Google Gemini Hadirkan Fitur Canggih: Ubah Dokumen Jadi Podcast AI dalam Sekejap!

Google Gemini

Prolite – Google Gemini Hadirkan Fitur Baru, Dokumen Jadi Podcast Instan!

Google kembali bikin gebrakan di dunia teknologi dengan menghadirkan inovasi berbasis kecerdasan buatan (AI) melalui Gemini. Kali ini, fitur terbaru dari Google Gemini memungkinkan pengguna mengubah dokumen di Google Docs menjadi podcast atau siniar secara otomatis!

Nggak perlu repot-repot rekaman sendiri, teknologi AI ini akan membacakan isi dokumen dengan suara yang natural dan profesional. Jadi, kalau kamu sibuk tapi tetap ingin menyimak laporan atau catatan penting, tinggal dengarkan saja seperti layaknya podcast favoritmu.

Fitur ini merupakan bagian dari komitmen Google untuk meningkatkan produktivitas dan aksesibilitas pengguna, terutama di layanan Google Workspace. Dengan adanya teknologi ini, membaca dokumen panjang kini bisa lebih santai dan praktis—cukup dengarkan sambil bekerja, berkendara, atau berolahraga!

Keunggulan Google Gemini: Bukan Sekadar Text-to-Speech Biasa

Mungkin kamu bertanya-tanya, apa sih bedanya dengan teknologi text-to-speech yang sudah ada? Nah, berikut beberapa keunggulan dari fitur terbaru Google Gemini:

Suara yang Natural dan Dinamis Dibandingkan dengan sistem text-to-speech yang monoton, AI host Gemini bisa membawakan narasi dengan intonasi yang lebih hidup. Hasilnya? Pengalaman mendengarkan yang lebih menyenangkan, layaknya mendengar podcast dari seorang penyiar profesional.

Mudah dan Praktis Tanpa perlu instalasi software tambahan, fitur ini memungkinkan pengguna mengubah dokumen menjadi audio hanya dengan beberapa klik di Google Docs.

Bisa Didengar di Mana Saja Dengan format podcast, kamu bisa mendengarkan isi dokumen kapan pun dan di mana pun—di rumah, di perjalanan, bahkan saat sedang multitasking!

Meningkatkan Aksesibilitas Fitur ini sangat membantu bagi pengguna yang memiliki gangguan penglihatan atau kesulitan membaca teks dalam jumlah besar. Dengan sekali klik, dokumen bisa langsung diubah menjadi audio yang mudah diakses.

Gimana Cara Kerja Fitur Ini?

Google belum mengungkapkan detail teknisnya secara lengkap, tapi secara umum, fitur ini bekerja dengan cara berikut:

  1. Pengguna membuka dokumen di Google Docs.
  2. Fitur AI dalam Google Gemini akan membaca dan menganalisis teks dalam dokumen.
  3. AI host akan membacakan dokumen dengan suara yang terdengar alami.
  4. Hasil audio dapat didengarkan langsung atau diunduh dalam format podcast.

Masih dalam tahap uji coba, fitur ini diharapkan segera tersedia secara luas bagi pengguna Google Workspace dalam beberapa bulan ke depan.

Manfaat Besar untuk Berbagai Sektor

Fitur inovatif ini membuka banyak peluang di berbagai bidang, seperti:

📌 Bisnis & Perusahaan: Laporan internal bisa langsung diubah menjadi podcast, sehingga karyawan bisa tetap mendapatkan informasi tanpa harus membaca dokumen panjang.

📌 Pendidikan: Pengajar dapat mengubah materi pembelajaran menjadi podcast yang bisa diakses oleh siswa kapan saja.

📌 Konten Kreator & Penulis: Blogger dan jurnalis bisa dengan mudah mengubah artikel mereka menjadi podcast untuk menjangkau lebih banyak audiens.

Apa Tantangan yang Perlu Diperhatikan?

Meskipun fitur ini terdengar sangat menjanjikan, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

🔐 Keamanan & Privasi Data Google harus memastikan bahwa dokumen yang dikonversi tetap aman dan tidak disalahgunakan. Perlindungan data pengguna tentu menjadi prioritas utama.

🛠 Opsi Kustomisasi yang Lebih Luas Saat ini, Google berencana untuk menyediakan berbagai pilihan suara AI, termasuk yang lebih formal, santai, atau penuh semangat. Harapannya, pengguna bisa memilih gaya suara sesuai dengan kebutuhan mereka.

📢 Masih dalam Tahap Uji Coba Belum ada jadwal rilis resmi, jadi kita masih harus menunggu kapan fitur ini bisa digunakan secara luas. Google kemungkinan akan mengumpulkan feedback dari pengguna awal sebelum meluncurkan versi finalnya.

Google Gemini, Solusi Podcast Instan untuk Semua!

Google Gemini kembali membuktikan bahwa AI bisa menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan dalam mengakses informasi. Dengan fitur konversi dokumen menjadi podcast ini, membaca laporan atau artikel kini bisa lebih praktis dan menyenangkan.

