), pukul WIB, jumlah korban sementara tercatat sebanyak 301 orang. Para korban merupakan siswa dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

“Kami sangat khawatir dengan kondisi anak-anak kami. Semoga mereka segera pulih,” ujar salah seorang orang tua siswa yang anaknya menjadi korban keracunan.

Sekitar Bandung
Sekitar Bandung

Penanganan darurat dilakukan di sejumlah fasilitas kesehatan yang tersebar di wilayah Kecamatan Cipongkor dan sekitarnya. Sebanyak 116 orang dirawat di Puskesmas Cipongkor, 13 orang mendapatkan penanganan medis di Bidan Desa Sirnagalih, 27 orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, 127 orang mendapatkan pertolongan pertama di Posko Kecamatan Cipongkor, dan 18 orang lainnya dirawat di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Anugrah.

Hingga saat ini, korban masih terus berdatangan ke Posko Kecamatan Cipongkor, sehingga jumlah korban diperkirakan masih akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, ., M.H, membenarkan adanya peristiwa keracunan massal yang diduga dari menu MBG yang di konsumsinya tersebut.

“Benar, hingga malam ini jumlah korban sementara sudah mencapai 301 orang. Kami masih terus melakukan pendataan karena korban terus berdatangan. Penanganan medis sudah disiapkan di beberapa titik, termasuk di puskesmas, rumah sakit, dan posko darurat. Polda Jabar bersama instansi terkait akan terus memantau dan memastikan seluruh korban mendapatkan perawatan yang optimal,” ujarnya pada Selasa (23/9).

Kombes Pol Hendra menambahkan, pihak kepolisian akan bekerja sama dengan dinas terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, untuk menelusuri sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal ini. Penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam untuk mengungkap penyebab pasti keracunan apakah dari menu MBG yang disantap atau dari makanan yang lain.

“Kami imbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Saat ini tim kesehatan fokus pada penanganan korban, sementara aparat Kepolisian akan membantu memastikan penyelidikan terkait penyebab dugaan keracunan ini berjalan lancar dan transparan,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban masih berpotensi bertambah seiring dengan adanya laporan terbaru dari lapangan. Pihak kepolisian dan instansi terkait terus berupaya untuk memberikan penanganan terbaik kepada para korban dan mengungkap penyebab pasti dari keracunan massal ini.




Encuy Preman Pensiun Ditemukan Tewas Gantung Diri, Keluarga Tolak Otopsi

Encuy Preman Pensiun tewas gantung diri (Instagram @abenk_marco).

Encuy Preman Pensiun Ditemukan Tewas Gantung Diri, Keluarga Tolak Otopsi

Prolite – Kabar duka datang dari dunia hiburan tanah air Nandi Juliawan alias Dado, pemeran Encuy dalam seial televisi Preman Pensiun di Kabarkan meninggal dunia.

Nandi Juliawan atau yang di kenal dengan merankan Encuy pada serial Preman Pensiun ini dikabarkan meninggal pada Sabtu 6 September 2025 kemarin.

Namanya terkenal setelah ikut memerankan tokoh dalam serial Preman Pensiun, namun terdapat kabar yang mengagetkan publik.

Pria asal Garut ini ditemukan tegas gantung diri di rumahnya yang berada di Karangpawitan, Garut, Jawa Barat.

Pertama kali ditemukan oleh istrinya setelah sepulang berjualan di kawasan Garut Kota pada Sabtu malam.

dok Polres Garut
dok Polres Garut

Kabar bunuh diri tersebut juga di benarkan oleh Kasat Reskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin.

Benar korban ditemukan oleh sang istri sudah tidak bernyawa dalam kondisi gantung diri di rumahnya.

“Ditemukan pada Sabtu, (6/9) malam tadi,” kata Joko, Minggu (7/9/2025), dikutip dari detikJabar.

“Saksi melihat korban sudah tergantung menggunakan kain sarung di samping tangga,” ujar Joko.

Mendapat laporan, petugas Polsek Karangpawitan bersama Unit Inafis Sat Reskrim Polres Garut mendatangi lokasi kejadian. Dari hasil pemeriksaan, Nandi sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Jenazah Nandi langsung dimakamkan malam itu juga. Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi.

“Keluarga menolak untuk dilakukan autopsi,” kata Joko.

Nandi dikenal sebagai pekerja seni yang cukup terkenal di Garut. Namanya populer setelah memerankan Encuy dalam serial Preman Pensiun yang tayang di RCTI.

Dado, sapaan akrabnya, dikenal kocak dan suportif. Di kalangan kolega, ia kerap memberikan semangat serta dukungan kepada sesama pekerja seni.




Ojol Affan Kurniawan Meninggal, Kadiv Propam Polri Tetapkan 7 Tersangka

Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Abdul Karim merilis ke 7 tersangka yang sudah menabrak Affan Kurniawan (Grid.id).

