Pesatnya Pertumbuhan Rokok Elektrik Di Indonesia yang Makin Signifikan

rokok elektrik

Regulasi Faktor Penting untuk Pertumbuhan Rokok Elektrik Di Indonesia

Prolite – PT Delta Sukses Teknologi, perusahaan yang menghadirkan inovasi bagi perokok dewasa melalui produk rokok elektrik (e-cigarette) berkualitas tinggi, menunjukkan komitmen dalam membangun industri yang lebih transparan, inovatif, dan bertanggung jawab.

Pasalnya, memasuki kuartal pertama tahun 2025, perusahaan berbagi wawasan mengenai tren, tantangan, serta potensi industri rokok elektrik yang terus berkembang di Indonesia.

“Dengan visi menjadi penyedia teknologi e-cigarette terdepan, PT Delta Sukses Teknologi berupaya menciptakan ekosistem industri yang lebih bertanggung jawab melalui inovasi produk, kepatuhan terhadap regulasi, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Dalam satu dekade terakhir, industri rokok elektrik di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan,” ujar Commercial Director di PT Delta Sukses Teknologi, Harold Hutabarat.

Berdasarkan Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021, jumlah pengguna rokok elektrik meningkat dari 480 ribu orang pada 2011 menjadi 6,6 juta orang pada 2021. Selain itu, menurut Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), sektor ini telah menciptakan lebih dari hingga lapangan kerja langsung pada tahun 2023, mencakup sektor manufaktur, distribusi, dan ritel.

Harold menegaskan pentingnya regulasi dan edukasi dalam perkembangan industri rokok elektrik.

“Kami ingin industri ini berkembang dengan standar yang lebih tinggi, baik dari segi kualitas produk maupun kepatuhan terhadap regulasi. Oleh karena itu, kami memastikan setiap produk yang kami hadirkan di pasar Indonesia memenuhi standar kenyamanan bagi penggunanya.”

Tidak hanya itu, Harold mengungkapkan seiring dengan pesatnya perkembangan industri, ada tanggung jawab yang harus diemban oleh para pelaku industri.

“Kami percaya bahwa regulasi yang jelas dan edukasi kepada konsumen adalah kunci untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik,” ungkap Harold di sela-sela penyerahan hadiah kepada para pemenang Kompetisi Menulis Kreatif bertema “Perkembangan Rokok Elektrik di Indonesia”.

Kegiatan ini menjadi bentuk ajakan dari PT Delta Sukses Teknologi kepada jurnalis dan penulis muda untuk mengeksplorasi perspektif kreatif serta analitis mengenai regulasi dan inovasi teknologi dalam industri rokok elektrik di Indonesia. Harold berharap agar inisiatif ini dapat mendorong diskusi yang lebih luas serta menghadirkan wawasan lebih informatif dan edukatif.

“Kami sangat gembira menerima berbagai tulisan artikel dari puluhan jurnalis muda yang sangat bersemangat mengikuti kompetisi ini sehingga membuka sudut pandang lain dalam pemberitaan rokok elektrik di Indonesia,” tambah Harold.

Saat ini, PT Delta Sukses Teknologi memiliki produk unggulan yaitu DJOY, yang mencakup DJOY Pod Max, DJOY Device Kit, dan DJOY Disposable. Produk-produk ini dirancang dengan teknologi terkini untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna, dengan tetap memperhatikan aspek regulasi yang berlaku.

Melalui sistem distribusi yang efisien serta kemitraan strategis dengan distributor dan retailer, DJOY semakin mudah diakses oleh konsumen di berbagai daerah di Indonesia, mendukung pertumbuhan pasar yang lebih inklusif dan bertanggung jawab.

“Kami melihat permintaan terhadap produk rokok elektrik terus meningkat. Meski baru satu tahun beroperasi, kami mencatat pertumbuhan distribusi yang pesat, baik melalui jaringan ritel maupun e-commerce. Ke depan, kami ingin memperkuat kehadiran di pasar dan memastikan akses yang lebih luas bagi konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Namun yang lebih penting bagi kami adalah memastikan bahwa setiap inovasi yang kami hadirkan bukan hanya sekadar mengikuti tren, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi konsumen,” tutup Harold.