Jadi, siapkah kamu mencoba fitur ini begitu dirilis nanti? Pastikan untuk selalu update dengan perkembangan teknologi terbaru agar nggak ketinggalan fitur-fitur canggih seperti ini! 😉




Bikin Musik Makin Gampang Dengan 6 AI yang Siap Hasilkan Track Keren untuk Kamu!

Bikin Musik

Prolite – Pernah ngerasa pengen bikin musik sendiri, tapi nggak punya skill atau alat musik yang mumpuni? Nggak usah khawatir!

Di era serba digital ini, teknologi kecerdasan buatan (AI) udah bikin segalanya jadi lebih simpel, termasuk urusan bikin musik.

Nggak perlu lagi jago main gitar atau mahir main piano, karena sekarang AI bisa bantu kamu menciptakan musik keren sesuai kebutuhan—baik untuk konten video, game, atau sekadar buat have fun aja.

Yuk, kenalan sama enam AI yang bisa bantu kamu jadi “musisi” instan!

1. AIVA (Artificial Intelligence Virtual Artist) – Musisi Klasik di Saku Kamu!

AIVA (Artificial Intelligence Virtual Artist) – Xpedite AI

Kalau kamu penggemar musik klasik atau butuh soundtrack yang elegan buat film, game, atau iklan, AIVA bisa jadi partner setia kamu.

AI ini dilatih dengan karya-karya komposer legendaris seperti Beethoven dan Mozart, jadi kamu bisa dapetin musik orkestra yang sophisticated tanpa harus belajar teori musik yang ribet.

Bayangin aja, kamu lagi bikin video pendek dan butuh background musik ala-ala orkestra yang epic. Tinggal klik, pilih, dan voila! Musiknya siap kamu pakai. Dengan AIVA, kamu bisa berasa kayak produser film kelas dunia!

2. Amper Music – Musik Instan untuk Kreator Konten Sibuk

Ilustrasi amper music – Ist

Lagi ngejar deadline tapi tetep butuh musik yang catchy? Amper Music hadir buat kamu yang nggak mau ribet tapi butuh hasil cepat dan berkualitas.

Kamu cuma perlu pilih genre, mood, dan tempo yang sesuai, lalu biarkan Amper Music mengurus sisanya. Platform ini cocok banget buat konten kreator yang sering bikin video YouTube, podcast, atau iklan.

Nggak perlu mikir lama-lama, trek musik yang pas bakal langsung jadi dalam hitungan menit. Bikin konten berkualitas sambil tetap hemat waktu? Amper Music jawabannya!

3. OpenAI Jukebox – Bikin Musik dan Vokal ala Artis Favoritmu

OpenAI Jukebox – medium

Ini nih, AI yang bakal bikin kamu kaget dengan kemampuannya! OpenAI Jukebox bisa bikin musik lengkap dengan vokal dan lirik, bahkan meniru gaya artis tertentu.

Misalnya, kamu pengen lagu baru yang terdengar seperti Adele atau BTS, Jukebox bisa bikin sesuatu yang serupa tapi tetap original. Meski terlihat simpel, hasilnya bisa bervariasi dan bikin kamu terkejut.

Nggak cuma buat musik instrumental, tapi Jukebox juga bisa bikin trek dengan vokal yang berasa “nyata”. Siap-siap bikin mixtape baru dengan gaya artis favoritmu!

4. Google Magenta – Eksplorasi Musik dengan Kreativitas Tanpa Batas

Magenta Google – ist

Google Magenta adalah proyek open-source yang berfokus pada seni kreatif, dan AI ini bisa bantu kamu menciptakan komposisi musik baru dengan cara yang inovatif.

Magenta nggak cuma bikin musik, tapi juga bisa berimprovisasi berdasarkan data musik yang kamu kasih. Ini cocok banget buat kamu yang suka eksperimen dan nggak takut mencoba hal-hal baru dalam musik.

Ingin bikin sesuatu yang out of the box? Magenta siap bantu kamu mewujudkan imajinasi musik yang liar dan kreatif!

5. Boomy – Bikin Lagu dalam Hitungan Menit, Terbitkan di Mana Saja!

Boomy Ai – ist

Siapa bilang bikin lagu itu butuh waktu lama? Dengan Boomy, kamu bisa bikin lagu sendiri dalam waktu singkat, bahkan cuma beberapa menit!

Setelah itu, kamu juga bisa langsung memublikasikan karya kamu ke platform streaming seperti Spotify, Apple Music, atau YouTube.

AI ini super praktis dan cocok banget buat kamu yang pengen mulai berkarir di dunia musik tanpa perlu ribet urusan teknis. Kamu bisa dapetin exposure di dunia musik tanpa harus jadi ahli! Keren, kan?

