Wow ! Agak Laen: Menyala Pantiku Tembus 5 Juta Penonton

Film Agak Laen Menyala Pantiku (dok).

Wow ! Agak Laen: Menyala Pantiku Tembus 5 Juta Penonton

Prolite – Film Agak Laen: Menyala Pantiku tembus lebih dari lima juta penonton semenjak penayangan pertama kali di bioskop pada tanggal 27 November 2025 lalu.

Dengan lebih dari 5 juta penonton dalam dua pekan penayangannya membuat Agak Laen 2 mendapatkan posisi kedua film terlaris Indonesia pada tahun ini.

Angka penonton lebih dari 5 juta membuat film ini menyalip banyak film Indonesia seperti Sore: Istri dari Masa Depan (), Petaka Gunung Gede (), dan Pabrik Gula ().

Film itu kini tepat berada di bawah Jumbo dengan penonton. Jumbo tembus 10 juta penonton setelah penayangan sekitar 60 hari sejak rilis 31 Maret.

Anda penasaran seperti apa cerita film Agak Laen 2 atau mungkin sudah pernah menontonnya, berikut kami memiliki sinopsis filmnya.

Film yang dibintangi oleh Bene Dion, Oki Rengga, Boris Bokir, dan Indra Jegel ternyata tidak terhubung dengan film yang pertama dengan yang kedua.

Film ini berkisah tentang empat orang detektif, Bene, Boris, Jegel, dan Oki, yang kembali bergulat dengan karier yang tak mulus. Atasan mereka sudah muak dengan rentetan kegagalan yang selalu muncul setiap kali mereka turun ke lapangan.

Atasan akhirnya memberi satu misi terakhir. Jika mereka gagal, mereka harus lepaskan seragam dan keluar dari kepolisian. Misi tersebut membuat ketiganya harus menangkan buron kasus pembunuhan anak wali kota.

Satu-satunya petunjuk yang mereka miliki mengarah pada sebuah panti jompo. Mereka pun bergerak menyisir segala kemungkinan dengan jalan menyamar.

Bene dan Jegel memilih penyamaran sebagai perawat. Sementara itu, Boris dan Oki harus berbaur dengan aktivitas panti, mengikuti kegiatan harian, dan masuk ke dalam lingkungan para penghuni senior yang penuh kejutan. Setiap penghuni punya sifat unik masing-masing yang memancing interaksi mengocok perut.

Di tengah penyamaran tersebut, masalah pribadi masing-masing detektif pun muncul dan mengganggu fokus mereka. Boris yang belum move on, Oki yang sibuk mengejar cuan tambahan, Bene yang memikirkan biaya kuliah adiknya, hingga Jegel yang selalu berusaha mengirim uang untuk sang ibu di kampung meskipun pendapatannya minim.

Nahasnya, penyamaran mereka di panti jompo berkembang menjadi kekacauan. Mereka kerap salah mengira penghuni sebagai tersangka.

Di tengah situasi yang bergerak di luar rencana, puncak ketegangan pun muncul. Identitas buronan semakin jelas terlihat. Keempatnya lantas menyusun rencana penyergapan. Sanggupkah mereka menangkan buron tersebut demi menyelamatkan karier masing-masing?

Bagai mana ceritanya seru bukan, buruan ajak teman, keluarga atau orang tersayang untuk ikut melihat keseruan film ini.




Film Tukar Takdir: Drama Emosional di Balik Selamatnya Satu Penumpang Tragedi Pesawat

Film Tukar Takdir

Prolite – Film Tukar Takdir: Drama Emosional di Balik Selamatnya Satu Penumpang Tragedi Pesawat

 

Bayangkan kamu naik pesawat bersama ratusan orang lain, lalu tiba-tiba pesawat itu hilang kontak dan hanya satu orang yang selamat. Pertanyaan pertama yang muncul pasti: kenapa dia? Pertanyaan besar inilah yang jadi inti dari film terbaru karya Mouly Surya, Tukar Takdir, yang akan tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025.

Dibintangi aktor papan atas seperti Nicholas Saputra, Marsha Timothy, dan Adhisty Zara, film ini diadaptasi dari novel best seller karya Valiant Budi dengan tema besar: takdir, kehilangan, dan resiliensi manusia.

Tragedi Pesawat yang Mengubah Segalanya

Film ini mengisahkan penerbangan Jakarta Airways 79 yang mengalami hilang kontak. Ketika ditemukan, hanya ada satu penumpang yang selamat: Rawa (Nicholas Saputra). Rawa pulang dengan luka fisik dan trauma yang dalam. Namun, selamatnya Rawa justru membuka babak baru yang lebih rumit. Ia bukan hanya saksi kunci dalam investigasi, tapi juga harus berhadapan dengan keluarga korban.

Salah satunya adalah Zahra (Adhisty Zara), putri tunggal dari pilot pesawat yang tewas dalam tragedi itu. Ada juga Dita (Marsha Timothy), seorang istri yang kehilangan suaminya dan tak bisa menerima kenyataan bahwa justru orang lain yang hidup. Hubungan emosional yang pelik pun terjalin antara mereka.

Terhubung oleh Kenyataan Pahit

Dalam teaser trailer yang dirilis di kanal YouTube Starvision, kita diperlihatkan potongan hubungan emosional Rawa dengan Zahra. Ada adegan Rawa memeluk Zahra, seolah memberi kekuatan untuk bertahan. Namun di sisi lain, Rawa juga terlihat begitu dekat dengan Dita, bahkan mengusap air matanya saat keduanya berdua di mobil.

Nicholas Saputra menyebut bahwa setiap karakter dalam film ini terhubung lewat satu kenyataan pahit yang sama: kehilangan. “Rawa, yang selamat dari tragedi pesawat, bertemu dengan orang-orang yang harus kehilangan orang terdekat. Penonton akan melihat bagaimana resiliensi setiap karakter diuji,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.

Kolaborasi Kelas A: Mouly Surya, Nicholas Saputra, dan Marsha Timothy

Sutradara Mouly Surya menekankan bahwa film ini bukan sekadar drama bencana, tapi juga eksplorasi psikologis. Setiap karakter membawa luka dan penyesalan masing-masing. Ada yang merasa seharusnya bisa mencegah tragedi, ada yang merasa menanggung takdir orang lain.

“Kami ingin menggambarkan beban emosional yang tak kasat mata. Tapi di sisi lain, juga menunjukkan bahwa ada harapan di balik setiap kehilangan. Bahwa manusia bisa saling menopang untuk bertahan,” kata Mouly.

Tukar Takdir jadi ajang reuni Mouly Surya dengan beberapa aktor dan produser papan atas. Mouly kembali bekerja sama dengan Marsha Timothy setelah film legendaris Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017), dan dengan Nicholas Saputra setelah Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta (2013).

Film ini juga jadi kolaborasi Mouly bersama produser Chand Parwez Servia dan Rama Adi, dengan dukungan Starvision, Cinesurya, dan Legacy Pictures. Selain tiga pemeran utama, film ini juga didukung ensemble cast yang luar biasa: Meriam Bellina, Marcella Zalianty, Hannah Al Rashid, Teddy Syach, Tora Sudiro, Ringgo Agus Rahman, hingga Revaldo.