Pembangunan IKN Mendongkrak Optimisme Industri Manufaktur

Pembangunan IKN

Prolite – Pembangunan IKN (Ibu Kota Negara) memiliki potensi besar untuk mendongkrak optimisme dalam industri manufaktur.

Pada September 2023, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) tercatat sebesar 52,51. Meskipun angka ini menunjukkan pertumbuhan ekspansif, ada penurunan 0,71 poin jika dibandingkan dengan Agustus 2023.

Pekerja di kawasan pembangunan IKN (Ibu Kota Negara) –

Dilansir dari Web Resmi Pemerintah Indonesia, krisis di sektor properti Tiongkok menjadi salah satu penyebab perlambatan ekonomi global, yang tentu saja berimbas pada Indonesia.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengindikasikan bahwa nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok pada Agustus 2023 menurun sebesar 6,71% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini menandakan adanya penurunan permintaan di skala global.

Menanggapi situasi ini, Bank Indonesia (BI) mengambil langkah strategis. Pada Rapat Dewan Gubernur BI tanggal 20-21 September 2023, BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada 5,75%, suku bunga deposit facility 5,00%, dan suku bunga lending facility sebesar 6,50%.

Keputusan ini diambil sebagai upaya memastikan inflasi tetap dalam target yaitu 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024.

Rapat Dewan Gubernur BI tanggal 20-21 September 2023 – Bank Indonesia

 

Selain itu, keputusan ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Laporan terbaru dari Kementerian Perindustrian menunjukkan IKI untuk periode September 2023 masih berada pada level ekspansif 52,51.

Laporan ini tentunya menjadi kabar baik bagi pelaku industri, yang membuat mereka tetap optimis terhadap prospek ekonomi.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan bahwa penurunan nilai IKI disebabkan oleh peningkatan stok produk di hampir semua subsektor manufaktur.

Ini menunjukkan bahwa produksi bulan September belum sepenuhnya terserap di pasar, baik untuk ekspor maupun domestik.

Namun, Febri tetap yakin bahwa industri akan tetap semangat. Pasalnya, pemerintah telah memutuskan untuk terus mengerjakan Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

“Kontinuitas pembangunan IKN tentu menjadi katalis positif bagi ekonomi Indonesia, terutama industri manufaktur seperti industri semen,” kata Febri.

Progres pembangunan IKN Nusantara terkini – tribunnews

Dia menambahkan bahwa pembangunan IKN berkontribusi terhadap penjualan semen di tingkat nasional sekitar hingga 1 juta ton per tahun.

Selain itu, banyaknya impor yang beredar di Indonesia berkontribusi pada penurunan IKI selama tiga bulan terakhir, terutama untuk sektor-sektor yang IKI-nya mengalami kontraksi, seperti industri tekstil dan keramik.

Namun, kepercayaan industri pada bulan September 2023 tetap stabil dengan 44,8% pelaku industri menyatakan kondisi usaha mereka tetap atau stabil.

Data BPS menunjukkan bahwa 17 subsektor industri masih berkembang dengan kontribusi sebesar 88,2% pada PDB industri pengolahan nonmigas triwulan II-2023.

Salah satu subsektor industri yang mencatat kenaikan adalah industri logam dasar, yang mengalami perubahan dari kontraksi menjadi ekspansi pada bulan ini.

Industri logam – asiatoday

 

“Permintaan untuk pembangunan IKN diduga telah mendorong kinerja industri logam dasar,” tambah Febri.

Namun, enam subsektor lainnya mengalami kontraksi dengan kontribusi 11,8% pada PDB industri pengolahan nonmigas triwulan II-2023.

Subsektor yang mengalami kontraksi antara lain industri tekstil, pakaian jadi, kayu, barang kayu dan gabus, barang galian bukan logam, furnitur, dan industri pengolahan lain




Mendorong Hilirisasi Pasir Silika untuk Mendukung Kemandirian Industri Photovoltaic dan Semikonduktor

Pasir Silika

Prolite – Indonesia memiliki potensi besar dalam industri semikonduktor berkat sumber daya alamnya yang melimpah, salah satunya pasir silika.