6. Soundraw – Sesuaikan Musik Sesuai Selera Kamu

Soundraw – ist

Punya selera musik yang spesifik dan pengen kontrol penuh atas musik yang kamu buat? Soundraw bisa jadi pilihan terbaik buat kamu.

Platform ini memungkinkan kamu untuk memilih mood, genre, hingga durasi lagu sesuai kebutuhan. Bahkan, kalau kamu tipe yang suka utak-atik, kamu bisa menyesuaikan nada dan instrumen di dalam lagu yang kamu buat.

Jadinya, musik yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan apa yang kamu bayangkan. Fleksibilitas maksimal untuk kreator yang nggak mau asal jadi!

Ilustrasi seorang produser bikin musik – Freepik

Jadi, apakah AI bakal menggantikan musisi manusia? Nggak juga! Tapi yang jelas, AI bisa jadi partner kreatif yang mempermudah hidup kamu, terutama dalam urusan bikin musik.

Dari AIVA yang jago bikin musik klasik, hingga Boomy yang bikin lagu dalam hitungan menit, AI benar-benar membuka peluang baru buat siapa pun yang mau eksplorasi di dunia musik.

Gimana, udah siap coba salah satu AI ini dan mulai bikin karya sendiri? Siapa tahu, kamu bisa jadi produser musik digital yang hits! Let’s get creative and make some music with AI, guys! 🎶✨




Pembaruan Google Maps Janjikan Pengalaman Navigasi Baru dengan Teknologi AI

Google Maps

Prolite – Dilansir dari Google, pembaruan terbaru pada aplikasi Google Maps menjanjikan pengalaman baru dalam merencanakan dan menavigasi perjalanan, serta menawarkan cara inovatif untuk mencari dan menjelajah lokasi.

Selama beberapa tahun terakhir, Google Maps telah merevolusi cara masyarakat dunia berinteraksi dengan sekitarnya, dengan fitur seperti pengarahan ramah lingkungan dan Live View berbasis realitas tertambah.

Fitur yang ditambahkan oleh Google pada Google Maps – Google

 

Kini, dengan bantuan kecanggihan teknologi AI, Google kembali memperkenalkan serangkaian pembaruan yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam merencanakan perjalanan, membuat keputusan berkelanjutan, dan menemukan inspirasi tempat atau aktivitas baru.

Salah satu pembaruan yang paling menarik adalah Tampilan Imersif untuk Rute. Meskipun fitur ini baru diluncurkan di sejumlah kota besar dunia, teknologi ini menawarkan cara baru untuk mempratinjau setiap langkah perjalanan Anda, baik saat berkendara, berjalan kaki, maupun bersepeda, dengan tampilan multidimensi yang memukau.

Tampilan Imersif untuk Rute saat berkendaraan – Google

Selain itu, fitur Lens di Maps memudahkan pengguna untuk memahami lingkungan sekitarnya saat tiba di suatu tempat.

Menggunakan kombinasi AI dan realitas tertambah, fitur ini membantu pengguna cepat beradaptasi, baik saat menavigasi kota baru atau menemukan tempat-tempat menarik di sekitarnya.

Ratusan juta pengemudi di seluruh dunia kini lebih bergantung pada informasi yang diberikan oleh Google Maps.

Beberapa pembaruan lain yang diharapkan meliputi peta navigasi yang lebih detail dan informasi tambahan untuk pengemudi kendaraan listrik.

Pencaharian yang spesifikasi pada Google Maps – Google

Pencarian di Google Maps juga mengalami evolusi. Kini, saat Anda mencari sesuatu, seperti “tempat terbaik untuk menemukan seni latte binatang” atau “tempat untuk bermain dengan anjing”.

Anda akan disajikan hasil berbasis foto yang dianalisis dari miliaran foto yang dibagikan oleh komunitas Google Maps.

Meskipun sejumlah fitur ini belum tersedia di Indonesia, dengan kecepatan inovasi yang ditunjukkan oleh Google, masyarakat Indonesia dapat berharap untuk menikmati pembaruan-pembaruan tersebut dalam waktu dekat.

Google Maps terus menunjukkan dedikasinya dalam mengubah cara orang menjelajahi dan menavigasi, dengan teknologi AI di garis depan inovasi tersebut.




Google Workspace Luncurkan 3 Perbaruan : Portret Lebih Tajam, Ruang Chat Lebih Teratur, dan Keamanan yang Lebih Canggih

Google Workspace

Prolite – Google Workspace, paket aplikasi kolaborasi dan produktivitas dari Google, hari ini mengumumkan tiga perbaruan penting bagi pengguna bisnis dan pendidikan di seluruh dunia.

Penyempurnaan Portret di Google Meet untuk Perangkat Mobile

Komitmen Google Workspace untuk meningkatkan pengalaman konferensi video tampak jelas dengan peluncuran fitur penyempurnaan portret di Google Meet.

Fitur ini, yang kini tersedia pada perangkat mobile, memungkinkan pengguna untuk melakukan sedikit retus pada tampilan mereka sebelum atau selama panggilan video.

