Siap Ketawa Sekaligus Merinding! ‘Pesugihan Sate Gagak’ Tayang November Ini

Pesugihan Sate Gagak

Prolite – Siap Ketawa Sekaligus Merinding! ‘Pesugihan Sate Gagak’ Tayang di Bioskop November Ini!

Haloo kembali lagi di edisi malam Jumat, gengs! Ada kabar segar buat kamu para pencinta film horor komedi. Siap-siap, karena film Pesugihan Sate Gagak bakal segera tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 13 November 2025!

Yup, kamu nggak salah baca, film ini siap bikin kamu ketawa, tegang, sekaligus mikir dua kali sebelum makan sate di malam hari.

Film ini diproduksi oleh Cahaya Pictures dan digarap oleh duet sutradara Etienne Caesar dan Dono Pradana, dua nama yang udah dikenal punya gaya storytelling nyeleneh tapi tetap nendang. Lewat kombinasi unik antara horor dan komedi, Pesugihan Sate Gagak berhasil mencuri perhatian publik sejak trailer perdananya dirilis.

Kisah Absurd Tiga Sahabat

Cerita film ini berpusat pada tiga sahabat kocak: Anto (Ardit Erwandha), Dimas (Yono Bakrie), dan Indra (Benedictus Siregar). Mereka adalah trio yang hidupnya serba apes — dari masalah kerjaan, cinta, sampai keuangan yang nggak pernah stabil. Tapi, hidup mereka berubah drastis ketika muncul ide gila: melakukan pesugihan tanpa tumbal.

Caranya? Jual sate dari daging burung gagak kepada… para demit! Iya, kamu nggak salah dengar. Mereka bukan jualan sate buat manusia, tapi buat makhluk gaib yang kelaparan di dunia lain. Aneh? Jelas. Tapi di situlah keunikan film ini.

Awalnya, usaha mereka justru sukses besar. Para demit antre panjang buat beli sate gagak, dan trio sahabat itu mendadak jadi kaya raya. Namun, seperti pepatah klasik, “segala yang terlalu manis pasti ada pahitnya.” Dari sinilah petaka mulai mengintai. Rasa lapar dan kerakusan para demit berubah jadi teror yang menghantui kehidupan mereka.

Hantu Lokal, Komedi Lokal, Cerita yang Menggelitik

 

Trailer perdananya langsung viral karena menampilkan adegan yang unik: pocong, genderuwo, hingga kuntilanak antre dengan sabar di warung sate gagak! Pemandangan absurd itu justru jadi daya tarik utama film ini — menghadirkan humor di tengah kengerian khas horor Indonesia.

Selain trio pemeran utama, film ini juga dibintangi oleh deretan komedian kawakan seperti Nunung, Arief Didu, dan Ence Bagus. Kombinasi mereka menjanjikan adegan-adegan ngakak di sela ketegangan yang bikin jantung deg-degan. Menurut sang sutradara, film ini terinspirasi dari fenomena nyata praktik pesugihan di Indonesia, tapi disampaikan dengan cara yang ringan, satir, dan tetap menghibur.

Pesan Moral di Balik Tawa dan Teror

Meski dikemas dengan komedi, Pesugihan Sate Gagak sebenarnya punya pesan yang cukup dalam. Film ini menyinggung sisi gelap manusia yang rela melakukan apa saja demi kekayaan instan. Praktik pesugihan masih kerap terjadi di masyarakat, dan film ini ingin mengajak penonton untuk berpikir ulang: “Apakah harta benar-benar sepadan dengan harga diri dan ketenangan jiwa?”

Dengan nuansa mistik yang kental, film ini juga menyentuh aspek budaya lokal — bagaimana kepercayaan terhadap makhluk halus dan ritual pesugihan masih melekat kuat dalam masyarakat modern. Namun, di balik semua itu, Pesugihan Sate Gagak juga jadi bentuk kritik sosial yang dibalut dengan humor cerdas.

Teknologi dan Sinematografi yang Bikin Merinding Tapi Ngangenin

Dari sisi teknis, film ini digarap dengan efek visual modern yang memadukan nuansa klasik dan digital. Menurut laporan dari CinemaTalk Indonesia (2025), tim produksi menggunakan efek practical untuk menciptakan suasana yang lebih realistis, terutama saat menampilkan interaksi manusia dan makhluk halus. Hasilnya? Visual horor yang bikin bulu kuduk berdiri, tapi tetap terasa “Indonesia banget”.

Soundtrack-nya pun nggak kalah menarik. Musik latar bernuansa gamelan dan instrumen Jawa dikombinasikan dengan beat modern yang memberikan kesan horor sekaligus absurd. Pendeknya, ini bukan sekadar film horor komedi biasa — tapi sebuah pengalaman sinematik yang unik.

Menghibur, Menegangkan, dan Sarat Makna

Di tengah banyaknya film horor yang fokus pada jumpscare atau cerita sadis, Pesugihan Sate Gagak hadir dengan warna baru. Ia menertawakan ketakutan kita sendiri terhadap dunia mistis, sekaligus mengingatkan bahwa setiap keinginan manusia selalu punya konsekuensi.

Sutradara Etienne Caesar mengatakan dalam wawancaranya bersama Popcorn Asia (2025), “Kami ingin bikin film yang bisa bikin penonton menjerit sekaligus ngakak. Karena di balik horor, ada sisi absurd dari hidup yang patut kita rayakan.”

Siap Ketawa dan Merinding Bareng?

Nah, buat kamu yang suka sensasi campur aduk antara takut dan ngakak, wajib banget masukin Pesugihan Sate Gagak ke daftar tontonan bulan November ini. Catat tanggalnya: 13 November 2025 di seluruh bioskop Indonesia!




Film Tukar Takdir: Drama Emosional di Balik Selamatnya Satu Penumpang Tragedi Pesawat

Film Tukar Takdir

Prolite – Film Tukar Takdir: Drama Emosional di Balik Selamatnya Satu Penumpang Tragedi Pesawat

 

Bayangkan kamu naik pesawat bersama ratusan orang lain, lalu tiba-tiba pesawat itu hilang kontak dan hanya satu orang yang selamat. Pertanyaan pertama yang muncul pasti: kenapa dia? Pertanyaan besar inilah yang jadi inti dari film terbaru karya Mouly Surya, Tukar Takdir, yang akan tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025.

Dibintangi aktor papan atas seperti Nicholas Saputra, Marsha Timothy, dan Adhisty Zara, film ini diadaptasi dari novel best seller karya Valiant Budi dengan tema besar: takdir, kehilangan, dan resiliensi manusia.

Tragedi Pesawat yang Mengubah Segalanya

Film ini mengisahkan penerbangan Jakarta Airways 79 yang mengalami hilang kontak. Ketika ditemukan, hanya ada satu penumpang yang selamat: Rawa (Nicholas Saputra). Rawa pulang dengan luka fisik dan trauma yang dalam. Namun, selamatnya Rawa justru membuka babak baru yang lebih rumit. Ia bukan hanya saksi kunci dalam investigasi, tapi juga harus berhadapan dengan keluarga korban.

