Siap Ketawa Sekaligus Merinding! ‘Pesugihan Sate Gagak’ Tayang November Ini

Pesugihan Sate Gagak

Prolite – Siap Ketawa Sekaligus Merinding! ‘Pesugihan Sate Gagak’ Tayang di Bioskop November Ini!

Haloo kembali lagi di edisi malam Jumat, gengs! Ada kabar segar buat kamu para pencinta film horor komedi. Siap-siap, karena film Pesugihan Sate Gagak bakal segera tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 13 November 2025!

Yup, kamu nggak salah baca, film ini siap bikin kamu ketawa, tegang, sekaligus mikir dua kali sebelum makan sate di malam hari.

Film ini diproduksi oleh Cahaya Pictures dan digarap oleh duet sutradara Etienne Caesar dan Dono Pradana, dua nama yang udah dikenal punya gaya storytelling nyeleneh tapi tetap nendang. Lewat kombinasi unik antara horor dan komedi, Pesugihan Sate Gagak berhasil mencuri perhatian publik sejak trailer perdananya dirilis.

Kisah Absurd Tiga Sahabat

Cerita film ini berpusat pada tiga sahabat kocak: Anto (Ardit Erwandha), Dimas (Yono Bakrie), dan Indra (Benedictus Siregar). Mereka adalah trio yang hidupnya serba apes — dari masalah kerjaan, cinta, sampai keuangan yang nggak pernah stabil. Tapi, hidup mereka berubah drastis ketika muncul ide gila: melakukan pesugihan tanpa tumbal.

Caranya? Jual sate dari daging burung gagak kepada… para demit! Iya, kamu nggak salah dengar. Mereka bukan jualan sate buat manusia, tapi buat makhluk gaib yang kelaparan di dunia lain. Aneh? Jelas. Tapi di situlah keunikan film ini.

Awalnya, usaha mereka justru sukses besar. Para demit antre panjang buat beli sate gagak, dan trio sahabat itu mendadak jadi kaya raya. Namun, seperti pepatah klasik, “segala yang terlalu manis pasti ada pahitnya.” Dari sinilah petaka mulai mengintai. Rasa lapar dan kerakusan para demit berubah jadi teror yang menghantui kehidupan mereka.

Hantu Lokal, Komedi Lokal, Cerita yang Menggelitik

 

Trailer perdananya langsung viral karena menampilkan adegan yang unik: pocong, genderuwo, hingga kuntilanak antre dengan sabar di warung sate gagak! Pemandangan absurd itu justru jadi daya tarik utama film ini — menghadirkan humor di tengah kengerian khas horor Indonesia.

Selain trio pemeran utama, film ini juga dibintangi oleh deretan komedian kawakan seperti Nunung, Arief Didu, dan Ence Bagus. Kombinasi mereka menjanjikan adegan-adegan ngakak di sela ketegangan yang bikin jantung deg-degan. Menurut sang sutradara, film ini terinspirasi dari fenomena nyata praktik pesugihan di Indonesia, tapi disampaikan dengan cara yang ringan, satir, dan tetap menghibur.

Pesan Moral di Balik Tawa dan Teror

Meski dikemas dengan komedi, Pesugihan Sate Gagak sebenarnya punya pesan yang cukup dalam. Film ini menyinggung sisi gelap manusia yang rela melakukan apa saja demi kekayaan instan. Praktik pesugihan masih kerap terjadi di masyarakat, dan film ini ingin mengajak penonton untuk berpikir ulang: “Apakah harta benar-benar sepadan dengan harga diri dan ketenangan jiwa?”

Dengan nuansa mistik yang kental, film ini juga menyentuh aspek budaya lokal — bagaimana kepercayaan terhadap makhluk halus dan ritual pesugihan masih melekat kuat dalam masyarakat modern. Namun, di balik semua itu, Pesugihan Sate Gagak juga jadi bentuk kritik sosial yang dibalut dengan humor cerdas.

Teknologi dan Sinematografi yang Bikin Merinding Tapi Ngangenin

Dari sisi teknis, film ini digarap dengan efek visual modern yang memadukan nuansa klasik dan digital. Menurut laporan dari CinemaTalk Indonesia (2025), tim produksi menggunakan efek practical untuk menciptakan suasana yang lebih realistis, terutama saat menampilkan interaksi manusia dan makhluk halus. Hasilnya? Visual horor yang bikin bulu kuduk berdiri, tapi tetap terasa “Indonesia banget”.

Soundtrack-nya pun nggak kalah menarik. Musik latar bernuansa gamelan dan instrumen Jawa dikombinasikan dengan beat modern yang memberikan kesan horor sekaligus absurd. Pendeknya, ini bukan sekadar film horor komedi biasa — tapi sebuah pengalaman sinematik yang unik.