Apakah Anda baru saja selesai berolahraga, pulih dari sakit, atau mengalami jet lag, fitur ini dirancang untuk membantu Anda merasa dan tampil lebih baik.

Pengguna dapat memilih dari dua mode penyempurnaan:

  • Subtle: perataan kulit yang sangat ringan, pencerahan di bawah mata, dan pemutihan mata.
  • Smoothing: perataan kulit yang lebih intens, dengan efek yang sama pada mata.

Mengaktifkan sentuhan potret di Google Meet – Google Workspaces

Menanggapi permintaan dari banyak pengguna, Google berharap fitur ini akan meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan diri mereka selama panggilan video.

Fitur ini rencananya akan diperluas ke versi web Google Meet pada akhir tahun 2023.

Alat Pengelolaan Ruang untuk Menghapus Ruang Google Chat Secara Massal

Seiring waktu dan pertumbuhan organisasi, daftar ruang chat dapat menjadi penuh dengan ruang yang tidak aktif atau ditinggalkan.

Google kini memperkenalkan alat pengelolaan ruang yang memungkinkan admin untuk menghapus beberapa ruang sekaligus, mempermudah tugas administratif dan mengoptimalkan daftar ruang.

Admin sekarang dapat menghapus beberapa ruang dalam organisasi sekaligus pada Google Chat – Google Workspaces

Salah satu fitur tambahan yang menarik adalah kolom “Group counts”, di mana admin dapat melihat berapa banyak grup yang menjadi anggota ruang tertentu. Fitur ini dirancang untuk memastikan bahwa ruang yang paling relevan dan aktif tetap ada, sementara yang lain dapat dihapus untuk menghindari kekacauan.

Memahami Dampak Kebijakan Akses Kontekstual dengan Monitor Mode Google Workspace 

Keamanan adalah salah satu prioritas utama bagi setiap organisasi, dan Google Workspace terus meningkatkan alatnya untuk membantu admin.

Dengan Monitor Mode, admin kini dapat memahami implikasi dari Kebijakan Akses Kontekstual sebelum menerapkannya pada pengguna akhir.

Admin kini bisa gunakan Mode Monitor untuk tinjau implikasi kebijakan CAA sebelum terapkan pada pengguna akhir – Google Workspaces

Monitor Mode tidak akan memblokir pengguna. Sebaliknya, alat ini akan menunjukkan bagaimana kebijakan akan mempengaruhi akses pengguna dari waktu ke waktu.

Fitur ini khususnya akan sangat berguna bagi admin untuk menguji dan memahami dampak potensial dari kebijakan keamanan sebelum mengimplementasikannya sepenuhnya.

Perbaruan ini mencerminkan komitmen berkelanjutan Google Workspace untuk meningkatkan produktivitas, kolaborasi, dan keamanan bagi pengguna bisnis dan pendidikan.

Dengan fitur-fitur baru ini, Google terus memposisikan Workspace sebagai solusi utama untuk kerja kolaboratif di era digital saat ini.




Google Workspace Tingkatkan Kemampuan Google Meet dan Perangkatnya: Berikut Ringkasannya

Google Meet

Prolite – Google, sebagai salah satu perusahaan teknologi raksasa di dunia, terus berinovasi dengan menghadirkan fitur-fitur baru yang mempermudah penggunaannya.

Pada tanggal 10 Oktober 2023, Google mengumumkan sejumlah pembaruan signifikan untuk Google Workspaces, khususnya dalam layanan Google Meet dan perangkat kerasnya.

Dilansir dari Google Workspace Updates, berikut adalah ringkasan pembaruan tersebut:

1. Google Meet Kini Menyediakan Resolusi 1080p untuk Rapat Kelompok

(Penginkatan Resolusi 1080p di Google Meet)

 

Sebelumnya, Google telah mengenalkan resolusi video 1080p untuk panggilan Google Meet 1:1.

Namun, kini layanan ini diperluas untuk rapat dengan tiga peserta atau lebih. Fitur ini akan tersedia untuk pengguna dengan kamera 1080p dan akan meminta izin sebelum memulai rapat.

Adapun, pengiriman video dengan kualitas 1080p hanya akan berlangsung jika satu atau lebih pengguna memfokuskan layar mereka pada pengguna yang memiliki fitur 1080p ini.

2. Reservasi Ruangan Konferensi Langsung dari Perangkat Google Meet

Fitur baru Reservasi Google di Google Meet – Google Workspace Updates

 

 

Untuk memaksimalkan penggunaan ruang rapat fisik, Google memberikan kemudahan dengan memungkinkan pengguna untuk mereservasi ruang konferensi langsung dari perangkat keras Google Meet.

Ini memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mengatur rapat dalam waktu 30 atau 60 menit. Adapun, fitur ini dapat dikonfigurasi oleh admin organisasi.