Salah satunya adalah Zahra (Adhisty Zara), putri tunggal dari pilot pesawat yang tewas dalam tragedi itu. Ada juga Dita (Marsha Timothy), seorang istri yang kehilangan suaminya dan tak bisa menerima kenyataan bahwa justru orang lain yang hidup. Hubungan emosional yang pelik pun terjalin antara mereka.

Terhubung oleh Kenyataan Pahit

Dalam teaser trailer yang dirilis di kanal YouTube Starvision, kita diperlihatkan potongan hubungan emosional Rawa dengan Zahra. Ada adegan Rawa memeluk Zahra, seolah memberi kekuatan untuk bertahan. Namun di sisi lain, Rawa juga terlihat begitu dekat dengan Dita, bahkan mengusap air matanya saat keduanya berdua di mobil.

Nicholas Saputra menyebut bahwa setiap karakter dalam film ini terhubung lewat satu kenyataan pahit yang sama: kehilangan. “Rawa, yang selamat dari tragedi pesawat, bertemu dengan orang-orang yang harus kehilangan orang terdekat. Penonton akan melihat bagaimana resiliensi setiap karakter diuji,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.

Kolaborasi Kelas A: Mouly Surya, Nicholas Saputra, dan Marsha Timothy

Sutradara Mouly Surya menekankan bahwa film ini bukan sekadar drama bencana, tapi juga eksplorasi psikologis. Setiap karakter membawa luka dan penyesalan masing-masing. Ada yang merasa seharusnya bisa mencegah tragedi, ada yang merasa menanggung takdir orang lain.

“Kami ingin menggambarkan beban emosional yang tak kasat mata. Tapi di sisi lain, juga menunjukkan bahwa ada harapan di balik setiap kehilangan. Bahwa manusia bisa saling menopang untuk bertahan,” kata Mouly.

Tukar Takdir jadi ajang reuni Mouly Surya dengan beberapa aktor dan produser papan atas. Mouly kembali bekerja sama dengan Marsha Timothy setelah film legendaris Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017), dan dengan Nicholas Saputra setelah Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta (2013).

Film ini juga jadi kolaborasi Mouly bersama produser Chand Parwez Servia dan Rama Adi, dengan dukungan Starvision, Cinesurya, dan Legacy Pictures. Selain tiga pemeran utama, film ini juga didukung ensemble cast yang luar biasa: Meriam Bellina, Marcella Zalianty, Hannah Al Rashid, Teddy Syach, Tora Sudiro, Ringgo Agus Rahman, hingga Revaldo.

Drama Petaka Pesawat: Genre yang Jarang di Indonesia

Chand Parwez Servia, produser film ini, menyebut bahwa Tukar Takdir membawa warna baru ke perfilman Indonesia. Drama berlatar tragedi pesawat masih jarang dieksplorasi, padahal punya potensi besar untuk menghadirkan ketegangan sekaligus kedalaman emosional. “Film ini akan menghadirkan kisah penuh luka, menegangkan, tapi juga menyegarkan untuk perfilman Indonesia,” ungkapnya.

Dengan latar cerita yang jarang disentuh sineas Indonesia, Tukar Takdir berpotensi menjadi film yang bukan hanya menyayat hati, tapi juga membuka percakapan lebih luas soal trauma, kehilangan, dan bagaimana manusia merespons takdir yang tak bisa diubah.

Siapkah Kamu Menyaksikan Kisah yang Menguji Emosi?

Tukar Takdir bukan sekadar film tentang kecelakaan pesawat, melainkan kisah mendalam tentang luka, cinta, kehilangan, dan pertanyaan besar soal takdir. Dengan arahan Mouly Surya yang dikenal detail dan emosional, serta deretan aktor papan atas, film ini menjanjikan pengalaman menonton yang bikin dada sesak tapi juga membuka mata.

Jangan lewatkan perilisan resminya pada 2 Oktober 2025 di bioskop seluruh Indonesia. Siapkan hati, karena film ini bisa jadi bikin kamu merenung: kalau berada di posisi Rawa, apakah kamu sanggup menanggung beban sebagai satu-satunya yang selamat?




Wajib Masuk Watchlist! 4 Film Lokal yang Rilis di 21 Agustus 2025

Film Lokal

Prolite – Wajib Masuk Watchlist! 4 Film Lokal yang Rilis di 21 Agustus 2025

Tanggal 21 Agustus 2025 jadi salah satu momen spesial buat para pecinta film lokal. Pasalnya, ada empat film Indonesia baru yang resmi rilis di bioskop tanah air.

Mulai dari horor yang bikin merinding, thriller dengan sentuhan balas dendam, sampai drama keluarga penuh emosi—semua ada di minggu ini.

Jadi, buat kamu yang lagi nyari tontonan segar, keempat film lokal ini wajib banget masuk daftar nontonmu. Yuk, kita bahas satu per satu!

1. Labinak: Mereka Ada di Sini – Horor dengan Misteri Kanibalisme

Film garapan Azhar Kinoi Lubis ini membawa horor lokal ke level baru dengan sentuhan legenda gelap. Ceritanya tentang Najwa (Raihaanun), seorang guru dari kota kecil yang pindah ke Jakarta bersama putrinya, Yanti (Nayla Denny Purnama).

Ia mendapat tawaran mengajar di sekolah elite, tapi rumah barunya ternyata menyimpan rahasia kelam. Arwah korban praktik kanibalisme kuno yang terhubung dengan yayasan sekolah mulai menampakkan diri.

Menjelang sebuah ritual mengerikan, Najwa harus berjuang melindungi dirinya dan anaknya agar tidak dijadikan tumbal. Dengan bintang seperti Raihaanun, Arifin Putra, Jenny Zhang, hingga Giulio Parengkuan, film ini menjanjikan ketegangan tanpa henti. Kalau kamu penggemar horor psikologis dengan bumbu budaya lokal, Labinak jelas jadi pilihan pas.

2. Hanya Namamu dalam Doaku – Drama Keluarga yang Bikin Nangis

Kalau kamu lebih suka drama penuh emosi, karya Reka Wijaya ini siap menguras air mata. Film ini mengisahkan Arga (Vino G. Bastian), seorang ayah dan suami penyayang yang harus menghadapi kenyataan pahit setelah divonis menderita ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), penyakit langka yang belum ada obatnya.

Alih-alih terbuka, Arga memilih menyembunyikan penyakitnya demi melindungi keluarganya—istrinya Hanggini (Nirina Zubir) dan putri mereka, Nala (Anantya Kirana). Tapi keputusannya justru memicu konflik besar dalam rumah tangga. Selain Vino dan Nirina, film ini juga dibintangi Naysilla Mirdad, Ge Pamungkas, hingga Marcell Darwin, yang menambah kedalaman cerita.

Tema tentang penyakit serius dan pengorbanan cinta dalam keluarga membuat film ini bukan sekadar tontonan, tapi juga refleksi hidup.

3. Darah Nyai – Horor-Thriller dengan Sentuhan Mistis Laut Selatan

Film ketiga, Darah Nyai, menggabungkan horor supranatural dengan kisah balas dendam penuh darah. Cerita dimulai dari sebuah pembunuhan brutal yang membangkitkan amarah Laut Selatan. Sosok mistis Nyai (Jessica Katharina) muncul dan memilih Rara (Violla Georgie) sebagai perpanjangan tangannya.