Drama Petaka Pesawat: Genre yang Jarang di Indonesia

Chand Parwez Servia, produser film ini, menyebut bahwa Tukar Takdir membawa warna baru ke perfilman Indonesia. Drama berlatar tragedi pesawat masih jarang dieksplorasi, padahal punya potensi besar untuk menghadirkan ketegangan sekaligus kedalaman emosional. “Film ini akan menghadirkan kisah penuh luka, menegangkan, tapi juga menyegarkan untuk perfilman Indonesia,” ungkapnya.

Dengan latar cerita yang jarang disentuh sineas Indonesia, Tukar Takdir berpotensi menjadi film yang bukan hanya menyayat hati, tapi juga membuka percakapan lebih luas soal trauma, kehilangan, dan bagaimana manusia merespons takdir yang tak bisa diubah.

Siapkah Kamu Menyaksikan Kisah yang Menguji Emosi?

Tukar Takdir bukan sekadar film tentang kecelakaan pesawat, melainkan kisah mendalam tentang luka, cinta, kehilangan, dan pertanyaan besar soal takdir. Dengan arahan Mouly Surya yang dikenal detail dan emosional, serta deretan aktor papan atas, film ini menjanjikan pengalaman menonton yang bikin dada sesak tapi juga membuka mata.

Jangan lewatkan perilisan resminya pada 2 Oktober 2025 di bioskop seluruh Indonesia. Siapkan hati, karena film ini bisa jadi bikin kamu merenung: kalau berada di posisi Rawa, apakah kamu sanggup menanggung beban sebagai satu-satunya yang selamat?




Gabungin Aksi dan Komedi, Film Agen +62 Hadirkan Cerita Seru nan Kocak!

Film Agen +62

Prolite – Gabungin Aksi dan Komedi, Film Agen +62 Hadirkan Cerita Seru nan Kocak!

Buat kamu penggemar film Indonesia yang suka aksi tapi tetap ingin ketawa ngakak, ada kabar baik nih! Film Agen +62, karya terbaru yang menggabungkan aksi seru dan komedi kocak khas lokal, siap tayang di bioskop mulai 3 Juli 2025.

Film ini bukan sekadar hiburan, tapi juga sindiran satir yang segar tentang dunia agen “rahasia” yang pastinya relate banget dengan kehidupan kita sehari-hari.

Dengan dibintangi oleh nama-nama besar seperti Keanu Angelo, Rieke Diah Pitaloka, dan Cinta Laura Kiehl, film ini diprediksi akan jadi salah satu tontonan favorit sepanjang pertengahan tahun ini.

Disutradarai oleh Dinna Jasanti, sineas muda yang sebelumnya sukses lewat My Annoying Brother dan My Ice Girl, serta ditulis oleh duet penulis kreatif Candra Aditya dan Diva Apresya, Agen +62 menjanjikan cerita unik yang nggak biasa.

Sinopsis Film Agen +62: Misi Rahasia Penuh Canda Tawa

Film Agen +62 bercerita tentang sepasang agen yang bukan sembarang agen. Mereka berasal dari lembaga intelijen paling bawah di Indonesia, yaitu PUANAS (Pusat Usaha Nasional)—iya, namanya aja udah bikin senyum geli, kan?

Dua karakter utama, Dito (Keanu Angelo) dan Martha (Rieke Diah Pitaloka), adalah agen yang sering diremehkan. Alih-alih tampil keren seperti James Bond, mereka lebih mirip agen pulsa atau agen galon di kompleks rumah.

Tapi justru karena gaya “biasa-biasa aja” inilah, mereka ditugaskan untuk menangani kasus super penting yang penuh jebakan: perjudian online ilegal yang meresahkan warga.

Dalam menjalankan misinya, Dito dan Martha harus menyamar dan menyusup ke dunia malam yang penuh intrik. Di sanalah mereka bertemu dengan Jessica (Cinta Laura), seorang pemilik salon glamor yang ternyata menyimpan rahasia gelap dan berkaitan langsung dengan sindikat judi online tersebut.

Konflik demi konflik muncul, bukan cuma dari musuh di lapangan, tapi juga dari hubungan antara Dito dan Martha sendiri. Komunikasi mereka yang sering gagal, salah paham terus, dan gaya kerja yang sangat bertolak belakang bikin misi mereka makin sulit tapi juga makin kocak.

Dengan bumbu aksi penuh ledakan (dan ketawa), film ini jadi sajian komplet yang bisa bikin kamu gregetan sekaligus ngakak.

Pertanyaannya: mampukah duo kocak ini menyelesaikan misinya dan mengungkap rahasia besar di balik judi online?

Daftar Pemain Film Agen +62: Meriah & Bertabur Bintang!

Film ini nggak main-main soal cast. Selain deretan aktor utama yang udah nggak asing, Agen +62 juga memperkenalkan beberapa wajah baru dan kolaborasi unik dari berbagai latar belakang entertainment. Ini dia deretan pemainnya:

  • Keanu Angelo sebagai Dito – agen receh tapi punya insting tajam
  • Rieke Diah Pitaloka sebagai Martha – agen senior yang sabar tapi galak
  • Cinta Laura Kiehl sebagai Jessica – pemilik salon misterius dengan latar belakang gelap
  • Olga Lydia – belum diketahui perannya, tapi dijamin tampil ikonik
  • Fadil Jaidi – siap menambah kekonyolan di setiap adegan
  • Dara Arafah – aktris muda dengan energi segar
  • Tenno Ali
  • Tasos Rasiti
  • Chandra Satria
  • Fanny Fadillah
  • Nafiza Fatia Rani

Dengan komposisi pemain yang lengkap—dari yang berpengalaman hingga influencer generasi baru—Agen +62 menjanjikan kombinasi akting yang luwes, segar, dan penuh chemistry.

 

Yuk, Jadi Saksi Aksi Ngakak Duo Agen Terkocak!

Film Agen +62 bisa jadi pelarian terbaik kamu dari rutinitas yang membosankan. Apalagi kalau kamu lagi butuh hiburan yang nggak hanya bikin tertawa tapi juga menyentil isu sosial secara cerdas. Catat ya, tayang mulai 3 Juli 2025 di seluruh bioskop Indonesia.

Ayo ajak teman, gebetan, atau bahkan orang rumah buat nonton bareng. Siapa tahu kamu juga punya “agen-agen rahasia” di hidupmu yang butuh dukungan!

Sudah siap menyamar bersama Dito dan Martha? Jangan lupa kasih tahu pendapatmu setelah nonton nanti—karena misi rahasia ini, bakal lebih seru kalau dijalani rame-rame!🎬💥😆




“Panggil Aku Ayah” – Adaptasi Drakor yang Siap Menyentuh Hati, Tayang 7 Agustus 2025!

Prolite – “Panggil Aku Ayah” – Adaptasi Emosional oleh Visinema yang Siap Menyentuh Hati, Tayang 7 Agustus 2025!

Halo, teman-teman! Siapa nih yang suka nangis haru tapi dalam hati penuh hangat setelah nonton film keluarga? Kalau iya, kamu wajib siap-siap menyambut Panggil Aku Ayah—film terbaru dari Visinema Pictures yang dijadwalkan tayang 7 Agustus 2025.