3. Pembaruan Manajemen Perangkat Keras Google Meet bagi Admin

Sistem Manajemen baru untul Admin dalam mengelola Google Meet – Google Workspace Updates

Admin sekarang memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam mengelola perangkat keras Google Meet:

  • Ekspor Data Armada dengan Filter: Ketika menghasilkan ekspor data perangkat, ekspor akan menggunakan filter aktif yang dipilih sebelum memulai unduhan.
  • Pembaruan Massal via Unggahan CSV: Admin dapat mengupdate pengaturan perangkat dalam jumlah besar dengan mengunggah data yang telah dimodifikasi dalam format CSV. Ini mempermudah admin dalam mengatur perangkat-perangkat dalam organisasinya.
  • Pelengkapan Notifikasi: Google juga menambahkan fitur untuk menonaktifkan notifikasi perangkat dan periferal untuk sementara waktu, khususnya saat ruangan sedang dalam perawatan.

Ketersediaan dan Peluncuran Fitur Baru

Semua fitur baru ini tersedia bagi pelanggan Google Workspace. Adapun, peluncuran fitur akan dilakukan secara bertahap.

Akan dimulai pada tanggal 10 Oktober 2023 untuk fitur reservasi ruangan dan 12 Oktober untuk fitur manajemen perangkat. Sementara itu, fitur pelengkapan notifikasi akan diluncurkan pada 7 November 2023.

Google terus berkomitmen untuk meningkatkan produk dan layanannya agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna bisnis di seluruh dunia.

Pembaruan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja bagi organisasi yang menggunakan Google Workspace.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai fitur-fitur baru ini, pengguna dapat mengunjungi Pusat Bantuan Google Workspace atau mengikuti perkembangan selanjutnya di Google Workspace Updates.




Google Drive Luncurkan Fitur Baru : Semua Aktivitas Kini Dalam Satu Tampilan!

Google Drive

Prolite – Bagi para pengguna setia Google Drive, ada berita menarik yang patut untuk disimak. Dilansir dari Google Workspaces Updates, Google Drive menghadirkan tampilan baru yang memudahkan pengguna untuk melihat semua aktivitas terbaru mereka dalam satu tempat.

Fitur ini dirilis sebagai respons atas feedback pengguna yang meminta cara yang lebih efisien untuk memantau aktifitas dan mengambil tindakan terkait file mereka di Google Drive.

Tampilan baru ini memudahkan pengguna untuk melihat permintaan akses yang tertunda, komentar terbaru, dan persetujuan file, semuanya dalam satu laman. Hal ini tentunya akan meningkatkan produktivitas pengguna dan mempercepat proses kerja.

Tidak hanya itu, tampilan ini kini bisa diakses dengan mudah melalui panel navigasi sebelah kiri dalam Google Drive.

  • Bagi para pengguna akhir, cukup kunjungi dan klik “Activity” pada panel navigasi sebelah kiri.
  • Bagi mereka yang memiliki permintaan akses yang tertunda, akan muncul pilihan “Manage access” untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
  • Demikian juga dengan bagian “Approvals” dan “Comments“, yang menampilkan persetujuan yang tertunda dan komentar-komentar terbaru yang terkait dengan aktivitas file mereka.

Penting untuk dicatat bahwa notifikasi komentar hanya akan muncul jika pengguna berlangganan notifikasi, berpartisipasi dalam thread komentar tertentu, atau disebutkan dalam komentar di file tersebut.

Dalam peluncurannya, Google membagi menjadi dua tahap. Bagi pengguna Rapid Release, peluncuran diperpanjang dimulai pada 5 Oktober 2023 dan dapat memakan waktu lebih dari 15 hari untuk tampak.

Sedangkan untuk pengguna Scheduled Release, peluncuran secara bertahap dimulai pada 30 Oktober 2023 dan dapat memakan waktu hingga 15 hari.

Namun, itu bukanlah satu-satunya pembaruan yang diberikan oleh Google. Pada tanggal yang sama, Google juga mengingatkan penggunanya mengenai pembaruan terkait Contacts delegates.

Pada Mei 2023, Google telah mengumumkan beberapa perubahan untuk Contacts delegates, di mana mereka akan dapat memperbarui label dan mengelola kontak “Other”.

Menuju 12 November 2023, pastikan Anda memeriksa Kontak dan meninjau setiap delegasi yang ada – Google Workspaces

Sebagai bagian dari perubahan ini, pengguna harus memeriksa dan menyetujui delegasi yang ada sebelum tanggal 12 November 2023 atau mereka akan kehilangan status delegasi mereka.

Bagi admin, mereka dapat menggunakan Admin SDK API untuk mendelegasikan akses atas nama pengguna mereka.

Poin penting dari pembaruan ini adalah memastikan bahwa kontak dengan benar diurutkan dan diberi label.

Meski fungsi serupa tersedia di Gmail, tidak ada perubahan atau dampak bagi delegasi Gmail. Perubahan ini khusus untuk Kontak dan delegasi kontak saja.