Dengan kekuatan supranatural, Rara memburu geng perdagangan manusia yang dipimpin Boni (Rory Asyari). Di sisi lain, Inspektur Yati (Vonny Anggraini) mencoba mengurai misteri pembunuhan keji itu, sampai akhirnya bertemu Mbak Endang (Nai Djenar Maisa Ayu), sosok yang menyimpan rahasia kelam Laut Selatan.

Disutradarai Yusron Fuadi, film ini menarik karena bukan cuma menakutkan, tapi juga punya lapisan pesan sosial tentang keadilan dan keberanian.

4. The Sun Gazer: Cinta dari Langit – Drama Spiritual yang Menyentuh

Film besutan Jastis Arimba ini mengangkat drama keluarga dengan sentuhan spiritual. Kisahnya tentang Moyer (Mario Irwinsyah) dan Asiyah (Ratu Anandita), pasangan suami istri yang lama mendambakan anak tapi tak kunjung dikaruniai. Setelah berbagai usaha gagal, Moyer akhirnya memutuskan menceraikan Asiyah, keputusan pahit yang menghancurkan keduanya.

Di tengah kehancuran itu, hadir dua perempuan baru yang memberi cahaya harapan. Namun, dilema besar muncul: Moyer sadar ia tidak akan pernah mampu memberi keturunan. Dengan jajaran pemain seperti Revalina S. Temat, Dewi Yull, Niniek L. Karim, hingga Miqdad Adausy, film ini menawarkan kisah reflektif tentang cinta, pengorbanan, dan makna sejati sebuah keluarga.

Film Lokal Mana yang Jadi Pilihanmu di Bioskop?

Lebaran 2025

Empat film ini jelas menunjukkan keragaman warna perfilman Indonesia. Dari kengerian Labinak dan Darah Nyai, sampai haru-biru Hanya Namamu dalam Doaku dan The Sun Gazer, semua punya kekuatan sendiri-sendiri. Menariknya, jadwal tayang yang barengan bikin kamu bisa pilih genre sesuai mood.

Kalau kamu suka uji nyali, horor jadi pilihan. Kalau butuh drama emosional yang bikin hati terenyuh, drama keluarga ini pasti cocok banget.

Jadi, film lokal mana yang bakal kamu tonton dulu minggu ini? Yuk, langsung ajak teman, keluarga, atau pasangan buat isi akhir pekan dengan film-film keren karya anak bangsa!




Narik Sukmo & Arwah – Deretan Horor Lokal yang Menghantui Juli 2025

Horor Lokal

Prolite – Narik Sukmo & Arwah – Deretan Horor Lokal yang Menghantui Juli 2025

Yap, edisi malam Jumat tiba lagi dan kali ini kita kedatangan dua tamu istimewa dari dunia perfilman horor Indonesia: “Narik Sukmo” dan “Arwah”. Dua film lokal yang siap bikin kamu was-was bahkan setelah filmnya selesai.

Bulan Juli 2025 ini, bioskop Indonesia dihiasi dengan sajian horor lokal yang makin matang dan mengakar ke budaya. Bukan cuma soal hantu-hantuan biasa, tapi juga kisah mistis dan emosional yang nyambung ke batin penonton. Penasaran kenapa dua film ini viral dan jadi bahan omongan? Yuk, kita bahas satu per satu dengan santai tapi… siap-siap bulu kuduk naik!

Narik Sukmo: Ketika Tarian Membawa Arwah Pulang…

Film Narik Sukmo membawa kita masuk ke dunia seni tradisional yang penuh misteri. Cerita ini berfokus pada sebuah tarian kuno yang konon bisa “menarik sukma” alias menghubungkan dunia arwah dengan dunia manusia. Sounds creepy? Tunggu sampai kamu lihat bagaimana ritual ini dipentaskan dalam filmnya.

Dibuka dengan setting desa yang hening, jauh dari modernitas, seorang penari muda bernama Ayu mulai mengalami mimpi-mimpi ganjil setelah diminta belajar tarian sakral yang sudah lama tidak dipentaskan. Semakin dalam ia mendalami tariannya, semakin kuat pula gangguan dari dunia lain.

Atmosfer film ini dibangun dengan sangat halus—dari suara gamelan yang mengganggu, hingga mata-mata tak kasatmata yang mengawasi setiap gerak sang penari. Bukan jump scare asal-asalan, tapi horor yang perlahan masuk ke tulang.

Yang bikin menarik, “Narik Sukmo” nggak hanya bicara soal mistis, tapi juga bagaimana seni tradisional bisa jadi jembatan antara dunia fisik dan spiritual. Sentuhan budaya Jawa yang kuat membuat film ini bukan hanya menyeramkan, tapi juga penuh makna.

Arwah: Tragedi Keluarga dan Jeritan Sang Adik dari Alam Sana

Film “Arwah” mengambil pendekatan horor psikologis yang emosional. Ceritanya dimulai dari kecelakaan tragis yang merenggut nyawa satu keluarga, menyisakan satu orang—Rara, sang kakak sulung—sebagai satu-satunya yang selamat.

Tapi tragedi itu bukan akhir. Justru di sinilah semuanya bermula.

Rara mulai mengalami kejadian-kejadian aneh: mainan adiknya yang bergerak sendiri, rekaman suara tangisan anak kecil, dan mimpi berulang yang mengarah ke tempat kecelakaan. Pelan-pelan, ia sadar bahwa arwah adik bungsunya belum tenang… dan menuntut kebenaran atas apa yang sebenarnya terjadi malam itu.

Film ini sukses bikin penonton relate karena bermain dengan rasa kehilangan dan penyesalan. Banyak yang bilang horornya terasa banget karena kita ikut merasakan emosi tokohnya. Ditambah dengan sinematografi dingin dan naskah yang padat, “Arwah” menyentuh sekaligus menyeramkan.

Tren Horor Lokal: Kemenangan Cerita yang Dekat di Hati

Bukan rahasia lagi kalau film horor lokal sedang berada di puncak kejayaannya. Tapi kenapa, sih, film seperti Narik Sukmo dan Arwah bisa begitu nempel di hati (dan pikiran) penonton?

  • Dekat dengan budaya: Horor yang lahir dari legenda dan tradisi lokal terasa lebih nyata dan relevan. Seperti Narik Sukmo yang mengangkat tarian tradisional, atau Arwah yang bicara soal trauma keluarga—dua tema ini nggak asing di telinga kita.
  • Atmosfer > Efek Visual: Banyak film horor luar mengandalkan CGI dan visual seram, tapi film lokal belakangan ini lebih bermain dengan atmosfer. Musik gamelan yang fals, bayangan samar di belakang pintu, atau suara tangisan di tengah sunyi lebih menyeramkan daripada monster besar.
  • Resonansi Emosional: Horor bukan cuma bikin takut, tapi juga bikin mikir dan merasa. Baik Narik Sukmo maupun Arwah menyorot sisi emosional yang dalam, membuat penonton nggak cuma menjerit, tapi juga terdiam setelah lampu bioskop menyala.