Film ini adalah adaptasi dari blockbuster Korea Selatan “Pawn” (2020), yang sukses besar secara emosional dan komersial. Dengan sentuhan lokal Indonesia, film ini menghadirkan drama yang universal, namun tetap terasa dekat dan relevan buat penonton Tanah Air.

Dari “Pawn” ke “Panggil Aku Ayah”—Adaptasi dengan Bumbu Lokal

Film aslinya dibintangi aktor-aktor besar Korea seperti Sung Dong-il, Kim Hee-won dan Park So-yi. Versi Indonesia pun nggak kalah membanggakan—Visinema menggandeng aktor beken seperti Ringgo Agus Rahman, pemenang Piala Citra, beradu akting dengan komika Boris Bokir.

Benni Setiawan, sutradara berkelas yang sebelumnya sukses lewat karya seperti Ancika: Dia yang Bersamaku, Layangan Putus the Movie, hingga Insya Allah Sah, kembali menggarap film penuh emosi ini dengan sentuhan budaya lokal yang kuat .

Sinopsis Film Panggil Aku Ayah di Balik Teaser

Cuplikan teaser resmi berdurasi 1 menit 16 detik ini sudah memperlihatkan potret kehidupan Dedi (Ringgo Agus): keras, tegas, hidup dalam kesibukan sebagai penagih utang—ditampilkan berlari di tengah pasar penuh keramaian.

Tiba-tiba, muncul Intan, gadis cilik (diperankan Myesha Lin), yang ikut terbawa karena “jangan bentak ibu” ucapannya. Tanpa diduga, Dedi mulai merawat gadis kecil itu, dan seiring waktu hubungan mereka tumbuh menjadi ikatan emosional yang menghangatkan hati.

Chemistry Karakter & Akting yang Bikin Meleleh

  • Ringgo Agus Rahman berhasil menunjukkan transformasi mengejutkan dari pria galak jadi sosok ayah penuh kasih sayang—aktingnya memukau, bikin penonton siap terharu.

  • Boris Bokir membawa bumbu komedi tapi tetap punya momen emosional yang bikin cerita makin kaya dan seimbang.

  • Myesha Lin sebagai Intan tampil jempolan—polos, cerdas, dan berhasil mencuri perhatian lewat keikhlasan hatinya.

  • Tissa Biani juga ikut memberi warna penuh emosi, memberikan lapisan drama yang menyentuh.

Tema Kemanusiaan & Makna Profesi Penagih Utang

Selain membawa tema keluarga, film ini menggali sudut kemanusiaan dari profesi penagih utang yang kerap dipandang negatif. Melalui kisah Dedi dan Tatang, kita akan lihat bagaimana cinta dan rasa tanggung jawab bisa tumbuh dari situasi yang sama sekali tak terencana.

Adaptasi lokal juga membuat cerita semakin dekat dengan masyarakat—dengan setting pasar tradisional, dialog sehari-hari, hingga logika budaya Indonesia yang lebih “nyantol” di hati penonton lokal.

Harapan dan Prestis Visinema Pictures

Visinema Pictures memang dikenal sebagai jagonya film keluarga penuh nilai. Dari Cemara’s Family hingga Stealing Raden Saleh, Visinema sudah membawa banyak film sukses dan bermakna.

Dengan kolaborasi bersama CJ Entertainment, dan dukungan sutradara Benni Setiawan, Panggil Aku Ayah punya semua elemen untuk jadi film keluarga terbaik 2025 Indonesia—mulai dari tema universal cinta keluarga sampai kualitas sinematografi dan akting yang berkelas.

Catat Tanggalnya & Sampai Ketemu di Bioskop! 🎉

Yuk, tandai kalender kamu: 7 Agustus 2025! Panggil Aku Ayah bakal hadir di bioskop-bioskop kesayangan sejak hari itu.

Kalau kamu suka film yang bisa bikin senyum-senyum sendu, nangis di pojokan teater, atau sekadar ingin menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga—ini film yang pas!

Bagikan juga ke teman, saudara, atau pacar kamu supaya siap-siap nonton bareng. Dan nanti, usai nonton, jangan lupa balik lagi ke sini—share momen favorit kamu, scene paling bikin baper, atau karakter yang paling bikin kamu “nangis haru”! 😊




Kisah Horor Heroik Panji Tengkorak Diangkat ke Layar Animasi, Denny Sumargo Jadi Dubber Tokoh Legendaris!

Panji Tengkorak

Prolite – Kisah Horor dan Heroik Panji Tengkorak Hidup Kembali! Intip Proses Kreatif Denny Sumargo Jadi Dubber Film Animasi Keren Ini!

Komik legendaris Panji Tengkorak akhirnya dihidupkan lagi dalam versi film animasi, dan bukan sekadar animasi biasa—ini adalah proyek besar yang digarap serius oleh Falcon Pictures.

Lebih dari sekadar hiburan, film ini jadi bentuk penghormatan pada karya klasik Indonesia sekaligus tantangan baru buat para aktor yang terlibat, terutama sang “Ghost Voice” kita, Denny Sumargo. Yuk, kita kupas tuntas proses kreatif di balik layar film ini, yang penuh dedikasi dan sentuhan horor yang bikin merinding!

Denny Sumargo, Dari Aktor ke Dubber: “Kami Harus Gerakin Badan!”

Kalau kamu kira nge-dubber itu cuma duduk di depan mic sambil baca naskah, maka film Panji Tengkorak bakal bikin kamu berpikir dua kali. Di proyek animasi ini, Denny Sumargo mengaku harus benar-benar berakting secara fisik, seolah sedang syuting film live action.

“Kami benar-benar menggerakkan badan supaya rasa (berperan) itu keluar. Karena kalau cuma duduk aja, rasanya enggak akan keluar,” katanya di konferensi pers, 2 Juni 2025.

Bayangin aja, selama tiga minggu penuh, Denny dan para pengisi suara lainnya harus masuk ke dalam karakter mereka bukan hanya lewat suara, tapi juga lewat gerakan tubuh, ekspresi, bahkan energi fisik. Jadi bisa dibilang, ini bukan sekadar ngisi suara, tapi beneran “jadi karakter”-nya!

Dan karena animasinya belum jadi saat mereka take voice, mereka harus membayangkan suasana, situasi, dan gestur karakter. Jadi semacam akting di dunia bayangan, yang tentu nggak mudah, tapi justru bikin pengalaman ini jadi lebih intens dan emosional.

Riset Karakter: Bukan Sekadar Baca Naskah

Tiap karakter punya jiwa, dan buat menyatu dengan jiwa karakter Panji Tengkorak, Denny dan timnya melakukan riset mendalam. Mereka pelajari komik aslinya karya Hans Jaladara, cari tahu persona Panji—gimana dia bicara, bergerak, sampai mikir.

Proses ini bisa dibilang kayak “membongkar naskah keramat” karena mereka harus menghidupkan kembali tokoh yang udah jadi legenda komik silat Indonesia sejak era 1960-an. Dan kalau kamu tahu gaya Panji yang kelam, penuh trauma masa lalu, tapi tetap heroik, kamu pasti paham bahwa karakter ini bukan karakter yang bisa diambil setengah-setengah. Harus totalitas!