Menghibur, Menegangkan, dan Sarat Makna

Di tengah banyaknya film horor yang fokus pada jumpscare atau cerita sadis, Pesugihan Sate Gagak hadir dengan warna baru. Ia menertawakan ketakutan kita sendiri terhadap dunia mistis, sekaligus mengingatkan bahwa setiap keinginan manusia selalu punya konsekuensi.

Sutradara Etienne Caesar mengatakan dalam wawancaranya bersama Popcorn Asia (2025), “Kami ingin bikin film yang bisa bikin penonton menjerit sekaligus ngakak. Karena di balik horor, ada sisi absurd dari hidup yang patut kita rayakan.”

Siap Ketawa dan Merinding Bareng?

Nah, buat kamu yang suka sensasi campur aduk antara takut dan ngakak, wajib banget masukin Pesugihan Sate Gagak ke daftar tontonan bulan November ini. Catat tanggalnya: 13 November 2025 di seluruh bioskop Indonesia!




Film Tukar Takdir: Drama Emosional di Balik Selamatnya Satu Penumpang Tragedi Pesawat

Film Tukar Takdir

Prolite – Film Tukar Takdir: Drama Emosional di Balik Selamatnya Satu Penumpang Tragedi Pesawat

 

Bayangkan kamu naik pesawat bersama ratusan orang lain, lalu tiba-tiba pesawat itu hilang kontak dan hanya satu orang yang selamat. Pertanyaan pertama yang muncul pasti: kenapa dia? Pertanyaan besar inilah yang jadi inti dari film terbaru karya Mouly Surya, Tukar Takdir, yang akan tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025.

Dibintangi aktor papan atas seperti Nicholas Saputra, Marsha Timothy, dan Adhisty Zara, film ini diadaptasi dari novel best seller karya Valiant Budi dengan tema besar: takdir, kehilangan, dan resiliensi manusia.

Tragedi Pesawat yang Mengubah Segalanya

Film ini mengisahkan penerbangan Jakarta Airways 79 yang mengalami hilang kontak. Ketika ditemukan, hanya ada satu penumpang yang selamat: Rawa (Nicholas Saputra). Rawa pulang dengan luka fisik dan trauma yang dalam. Namun, selamatnya Rawa justru membuka babak baru yang lebih rumit. Ia bukan hanya saksi kunci dalam investigasi, tapi juga harus berhadapan dengan keluarga korban.

Salah satunya adalah Zahra (Adhisty Zara), putri tunggal dari pilot pesawat yang tewas dalam tragedi itu. Ada juga Dita (Marsha Timothy), seorang istri yang kehilangan suaminya dan tak bisa menerima kenyataan bahwa justru orang lain yang hidup. Hubungan emosional yang pelik pun terjalin antara mereka.

Terhubung oleh Kenyataan Pahit

Dalam teaser trailer yang dirilis di kanal YouTube Starvision, kita diperlihatkan potongan hubungan emosional Rawa dengan Zahra. Ada adegan Rawa memeluk Zahra, seolah memberi kekuatan untuk bertahan. Namun di sisi lain, Rawa juga terlihat begitu dekat dengan Dita, bahkan mengusap air matanya saat keduanya berdua di mobil.

Nicholas Saputra menyebut bahwa setiap karakter dalam film ini terhubung lewat satu kenyataan pahit yang sama: kehilangan. “Rawa, yang selamat dari tragedi pesawat, bertemu dengan orang-orang yang harus kehilangan orang terdekat. Penonton akan melihat bagaimana resiliensi setiap karakter diuji,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.

Kolaborasi Kelas A: Mouly Surya, Nicholas Saputra, dan Marsha Timothy

Sutradara Mouly Surya menekankan bahwa film ini bukan sekadar drama bencana, tapi juga eksplorasi psikologis. Setiap karakter membawa luka dan penyesalan masing-masing. Ada yang merasa seharusnya bisa mencegah tragedi, ada yang merasa menanggung takdir orang lain.

“Kami ingin menggambarkan beban emosional yang tak kasat mata. Tapi di sisi lain, juga menunjukkan bahwa ada harapan di balik setiap kehilangan. Bahwa manusia bisa saling menopang untuk bertahan,” kata Mouly.

Tukar Takdir jadi ajang reuni Mouly Surya dengan beberapa aktor dan produser papan atas. Mouly kembali bekerja sama dengan Marsha Timothy setelah film legendaris Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017), dan dengan Nicholas Saputra setelah Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta (2013).

