Kunjungi Lokasi Banjir di Bandung Timur, M.Farhan: Sudah Siapkan Program Penanganan Banjir

banjir adipura

Kunjungi Lokasi Banjir di Bandung Timur, : Sudah Siapkan Program Penanganan Banjir

BANDUNG, Prolite – Curah hujan tinggi yang melanda Kota Bandung dan sekitarnya beberapa hari ini menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Salah satunya di wilayah Bandung Timur yang kerap kali banjir di saat hujan deras.

Wali Kota Bandung M. Farhan beserta jajaran Pemkot Bandung terpantau melakukan kunjungan dan pengecekan di beberapa lokasi banjir di wilayah Bandung Timur salah satunya di Perumahan Adipura Kecamatan Gedebage, Kamis malam (6/3).

Didampingi Camat Gedebage dan Lurah Rancabolang, M. Farhan turun menemui warga yang terimbas. Selain menyapa dan mendengarkan keluh kesah warga, Dia mengatakan akan secepatnya menindaklanjuti dan mengatasi permasalahan ini.

Beberapa program sudah disiapkan, baik untuk penanganan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang untuk mengatasi permasalahan banjir di Kota Bandung.

” Perlu adanya program yg menyeluruh untuk menyelesaikan permasalahan yang sudah sering kali terjadi setiap kali turun hujan dengan intensitas yg besar di wilayah Bandung Timur. Untuk itu kita akan segera melaksanakan program yg sudah kita rencanakan sebelumnya,” ungkapnya.

M. Farhan menambahkan kunjungan kali ini pihaknya ingin melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga bisa mengidentifikasi masalah yg terjadi sebenarnya dan dapat segera menemukan penyelesaian masalah dengan tepat.




Penanganan Banjir Bandung Butuh Kolaborasi Multisektor

Penanganan Banjir Bandung Butuh Kolaborasi Multisektor (dok Pemkot Bandung).

Penanganan Banjir Bandung Butuh Kolaborasi Multisektor

Prolite – Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara menilai, penanganan banjir di Kota Bandung tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus terintegrasi dari hulu ke hilir dengan melibatkan berbagai pihak.

Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sudah menerapkan konsep tersebut, tetapi tantangan terbesar adalah menjaga konsistensi dan keberlanjutan program.

“Saya kira apa yang dilakukan oleh Pemkot Bandung sudah mengakomodir konsep itu, tinggal konsistensinya. Apakah keberlanjutan dari program-program ini bisa dilakukan atau tidak?” ujar Koswara, di sela-sela peresmian Kolam Retensi Pasar Gedebage, Rabu 5 Februari 2025.

dok Pemkot Bandung
dok Pemkot Bandung

Berbagai langkah yang telah diambil oleh Pemkot melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) telah menunjukkan hasil positif. Genangan banjir di sejumlah titik yang awalnya berjumlah 68 lokasi kini telah berkurang menjadi 6 lokasi.

Koswara mengatakan, koordinasi dengan daerah sekitar, terutama Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat terkait dengan penanganan di hulu yakni di wilayah Bandung Utara merupakan hal yang penting.

“Kalau di hulu makin kritis, upaya di hilir akan sia-sia. Makanya kita harus menguatkan kolaborasi dengan kabupaten/kota sekitar, serta memperkuat kebijakan perlindungan lingkungan, khususnya di Bandung Utara,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Rusmawan, mengapresiasi kerja keras Pemkot Bandung dan DSDABM dalam menangani banjir.

“Siang malam mereka terus memikirkan solusi. Saya juga melihat sendiri progresnya selalu ada, meskipun belum sepenuhnya selesai,” ungkap Andri.

Ia menegaskan, penyelesaian banjir di Bandung, khususnya di Gedebage, tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemkot Bandung, tetapi juga membutuhkan kerja sama dengan Kabupaten Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Ketika ada rencana membuat sodetan untuk mengalirkan air ke Gedebage, malah terjadi perdebatan dengan Kabupaten Bandung. Ke depan, ego sektoral ini harus dihilangkan. Permasalahan banjir adalah masalah kita bersama,” tuturnya.