Hans Jaladara: “Saya Bangga Karakter Saya Diangkat Lagi”

Di tengah hype film ini, tentu aja sang pencipta karakter, Hans Jaladara, punya tempat spesial. Di konferensi pers, beliau hadir langsung dan kelihatan banget kalau beliau terharu karakternya diangkat jadi animasi layar lebar.

“Saya merasa senang dan bangga. Kondisi pasar sekarang memang berbeda, tapi ini langkah besar buat industri kreatif Indonesia,” katanya.

Buat Hans, Panji Tengkorak bukan cuma karakter, tapi ikon budaya. Melihat Panji hidup kembali dalam bentuk animasi bikin ia percaya bahwa komik lokal bisa jadi bintang utama di tengah gempuran budaya asing.

Indro Warkop Ikut Dukung: “Kita Bisa Saingan Sama Animasi Luar!”

Ngomongin soal animasi Indonesia, pelawak senior Indro Warkop juga kasih dukungan penuh. Buat beliau, proyek kayak gini harus sering-sering muncul.

“Indonesia itu harusnya punya pasar animasi yang besar. SDM kita juga gak kalah sama luar,” katanya.

Dan tahu nggak? Setelah film ini, Falcon Pictures juga siap ngebawa Warkop DKI Kartun ke layar lebar. Jadi bisa dibilang, Panji Tengkorak bukan cuma proyek nostalgia, tapi bagian dari gerakan besar animasi lokal yang siap mendobrak pasar film Indonesia!

Panji Tengkorak: Pahlawan Horor ala Komik Silat

Buat yang belum tahu siapa itu Panji Tengkorak, dia adalah pahlawan misterius bertopeng tengkorak dengan masa lalu kelam. Kisahnya penuh darah, dendam, dan pertarungan hidup-mati. Tapi bukan cuma gelap dan serem, Panji juga punya sisi manusiawi yang kuat. Cocok banget buat diangkat dalam genre animasi horor-heroik, apalagi dengan sentuhan modern dan teknologi animasi masa kini.

Makanya, meskipun ini animasi, jangan bayangin kartun lucu ya. Ini lebih ke arah epik, gelap, dan emosional, yang tetap aman buat ditonton keluarga, tapi juga bikin bulu kuduk merinding karena cerita dan atmosfernya!

Tayang Agustus 2025: Waktunya Nonton Bareng!

Catat tanggalnya, gengs! Film animasi Panji Tengkorak bakal tayang 28 Agustus 2025, dan bakal jadi salah satu film yang ditunggu-tunggu, apalagi setelah suksesnya film animasi Jumbo tahun lalu yang jadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia.

Kalau kamu fans komik jadul, pecinta film silat, atau penggila animasi horor, film ini wajib banget masuk list tontonan kamu!

Ayo Dukung Animasi Lokal, Jangan Cuma Nonton Marvel Terus!

Gimana? Udah kebayang kan gimana totalitasnya Denny Sumargo dan tim dalam menghidupkan Panji Tengkorak? Ini bukan sekadar film animasi, ini adalah kebangkitan kembali tokoh ikonik Indonesia dalam format yang fresh dan berkualitas.

So, jangan lupa dukung karya anak bangsa ya! Kadang yang bikin merinding dan bangga tuh bukan jump scare dari film luar, tapi usaha dan kreativitas orang-orang kita sendiri yang berjuang menghidupkan legenda.

Yuk siapin popcorn, ajak temen dan keluarga, dan jangan lupa beli tiketnya tanggal 28 Agustus 2025. Panji Tengkorak bakal ngajak kita semua masuk ke dunia penuh misteri dan aksi… yang tak akan mudah dilupakan.

Sampai ketemu di bioskop! 🔥🎥💀




Bersiaplah! 2 Film Horor Lokal Ini Bakal Menghantui Bioskop Juni 2025!

Film Lokal

Prolite – Catat Tanggalnya! 2 Film Horor Lokal Ini Siap Bikin Merinding di Bioskop Juni 2025

Pecinta film horor lokal, siap-siap ya! Bulan Juni 2025 akan jadi bulan yang mencekam di bioskop Tanah Air. Pasalnya, ada dua film horor Indonesia terbaru yang dijadwalkan rilis dan keduanya menjanjikan cerita yang gak cuma seram tapi juga penuh makna emosional dan nuansa budaya.

Film pertama adalah “Tenung”, yang bakal tayang awal Juni. Sementara yang kedua, “Jalan Pulang”, menyusul di pertengahan bulan. Keduanya membawa pendekatan horor yang berbeda tapi sama-sama bikin penasaran. Yuk, kita kupas satu per satu!

1. “Tenung” – Kengerian Ilmu Hitam yang Mengincar Garis Keturunan

📅 Tayang: 5 Juni 2025

“Tenung” adalah film horor yang mengangkat unsur ilmu hitam dan kekuatan jahat yang diturunkan secara generasi. Ceritanya berpusat pada Ira dan ibunya, Linda, yang mulai mengalami kejadian-kejadian mistis penuh teror. Suasana rumah yang tadinya tenang berubah jadi penuh ketegangan saat Linda mulai mengalami halusinasi, sakit misterius, dan akhirnya meninggal dunia.

Tapi… di sinilah ceritanya jadi makin seram. Saat jenazah Linda hendak dimakamkan, seekor kucing hitam tiba-tiba melompati tubuhnya, dan secara mengejutkan—Linda hidup kembali! Tapi tentu saja, bukan Linda yang dulu…

Pasca kejadian itu, sikap Linda berubah drastis. Ia menjadi sosok yang misterius, menyeramkan, dan penuh aura negatif. Ira pun perlahan menemukan kenyataan kelam: sang ibu ternyata menjadi korban tenung, sebuah praktik ilmu hitam yang membuat tubuhnya dirasuki entitas jahat. Lebih ngeri lagi, entitas itu punya misi menghancurkan seluruh garis keturunan Linda.

Film ini gak cuma menyuguhkan jump scare dan adegan menyeramkan, tapi juga menyisipkan kearifan lokal dan elemen budaya mistik Indonesia. Kisah tenung dan balas dendam antar keluarga jadi benang merah cerita yang bakal bikin kamu berpikir dua kali kalau lihat kucing hitam lewat.

2. “Jalan Pulang” – Horor Emosional Perjuangan Seorang Ibu

📅 Tayang: 19 Juni 2025

Kalau “Tenung” membawa kita ke ranah horor supernatural, maka “Jalan Pulang” menghadirkan horor yang lebih emosional, reflektif, dan psikologis. Film ini mengisahkan seorang ibu yang menempuh perjalanan panjang demi mencari pengobatan untuk anaknya yang menderita penyakit misterius.

Namun perjalanan ini bukan perjalanan biasa. Semakin jauh sang ibu melangkah, semakin banyak gangguan dan kejadian aneh yang menghampirinya. Mulai dari perjumpaan dengan orang-orang asing, lingkungan yang tidak familiar, hingga simbol-simbol yang membuatnya terhubung dengan masa lalu yang kelam.