Film ini juga jadi kolaborasi Mouly bersama produser Chand Parwez Servia dan Rama Adi, dengan dukungan Starvision, Cinesurya, dan Legacy Pictures. Selain tiga pemeran utama, film ini juga didukung ensemble cast yang luar biasa: Meriam Bellina, Marcella Zalianty, Hannah Al Rashid, Teddy Syach, Tora Sudiro, Ringgo Agus Rahman, hingga Revaldo.

Drama Petaka Pesawat: Genre yang Jarang di Indonesia

Chand Parwez Servia, produser film ini, menyebut bahwa Tukar Takdir membawa warna baru ke perfilman Indonesia. Drama berlatar tragedi pesawat masih jarang dieksplorasi, padahal punya potensi besar untuk menghadirkan ketegangan sekaligus kedalaman emosional. “Film ini akan menghadirkan kisah penuh luka, menegangkan, tapi juga menyegarkan untuk perfilman Indonesia,” ungkapnya.

Dengan latar cerita yang jarang disentuh sineas Indonesia, Tukar Takdir berpotensi menjadi film yang bukan hanya menyayat hati, tapi juga membuka percakapan lebih luas soal trauma, kehilangan, dan bagaimana manusia merespons takdir yang tak bisa diubah.

Siapkah Kamu Menyaksikan Kisah yang Menguji Emosi?

Tukar Takdir bukan sekadar film tentang kecelakaan pesawat, melainkan kisah mendalam tentang luka, cinta, kehilangan, dan pertanyaan besar soal takdir. Dengan arahan Mouly Surya yang dikenal detail dan emosional, serta deretan aktor papan atas, film ini menjanjikan pengalaman menonton yang bikin dada sesak tapi juga membuka mata.

Jangan lewatkan perilisan resminya pada 2 Oktober 2025 di bioskop seluruh Indonesia. Siapkan hati, karena film ini bisa jadi bikin kamu merenung: kalau berada di posisi Rawa, apakah kamu sanggup menanggung beban sebagai satu-satunya yang selamat?




Narik Sukmo & Arwah – Deretan Horor Lokal yang Menghantui Juli 2025

Horor Lokal

Prolite – Narik Sukmo & Arwah – Deretan Horor Lokal yang Menghantui Juli 2025

Yap, edisi malam Jumat tiba lagi dan kali ini kita kedatangan dua tamu istimewa dari dunia perfilman horor Indonesia: “Narik Sukmo” dan “Arwah”. Dua film lokal yang siap bikin kamu was-was bahkan setelah filmnya selesai.

Bulan Juli 2025 ini, bioskop Indonesia dihiasi dengan sajian horor lokal yang makin matang dan mengakar ke budaya. Bukan cuma soal hantu-hantuan biasa, tapi juga kisah mistis dan emosional yang nyambung ke batin penonton. Penasaran kenapa dua film ini viral dan jadi bahan omongan? Yuk, kita bahas satu per satu dengan santai tapi… siap-siap bulu kuduk naik!

Narik Sukmo: Ketika Tarian Membawa Arwah Pulang…

Film Narik Sukmo membawa kita masuk ke dunia seni tradisional yang penuh misteri. Cerita ini berfokus pada sebuah tarian kuno yang konon bisa “menarik sukma” alias menghubungkan dunia arwah dengan dunia manusia. Sounds creepy? Tunggu sampai kamu lihat bagaimana ritual ini dipentaskan dalam filmnya.

Dibuka dengan setting desa yang hening, jauh dari modernitas, seorang penari muda bernama Ayu mulai mengalami mimpi-mimpi ganjil setelah diminta belajar tarian sakral yang sudah lama tidak dipentaskan. Semakin dalam ia mendalami tariannya, semakin kuat pula gangguan dari dunia lain.

Atmosfer film ini dibangun dengan sangat halus—dari suara gamelan yang mengganggu, hingga mata-mata tak kasatmata yang mengawasi setiap gerak sang penari. Bukan jump scare asal-asalan, tapi horor yang perlahan masuk ke tulang.

Yang bikin menarik, “Narik Sukmo” nggak hanya bicara soal mistis, tapi juga bagaimana seni tradisional bisa jadi jembatan antara dunia fisik dan spiritual. Sentuhan budaya Jawa yang kuat membuat film ini bukan hanya menyeramkan, tapi juga penuh makna.

Arwah: Tragedi Keluarga dan Jeritan Sang Adik dari Alam Sana

Film “Arwah” mengambil pendekatan horor psikologis yang emosional. Ceritanya dimulai dari kecelakaan tragis yang merenggut nyawa satu keluarga, menyisakan satu orang—Rara, sang kakak sulung—sebagai satu-satunya yang selamat.