Ojol Affan Kurniawan Meninggal, Kadiv Propam Polri Tetapkan 7 Tersangka

Prolite – Aksi demo semakin ricuh di beberapa kota imbas tewasnya pengemudi ojek online (Ojol) Affan Kurniawan setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.

Imbas kejadian tersebut ikatan pengemudi ojol menyerang Mako Brimob hingga Polda Jawa Barat untuk meminta pertanggung jawaban atas tindakan yang tidak manusiawi kepada Affan Kurniawan.

Divisi Propam Polri menggelar pemeriksaan terhadap tujuh personel Brimob yang berada dalam mobil taktis Brimob.

Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Abdul Karim telah merilis ke 7 tersangka yang sudah menabrak pengemudi ojek online tersebut.

Kepada ke 7 tersangka dinyatakan telah melanggar kode etik profesi kepolisian.

Instagram Propam Polri
Instagram Propam Polri

“Terhadap tujuh orang itu, dipastikan bahwa para terduga telah terbukti melanggar kode etik kepolisian,” kata Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Abdul Karim di Gedung Propam Polri, Jakarta, Jumat.

Ketujuh anggota tersebut berinisial Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu B, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J.

Keputusan itu dikeluarkan usai Divpropam melaksanakan gelar perkara awal bersama Itwasum Polri, Divkum Polri, SDM Polri, dan Kabid Propam Korbrimob Polri.

Atas penetapan tersebut, ketujuh anggota tersebut menjalani penempatan khusus (patsus) di Divisi Propam Polri.

“Selama 20 hari ke depan terhitung mulai 29 Agustus 2025 sampai dengan 17 September 2025,” katanya.

Meski demikian, imbuh Karim, apabila masih dibutuhkan patsus untuk pemeriksaan maka waktu bisa diperpanjang.

Adapun saat ini proses pemeriksaan dan pendalaman terhadap para anggota tersebut masih berlanjut di Divisi Propam Polri.

Pemeriksaan tujuh anggota Brimob atas kasus meninggalnya Affan Kurniawan disiarkan langsung lewat akun Instagram resmi Divisi Propam Polri. Tujuh personel Brimob itu memakai baju tahanan Propam berwarna hijau.

Ketujuh orang itu tampak duduk di dalam ruang pemeriksaan. Mereka menghadap personel Propam yang memeriksa mereka.

Bukan hanya itu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban dan berjanji mengusut kasus secara transparan. Ada tujuh anggota Brimob yang diamankan buntut peristiwa tersebut.

Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan dirinya kecewa terhadap tindakan personel Brimob yang menyebabkan Affan tewas. Dia meminta kasus ini diusut tuntas dan pelaku diberi hukuman sekeras-kerasnya.




Prada Lucky Tewas Dianiaya, 20 Anggota TNI Ditetapkan Sebagai Tersangka

Prada Lucky tewas dianiaya (detik).

Prada Lucky Tewas Dianiaya, 20 Anggota TNI Ditetapkan Sebagai Tersangka

Prolite – Meninggalnya salah satu anggota TNI bernama Prada Lucky di Asrama TNI Kuanino meninggalkan luka dan misteri di balik itu semua.

Prada Lucky di Asrama TNI Kuanino diketahui meninggal setelah diduga disiksa dan dianiaya seniornya di Asrama Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Keluarga Prada Lucky mengaku menerima banyak versi penjelasan dari TNI terkait kematian Lucky.

“Banyak versi dari TNI bahwa Lucky meninggal karena jatuh dari gunung dan juga jatuh dari motor. Jadi semuanya itu manipulasi saja,” kata kakak perempuan Lucky, Lusy Namo, saat ditemui di Asrama TNI Kuanino, Kota Kupang, dilansir detikBali, Senin (11/8/2025).

Namun dugaan tersebut dipatahkan dengan adanya hasil pemeriksaan dari dokter RSUD Aeramo Nagekeo bahwa telah ditemukan luka sundut api rokok, memar, hingga luka pukulan karena benda tajam di sekitar tubuh korban.

detiknews
detiknews

Setelah dilakukan penyelidikan secara mendalam kini sebanyak 20 anggota TNI dari Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditetapkan sebagai tersangka.

“Seluruhnya 20 tersangka yang ditetapkan dan sudah ditahan. Kemudian akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan selanjutnya,” ujar Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto kepada wartawan di rumah duka Prada Lucky di Asrama TNI Kuanino, Kota Kupang, NTT, Senin (11/8).

Budyakto menjelaskan seluruh tersangka telah diperiksa oleh polisi militer dan Pomdam IX/Udayana. Mereka sudah dibawa ke Kupang untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

“Laporan saat ini semuanya sudah ditangani dan dilakukan pemeriksaan, tetapi ditunda dalam artian masih menunggu proses rekonstruksi yang akan dilakukan,” jelas Budyakto.