Untuk memastikan semua pengguna mengetahui dan memahami perubahan ini, mulai sekarang hingga 12 November 2023, pengguna akan mendapatkan prompt di Kontak untuk memeriksa delegasi yang ada.

Mulai 13 November 2023, mereka yang memiliki delegasi yang disetujui akan dapat memperbarui label dan mengelola kontak “Other” atas nama delegator.

Sementara itu, bagi pengguna akhir, terutama delegator, akan melihat prompt di Kontak untuk meninjau mereka yang saat ini memiliki delegasi Kontak untuk kontak mereka. Jika mereka tidak memberikan persetujuan mereka, delegasi akan kehilangan akses mereka.

Kedua pembaruan ini menunjukkan komitmen Google untuk terus meningkatkan pengalaman pengguna mereka, baik itu di Google Drive atau Contacts. Dengan pembaruan ini, diharapkan produktivitas dan efisiensi kerja pengguna akan meningkat.




Assistant With Bard : Menuju Asisten Digital yang Lebih Personalisasi

Prolite – Dilansir dari blog resmi Google pada 4 Oktober 2023, dalam acara Made by Google, dunia diperkenalkan dengan “Assistant with Bard”.

Dalam era digital saat ini, kemudahan akses informasi menjadi sesuatu yang sangat dinantikan oleh banyak orang. Siapa sih yang terkadang coba Google Assistant untuk mencari informasi, dan terkagum dengan kemampuannya?

Kominfo
Ilustrasi AI – sariteknologi

Teknologi semakin hari semakin pintar dan mengerti apa yang kita butuhkan. Dan baru-baru ini, Google kembali membawa kabar gembira untuk para pengguna setianya.

Inovasi ini merupakan gabungan antara kemampuan Google Assistant dengan generative AI, yang bertujuan untuk membantu pengguna tetap terhubung dengan hal-hal yang paling penting hanya dengan menggunakan ponsel.

Selama tujuh tahun terakhir, Google Assistant telah membantu ratusan juta orang menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan cara yang alami dan interaktif, mulai dari mengatur alarm, menanyakan cuaca, hingga melakukan panggilan cepat, semua dengan perintah sederhana “Hey Google”.

Namun, dengan kehadiran generative AI, kini asisten digital tak hanya berfungsi sebagai pencari informasi, tetapi juga menjadi teman yang memahami dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengguna.

Illustrasi Microsoft Vs Google – Style Factory

Namun, di balik inovasi ini, ada sebuah narasi persaingan yang menarik untuk disimak. Google dan Microsoft sedang bersaing ketat dalam memperkaya konten untuk membangun AI yang lebih canggih.

Keduanya adalah raksasa teknologi yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi penggunanya. Dan konten, adalah salah satu kunci untuk menciptakan AI yang mampu memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik.

Dengan kemampuan Bard yang kini dapat terhubung dengan berbagai aplikasi dan layanan Google, pengguna kini bisa mengakses berbagai layanan mereka dengan lebih mudah dan cepat.

Misalnya, jika Anda baru saja mengambil foto anjing lucu Anda dan ingin membagikannya ke media sosial, Anda hanya perlu mengaktifkan fitur Assistant with Bard di atas foto Anda dan memintanya untuk menulis caption untuk Anda.

Semua proses ini didesain untuk mempermudah interaksi pengguna dengan perangkat mereka.

Tidak hanya itu, Google juga memastikan bahwa privasi pengguna tetap terjaga. Meskipun Assistant with Bard memiliki kemampuan yang canggih, namun privasi pengguna tetap menjadi prioritas.

Pengguna dapat memilih pengaturan privasi mereka sendiri, memastikan bahwa data mereka tetap aman dan terlindungi.

Assistant With Bard Saat Ini Masih Dalam Tahap Eksperimen Awal

Bard yang memiliki integrasi dengan aplikasi dan layanan Google lainnya – Google

Google berencana untuk segera meluncurkannya kepada tester awal untuk mendapatkan feedback sebelum akhirnya dirilis ke publik dalam beberapa bulan ke depan.

Ini menjadi bukti bahwa Google selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi penggunanya, sambil tetap memastikan bahwa produk yang mereka ciptakan aman dan terpercaya.

Dalam persaingan antara Google dan Microsoft, sebagai pengguna, kita adalah pihak yang diuntungkan. Kedua raksasa teknologi ini terus berupaya memberikan inovasi terbaik mereka untuk mempermudah hidup kita.

Dan dengan kehadiran “Assistant with Bard”, kita dapat melihat bagaimana teknologi bisa menjadi lebih dari sekadar alat, tetapi juga teman yang selalu ada untuk membantu kita.

Dalam dunia yang semakin digital, kehadiran asisten digital yang mampu memahami dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan kita menjadi sangat penting.

“Assistant with Bard” mungkin hanya satu dari sekian banyak inovasi yang akan datang di masa depan.