Tapi tragedi itu bukan akhir. Justru di sinilah semuanya bermula.

Rara mulai mengalami kejadian-kejadian aneh: mainan adiknya yang bergerak sendiri, rekaman suara tangisan anak kecil, dan mimpi berulang yang mengarah ke tempat kecelakaan. Pelan-pelan, ia sadar bahwa arwah adik bungsunya belum tenang… dan menuntut kebenaran atas apa yang sebenarnya terjadi malam itu.

Film ini sukses bikin penonton relate karena bermain dengan rasa kehilangan dan penyesalan. Banyak yang bilang horornya terasa banget karena kita ikut merasakan emosi tokohnya. Ditambah dengan sinematografi dingin dan naskah yang padat, “Arwah” menyentuh sekaligus menyeramkan.

Tren Horor Lokal: Kemenangan Cerita yang Dekat di Hati

Bukan rahasia lagi kalau film horor lokal sedang berada di puncak kejayaannya. Tapi kenapa, sih, film seperti Narik Sukmo dan Arwah bisa begitu nempel di hati (dan pikiran) penonton?

  • Dekat dengan budaya: Horor yang lahir dari legenda dan tradisi lokal terasa lebih nyata dan relevan. Seperti Narik Sukmo yang mengangkat tarian tradisional, atau Arwah yang bicara soal trauma keluarga—dua tema ini nggak asing di telinga kita.
  • Atmosfer > Efek Visual: Banyak film horor luar mengandalkan CGI dan visual seram, tapi film lokal belakangan ini lebih bermain dengan atmosfer. Musik gamelan yang fals, bayangan samar di belakang pintu, atau suara tangisan di tengah sunyi lebih menyeramkan daripada monster besar.
  • Resonansi Emosional: Horor bukan cuma bikin takut, tapi juga bikin mikir dan merasa. Baik Narik Sukmo maupun Arwah menyorot sisi emosional yang dalam, membuat penonton nggak cuma menjerit, tapi juga terdiam setelah lampu bioskop menyala.

Menurut data dari Asosiasi Perfilman Indonesia (Juni 2025), genre horor menyumbang hampir 40% total penjualan tiket film nasional dalam 6 bulan pertama tahun ini. Itu artinya, film-film seperti ini nggak hanya ditonton karena takut, tapi karena punya nilai narasi yang kuat.

Atmosfer, Budaya, dan Rasa: Tiga Pilar Horor Lokal yang Nempel di Tulang

 

Kalau kamu cari film horor yang hanya bikin kaget, mungkin kamu akan kecewa. Tapi kalau kamu cari cerita yang bisa bikin kamu merinding sambil mikir dan terhubung dengan akar budaya, dua film ini adalah jawabannya.

“Narik Sukmo” dan “Arwah” berhasil menggabungkan:

  • Cerita rakyat + isu modern
  • Visual etnik + teknik sinematik modern
  • Nuansa spiritual + tragedi emosional

Ini adalah arah baru horor lokal—bukan cuma tentang hantu, tapi tentang manusia, hubungan, dan sisi gelap dari rasa.

Siap Disapa Dunia Lain?

Nah, guys sudah siap menonton Narik Sukmo dan Arwah di bioskop?

Dua film ini bukan cuma ajang uji nyali, tapi juga momen untuk refleksi. Karena seringkali, hantu yang paling menyeramkan bukan yang muncul tiba-tiba dari balik pintu, tapi yang muncul dari dalam diri sendiri: rasa bersalah, dendam, dan kehilangan yang belum usai.

Jangan lupa ajak teman nonton bareng, karena… sendirian di bioskop setelah film selesai? Hmm, siapa tahu bukan cuma kamu yang pulang… 👻




Gabungin Aksi dan Komedi, Film Agen +62 Hadirkan Cerita Seru nan Kocak!

Film Agen +62

Prolite – Gabungin Aksi dan Komedi, Film Agen +62 Hadirkan Cerita Seru nan Kocak!

Buat kamu penggemar film Indonesia yang suka aksi tapi tetap ingin ketawa ngakak, ada kabar baik nih! Film Agen +62, karya terbaru yang menggabungkan aksi seru dan komedi kocak khas lokal, siap tayang di bioskop mulai 3 Juli 2025.

Film ini bukan sekadar hiburan, tapi juga sindiran satir yang segar tentang dunia agen “rahasia” yang pastinya relate banget dengan kehidupan kita sehari-hari.

Dengan dibintangi oleh nama-nama besar seperti Keanu Angelo, Rieke Diah Pitaloka, dan Cinta Laura Kiehl, film ini diprediksi akan jadi salah satu tontonan favorit sepanjang pertengahan tahun ini.