Dari total 20 tersangka yang sudah di tetapkan satu diantara merupakan perwira namun hingga kini belum diungkapkan identitas dari perwira tersebut.

“Nanti oleh penyidik yang menyampaikan dan selanjutnya proses ini akan segera saya sampaikan kepada pimpinan,” pungkas Budyakto.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan, 4 prajurit telah ditetapkan sebagai tersangka, sementara 16 lainnya masih diperiksa.

“Saat ini dari sejumlah personel yang diperiksa baik terduga pelaku maupun saksi-saksi, sementara oleh penyidik Pomdam IX/Udayana sudah ditetapkan 4 orang tersangka dan dilaksanakan penahanan di Subdenpom IX/1-1 di Ende,” kata Wahyu kepada wartawan, Minggu (10/8/2025).




Viral di Medsos Tamparan Guru Madrasah Berujung Denda Rp 12,5 Juta, Simak Kronologisnya!

SM dan D meminta maaf ke Ahmad Zuhdi guru madrasah diniah usai viral di media sosial (TribunJateng).

Viral di Medsos Tamparan Guru Madrasah Berujung Denda Rp 12,5 Juta, Simak Kronologisnya!

Prolite – Beberapa waktu lalu heboh di media sosial guru Madrasah Diniah (Madin) mendapatkan denda dari orang tua murid sebesar Rp 25 Juta.

Salah satu orang tua santri dari Madin yang terletak di Demak, Jawa Tengah membuat geram warganet karena perbuatannya yang sewenang-wenang kepada sang guru.

Kejadian bermula saat anak SM diduga melempar sendal kearah Ahmad Zahdi yang merupakan seorang guru di Madrasah Daniah tersebut.

Karena kejadian tersebut Ahmad Zahdi melepaskan tamparan kepada anak SM yang sudah melempar sendal kepadanya.

Karena kejadian tersebut SM yang merupakan orang tua tidak terima dan meminta denda kepada sang guru sebesar Rp 25 Juta.

Selanjutnya Ahmad Zuhdi bernegosiasi dengan SM agar uang denda itu turun hingga berakhir di angka Rp 12,5 Juta.

Usai viral kejadian tersebut SM bersama sang anak yang berinisial D ditemani rombongan mendatangi kediaman sang guru pada Sabtu (19/7).

Tujuan dari rombongan tersebut mendatangi kediaman Ahmad Zuhdi yakni untuk meminta maaf dan mengembalikan uang denda yang sempat SM minta.

SM yang diwakili oleh paman D, Sutopo meminta maaf kepada Ahmad Zuhdi atas peristiwa tersebut.

“Bu SM meminta maaf kepada Bapak Zuhdi, kalau ada langkah salah, perkataan salah, ya ke depannya biar untuk istilahnya kebaikan, pembelajaran ke depannya,” kata Sutopo, dikutip dari .

Selain meminta maaf, ia juga menyampaikan niat untuk mengembalikan uang yang pernah diterima dari keluarga Zuhdi.

“Kita dari wakil keluarga saya minta maaf, ini sekadar kemarin telah terima uang Rp 12,5 juta, ini uangnya dikembalikan ke Pak Zuhdi lagi,” ungkapnya.

Namun, uang tersebut ditolak oleh Ahmad Zuhdi.

Menurut Ahmad Zuhdi, ia telah memaafkan peristiwa yang terjadi jauh sebelumnya.

“Saya ikhlas, apa yang keluar sudah,” ujar Zuhdi.

Beberapa saat kemudian, Ahmad Zuhdi pun meminta Kepala Desa Cangkring B, Zamharir untuk menjadi juru bicara keluarganya.

Guru Madrasah tersebut sudah mengajar selama 30 tahun menjadi guru honorer dengan gaji Rp 450 ribu setiap empat bulan.

Diketahui kejadian yang terjadi pada 10 April 2025 lalu namun tuntutan uang denda terjadi pada 12 Juli 2025 kemarin.

Usai viral kejadian pelemparan di media sosial mengetuh sejumlah tokoh untuk mendatangi kediaman guru Madrasah tersebut untuk memberikan dukungan mulai dari Gus Miftah, Anggota DPRD Jateng, Arif Wahyudi, Ketua DPRD Demak Zayinul Fata, hingga Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin.

Gus Miftah memberi bantuan Rp25 juta, satu sepeda motor hingga menawarkan keberangkatan umrah saat menemui guru madrasah tersebut pada Sabtu (19/7).

Ketua DPRD Demak, Zayinul Fata juga memberikan bantuan uang tunai untuk meringankan biaya denda.

Sejumlah warga menggalang donasi untuk guru Ahmad Zuhdi, namun total nominal donasi belum terungkap.