Selain pembangunan kolam retensi dan infrastruktur pengendali banjir, Andri menekankan perlunya kebijakan tata kelola air yang terencana dengan baik.

“Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih nanti harus memiliki ‘blueprint’ kebijakan yang jelas tentang aliran air dari hulu ke hilir,” ujarnya.




Kolam Retensi Pasar Gedebage Diresmikan, Bantu Kurangi Potensi Banjir

Kolam Retensi Pasar Gedebage Diresmikan (dok Pemkot Bandung).

Kolam Retensi Pasar Gedebage Diresmikan, Bantu Kurangi Potensi Banjir

Prolite – Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara meresmikan Kolam Retensi Pasar Gedebage sebagai langkah strategis dalam mengurangi potensi banjir di kawasan Gedebage dan sekitarnya, Rabu 5 Februari 2025.

Kolam Retensi Pasar Gedebage menjadi kolam retensi ke-14 yang dibangun Pemkot Bandung. Berada di bawah jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), kolam ini memiliki luas meter persegi dengan volume tampungan mencapai meter kubik.

Dilengkapi dengan dua pompa berkekuatan total 300 liter per detik, kolam ini berfungsi menampung sementara air hujan sebelum dipompa ke sungai.

Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara mengatakan, penanganan banjir harus dilakukan secara terpadu, melibatkan berbagai sektor dari hulu ke hilir.

dok Pemkot Bandung
dok Pemkot Bandung

“Apa yang dilakukan Pemkot Bandung sudah mengakomodasi konsep ini. Tinggal bagaimana konsistensi dan keberlanjutannya. Masih ada meter kubik air dari Sub DAS Cinambo yang belum terkelola, tetapi kita bisa melihat dampak positifnya, seperti waktu surutnya genangan yang kini lebih cepat,” jelasnya.

Koswara mengatakan, kolaborasi dengan Kabupaten Bandung dan wilayah lain dalam upaya penanganan banjir sangat penting. Menurutnya, penanganan banjir harus dilakukan bersama dan lintas sektor.

“Jika di hulu kondisi kritis, upaya di hilir akan sia-sia. Oleh karena itu, koordinasi antar daerah menjadi kunci utama dalam penyelesaian masalah ini,” tambahnya.

Saat ini, jumlah titik genangan di Kota Bandung yang sebelumnya mencapai 68 kini tinggal 6 titik. Pemkot Bandung juga berencana membangun tiga kolam retensi tambahan dalam waktu dekat untuk semakin mengurangi risiko banjir.

“Kami berharap kolam retensi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi warga Gedebage dan sekitarnya, serta menjadi bagian dari solusi jangka panjang dalam pengendalian banjir di Kota Bandung,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan, pembangunan kolam ini merupakan bagian dari strategi besar pengendalian banjir di kawasan Gedebage.

“Gedebage adalah wilayah yang fenomenal dalam urusan banjir. Dengan tambahan kolam retensi ini, genangan air di Sub DAS Cinambo dapat berkurang, meskipun masih ada meter kubik air yang perlu dikelola lebih lanjut,” katanya.

Selain pembangunan kolam retensi di hilir, konservasi di hulu juga penting agar air hujan tidak langsung mengalir ke wilayah hilir.

“Kami sudah memasukkan rencana pembangunan area konservasi untuk menahan air hujan di lembah sebelum turun ke pemukiman. Ini merupakan langkah jangka panjang untuk mengurangi risiko banjir,” jelasnya.




Jalan Cimincrang, Masalah Akses Masjid Aljabbar, Perlukah Diperlebar?