Disutradarai oleh Dinna Jasanti, sineas muda yang sebelumnya sukses lewat My Annoying Brother dan My Ice Girl, serta ditulis oleh duet penulis kreatif Candra Aditya dan Diva Apresya, Agen +62 menjanjikan cerita unik yang nggak biasa.

Sinopsis Film Agen +62: Misi Rahasia Penuh Canda Tawa

Film Agen +62 bercerita tentang sepasang agen yang bukan sembarang agen. Mereka berasal dari lembaga intelijen paling bawah di Indonesia, yaitu PUANAS (Pusat Usaha Nasional)—iya, namanya aja udah bikin senyum geli, kan?

Dua karakter utama, Dito (Keanu Angelo) dan Martha (Rieke Diah Pitaloka), adalah agen yang sering diremehkan. Alih-alih tampil keren seperti James Bond, mereka lebih mirip agen pulsa atau agen galon di kompleks rumah.

Tapi justru karena gaya “biasa-biasa aja” inilah, mereka ditugaskan untuk menangani kasus super penting yang penuh jebakan: perjudian online ilegal yang meresahkan warga.

Dalam menjalankan misinya, Dito dan Martha harus menyamar dan menyusup ke dunia malam yang penuh intrik. Di sanalah mereka bertemu dengan Jessica (Cinta Laura), seorang pemilik salon glamor yang ternyata menyimpan rahasia gelap dan berkaitan langsung dengan sindikat judi online tersebut.

Konflik demi konflik muncul, bukan cuma dari musuh di lapangan, tapi juga dari hubungan antara Dito dan Martha sendiri. Komunikasi mereka yang sering gagal, salah paham terus, dan gaya kerja yang sangat bertolak belakang bikin misi mereka makin sulit tapi juga makin kocak.

Dengan bumbu aksi penuh ledakan (dan ketawa), film ini jadi sajian komplet yang bisa bikin kamu gregetan sekaligus ngakak.

Pertanyaannya: mampukah duo kocak ini menyelesaikan misinya dan mengungkap rahasia besar di balik judi online?

Daftar Pemain Film Agen +62: Meriah & Bertabur Bintang!

Film ini nggak main-main soal cast. Selain deretan aktor utama yang udah nggak asing, Agen +62 juga memperkenalkan beberapa wajah baru dan kolaborasi unik dari berbagai latar belakang entertainment. Ini dia deretan pemainnya:

  • Keanu Angelo sebagai Dito – agen receh tapi punya insting tajam
  • Rieke Diah Pitaloka sebagai Martha – agen senior yang sabar tapi galak
  • Cinta Laura Kiehl sebagai Jessica – pemilik salon misterius dengan latar belakang gelap
  • Olga Lydia – belum diketahui perannya, tapi dijamin tampil ikonik
  • Fadil Jaidi – siap menambah kekonyolan di setiap adegan
  • Dara Arafah – aktris muda dengan energi segar
  • Tenno Ali
  • Tasos Rasiti
  • Chandra Satria
  • Fanny Fadillah
  • Nafiza Fatia Rani

Dengan komposisi pemain yang lengkap—dari yang berpengalaman hingga influencer generasi baru—Agen +62 menjanjikan kombinasi akting yang luwes, segar, dan penuh chemistry.

 

Yuk, Jadi Saksi Aksi Ngakak Duo Agen Terkocak!

Film Agen +62 bisa jadi pelarian terbaik kamu dari rutinitas yang membosankan. Apalagi kalau kamu lagi butuh hiburan yang nggak hanya bikin tertawa tapi juga menyentil isu sosial secara cerdas. Catat ya, tayang mulai 3 Juli 2025 di seluruh bioskop Indonesia.

Ayo ajak teman, gebetan, atau bahkan orang rumah buat nonton bareng. Siapa tahu kamu juga punya “agen-agen rahasia” di hidupmu yang butuh dukungan!

Sudah siap menyamar bersama Dito dan Martha? Jangan lupa kasih tahu pendapatmu setelah nonton nanti—karena misi rahasia ini, bakal lebih seru kalau dijalani rame-rame!🎬💥😆




Bersiaplah! 2 Film Horor Lokal Ini Bakal Menghantui Bioskop Juni 2025!

Film Lokal

Prolite – Catat Tanggalnya! 2 Film Horor Lokal Ini Siap Bikin Merinding di Bioskop Juni 2025

Pecinta film horor lokal, siap-siap ya! Bulan Juni 2025 akan jadi bulan yang mencekam di bioskop Tanah Air. Pasalnya, ada dua film horor Indonesia terbaru yang dijadwalkan rilis dan keduanya menjanjikan cerita yang gak cuma seram tapi juga penuh makna emosional dan nuansa budaya.