Namun, satu hal yang pasti, dengan adanya persaingan sehat antara raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft, kita dapat berharap akan selalu ada inovasi-inovasi baru yang siap mempermudah hidup kita.

Microsoft
Microsoft vs Google – bdtechtalks

Bagi Anda yang selalu ingin tahu berita lainnya, terutama perkembangan terbaru dalam dunia teknologi, tetaplah update dengan berita terbaru dari Prolitenews.

Karena siapa tahu, mungkin saja di masa depan, kita akan memiliki asisten digital yang tidak hanya memahami apa yang kita butuhkan, tetapi juga tahu apa yang kita inginkan.




Google vs Microsoft : Perebutan Konten oleh Raksasa Teknologi untuk Membangun AI

Microsoft

Prolite – Pada hari Senin kemarin, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengungkapkan bahwa para raksasa teknologi tengah bersaing untuk mendapatkan konten dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk melatih kecerdasan buatan.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyatakan keprihatinannya terhadap langkah Google yang memonopoli konten melalui kesepakatan eksklusif berbiaya tinggi dengan penerbit.

Microsoft
Logo Microsoft di Kongres Internet Digital X di Media Park – Picture Alliance

Dilansir dari Reuters, Nadella memberikan kesaksiannya dalam persidangan antimonopoli besar-besaran di AS terhadap Google. Ini merupakan kasus antimonopoli terbesar yang diajukan oleh AS sejak mereka menuntut Microsoft pada tahun 1998.

Nadella mengatakan upaya perusahaan teknologi untuk membangun perpustakaan konten guna melatih model bahasa besarnya “mengingatkannya pada tahap awal dari kesepakatan distribusi.”

Kesepakatan distribusi menjadi inti dari perjuangan Departemen Kehakiman AS dalam kasus antimonopoli melawan Google.

Pemerintah AS menyatakan bahwa Google, yang menguasai sekitar 90% pasar pencarian, secara ilegal membayar $10 miliar setiap tahunnya kepada produsen smartphone seperti Apple dan penyedia layanan nirkabel seperti AT&T dan lainnya agar menjadi mesin pencari utama di perangkat mereka.

Penguasaan Google dalam pencarian membuatnya menjadi pemain besar di pasar periklanan yang menguntungkan, meningkatkan keuntungan perusahaan.

Nadella menegaskan bahwa untuk membangun kecerdasan buatan dibutuhkan kekuatan komputasi atau server, serta data untuk melatih perangkat lunak. Mengenai server, dia menyatakan, “Tidak ada masalah, kami siap menginvestasikan dana.”

Namun, tanpa menyebutkan Google secara langsung, ia menyatakan bahwa jika perusahaan lain menandatangani kesepakatan eksklusif dengan pembuat konten besar, hal itu bisa menjadi masalah.

“Ketika saya bertemu dengan penerbit saat ini, mereka mengatakan Google akan memberikan cek ini dan itu eksklusif, dan Anda harus menyamainya,” tuturnya.

Bing vs Google – adammuiz

Nadella juga menyatakan bahwa Microsoft telah berusaha menjadikan mesin pencari Bing sebagai default di smartphone Apple, namun ditolak.

John Schmidtlein, pengacara utama Google, menekan Nadella dengan pertanyaan seputar kesempatan ketika Microsoft berhasil menjadi default di beberapa perangkat, namun pengguna tetap memilih Google dengan margin yang jauh lebih besar.

Schmidtlein berpendapat bahwa Microsoft telah membuat beberapa kesalahan strategis yang mengakibatkan Bing tidak mampu mendapatkan pijakan yang kuat, termasuk gagalnya investasi di server atau insinyur untuk meningkatkan kualitas Bing dan ketidakmampuan melihat revolusi mobile.

Di laptop, yang sebagian besar menggunakan sistem operasi Microsoft, Bing adalah mesin pencari default dan memiliki pangsa pasar di bawah 20%, diakui oleh Nadella.

Hakim Amit Mehta, yang akan memutuskan kasus ini, bertanya kepada Nadella mengapa Apple memilih Bing meski produk Microsoft ini memiliki kualitas yang lebih rendah.

Pertanyaan ini menunjukkan bahwa argumen Google – bahwa dominasinya didasarkan pada kualitasnya, bukan karena aktivitas ilegal – telah menarik perhatian hakim.

Nadella menjadi CEO Microsoft pada 2014, jauh setelah perusahaan teknologi raksasa ini menghadapi tuntutan hukum antimonopoli federalnya sendiri.

Perjuangan hukum tersebut berakhir dengan kesepakatan pada tahun 2001, memaksa Microsoft mengakhiri beberapa praktik bisnis dan membuka pintu bagi perusahaan seperti Google.

– linkedin

 

Seiring dengan pertumbuhannya, Google, yang didirikan pada tahun 1998, menjadi mesin pencari terkemuka di industri, menjadikannya rival berat bagi Microsoft.