Dilansir dari , dengan mengembangkan komoditas silika menjadi bahan baku industri semikonduktor, Indonesia diharapkan mampu menjadi penghasil devisa besar sekaligus pencipta lapangan kerja yang luas.

Hilirisasi Silika untuk Industri Photovoltaic dan Semikonduktor di Indonesia

Pertambangan Silika – abisatyaabadimining

Hilirisasi silika menjadi wafer silikon dinilai dapat mendukung kemandirian industri photovoltaic (PV) module dan semikonduktor di Indonesia. Wafer silikon memiliki peran penting sebagai material utama bagi industri semikonduktor dan sel surya.

Namun, menurut Staf Ahli bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Ignatius Warsito, saat ini belum ada industri di Indonesia yang memproses silika hingga menjadi wafer silikon solar grade.

Sebagai langkah awal, perlu dilakukan penyusunan roadmap industri wafer silikon serta pembuatan pohon industri yang komprehensif.

Wiwik Pudjiastuti, Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam (ISKBGNL) Kemenperin, mengatakan bahwa “Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki 328 perusahaan pencadangan pasir silika, 98 pemegang izin usaha pertambangan, serta 82 pemegang IUP eksplorasi dengan penambangan pasir silika pada 2021 mencapai 2,01 juta meter kubik.”

Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat adalah beberapa lokasi dengan potensi tambang pasir silika yang besar, meskipun masih banyak lokasi potensial lainnya di Indonesia.

Wiwik juga menambahkan bahwa saat ini terdapat 21 perusahaan pengolahan pasir silika dengan kapasitas terpasang mencapai ton per tahun. Dari jumlah tersebut, produksi yang direalisasikan pada 2022 oleh sembilan perusahaan tersebut mencapai ton.

Berdasarkan data BPS 2022, potensi nilai substitusi impor untuk Wafer Silikon di Indonesia mencapai USD 17,7 juta, USD 120 juta untuk produk semikonduktor, USD 6,2 juta untuk solar cell yang belum dirakit, dan USD 65,9 juta untuk solar cell yang sudah dirakit.

Apabila hal ini dapat diwujudkan, potensi tersebut tentunya menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam upaya substitusi impor produk olahan silika sebagai bahan baku industri PV dan semikonduktor.

Kemenperin berencana untuk memulai penyusunan draf roadmap hilirisasi silika menjadi wafer silikon untuk periode 2025-2035.

Setelah draf tersebut selesai, finalisasi akan dilakukan pada 2024, yang kemudian diikuti dengan penyusunan peraturan Menteri Perindustrian mengenai roadmap tersebut.

Manfaat Pasir Silika bagi Industri

Pasir Silika – stellamariscollege

Pasir silika memiliki banyak manfaat dalam industri, mulai dari kebutuhan industri gelas, semen, beton, hingga kosmetik dan elektronik.

Sebagian besar industri dapat memanfaatkan pasir silika dengan kandungan SiO2 99,5%, meskipun ada kemungkinan impuritas sebesar 200 ppm.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pentingnya hilirisasi silika dengan menekankan bahwa pasir silika memiliki sekitar 60 ribu turunan yang memiliki nilai tambah.

Dalam pernyataannya di Istana Negara, Presiden Jokowi menyatakan larangan ekspor pasir silika untuk memastikan nilai tambah tersebut bisa dinikmati oleh bangsa Indonesia.

Menurut Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (HIPKI), Indonesia telah mulai mengekspor pasir kuarsa sejak 2020 dengan 100% ekspornya ditujukan ke Tiongkok.

Namun, 80% pasir kuarsa yang ada di Indonesia sudah dimanfaatkan dalam negeri, khususnya untuk industri semen dan bata.

Dengan mendorong hilirisasi pasir silika, Indonesia diharapkan dapat lebih maju dalam industri semikonduktor, memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih besar, dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.