Film pertama adalah “Tenung”, yang bakal tayang awal Juni. Sementara yang kedua, “Jalan Pulang”, menyusul di pertengahan bulan. Keduanya membawa pendekatan horor yang berbeda tapi sama-sama bikin penasaran. Yuk, kita kupas satu per satu!

1. “Tenung” – Kengerian Ilmu Hitam yang Mengincar Garis Keturunan

📅 Tayang: 5 Juni 2025

“Tenung” adalah film horor yang mengangkat unsur ilmu hitam dan kekuatan jahat yang diturunkan secara generasi. Ceritanya berpusat pada Ira dan ibunya, Linda, yang mulai mengalami kejadian-kejadian mistis penuh teror. Suasana rumah yang tadinya tenang berubah jadi penuh ketegangan saat Linda mulai mengalami halusinasi, sakit misterius, dan akhirnya meninggal dunia.

Tapi… di sinilah ceritanya jadi makin seram. Saat jenazah Linda hendak dimakamkan, seekor kucing hitam tiba-tiba melompati tubuhnya, dan secara mengejutkan—Linda hidup kembali! Tapi tentu saja, bukan Linda yang dulu…

Pasca kejadian itu, sikap Linda berubah drastis. Ia menjadi sosok yang misterius, menyeramkan, dan penuh aura negatif. Ira pun perlahan menemukan kenyataan kelam: sang ibu ternyata menjadi korban tenung, sebuah praktik ilmu hitam yang membuat tubuhnya dirasuki entitas jahat. Lebih ngeri lagi, entitas itu punya misi menghancurkan seluruh garis keturunan Linda.

Film ini gak cuma menyuguhkan jump scare dan adegan menyeramkan, tapi juga menyisipkan kearifan lokal dan elemen budaya mistik Indonesia. Kisah tenung dan balas dendam antar keluarga jadi benang merah cerita yang bakal bikin kamu berpikir dua kali kalau lihat kucing hitam lewat.

2. “Jalan Pulang” – Horor Emosional Perjuangan Seorang Ibu

📅 Tayang: 19 Juni 2025

Kalau “Tenung” membawa kita ke ranah horor supernatural, maka “Jalan Pulang” menghadirkan horor yang lebih emosional, reflektif, dan psikologis. Film ini mengisahkan seorang ibu yang menempuh perjalanan panjang demi mencari pengobatan untuk anaknya yang menderita penyakit misterius.

Namun perjalanan ini bukan perjalanan biasa. Semakin jauh sang ibu melangkah, semakin banyak gangguan dan kejadian aneh yang menghampirinya. Mulai dari perjumpaan dengan orang-orang asing, lingkungan yang tidak familiar, hingga simbol-simbol yang membuatnya terhubung dengan masa lalu yang kelam.

Uniknya, film ini tidak menakuti lewat hantu, tapi melalui perasaan cemas, tidak pasti, dan perlahan-lahan mengungkap misteri yang menekan secara batin. Sang ibu harus menghadapi kenyataan bahwa penyakit anaknya bisa jadi terkait dengan rahasia masa lalunya sendiri.

“Jalan Pulang” menyajikan hubungan emosional yang dalam antara ibu dan anak, dibungkus dengan atmosfer gelap dan tidak nyaman. Film ini cocok banget buat kamu yang suka horor dengan kedalaman cerita dan suasana yang membekas lama setelah film selesai.

Kenapa Kamu Gak Boleh Lewatkan Dua Film Horor Lokal Ini?

  • Nuansa Lokal yang Kental: Kedua film ini sama-sama mengangkat unsur budaya dan tradisi Indonesia, bikin cerita terasa lebih dekat dan relatable.

  • Pendekatan Horor yang Berbeda: “Tenung” lebih ke supernatural horror, sedangkan “Jalan Pulang” menawarkan horor yang emosional dan psikologis.

  • Kisah yang Menyentuh: Di balik teror, keduanya tetap punya elemen keluarga yang kuat—antara ibu dan anak, antara trauma dan pengampunan.

  • Produksi Berkualitas: Dari trailernya yang udah banyak dibicarakan netizen, jelas bahwa produksi kedua film ini digarap serius dengan visual mencekam dan akting yang menjanjikan.

Siap-Siap Nonton Bareng dan Jangan Duduk Sendirian!

Nah, buat kamu yang doyan nonton film horor lokal dan pengen ngerasain atmosfer bioskop yang sunyi dan tegang bareng penonton lain, Juni 2025 ini adalah waktu yang pas! Bisa nonton sendiri (kalau berani 😏), bareng pacar, atau mabar horor ramean biar gak deg-degan sendiri.