Uniknya, film ini tidak menakuti lewat hantu, tapi melalui perasaan cemas, tidak pasti, dan perlahan-lahan mengungkap misteri yang menekan secara batin. Sang ibu harus menghadapi kenyataan bahwa penyakit anaknya bisa jadi terkait dengan rahasia masa lalunya sendiri.

“Jalan Pulang” menyajikan hubungan emosional yang dalam antara ibu dan anak, dibungkus dengan atmosfer gelap dan tidak nyaman. Film ini cocok banget buat kamu yang suka horor dengan kedalaman cerita dan suasana yang membekas lama setelah film selesai.

Kenapa Kamu Gak Boleh Lewatkan Dua Film Horor Lokal Ini?

  • Nuansa Lokal yang Kental: Kedua film ini sama-sama mengangkat unsur budaya dan tradisi Indonesia, bikin cerita terasa lebih dekat dan relatable.

  • Pendekatan Horor yang Berbeda: “Tenung” lebih ke supernatural horror, sedangkan “Jalan Pulang” menawarkan horor yang emosional dan psikologis.

  • Kisah yang Menyentuh: Di balik teror, keduanya tetap punya elemen keluarga yang kuat—antara ibu dan anak, antara trauma dan pengampunan.

  • Produksi Berkualitas: Dari trailernya yang udah banyak dibicarakan netizen, jelas bahwa produksi kedua film ini digarap serius dengan visual mencekam dan akting yang menjanjikan.

Siap-Siap Nonton Bareng dan Jangan Duduk Sendirian!

Nah, buat kamu yang doyan nonton film horor lokal dan pengen ngerasain atmosfer bioskop yang sunyi dan tegang bareng penonton lain, Juni 2025 ini adalah waktu yang pas! Bisa nonton sendiri (kalau berani 😏), bareng pacar, atau mabar horor ramean biar gak deg-degan sendiri.

Jadi, kamu tim “Tenung” dengan nuansa gelap dan mistis? Atau tim “Jalan Pulang” yang lebih mengaduk emosi dan menyentuh? Atau dua-duanya langsung masuk watchlist?

Tulis di kolom komentar film horor lokal mana yang paling kamu tunggu dan kenapa! Dan pastikan kamu pantau terus jadwal tayang di bioskop kesayangan, karena tiket film horor biasanya cepet banget habis.

Yuk, ramaikan perfilman horor Indonesia dan dukung karya anak bangsa. Jangan lupa siapin popcorn dan mental yang kuat ya! 👻🍿




Bangga! Film Agak Laen Akan Di-remake Versi Hollywood, Produser Parasite Siap Garap!

film agak laen

Prolite – Gokil! Film Agak Laen Bakal Diadaptasi Versi Hollywood oleh Produser Parasite

Pecinta film lokal pasti udah gak asing lagi sama Agak Laen — film komedi absurd yang sukses banget di tahun 2024 dan bikin penonton ngakak sekaligus mikir. Tapi tunggu dulu… kabar terbarunya bisa bikin kamu makin bangga!

Film Agak Laen bakal diadaptasi versi Hollywood! Dan yang megang proyeknya adalah Barunson E&A, rumah produksi asal Korea Selatan yang sebelumnya bikin Parasite, pemenang Oscar yang mendunia itu.

Siap-siap deh, film komedi khas Indonesia ini bakal naik kelas ke panggung internasional. Kira-kira siapa ya yang cocok jadi versi Hollywood-nya Bene, Jegel, Boris, dan Oki?

Dari Bioskop Indonesia ke Hollywood: Mimpi yang Jadi Nyata!

Kabar super membanggakan ini diumumkan langsung oleh Ernest Prakasa, pendiri rumah produksi Imajinari, lewat akun Instagram pribadinya pada Selasa, 6 Mei 2025. Dengan nada santai, Ernest nulis:

“Kalo @/ dibikin versi Hollywood, siapa yang cocok jadi pemerannya?”

Komentar netizen langsung membanjiri unggahannya dengan berbagai usulan aktor Hollywood, dari Kevin Hart sampai Adam Sandler. Tapi satu hal yang pasti — Film Agak Laen kini bukan cuma milik kita, tapi juga siap dikenal dunia.

Barunson E&A dan Imajinari: Kolaborasi Dua Negara, Satu Visi

Bukan cuma proyek satu film, ternyata Barunson E&A dan Imajinari menjalin kerja sama jangka panjang. Selain Agak Laen, Barunson juga mengambil hak remake film Imajinari lainnya, yaitu Tinggal Meninggal. Bahkan, mereka juga ikut mendukung produksi Agak Laen 2 yang lagi dalam proses penggarapan.

Menurut media Variety, langkah ini adalah bagian dari strategi Barunson buat mengamankan konten Asia Tenggara yang punya potensi global. Dan jujur aja, Agak Laen tuh emang punya bahan cerita yang unik: lucu, absurd, tapi ada makna dalamnya.

CEO Barunson E&A, Choi Yoon Hee, memuji Imajinari sebagai studio yang bisa mengangkat tema keluarga, cinta, dan hubungan antarmanusia dengan cara yang segar dan menghibur.

“Kami melihat Imajinari sebagai studio yang sangat kuat dalam bercerita. Kami bangga bisa memperkenalkan cerita-cerita mereka ke pasar global,” kata Choi.

Salah satu kekuatan Imajinari — yang jadi alasan kenapa Barunson tertarik — adalah gaya bertutur yang out of the box. Gak cuma lucu-lucuan, film mereka selalu punya kedalaman yang bisa nyentuh emosi penonton.

Ernest bilang, filosofi Imajinari adalah “menceritakan kisah-kisah orisinal dengan cara yang mengejutkan dan melibatkan penonton.”

Dan kita semua tahu, Agak Laen berhasil banget merepresentasikan itu. Cerita tentang empat penjaga rumah hantu yang berakhir ngurusin arwah betulan itu absurd, tapi punya pesan soal ketulusan, persahabatan, dan menerima perbedaan.

Agak Laen 2 dan Tinggal Meninggal: Siap Tayang Tahun Ini!

Sambil nunggu versi Hollywood-nya kelar, kita juga bakal disuguhi kelanjutan dari cerita asli versi Indonesia. Film Agak Laen 2, yang disutradarai Muhadkly Acho, dijadwalkan tayang pada kuartal keempat tahun 2025. Sementara film Tinggal Meninggal siap tayang Agustus 2025.

Film Tinggal Meninggal sendiri punya konsep komedi gelap yang beda tapi tetap khas Imajinari. Ceritanya tentang seorang pria kesepian bernama Gema yang bikin kebohongan besar demi diperhatikan, tapi justru malah masuk ke dalam kekacauan yang lebih dalam.

Kedua film ini bisa jadi “pemanasan” sebelum kita melihat adaptasi internasionalnya nanti.

Siapa Pemeran Versi Hollywood-nya?

Nah, ini nih bagian yang bikin netizen penasaran setengah mati. Siapa yang bakal main di versi Hollywood Film Agak Laen? Sampai sekarang belum ada info resmi, tapi spekulasi terus bergulir. Beberapa nama yang sering disebut:

  • Kevin Hart sebagai tokoh kocak nan cerewet (cocok banget buat vibe-nya Boris!)