Menurut data dari Asosiasi Perfilman Indonesia (Juni 2025), genre horor menyumbang hampir 40% total penjualan tiket film nasional dalam 6 bulan pertama tahun ini. Itu artinya, film-film seperti ini nggak hanya ditonton karena takut, tapi karena punya nilai narasi yang kuat.

Atmosfer, Budaya, dan Rasa: Tiga Pilar Horor Lokal yang Nempel di Tulang

 

Kalau kamu cari film horor yang hanya bikin kaget, mungkin kamu akan kecewa. Tapi kalau kamu cari cerita yang bisa bikin kamu merinding sambil mikir dan terhubung dengan akar budaya, dua film ini adalah jawabannya.

“Narik Sukmo” dan “Arwah” berhasil menggabungkan:

  • Cerita rakyat + isu modern
  • Visual etnik + teknik sinematik modern
  • Nuansa spiritual + tragedi emosional

Ini adalah arah baru horor lokal—bukan cuma tentang hantu, tapi tentang manusia, hubungan, dan sisi gelap dari rasa.

Siap Disapa Dunia Lain?

Nah, guys sudah siap menonton Narik Sukmo dan Arwah di bioskop?

Dua film ini bukan cuma ajang uji nyali, tapi juga momen untuk refleksi. Karena seringkali, hantu yang paling menyeramkan bukan yang muncul tiba-tiba dari balik pintu, tapi yang muncul dari dalam diri sendiri: rasa bersalah, dendam, dan kehilangan yang belum usai.

Jangan lupa ajak teman nonton bareng, karena… sendirian di bioskop setelah film selesai? Hmm, siapa tahu bukan cuma kamu yang pulang… 👻




Gabungin Aksi dan Komedi, Film Agen +62 Hadirkan Cerita Seru nan Kocak!

Film Agen +62

Prolite – Gabungin Aksi dan Komedi, Film Agen +62 Hadirkan Cerita Seru nan Kocak!

Buat kamu penggemar film Indonesia yang suka aksi tapi tetap ingin ketawa ngakak, ada kabar baik nih! Film Agen +62, karya terbaru yang menggabungkan aksi seru dan komedi kocak khas lokal, siap tayang di bioskop mulai 3 Juli 2025.

Film ini bukan sekadar hiburan, tapi juga sindiran satir yang segar tentang dunia agen “rahasia” yang pastinya relate banget dengan kehidupan kita sehari-hari.

Dengan dibintangi oleh nama-nama besar seperti Keanu Angelo, Rieke Diah Pitaloka, dan Cinta Laura Kiehl, film ini diprediksi akan jadi salah satu tontonan favorit sepanjang pertengahan tahun ini.

Disutradarai oleh Dinna Jasanti, sineas muda yang sebelumnya sukses lewat My Annoying Brother dan My Ice Girl, serta ditulis oleh duet penulis kreatif Candra Aditya dan Diva Apresya, Agen +62 menjanjikan cerita unik yang nggak biasa.

Sinopsis Film Agen +62: Misi Rahasia Penuh Canda Tawa

Film Agen +62 bercerita tentang sepasang agen yang bukan sembarang agen. Mereka berasal dari lembaga intelijen paling bawah di Indonesia, yaitu PUANAS (Pusat Usaha Nasional)—iya, namanya aja udah bikin senyum geli, kan?

Dua karakter utama, Dito (Keanu Angelo) dan Martha (Rieke Diah Pitaloka), adalah agen yang sering diremehkan. Alih-alih tampil keren seperti James Bond, mereka lebih mirip agen pulsa atau agen galon di kompleks rumah.

Tapi justru karena gaya “biasa-biasa aja” inilah, mereka ditugaskan untuk menangani kasus super penting yang penuh jebakan: perjudian online ilegal yang meresahkan warga.

Dalam menjalankan misinya, Dito dan Martha harus menyamar dan menyusup ke dunia malam yang penuh intrik. Di sanalah mereka bertemu dengan Jessica (Cinta Laura), seorang pemilik salon glamor yang ternyata menyimpan rahasia gelap dan berkaitan langsung dengan sindikat judi online tersebut.

Konflik demi konflik muncul, bukan cuma dari musuh di lapangan, tapi juga dari hubungan antara Dito dan Martha sendiri. Komunikasi mereka yang sering gagal, salah paham terus, dan gaya kerja yang sangat bertolak belakang bikin misi mereka makin sulit tapi juga makin kocak.

Dengan bumbu aksi penuh ledakan (dan ketawa), film ini jadi sajian komplet yang bisa bikin kamu gregetan sekaligus ngakak.

Pertanyaannya: mampukah duo kocak ini menyelesaikan misinya dan mengungkap rahasia besar di balik judi online?

Daftar Pemain Film Agen +62: Meriah & Bertabur Bintang!

Film ini nggak main-main soal cast. Selain deretan aktor utama yang udah nggak asing, Agen +62 juga memperkenalkan beberapa wajah baru dan kolaborasi unik dari berbagai latar belakang entertainment. Ini dia deretan pemainnya:

  • Keanu Angelo sebagai Dito – agen receh tapi punya insting tajam
  • Rieke Diah Pitaloka sebagai Martha – agen senior yang sabar tapi galak
  • Cinta Laura Kiehl sebagai Jessica – pemilik salon misterius dengan latar belakang gelap
  • Olga Lydia – belum diketahui perannya, tapi dijamin tampil ikonik
  • Fadil Jaidi – siap menambah kekonyolan di setiap adegan
  • Dara Arafah – aktris muda dengan energi segar
  • Tenno Ali
  • Tasos Rasiti
  • Chandra Satria
  • Fanny Fadillah
  • Nafiza Fatia Rani

Dengan komposisi pemain yang lengkap—dari yang berpengalaman hingga influencer generasi baru—Agen +62 menjanjikan kombinasi akting yang luwes, segar, dan penuh chemistry.

 

Yuk, Jadi Saksi Aksi Ngakak Duo Agen Terkocak!

Film Agen +62 bisa jadi pelarian terbaik kamu dari rutinitas yang membosankan. Apalagi kalau kamu lagi butuh hiburan yang nggak hanya bikin tertawa tapi juga menyentil isu sosial secara cerdas. Catat ya, tayang mulai 3 Juli 2025 di seluruh bioskop Indonesia.

Ayo ajak teman, gebetan, atau bahkan orang rumah buat nonton bareng. Siapa tahu kamu juga punya “agen-agen rahasia” di hidupmu yang butuh dukungan!

Sudah siap menyamar bersama Dito dan Martha? Jangan lupa kasih tahu pendapatmu setelah nonton nanti—karena misi rahasia ini, bakal lebih seru kalau dijalani rame-rame!🎬💥😆




Akhirnya Datang Juga: Superman Siap Tayang Juli 2025!

Superman

Prolite – Superman Siap Terbang ke Bioskop Global Juli 2025! Di Balik Drama Hukum & Kejutan Sang Manusia Baja

Kabar gembira buat kamu penggemar superhero, khususnya si Man of Steel! Film Superman terbaru produksi Warner Bros Discovery dan DC Studios resmi dijadwalkan tayang secara global pada 11 Juli 2025. Setelah penantian panjang dan drama hukum yang sempat bikin fans deg-degan, akhirnya jalan menuju layar lebar terbuka lebar.