Jadi, kamu tim “Tenung” dengan nuansa gelap dan mistis? Atau tim “Jalan Pulang” yang lebih mengaduk emosi dan menyentuh? Atau dua-duanya langsung masuk watchlist?

Tulis di kolom komentar film horor lokal mana yang paling kamu tunggu dan kenapa! Dan pastikan kamu pantau terus jadwal tayang di bioskop kesayangan, karena tiket film horor biasanya cepet banget habis.

Yuk, ramaikan perfilman horor Indonesia dan dukung karya anak bangsa. Jangan lupa siapin popcorn dan mental yang kuat ya! 👻🍿




Ohana Tak Pernah Usang: Lilo & Stitch Live Action (2025) dan Pesan Cinta yang Menguatkan

Lilo & Stitch Live Action (2025)

Prolite – Ohana Tak Pernah Usang: Lilo & Stitch Live Action (2025) dan Pesan Cinta yang Menguatkan

Setelah lebih dari dua dekade sejak versi animasinya dirilis, Disney kembali menghidupkan kisah Lilo dan Stitch dalam format live action yang tayang resmi di bioskop mulai 21 Mei 2025.

Film ini bukan cuma ajang nostalgia bagi penonton yang tumbuh bareng Lilo & Stitch di tahun 2000-an, tapi juga hadir sebagai pengingat hangat tentang apa itu cinta, keluarga, dan arti menerima diri sendiri—tema-tema yang terasa makin relevan di dunia yang serba cepat dan penuh tekanan ini.

Lewat petualangan alien biru yang menggemaskan dan lanskap tropis Hawaii yang memukau, Lilo & Stitch live action bukan cuma menyentuh, tapi juga mengajarkan banyak hal—buat anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa yang lagi berusaha ‘pulang’ ke diri mereka sendiri.

1. Ohana Bukan Cuma Tentang Sedarah, Tapi Tentang Bertahan Bareng-Bareng

Siapa sih yang gak familiar dengan kutipan legendaris ini?

“Ohana berarti keluarga. Keluarga berarti tidak ada yang tertinggal atau dilupakan.”

Tapi di versi live action ini, makna ‘ohana’ terasa lebih dalam. Lilo dan Nani, dua kakak-beradik yang ditinggal orang tua, berusaha sekuat tenaga membangun rumah dengan cinta—meski segalanya gak sempurna.

Stitch, makhluk pelarian yang diciptakan untuk menghancurkan, justru menemukan ‘keluarga’ sejatinya bukan karena ia pantas, tapi karena ia diterima. Film ini bilang ke kita: keluarga bukan soal siapa yang lahir dari rahim yang sama, tapi siapa yang bertahan dan saling jaga meski keadaan gak ideal.

2. Penerimaan Dimulai dari Empati, Bukan Penilaian

Stitch bukan karakter yang gampang disukai di awal. Rusuh, brutal, dan gak bisa diatur. Tapi Lilo ngelihat hal yang gak dilihat orang lain—kesepian. Ia gak sekadar memungut Stitch, tapi memeluk kekacauan itu dengan kasih sayang.

Ini jadi pelajaran penting: kita terlalu sering nge-judge orang dari “luarnya”, tanpa tahu perjuangan yang mereka hadapi di dalam. Lewat Lilo, film ini ngajarin kita buat lebih peka dan melihat lebih dalam—bahwa yang tampak “bermasalah” belum tentu tanpa alasan.

3. Luka Batin Gak Selalu Kelihatan, Tapi Harus Dikasih Ruang

Lilo sering dianggap anak aneh oleh lingkungan sekitarnya. Tapi di balik perilakunya, ada duka mendalam karena kehilangan orang tua. Di versi live action ini, aspek kesehatan mental diangkat lebih gamblang. Gimana kehilangan bisa bikin anak menutup diri, berperilaku ‘berbeda’, bahkan menyalahkan diri sendiri.

Film ini ngajarin kita satu hal penting: healing takes time. Dan anak-anak juga butuh dimengerti, bukan dihakimi. Mungkin mereka gak tahu cara minta tolong, tapi pelukan, perhatian, dan kehadiran nyata bisa jadi awal dari pemulihan.

4. Jadi Kakak Itu Berat, Apalagi Saat Harus Jadi Pengganti Orang Tua

Kalau kamu punya kakak perempuan, siap-siap terenyuh. Nani digambarkan sebagai sosok yang berusaha keras membesarkan adiknya—di usia muda, dengan tekanan ekonomi, dan ancaman kehilangan hak asuh.