Kedua perusahaan ini memiliki browser, mesin pencari, layanan email, dan berbagai produk lain yang saling tumpang tindih.

Persaingan di bidang kecerdasan buatan menjadi semakin ketat belakangan ini, dengan Microsoft berinvestasi besar di OpenAI dan Google mengembangkan chatbot Bard AI di antara investasi lainnya.




Gmail HTML Dasar Dihentikan : Google Tutup Layanan Lama

HTML Dasar

Prolite – Google terus melakukan inovasi dalam layanannya, mereka baru mengumumkan bahwa akan menghentikan versi HTML dasar dari Gmail.

Keputusan ini mengejutkan sebagian orang, terutama bagi mereka yang lebih memilih tampilan sederhana dan ringan daripada versi standar yang lebih canggih.

Gmail HTML Dasar –

Versi HTML dasar dari Gmail adalah sebuah opsi yang ditawarkan kepada pengguna yang memiliki koneksi internet yang lambat atau menggunakan perangkat yang lebih tua.

Dengan tampilan yang lebih sederhana dan bebas dari fitur-fitur tambahan yang mungkin memperlambat pemuatan, versi ini menjadi solusi bagi banyak orang yang ingin mengakses email tanpa gangguan.

Namun, seperti yang dilaporkan oleh The Register pada tanggal 25 September, Google telah memutuskan untuk menghentikan layanan tersebut.

Gmail – medcom

Keputusan ini didasarkan pada niat Google untuk terus memodernisasi platform mereka dan memastikan semua pengguna mendapatkan pengalaman terbaik, meskipun hal ini berarti mengorbankan beberapa opsi yang lebih tua.

Sebagai referensi, Google telah menyediakan halaman bantuan yang menjelaskan keputusan ini dan memberikan petunjuk bagi pengguna yang mungkin terpengaruh oleh perubahan ini.

Di sana, mereka menawarkan beberapa solusi untuk mereka yang mungkin kesulitan dengan perubahan, termasuk penggunaan aplikasi Gmail pada perangkat seluler yang lebih tua.

Ilustrasi email – nesabamedia

Meski demikian, banyak pengguna yang merasa kecewa dengan keputusan ini. Beberapa berpendapat bahwa Google harus terus mendukung versi HTML dasar untuk memastikan semua orang.

Terutama di daerah dengan infrastruktur internet yang kurang berkembang, dapat terus mengakses layanan email mereka.

Dengan penghentian versi HTML dasar ini, Google tentunya memiliki tantangan untuk memastikan bahwa semua pengguna tetap dapat mengakses Gmail dengan lancar dan efisien, meskipun tanpa fitur sederhana yang telah lama mereka andalkan.




Meta Siapkan Model Bahasa Besar Baru untuk Saingi Teknologi AI Lainnya

Meta

Prolite – Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, sedang mengembangkan model bahasa besar baru yang disebut GPT-4.

GPT-4 adalah model bahasa yang lebih besar dan lebih kuat daripada GPT-3, yang merupakan model bahasa besar sebelumnya yang dikembangkan oleh OpenAI.

Ilustrasi GPT-4 – Cr. E2Analyst

Dilansir dari The Wall Street Journal, GPT-4 menggunakan lebih banyak data pelatihan dan memiliki lebih banyak parameter daripada GPT-3. Hal ini memungkinkannya untuk menghasilkan teks yang lebih realistis dan koheren.

GPT-4 juga dapat digunakan untuk tugas-tugas yang lebih kompleks, seperti menulis konten kreatif, menerjemahkan bahasa, dan menjawab pertanyaan dengan cara yang informatif.

Peluncuran GPT-4 ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang lebih canggih.

Meta ingin menggunakan AI untuk membuat produk dan layanannya lebih menarik dan informatif, serta untuk membuat pengalaman pengguna yang lebih personal.

Illustrasi kemunculan AI bernama GPT-4 – Techgameworld

Namun, GPT-4 juga memiliki potensi untuk digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah dan propaganda.

Meta mengatakan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah hal ini terjadi, seperti menggunakan GPT-4 untuk mendeteksi dan menghapus konten yang salah dan berbahaya.

Peluncuran GPT-4 ini akan menjadi salah satu perkembangan penting dalam bidang AI. GPT-4 memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Namun, penting untuk menggunakan GPT-4 dengan bijak dan bertanggung jawab.

Google LaMDA – smart-home-fox

Selain Meta, perusahaan teknologi lain juga sedang mengembangkan model bahasa besar. Google, misalnya, sedang mengembangkan model bahasa besar yang disebut LaMDA.

LaMDA juga menggunakan lebih banyak data pelatihan dan memiliki lebih banyak parameter daripada GPT-3.

Persaingan dalam pengembangan teknologi AI semakin ketat. Perusahaan teknologi besar berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih canggih. Hal ini penting untuk tetap kompetitif di pasar teknologi yang terus berkembang.