Tapi tunggu dulu… sebelum kita nonton Superman beraksi di layar besar, yuk kita ngulik dulu proses di balik layarnya—yang ternyata gak kalah penuh aksi, intrik, dan drama kayak di filmnya! Siapa sangka film superhero bisa hampir gagal tayang gara-gara… sengketa hak cipta?

Drama Hak Cipta: Si Manusia Baja Hampir “Gagal Terbang”

Yup, film Superman sempat hampir gagal tayang karena konflik hukum yang cukup rumit. Semua berawal dari klaim keluarga Joe Shuster, salah satu pencipta asli karakter Superman. Mereka mengajukan gugatan kepemilikan atas karakter ikonik ini, yang katanya seharusnya kembali ke mereka.

Pada April 2025, gugatan awal mereka ditolak oleh pengadilan AS karena masalah yurisdiksi. Tapi keluarga Shuster gak tinggal diam, dan pada bulan berikutnya, mereka kembali melayangkan gugatan baru. Ini sempat bikin ketar-ketir karena ada kemungkinan film ini diblokir di beberapa negara seperti Inggris, Irlandia, Kanada, dan Australia, akibat perbedaan undang-undang hak cipta.

Untungnya, pada awal Juni 2025, hakim di New York menolak gugatan lanjutan tersebut, dan film Superman pun resmi punya “green light” untuk tayang global! Tapi tenang, meskipun konflik hukumnya belum sepenuhnya berakhir, rilis film ini tetap lanjut sesuai jadwal. Puji Krypton!

Pemeran Baru, Nuansa Baru: Superman dengan Sentuhan Emosional

Salah satu hal paling menarik dari film ini adalah pilihan pemain dan arahan baru dari James Gunn, yang sekarang menjabat sebagai salah satu petinggi DC Studios. Film Superman ini juga jadi proyek pembuka dari semesta baru DC Universe (DCU)—jadi bisa dibilang ini adalah langkah awal dari sesuatu yang besar banget!

  • David Corenswet dipilih untuk memerankan Superman/Clark Kent. Dalam wawancaranya, Corenswet mengaku sempat gak percaya diri saat pertama kali dipilih. Tapi dia juga bilang proses syuting ini sangat menyenangkan dan jadi pengalaman yang mengubah hidupnya.

  • Di sisi antagonis, ada Nicholas Hoult yang memerankan Lex Luthor. Kalau kamu ngebayangin Lex Luthor yang karismatik dan licik seperti versi sebelumnya, siap-siap deh. Versi Hoult ini kabarnya bakal jauh lebih gelap dan intens!

  • Film ini juga akan memperkenalkan Lois Lane versi Rachel Brosnahan, yang katanya punya chemistry kuat banget dengan Clark Kent.

Superman Versi Baru: Aksi, Humor, dan Banyak Hati

Di bawah arahan James Gunn, film Superman kali ini gak cuma soal terbang, nendang, dan ngelawan alien. Gunn bilang bahwa dia pengen Superman ditampilkan sebagai sosok yang penuh empati, optimisme, dan rasa kemanusiaan. Jadi siap-siap, kita gak cuma akan melihat aksi bombastis, tapi juga momen-momen emosional yang bikin baper.

Dari bocoran trailer yang sempat dirilis tertutup untuk media, nuansa film ini terlihat lebih cerah, penuh harapan, dan diselingi humor yang ringan tapi tetap bermakna. Buat kamu yang suka film superhero tapi juga pengen deep feel, film ini bisa jadi paket komplit!

Penayangan Global: Simpan Tanggalnya, Guys!

Setelah segala drama dan ketegangan soal hukum, akhirnya Superman siap menyapa fans di seluruh dunia mulai 11 Juli 2025. Dan bukan cuma tayang biasa, film ini juga tersedia di berbagai format premium seperti IMAX, Dolby Cinema, dan 4DX—siap bikin pengalaman menonton kamu makin maksimal!

Kabar ini disambut antusiasme luar biasa dari para penggemar. Tiket pre-sale di beberapa negara bahkan sudah mulai terjual habis hanya dalam beberapa jam pertama. Jadi, kalau kamu gak mau kehabisan, mulai pantau deh jadwal penjualan tiket di bioskop langganan kamu!

Apa yang Bisa Kita Harapkan?

Selain jalan cerita yang lebih menyentuh, film ini juga diyakini akan membuka jalan untuk karakter-karakter DC lainnya. James Gunn sebelumnya sempat bilang kalau ini adalah langkah awal untuk memperkenalkan “Gods and Monsters”, fase pertama dari DC Universe yang baru.

Jadi bisa jadi, di akhir film nanti bakal ada teaser-teaser kejutan dari karakter lain kayak Batman, Wonder Woman, atau bahkan Supergirl!

Dan kalau kamu bertanya-tanya, “Apakah ini reboot penuh atau kelanjutan dari DC sebelumnya?” Jawabannya: reboot total. Jadi tenang aja, kamu gak perlu nonton film DC sebelumnya buat ngerti jalan ceritanya.

Siap Nonton Superman Terbang Lagi?

Nah, itu dia semua bocoran dan drama seru seputar film Superman yang siap tayang Juli 2025 ini. Dari sengketa hukum sampai nuansa baru yang ditawarkan James Gunn, semuanya bikin film ini jadi salah satu yang paling dinanti tahun ini.

Kalau kamu fans lama Superman atau bahkan baru tertarik sama DC Universe, film ini cocok banget buat jadi pintu masukmu ke dunia superhero yang lebih manusiawi. Jangan lupa catat tanggalnya: 11 Juli 2025 di bioskop seluruh dunia!

Udah siap nonton Superman terbang di layar lebar? Atau kamu justru penasaran bakal kayak apa si Lex Luthor versi Nicholas Hoult? Yuk share opini kamu di kolom komentar, atau mention temen kamu yang wajib nonton bareng! 🚀💬




Dendam Malam Kelam Angkat Cerita Thriller Adaptasi Film Spanyol The Body

Prolite – Dendam Malam Kelam Angkat Cerita Thriller Adaptasi Film Spanyol The Body

Selamat datang di edisi malam Jumat, gengs! Waktunya ngebahas yang mencekam, bikin bulu kuduk berdiri, dan bisa bikin kamu ngerasa diawasin… padahal lagi sendirian di kamar! Kali ini, kita bakal bahas film horor psikologis yang lagi tayang di bioskop dan sukses bikin penonton nahan napas — Dendam Malam Kelam.

Film ini nggak main-main, loh. Diangkat dari film thriller Spanyol fenomenal berjudul The Body karya Oriol Paulo dan Lara Sendim, versi Indonesianya disutradarai oleh Danial Rifki dan dibintangi aktor favorit sejuta umat, Arya Saloka.

Kombinasi drama rumah tangga, perselingkuhan, pembunuhan, dan arwah penasaran — semuanya dibungkus dalam balutan misteri yang gelap dan bikin mikir. Yuk, kita kupas bareng cerita kelam di balik film ini! 👻

Film Terbaru Arya Saloka, Dendam Malam Kelam, Siap Guncang Bioskop!