  • Seth Rogen untuk karakter santai tapi sarkastik

  • Simu Liu (Shang-Chi) kalau versi Hollywood-nya tetap mau mempertahankan nuansa Asia

  • Bahkan ada yang usul Steve Carell buat peran manajer rumah hantu

Versi mana pun, satu hal yang pasti: kita semua excited banget buat liat gimana karakter-karakter absurd ini dihidupkan dalam budaya dan bahasa baru.

Bangga Gak Sih? Indonesia Go Internasional!

 

Gak banyak film Indonesia yang bisa menembus pasar internasional — apalagi sampai di-remake oleh produser kelas dunia seperti Barunson E&A. Ini adalah pencapaian yang luar biasa dan bukti kalau cerita lokal bisa punya tempat di panggung global.

Dari rumah hantu palsu di Indonesia ke bioskop-bioskop Amerika, film Agak Laen membuktikan bahwa komedi absurd penuh makna bisa universal.

Yuk, Dukung Film Indonesia!

Sekarang saatnya kita tunjukkan dukungan buat film lokal. Nonton filmnya, sebarkan kabarnya, dan kasih semangat ke para kreator Tanah Air. Kamu punya ide siapa aktor Hollywood yang cocok main di remake film Agak Laen? Share dong di kolom komentar!




Jumbo Tembus 3 Besar Film Indonesia Terlaris: Prestasi yang Membanggakan!

Jumbo

Prolite – Jumbo Tembus 3 Besar Film Indonesia Terlaris: Prestasi yang Membanggakan!

Siapa sangka, dongeng anak-anak bisa membawa “Jumbo” terbang tinggi ke puncak perfilman Indonesia? Film animasi garapan Visinema Studios ini resmi menorehkan sejarah baru: menembus angka 7 juta penonton pada Sabtu (26/4) malam, sekaligus mengunci posisi ketiga sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa. Gokil banget!

Bukan cuma itu, film animasi ini juga sukses menggeser “Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1” (2016) yang sebelumnya bertahan lama di posisi tiga besar. Kita kulik lebih dalam yuk, gimana perjalanan “Jumbo” sampai bisa seheboh ini!

Jumbo Menorehkan Sejarah Baru

Tanggal 26 April 2025 jadi momen bersejarah buat “Jumbo”. Sekarang, tiga besar film Indonesia terlaris dipegang oleh:

  1. KKN di Desa Penari (2022) — penonton
  2. Agak Laen (2024) — penonton
  3. Jumbo (2025) — penonton

Dengan 7 juta penonton, film ini diperkirakan sudah mengantongi pendapatan box office lebih dari Rp287 miliar, kalau tiket rata-rata dihargai Rp41 ribu. Ini pencapaian gede, apalagi buat film animasi lokal yang biasanya harus kerja ekstra keras menarik minat penonton.

Visinema, lewat akun resminya, mengungkapkan rasa syukur mereka:

“Sama seperti Don yang nggak nyangka kalau dongeng & lagu dari orang tuanya bisa membawanya ke petualangan besar, kami juga nggak pernah nyangka sambutan kalian bisa sehangat ini. Terima kasih se-JUMBO-JUMBOnya untuk semua yang sudah jadi bagian dari kisah JUMBO!”

Emang, cinta penonton itu kadang datang tanpa diduga. Tapi jelas, kerja keras tim bikin semua terasa layak.

Walau udah tembus 7 juta, peluang film ini buat naik ke posisi kedua masih ada… tapi berat. Buat nyusul “Agak Laen”, “Jumbo” butuh tambahan 2,2 juta penonton lagi, atau butuh sekitar 3 minggu tayang stabil.

Tantangannya makin gede karena “Jumbo” harus bersaing sama film-film Hollywood baru yang siap menyita perhatian publik, kayak The Accountant 2 (dengan Jon Bernthal dan Ben Affleck) dan Thunderbolts* (dengan Florence Pugh dan Sebastian Stan).

Jumbo Siap Go International!

Nggak cuma puas di dalam negeri, “Jumbo” juga siap go international. Saat ini, hak distribusinya buat beberapa wilayah utama dunia — kayak China, Amerika Utara, Eropa Barat, dan Australia — masih tersedia.

Bayangin aja kalau film ini bisa tembus ke pasar global. Ini bakal jadi langkah besar buat animasi Indonesia unjuk gigi ke dunia!

Siapa di Balik Jumbo? Ini Dia Visinema Studios!

Visinema Studios adalah kekuatan kreatif di balik film animasi ini. Berdiri sejak 2008 oleh Angga Dwimas Sasongko, Visinema dikenal sebagai “Perusahaan Cerita” — istilah keren yang mereka pakai buat menggambarkan misinya: menghidupkan cerita dalam berbagai platform dan media.

Di bawah PT Visinema Pictures, Angga, yang juga pemegang manfaat utama (beneficial ownership), memimpin perusahaan ini jadi mercusuar kreatif di Indonesia. Mereka percaya, cerita itu kekuatan buat membentuk peradaban. Keren ya?

Lebih dari Sekadar Film: Ekosistem Kreatif Visinema

Visinema bukan cuma rumah produksi film. Mereka punya ekosistem kreatif lengkap, antara lain:

  • Skriptura: Writers room dan laboratorium IP terbaik di Indonesia.
  • Visinema Pictures: Produksi film layar lebar kayak “Filosofi Kopi”, “Mencuri Raden Saleh”, “NKCTHI”.
  • Visinema Content: Bikin konten digital, dari film pendek sampai series OTT.
  • Visinema Studios: Divisi animasi kreatif — tempat “Jumbo” lahir.
  • Visinema Animation: Fokus bikin cerita yang menyentuh lintas usia.
  • Bioskop Online: Platform streaming film lokal berbasis bayar per tayang.

Dengan semua unit ini, Visinema benar-benar membangun dunia hiburan Indonesia dari berbagai sisi.

Prestasi Visinema Sebelum Jumbo

Nggak kaget film ini sukses, soalnya Visinema sudah lama langganan prestasi, di antaranya:

  • Mencuri Raden Saleh (2022): Film terfavorit pilihan penonton di FFI.
  • Keluarga Cemara 2 (2023): Pemenang Film Bioskop Semua Umur.
  • NKCTHI (2020): Menang di Festival Film Internasional Shanghai.
  • 8 penghargaan di Indonesian Movie Actors Awards 2019.
  • 9 penghargaan di Maya Awards 2018.
  • Skenario Terbaik di JAFF Indonesian Screen Awards 2018.

Udah bukan cuma soal “beruntung” lagi, emang hasil kerja keras bertahun-tahun.

Jumbo Menambah Deretan Film Hits Visinema

Film ini sekarang berdiri sejajar dengan karya-karya ikonik Visinema lainnya, seperti:

  • Home Sweet Loan (2024)
  • Heartbreak Motel (2024)
  • 13 Bom di Jakarta (2023)
  • Mencuri Raden Saleh (2022)
  • Nussa (2021)
  • NKCTHI (2019)
  • Keluarga Cemara (2018 & 2022)
  • Filosofi Kopi (2015 & 2017)

Visinema konsisten menyajikan cerita yang dekat, menyentuh, dan pastinya relate sama banyak orang.