Akses Aljabbar-jalan cimincrang

Jalan Cimincrang Masih Proporsional, Tak Perlu Pelebaran

BANDUNG. Prolite – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna angkat bicara soal problematika Jalan Cimincrang yang menjadi akses menuju Masjid Aljabbar juga Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

“Soal akses menuju Masjid Aljabbar, saya pikir masih normal-normal saja. Baik itu yang jalan Cimincrang, kemudian juga jalan yang masuk ke GBLA. Itu menurut saya masih sangat layak. Jadi masih cukup representatiflakses jalan ke sana,” ujar Ema.

Soal pelebaran jalan pun Ema memastikan hal itu tidak mungkin. Hal itu arena kondisi jalan saat ini sangat berdekatan dengan tempat tinggal warga.

“Tidak mungkin kita melebarkan akses menuju Masjid Aljabbar ini, rumahnya udah pepet-pepetan ke jalan gitu,” ujarnya.

Bahkan lanjut Ema, jika dikalkulasikan anggaran, biaya pembangunan tersebut sangat tinggi.

“Mau uang berapa yang harus kita keluarkan? Kita tidak punya dana untuk itu. Kalau menurut saya, tidak mungkin membebaskan dan melebarkan. Berapa ratus miliar uang harus keluar,” tutur Ema.




Untuk Tol Getaci, Pemkot Serahkan Lahan Gedebage

BANDUNG, Prolite – Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyampaikan hari ini secara resmi menyerahkan lahan di Gedebage untuk dibangun tol Getaci (Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap).

“Rencana pembangunan tol getaci Gedebage Tasik Cilacap dimana pembangunan tahap pertama menurut informasi dari kementerian itu Gedebage sampai Garut utara kurang lebih 45 km,” ucap Yana di bale kota, Rabu (12/4/2023).

Lanjutnya di Gedebage ini nya cukup banyak lahan milik Pemkot Bandung yang masuk proyek strategis nasional.

Baca Juga : Rekayasa Lalin di Jalan Tol pada Mudik Lebaran

“Hari ini kita lakukan penyerahan tanah milik Pemkot seluas 25911 m2 dari 21 bidang yang ada mudah-mudahan dengan kita serahkan ini proyek pembangunan ini bisa segera direalisasikan meskipun targetnya disampaikan oleh kementrian pupr itu diakhir tahun 2023 sudah dimulai kontruksinya,” ucapnya lagi.

Yana berharap berharap karena tahan Gedebage sudah akan tahap kontruksi maka yanb di lahan pemkot bisa didahulukan sehingga memberikan dampak keseriusan ke masyarakat bahwa pemohon infrastruktur ini akan segera dibangun dan direalisasikan tentunya bisa memberikan dampak proses percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan itu termasuk Kota Bandung.

“Alhamdulilah prosesnya berjalan lancar. Ini lahan pemkot, rencana Gedebage – Garut seksi 1,” paparnya.

Yana - Tol Getaci

Baca Juga : Tol Cisumdawu Siap Beroprasi Lebaran 2023

Yana akui proses pembangunan tol Getaci ini cukup panjang hingga hari ini. Dan ia pun menyampaikan lahan digunkan selama ini adalah ruang terbuka hijau (RTH).

“Sebetulnya tidak semua RTH berkurang, karena ada bidang tanah tidak produktif. Tidak ada pembebasan lahan ya dari Gedebage, kalau Garut tidak tahu karena ini nyambung ke exit tol KM 149,” pungkasnya.

Sementara itu Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah Kementrian PUPR, Nugraha, mengatakan proses pembangunan Tol sesuai target selesai di 2024 untuk Nagrek Garut Utara.

“Terealisasi tergantung tanahnya. Kalau pembangunan itu cukup cepat makanya kami berhatap masyarakat ikut serta partisipasi pembangunan ini. Ini prosesnya sudah dari tahun 2020 tapi pandemi lalu 2021 konsultasi pemilik lahan dan 2022 baru muncul, 2023 baru penyerahan,” ungkapnya.(kai)