Akhirnya! Film Dendam Malam Kelam resmi tayang di bioskop sejak 28 Mei dan langsung menyedot perhatian pecinta horor misteri. Disutradarai oleh Danial Rifki dan diproduksi oleh Falcon Pictures serta Globalgate Entertainment, film ini menjadi adaptasi cerdas dari The Body — sebuah thriller penuh teka-teki yang sukses secara internasional.

Buat kamu yang udah nonton The Body, pasti tahu gimana sensasi ngeri dan rasa curiga yang terus dibangun sepanjang film. Nah, versi Indonesia ini tetap mempertahankan unsur thriller psikologisnya, tapi dengan cita rasa lokal yang relatable dan bikin deg-degan!

Sinopsis: Dendam, Perselingkuhan, dan Arwah yang Tak Mau Tenang…

Jefri (Arya Saloka), seorang dosen yang kelihatannya punya kehidupan sempurna. Ia hidup harmonis bersama istrinya, Sofia (Marissa Anita), dan mendadak diangkat jadi direktur perusahaan milik keluarga sang istri. Tapi, di balik senyum manis dan rumah tangga idaman, Jefri menyimpan rahasia gelap — ia selingkuh dengan mahasiswinya sendiri, Sarah (Davina Karamoy).

Nggak cuma selingkuh, Jefri dan Sarah bahkan nekat menyusun rencana licik untuk membunuh Sofia. Dan rencana itu… berhasil. Sofia tewas. Tapi di sinilah mimpi buruk Jefri dimulai.

Beberapa saat sebelum autopsi dilakukan, jasad Sofia mendadak menghilang dari kamar mayat! Iya, kamu nggak salah baca. Mayatnya. Hilang.

Kasus ini menarik perhatian Arya Pradana (Bront Palarae), penyidik misterius dengan tatapan tajam dan masa lalu penuh trauma. Ia pun mulai mengurai simpul demi simpul misteri, sementara Jefri dan Sarah semakin terjebak dalam paranoia dan rasa bersalah.

Apakah Sofia benar-benar mati? Atau ada yang lebih menyeramkan dari sekadar kematian?

Psikologis vs Supernatural: Siap-siap Ditebak & Dibikin Merinding

Yang bikin Dendam Malam Kelam jadi makin spesial adalah keberhasilannya menggabungkan dua dunia: misteri psikologis dan horor supernatural. Kita bakal diajak menebak-nebak — ini semua akal-akalan? atau emang ada kekuatan gaib yang balas dendam?

Dari mulai suara misterius di lorong, penampakan sosok wanita berbaju putih, sampai ketakutan Jefri yang makin menggila… semuanya bikin kita ikut ketularan panik.

Dan jangan lupakan suasana yang dibangun film ini — gelap, sunyi, dan penuh ketegangan. Kayak ada yang ngintip dari balik jendela… 😨

Adaptasi Lokal yang Nggak Kaleng-Kaleng!

Meski berasal dari film Spanyol, Dendam Malam Kelam berhasil tampil sebagai karya yang punya identitas sendiri. Chemistry antar pemain kuat banget, sinematografinya keren, dan elemen horor disisipkan tanpa kesan murahan.

Arya Saloka tampil beda dari biasanya — kali ini bukan jadi suami idaman, tapi sosok dengan sisi gelap yang perlahan terkuak. Davina Karamoy juga totalitas sebagai selingkuhan manipulatif yang awalnya terlihat lemah lembut. Sementara Bront Palarae… duh, auranya cocok banget jadi penyidik misteri yang serba abu-abu.

Plot Twist-nya Nggak Main-Main!

Satu hal yang wajib di-highlight: ending-nya! Plot twist di film ini bakal bikin kamu nyesel kalau kedip. Semua petunjuk yang tersebar dari awal film, akan menemukan klimaksnya di akhir yang mencengangkan. Dan ya… mungkin kamu bakal refleksi tentang karma, pengkhianatan, dan harga dari sebuah rahasia yang disembunyikan terlalu lama.

Kalau kamu pecinta cerita-cerita kelam yang penuh kejutan dan aroma mistis, Dendam Malam Kelam adalah tontonan wajib. Apalagi buat kamu yang udah siap merayakan malam Jumat dengan suasana tegang dan lampu kamar yang diredupkan.

Tapi hati-hati ya… karena setelah nonton film ini, bisa aja kamu jadi mikir dua kali sebelum sendirian di lorong rumah. Siapa tahu… ada Sofia yang belum puas dan masih mencari keadilan.

Selamat menonton, dan selamat datang… di malam Jumat yang kelam. 🌙✨




Bersiaplah! 2 Film Horor Lokal Ini Bakal Menghantui Bioskop Juni 2025!

Film Lokal

Prolite – Catat Tanggalnya! 2 Film Horor Lokal Ini Siap Bikin Merinding di Bioskop Juni 2025

Pecinta film horor lokal, siap-siap ya! Bulan Juni 2025 akan jadi bulan yang mencekam di bioskop Tanah Air. Pasalnya, ada dua film horor Indonesia terbaru yang dijadwalkan rilis dan keduanya menjanjikan cerita yang gak cuma seram tapi juga penuh makna emosional dan nuansa budaya.

Film pertama adalah “Tenung”, yang bakal tayang awal Juni. Sementara yang kedua, “Jalan Pulang”, menyusul di pertengahan bulan. Keduanya membawa pendekatan horor yang berbeda tapi sama-sama bikin penasaran. Yuk, kita kupas satu per satu!

1. “Tenung” – Kengerian Ilmu Hitam yang Mengincar Garis Keturunan

📅 Tayang: 5 Juni 2025

“Tenung” adalah film horor yang mengangkat unsur ilmu hitam dan kekuatan jahat yang diturunkan secara generasi. Ceritanya berpusat pada Ira dan ibunya, Linda, yang mulai mengalami kejadian-kejadian mistis penuh teror. Suasana rumah yang tadinya tenang berubah jadi penuh ketegangan saat Linda mulai mengalami halusinasi, sakit misterius, dan akhirnya meninggal dunia.

Tapi… di sinilah ceritanya jadi makin seram. Saat jenazah Linda hendak dimakamkan, seekor kucing hitam tiba-tiba melompati tubuhnya, dan secara mengejutkan—Linda hidup kembali! Tapi tentu saja, bukan Linda yang dulu…

Pasca kejadian itu, sikap Linda berubah drastis. Ia menjadi sosok yang misterius, menyeramkan, dan penuh aura negatif. Ira pun perlahan menemukan kenyataan kelam: sang ibu ternyata menjadi korban tenung, sebuah praktik ilmu hitam yang membuat tubuhnya dirasuki entitas jahat. Lebih ngeri lagi, entitas itu punya misi menghancurkan seluruh garis keturunan Linda.

Film ini gak cuma menyuguhkan jump scare dan adegan menyeramkan, tapi juga menyisipkan kearifan lokal dan elemen budaya mistik Indonesia. Kisah tenung dan balas dendam antar keluarga jadi benang merah cerita yang bakal bikin kamu berpikir dua kali kalau lihat kucing hitam lewat.

2. “Jalan Pulang” – Horor Emosional Perjuangan Seorang Ibu

📅 Tayang: 19 Juni 2025

Kalau “Tenung” membawa kita ke ranah horor supernatural, maka “Jalan Pulang” menghadirkan horor yang lebih emosional, reflektif, dan psikologis. Film ini mengisahkan seorang ibu yang menempuh perjalanan panjang demi mencari pengobatan untuk anaknya yang menderita penyakit misterius.