Kalau kamu belum sempat nonton, buruan deh ke bioskop terdekat sebelum filmnya turun layar. Ini bukan cuma soal nonton animasi, tapi soal jadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia!

Kalau kamu udah nonton, share dong di sosmed! Ceritain bagian favoritmu, atau tag teman-teman kamu yang harus nonton juga. Siapa tahu, kamu ikut bantu “Jumbo” nambah jutaan penonton lagi! 🚀




Film “Angkara Murka” Tayang di Italia Sebelum di Indonesia: Horor yang Terlalu Nyata untuk Dilewatkan!

Angkara Murka

Prolite – Film “Angkara Murka” Tayang di Italia Sebelum di Indonesia: Horor yang Terlalu Nyata untuk Dilewatkan!

Siapa yang nggak suka film horor dengan cerita yang nggak cuma bikin merinding, tapi juga bikin mikir? Kalau kamu salah satu penggemar film dengan tema yang mendalam dan atmosfer yang kuat, “Angkara Murka” pasti nggak boleh kelewat! Film yang satu ini bukan hanya sekadar horor, tapi juga membawa cerita yang begitu nyata dan relevan dengan kehidupan kita.

Film ini diproduksi oleh Forka Films, dan kabar baiknya, “Angkara Murka” bakal tayang perdana di Italia sebelum akhirnya mendarat di bioskop Indonesia pada 22 Mei 2025. Sebelum tayang di Indonesia, film ini bakal menggebrak Far East Film Festival (FEFF) di Udine, Italia, pada 30 April 2025, dan berkompetisi di kategori White Mulberry Award for Best Debut Feature. Penasaran dengan cerita seram yang satu ini? Yuk, simak lebih lanjut!

Film Pertama Eden Junjung yang Mengguncang Dunia Horor

Kamu mungkin sudah nggak asing lagi dengan Eden Junjung, sang sutradara yang sebelumnya dikenal lewat karya-karya pendeknya seperti Happy Family, Bura, dan The Intrusion. Karya-karyanya sudah banyak meraih pengakuan di festival internasional, dan “Angkara Murka” adalah film panjang pertama Eden yang berani melangkah ke dunia horor.

Dengan cerita yang mendalam dan nuansa seram yang kuat, “Angkara Murka” berhasil menggabungkan teror, emosi, dan kritik sosial dalam satu pengalaman sinematik yang bikin penonton nggak bisa berhenti berpikir. Seperti yang disampaikan oleh produser Ifa Isfansyah, “Film ini bercerita tentang sesuatu yang dekat dengan realitas, tapi dibicarakan dalam bahasa film yang bisa dinikmati siapa saja.” Kalau menurut kamu, kedekatan cerita dengan realitas ini bakal bikin makin menegangkan, kan?

Plot yang Terlalu Nyata: Horor yang Menyeramkan dan Relatable

“Angkara Murka” bercerita tentang Ambar (diperankan oleh Raihaanun), seorang ibu muda yang terpaksa bekerja di tambang pasir demi mencari suaminya, Jarot (Aksara Dena), yang hilang misterius di lokasi tambang tersebut. Gimana rasanya, coba, kalau harus bekerja keras di tempat yang keras dan penuh ancaman, bukan cuma dari manusia, tapi juga makhluk tak kasat mata?

Namun, di balik dunia tambang yang penuh kekerasan, Ambar justru harus menghadapi teror yang lebih dalam lagi—kekuasaan yang rakus, praktik tumbal, dan makhluk-makhluk gaib yang menjaga tanah tambang tersebut. Bareng dengan Lukman (Simhala Avadana), Ambar berusaha mengungkap rahasia gelap yang tersembunyi di dalam tambang. Namun semakin mereka menyelidiki, semakin besar pula kekuatan yang berusaha menutup suara-suara lemah mereka.

Sutradara Eden Junjung bahkan mengatakan,

“Saya tumbuh di kaki gunung yang katanya dihuni setan, tapi seiring waktu saya sadar, ketakutan itu sengaja ditanamkan untuk membungkam.”

Film ini menawarkan horor yang sangat nyata, bukan hanya soal hantu, tapi juga tentang praktik-praktik yang mengeksploitasi orang-orang kecil demi keuntungan semata.

Akting Total dan Dialog Jawa yang Kental

Film ini juga menampilkan totalitas akting dari para pemain, terutama Raihaanun yang dituntut untuk berbahasa Jawa sepenuhnya dalam film ini. Bayangin aja, saat ditawari peran ini, Raihaanun nggak cuma belajar dialog, tapi juga harus mendalami aksen dan emosi yang tepat dalam berbahasa Jawa.

“Mas Eden langsung mengasah kami sebagai pemain, tidak ada perantara pemain dan sutradara jadi langsung dipolesnya. Ada proses reading, kami berulang omong skrip yang sudah kami pegang. Tapi untuk mematenkan skrip agar lebih fasih, meyakinkan karakternya, sebelum take itu kami ulang terus sampai terdengarnya seperti orang Jawa,” kata Raihaanun.

Proses seperti ini tentu saja menciptakan chemistry yang kuat di antara para aktor, membuat karakter-karakternya terasa sangat nyata dan relatable. Plus, lokasi syuting yang diambil di tempat tambang sungguhan menambah atmosfer horor yang semakin mencekam.

Tayang Perdana di Festival Film Internasional

Film ini bukan hanya bakal tayang di Indonesia, tapi sudah lebih dulu mendapat sambutan internasional. Far East Film Festival di Udine, Italia, bakal jadi ajang perdana untuk “Angkara Murka”. Di sana, film ini akan bersaing untuk memperebutkan White Mulberry Award for Best Debut Feature. Sebelumnya, Forka Films memang dikenal lewat film-filmnya yang juga tayang di festival internasional, seperti Siti, Yuni, dan The Seen and Unseen, jadi nggak heran kalau “Angkara Murka” juga mendapat perhatian besar dari para kritikus.

Kenapa Kamu Harus Nonton “Angkara Murka”?

Selain karena ceritanya yang sangat mengangkat tema sosial yang penting, “Angkara Murka” juga menawarkan horor dengan kedalaman yang jarang kita temui di film Indonesia. Cerita yang mengangkat kekuasaan yang rakus dan eksploitasi manusia sangat relevan dengan isu-isu yang ada di masyarakat kita, membuat film ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga cermin dari kenyataan yang ada.

Jika kamu suka film horor yang penuh ketegangan dan tak hanya mengandalkan jumpscare, “Angkara Murka” harus banget masuk dalam daftar film yang harus ditonton! Siapkan diri kamu untuk merinding, mikir, dan terkejut dengan plot yang menyentuh banyak sisi kehidupan.

Ayo Dukung Film Horor Lokal Berkualitas!

Jadi, jangan sampai ketinggalan! “Angkara Murka” bakal tayang di bioskop Indonesia pada 22 Mei 2025, dan pastinya akan jadi film horor yang nggak hanya sekadar serem, tapi juga memberikan pengalaman sinematik yang mendalam. Semoga film ini bisa jadi tontonan berkualitas yang membawa nama Indonesia ke dunia internasional, ya!

Jadi, tunggu apa lagi? Simpan tanggalnya, ajak teman-teman kamu, dan siap-siap buat nonton horor yang penuh makna! Jangan sampai ketinggalan, ya!




Diboikot Netizen, Karier Abidzar Terancam? Ini Kata Pakar Soal Cancel Culture!

Abidzar

Prolite – Diboikot Netizen, Karier Abidzar Terancam? Ini Kata Pakar Soal Cancel Culture!

Industri film Indonesia kembali dihebohkan dengan polemik yang melibatkan aktor muda Abidzar Al Ghifari. Pemeran utama dalam adaptasi A Business Proposal versi Indonesia ini menuai kritik tajam setelah mengungkapkan bahwa ia tidak membaca Webtoon maupun menonton drama Korea versi aslinya.

Pernyataan tersebut menimbulkan gelombang kekecewaan dari para penggemar, yang menganggap bahwa Abidzar kurang menghormati sumber asli dari karya yang ia perankan.

Akibatnya, film ini mendapat serangan dari warganet, mulai dari penurunan drastis rating di IMDb hingga pemutaran film yang mulai dihentikan di beberapa bioskop. Fenomena ini pun memicu perbincangan luas mengenai cancel culture dan dampaknya terhadap industri film di Indonesia.

Abidzar dan Kontroversi yang Mengguncang Industri Film

Sebagai seorang aktor yang sedang meniti karier, pernyataan Abidzar menjadi bumerang baginya. Keputusannya untuk tidak merujuk pada materi asli dianggap sebagai bentuk kurangnya persiapan serta sikap yang meremehkan penggemar setia karya tersebut.

Tidak sedikit yang menyatakan bahwa hal ini mencederai ekspektasi mereka terhadap film adaptasi, yang seharusnya tetap mempertahankan esensi cerita asli.

Dampaknya sangat cepat terasa. Rating film di IMDb merosot drastis hingga 1/10, menandakan gelombang ketidakpuasan yang besar.

Bahkan, beberapa bioskop dilaporkan mulai menarik film ini dari daftar penayangan mereka karena respon negatif yang terus meningkat.

Cancel Culture dan Pengaruhnya di Industri Film

Fenomena cancel culture bukanlah hal baru dalam dunia hiburan. Pakar industri kreatif, Meilinda, yang merupakan dosen English for Creative Industry di Universitas Kristen Petra (UK Petra), menjelaskan bahwa cancel culture telah menjadi alat bagi masyarakat untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap tindakan atau pernyataan figur publik.

Namun, dampaknya bisa sangat besar, tidak hanya bagi individu yang terkena boikot, tetapi juga bagi seluruh produksi film yang terlibat.

“Efeknya tidak hanya mengenai satu aktor, tetapi juga seluruh tim produksi yang bekerja keras dalam proyek tersebut. Jika reaksi publik terlalu negatif, film yang sebenarnya memiliki potensi baik pun bisa tenggelam akibat citra buruk salah satu pemainnya,” ujar Meilinda dalam sebuah diskusi di Surabaya.

Sebagai figur publik, aktor diharapkan memiliki kesadaran akan pentingnya citra dan cara berkomunikasi dengan audiens. Di Indonesia, sikap rendah hati dan apresiasi terhadap karya seni sangat dijunjung tinggi.

Ketika seorang aktor dianggap kurang menghargai sumber asli, masyarakat pun cenderung merespons dengan reaksi yang keras.

Adaptasi vs Interpretasi: Sejauh Mana Aktor Boleh Berkreativitas?

Dalam dunia perfilman, ada dua pendekatan yang sering digunakan dalam proyek adaptasi, yaitu mempertahankan esensi asli atau memberikan sentuhan baru terhadap karakter dan cerita.

Dalam kasus Abidzar, ia memilih untuk menginterpretasikan karakternya sendiri tanpa merujuk pada sumber asli.

Meilinda menyoroti bahwa meskipun kebebasan berekspresi dalam akting sangat penting, pemahaman terhadap materi sumber tetap krusial dalam sebuah adaptasi.

“Jika film adaptasi ingin tetap mempertahankan nuansa dan karakteristik dari sumbernya, maka pemahaman mendalam dari aktor sangat diperlukan. Namun, jika tujuannya adalah untuk memberikan perspektif baru, maka kebebasan berinterpretasi memang bisa dilakukan dengan tetap mempertimbangkan ekspektasi penonton,” jelasnya.

Reputasi Publik dan Kesuksesan Film

Seorang aktor bukan hanya dinilai dari bakat aktingnya, tetapi juga dari citra publik yang mereka bangun. Meilinda menambahkan bahwa kontroversi yang melibatkan aktor dapat secara langsung berimbas pada kesuksesan film di pasaran.

“Di era media sosial, reputasi seorang aktor sangat berpengaruh terhadap bagaimana masyarakat menerima sebuah film. Oleh karena itu, produser tidak hanya mempertimbangkan kemampuan akting, tetapi juga bagaimana seorang aktor dapat membangun hubungan yang baik dengan publik,” ujarnya.

Dampak Negatif Cancel Culture: Apakah Ruang Diskusi Mulai Tertutup?

Meski cancel culture sering kali dianggap sebagai cara bagi masyarakat untuk menegakkan standar etika dan moral, fenomena ini juga memiliki sisi negatif.

Meilinda mengingatkan bahwa budaya boikot yang semakin masif dapat menghambat ruang diskusi yang sehat dalam masyarakat.

“Jika masyarakat terlalu mudah melakukan cancel culture, maka ruang untuk memahami perspektif yang berbeda akan semakin sempit. Opini yang bertentangan dengan keyakinan mayoritas bisa langsung ditolak tanpa adanya dialog atau upaya untuk mencari titik tengah,” jelasnya.

Dalam kasus Abidzar, kritik terhadapnya bisa menjadi pelajaran bagi aktor-aktor lain dalam memahami pentingnya menghormati sumber asli dan ekspektasi penonton.

Namun, perlu juga ada keseimbangan dalam menilai sebuah kesalahan—apakah masih bisa diperbaiki atau harus berujung pada penghapusan total dari industri.

Kasus Abidzar Al Ghifari menjadi cerminan bagaimana cancel culture bisa memberikan dampak besar terhadap industri hiburan. Di satu sisi, fenomena ini mengingatkan para aktor dan pekerja seni untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan.

Namun, di sisi lain, terlalu cepat membatalkan atau memboikot seseorang juga dapat membatasi ruang kreativitas dan diskusi publik.

Sebagai penonton, kita memiliki kekuatan untuk menentukan keberlanjutan suatu karya. Namun, sebelum terburu-buru melakukan boikot, ada baiknya mempertimbangkan sejauh mana kesalahan yang dibuat dan apakah ada ruang bagi sang aktor untuk belajar dan memperbaiki diri.

Dunia hiburan akan terus berkembang, dan bagaimana kita menyikapinya akan menentukan arah masa depan industri film Indonesia.

Bagaimana menurut Anda? Apakah cancel culture lebih banyak membawa dampak positif atau justru negatif? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!