Namun perjalanan ini bukan perjalanan biasa. Semakin jauh sang ibu melangkah, semakin banyak gangguan dan kejadian aneh yang menghampirinya. Mulai dari perjumpaan dengan orang-orang asing, lingkungan yang tidak familiar, hingga simbol-simbol yang membuatnya terhubung dengan masa lalu yang kelam.

Uniknya, film ini tidak menakuti lewat hantu, tapi melalui perasaan cemas, tidak pasti, dan perlahan-lahan mengungkap misteri yang menekan secara batin. Sang ibu harus menghadapi kenyataan bahwa penyakit anaknya bisa jadi terkait dengan rahasia masa lalunya sendiri.

“Jalan Pulang” menyajikan hubungan emosional yang dalam antara ibu dan anak, dibungkus dengan atmosfer gelap dan tidak nyaman. Film ini cocok banget buat kamu yang suka horor dengan kedalaman cerita dan suasana yang membekas lama setelah film selesai.

Kenapa Kamu Gak Boleh Lewatkan Dua Film Horor Lokal Ini?

  • Nuansa Lokal yang Kental: Kedua film ini sama-sama mengangkat unsur budaya dan tradisi Indonesia, bikin cerita terasa lebih dekat dan relatable.

  • Pendekatan Horor yang Berbeda: “Tenung” lebih ke supernatural horror, sedangkan “Jalan Pulang” menawarkan horor yang emosional dan psikologis.

  • Kisah yang Menyentuh: Di balik teror, keduanya tetap punya elemen keluarga yang kuat—antara ibu dan anak, antara trauma dan pengampunan.

  • Produksi Berkualitas: Dari trailernya yang udah banyak dibicarakan netizen, jelas bahwa produksi kedua film ini digarap serius dengan visual mencekam dan akting yang menjanjikan.

Siap-Siap Nonton Bareng dan Jangan Duduk Sendirian!

Nah, buat kamu yang doyan nonton film horor lokal dan pengen ngerasain atmosfer bioskop yang sunyi dan tegang bareng penonton lain, Juni 2025 ini adalah waktu yang pas! Bisa nonton sendiri (kalau berani 😏), bareng pacar, atau mabar horor ramean biar gak deg-degan sendiri.

Jadi, kamu tim “Tenung” dengan nuansa gelap dan mistis? Atau tim “Jalan Pulang” yang lebih mengaduk emosi dan menyentuh? Atau dua-duanya langsung masuk watchlist?

Tulis di kolom komentar film horor lokal mana yang paling kamu tunggu dan kenapa! Dan pastikan kamu pantau terus jadwal tayang di bioskop kesayangan, karena tiket film horor biasanya cepet banget habis.

Yuk, ramaikan perfilman horor Indonesia dan dukung karya anak bangsa. Jangan lupa siapin popcorn dan mental yang kuat ya! 👻🍿




Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu Hadirkan Tawa dan Haru, Siap Rilis 12 Juni 2025!

Film GJLS

Prolite – Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu Hadirkan Tawa dan Haru, Siap Rilis 12 Juni 2025!

Buat kamu yang butuh tontonan segar, ngakak, tapi juga bisa bikin hati hangat—siap-siap karena film terbaru berjudul “GJLS: Ibuku Ibu-Ibu” akan segera tayang di bioskop mulai 12 Juni 2025! Dibintangi oleh trio komedian favorit dari grup GJLS—Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir—film ini dijamin bakal jadi pengalaman menonton yang beda dari biasanya.

Bukan cuma soal ketawa lepas, film ini juga akan mengaduk-aduk emosi kamu. Sesuai janji sang sutradara, Monty Tiwa, film ini bukan komedi biasa. Siap-siap ketawa di momen sedih, dan bisa aja malah nangis di momen lucu!

Komedi yang Gak Biasa, Tapi Tetap Mengena di Hati

“GJLS: Ibuku Ibu-Ibu” disutradarai oleh Monty Tiwa, sosok yang sudah dikenal dalam dunia perfilman Indonesia, terutama di genre komedi. Namun kali ini, Monty justru menyebut bahwa dirinya mengikuti alur khas GJLS, bukan sebaliknya.

“Penonton akan ketawa dan nangis. Tapi di scene komedi mereka nangis, di scene sedih mereka ketawa,” ujar Monty dalam konferensi pers.

Monty menyebut bahwa dirinya adalah fans dari trio GJLS, dan merasa proyek ini adalah ruang bagi GJLS untuk benar-benar tampil otentik dengan gaya mereka yang absurd, spontan, dan sering tidak bisa ditebak.

Genre Baru: Scientific Comedy

Salah satu hal yang menarik dari film ini adalah pernyataan Rispo soal genre filmnya.

“Film ini bergenre scientific comedy, genre baru yang kita temukan tadi jam 8,” canda Rispo.

Meski terdengar guyonan, “scientific comedy” menggambarkan bahwa jenis humor dalam film ini memang terasa seperti “rumus pasti”—lucunya gak tanggung-tanggung dan selalu berhasil bikin penonton ngakak, bahkan di situasi yang kelihatannya serius.

Cerita Absurd dengan Misi Mulia

Film ini bercerita tentang tiga bersaudara yang absurd, egois, dan gak bisa diandalkan. Tapi demi satu misi penting—menggagalkan pernikahan ayah mereka, mereka akhirnya bisa kompak juga. Bayangkan aja, dari niat yang konyol, justru muncul kekacauan penuh kasih sayang yang dibalut dengan tawa dan sedikit sentuhan drama keluarga.

Adegan-adegan khas GJLS yang suka nyeletuk ngawur, ngegas seenaknya, dan lawakan tak terduga jadi kekuatan utama film ini. Apalagi ditambah cameo dari Maxime Bouttier dan Umay Shahab, dua aktor yang juga ikut larut dalam kekonyolan skenario.

Poster & Trailer: Bikin Penasaran Sejak Awal

Poster resmi film ini cukup nyeleneh: wajah para karakter diblur! Menurut sang Executive Producer, Indra Yudhistira, poster ini memang sengaja dibuat absurd. Wajah yang blur disebut mewakili kekacauan dan isi kepala karakter yang “nggak jelas”, khas dari GJLS.

Sementara itu, trailer finalnya sukses bikin netizen penasaran. Adegan-adegan lucu dan absurd ditampilkan dengan gaya cepat, liar, dan penuh kejutan. Buat kamu yang familiar dengan konten GJLS di podcast, bisa dibilang trailer ini adalah versi “live” dari semua energi liar mereka.

Deretan Pemeran Film GJLS : Kombinasi Kocak & Berkelas

Selain trio GJLS, film ini juga dibintangi oleh:

  • Luna Maya, yang tampil sebagai salah satu karakter penting, meski sempat curhat tantangannya adalah… “gak bisa serius, selalu ketawa, jadi tidak pakem pada script,” Improvisasi GJLS yang gak bisa ditebak bikin Luna ketawa terus selama syuting.

  • Nadya Arina

  • Reynavenzka Deyandra

  • Bucek (aktor senior yang turut memperkuat dimensi drama)

📅 Catat Tanggalnya, Siap Tertawa dan Tersentuh

Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu, bukan hanya tentang tawa, tapi juga soal hubungan keluarga, kekacauan yang penuh cinta, dan bagaimana hal absurd bisa punya makna lebih dalam.

Film ini adalah kombinasi antara komedi liar, dinamika keluarga yang menyentuh, dan kejutan-kejutan khas GJLS yang sayang banget kalau dilewatkan. Cocok banget buat kamu yang lagi butuh tontonan ringan tapi tetap bikin mikir (sedikit 😁).

Siap-Siap Ngakak Bareng GJLS!

Buat kamu penggemar GJLS atau yang baru mau kenal mereka, film ini adalah tiket emas buat ngerasain vibe gokil ala GJLS di layar lebar. Ada tawa, ada drama, ada kebingungan, tapi semuanya terasa tulus dan menyenangkan.

Yuk, rame-rame nonton film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu mulai 12 Juni 2025 di bioskop seluruh Indonesia. Jangan lupa ajak geng tongkrongan atau keluarga, karena nonton bareng bakal lebih seru!

Kamu tim Rispo, Rigen, atau Hifdzi? Atau tim Luna Maya yang berusaha tetep cool di tengah kekacauan? Coba tulis di kolom komentar siapa yang paling kamu tunggu aksinya, ya!




Ohana Tak Pernah Usang: Lilo & Stitch Live Action (2025) dan Pesan Cinta yang Menguatkan

Lilo & Stitch Live Action (2025)

Prolite – Ohana Tak Pernah Usang: Lilo & Stitch Live Action (2025) dan Pesan Cinta yang Menguatkan

Setelah lebih dari dua dekade sejak versi animasinya dirilis, Disney kembali menghidupkan kisah Lilo dan Stitch dalam format live action yang tayang resmi di bioskop mulai 21 Mei 2025.

Film ini bukan cuma ajang nostalgia bagi penonton yang tumbuh bareng Lilo & Stitch di tahun 2000-an, tapi juga hadir sebagai pengingat hangat tentang apa itu cinta, keluarga, dan arti menerima diri sendiri—tema-tema yang terasa makin relevan di dunia yang serba cepat dan penuh tekanan ini.

Lewat petualangan alien biru yang menggemaskan dan lanskap tropis Hawaii yang memukau, Lilo & Stitch live action bukan cuma menyentuh, tapi juga mengajarkan banyak hal—buat anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa yang lagi berusaha ‘pulang’ ke diri mereka sendiri.

1. Ohana Bukan Cuma Tentang Sedarah, Tapi Tentang Bertahan Bareng-Bareng

Siapa sih yang gak familiar dengan kutipan legendaris ini?

“Ohana berarti keluarga. Keluarga berarti tidak ada yang tertinggal atau dilupakan.”

Tapi di versi live action ini, makna ‘ohana’ terasa lebih dalam. Lilo dan Nani, dua kakak-beradik yang ditinggal orang tua, berusaha sekuat tenaga membangun rumah dengan cinta—meski segalanya gak sempurna.

Stitch, makhluk pelarian yang diciptakan untuk menghancurkan, justru menemukan ‘keluarga’ sejatinya bukan karena ia pantas, tapi karena ia diterima. Film ini bilang ke kita: keluarga bukan soal siapa yang lahir dari rahim yang sama, tapi siapa yang bertahan dan saling jaga meski keadaan gak ideal.

2. Penerimaan Dimulai dari Empati, Bukan Penilaian

Stitch bukan karakter yang gampang disukai di awal. Rusuh, brutal, dan gak bisa diatur. Tapi Lilo ngelihat hal yang gak dilihat orang lain—kesepian. Ia gak sekadar memungut Stitch, tapi memeluk kekacauan itu dengan kasih sayang.

Ini jadi pelajaran penting: kita terlalu sering nge-judge orang dari “luarnya”, tanpa tahu perjuangan yang mereka hadapi di dalam. Lewat Lilo, film ini ngajarin kita buat lebih peka dan melihat lebih dalam—bahwa yang tampak “bermasalah” belum tentu tanpa alasan.

3. Luka Batin Gak Selalu Kelihatan, Tapi Harus Dikasih Ruang

Lilo sering dianggap anak aneh oleh lingkungan sekitarnya. Tapi di balik perilakunya, ada duka mendalam karena kehilangan orang tua. Di versi live action ini, aspek kesehatan mental diangkat lebih gamblang. Gimana kehilangan bisa bikin anak menutup diri, berperilaku ‘berbeda’, bahkan menyalahkan diri sendiri.

Film ini ngajarin kita satu hal penting: healing takes time. Dan anak-anak juga butuh dimengerti, bukan dihakimi. Mungkin mereka gak tahu cara minta tolong, tapi pelukan, perhatian, dan kehadiran nyata bisa jadi awal dari pemulihan.

4. Jadi Kakak Itu Berat, Apalagi Saat Harus Jadi Pengganti Orang Tua

Kalau kamu punya kakak perempuan, siap-siap terenyuh. Nani digambarkan sebagai sosok yang berusaha keras membesarkan adiknya—di usia muda, dengan tekanan ekonomi, dan ancaman kehilangan hak asuh.

Perjuangan Nani bukan cuma soal bertahan hidup, tapi soal mencintai tanpa pamrih. Dia gagal, jatuh, dimarahi, tapi gak pernah nyerah. Dan dari karakter Nani, kita bisa belajar: dewasa itu bukan soal umur, tapi soal berani bertanggung jawab walau kita sendiri masih berantakan.

5. Rumah Bukan Cuma Tempat, Tapi Perasaan

Saat Stitch bilang “Aku sendirian,” kita gak cuma denger suara alien. Kita denger suara orang-orang yang ngerasa gak punya tempat buat pulang. Tapi bareng Lilo, Stitch belajar bahwa rumah bukan bangunan megah—rumah adalah tempat di mana kita diterima, sejelek apa pun versi diri kita hari ini.

Dan mungkin, itu yang kita semua cari: tempat di mana kita bisa jadi diri sendiri, tanpa takut ditolak.

Lebih dari Sekadar Remake

Lilo & Stitch live action 2025 bukan cuma daur ulang. Ini adalah reminder halus bahwa nilai-nilai sederhana seperti kasih sayang, penerimaan, dan kesetiaan gak akan pernah usang.

Film ini cocok banget ditonton bareng keluarga, pasangan, sahabat, atau bahkan sendirian—kalau kamu lagi butuh pelukan emosional dalam bentuk visual.

Sudahkah Kamu Menemukan ‘Ohana’-mu?

Kita semua punya Stitch dalam hidup kita. Seseorang yang tampak aneh, sulit, atau rusuh, tapi cuma butuh tempat untuk merasa dicintai. Atau mungkin… kita sendiri adalah Stitch itu.

Jadi, yuk jadi Lilo. Yuk jadi Nani. Yuk jadi rumah bagi orang lain. Dan kalau kamu lagi kehilangan arah, ingat:

Kamu gak sendirian. Kamu gak tertinggal. Kamu gak dilupakan.

Karena Ohana… selalu ada. 💙