Perjuangan Nani bukan cuma soal bertahan hidup, tapi soal mencintai tanpa pamrih. Dia gagal, jatuh, dimarahi, tapi gak pernah nyerah. Dan dari karakter Nani, kita bisa belajar: dewasa itu bukan soal umur, tapi soal berani bertanggung jawab walau kita sendiri masih berantakan.

5. Rumah Bukan Cuma Tempat, Tapi Perasaan

Saat Stitch bilang “Aku sendirian,” kita gak cuma denger suara alien. Kita denger suara orang-orang yang ngerasa gak punya tempat buat pulang. Tapi bareng Lilo, Stitch belajar bahwa rumah bukan bangunan megah—rumah adalah tempat di mana kita diterima, sejelek apa pun versi diri kita hari ini.

Dan mungkin, itu yang kita semua cari: tempat di mana kita bisa jadi diri sendiri, tanpa takut ditolak.

Lebih dari Sekadar Remake

Lilo & Stitch live action 2025 bukan cuma daur ulang. Ini adalah reminder halus bahwa nilai-nilai sederhana seperti kasih sayang, penerimaan, dan kesetiaan gak akan pernah usang.

Film ini cocok banget ditonton bareng keluarga, pasangan, sahabat, atau bahkan sendirian—kalau kamu lagi butuh pelukan emosional dalam bentuk visual.

Sudahkah Kamu Menemukan ‘Ohana’-mu?

Kita semua punya Stitch dalam hidup kita. Seseorang yang tampak aneh, sulit, atau rusuh, tapi cuma butuh tempat untuk merasa dicintai. Atau mungkin… kita sendiri adalah Stitch itu.

Jadi, yuk jadi Lilo. Yuk jadi Nani. Yuk jadi rumah bagi orang lain. Dan kalau kamu lagi kehilangan arah, ingat:

Kamu gak sendirian. Kamu gak tertinggal. Kamu gak dilupakan.

Karena Ohana… selalu ada. 💙




Dari Meme Jadi Film? Tung Tung Tung Sahur Siap Bikin Kita Merinding di Layar Lebar!

Tung Tung Tung Sahur

Prolite – Dari Meme Jadi Film? Tung Tung Tung Sahur Siap Bikin Kita Merinding di Layar Lebar!

Siapa yang masih ingat dengan suara “Tung Tung Tung Sahur!” yang viral banget di TikTok waktu bulan Ramadan 2025 kemarin? Yap, meme aneh nan nyeleneh ini nggak cuma sukses bikin kita ngakak dan merinding bareng, tapi sekarang kabarnya bakal naik kelas jadi film layar lebar! Wah, ini sih plot twist yang nggak disangka-sangka.

Apalagi, rumah produksi yang ngasih sinyal soal proyek ini bukan kaleng-kaleng—Dee Company, yang udah sukses garap film “Vina” dan “Dosen Ghaib”.

Netizen pun langsung heboh, penasaran seperti apa jadinya kalau suara kentongan sahur yang ikonik itu dijadikan cerita horor beneran di bioskop. Siap-siap deh, bukan cuma dibangunin sahur, tapi juga dibangunin rasa takut di malam hari!

Awal Mula Meme Tung Tung Tung Sahur: Dari Iseng Jadi Fenomena Viral

Semua bermula dari satu video TikTok yang diunggah oleh akun @noxaasht. Videonya terlihat simpel: suara kentongan sahur khas kampung yang digabungin dengan visual horor hasil AI. Tapi yang bikin netizen merinding adalah konsep di baliknya.

Dalam video itu, digambarkan ada sosok menyeramkan berbentuk pentungan kayu dengan wajah misterius. Ceritanya, makhluk ini—yang kemudian disebut sebagai “anomali brainbrot”—akan datang membangunkan orang untuk sahur. Tapi, kalau panggilan tung tung tung sahur itu diabaikan sebanyak tiga kali, siap-siap… sosok menyeramkan itu bakal muncul dan bikin kamu nyesel karena nggak bangun sahur!

Entah kenapa, meski horor, meme ini justru jadi bahan candaan dan konten kreatif netizen. Bahkan banyak yang bikin versi remix, parodi, sampai fanart ala-ala game indie. Kombinasi suara nostalgia dan nuansa horor inilah yang bikin Tung Tung Tung Sahur cepat meledak dan jadi tren di berbagai media sosial.

Dee Company Turun Tangan: Ada Petunjuk Film Horor Baru?

Nah, yang bikin geger belakangan ini adalah unggahan dari Dee Company di Instagram. Dalam postingan yang diunggah pada Senin (12/5/2025), terlihat mereka sedang duduk bareng sang kreator meme, sambil nulis caption menggoda:

“Ngobrol seru bareng kreator di balik Tung Tung Sahur! Berawal dari iseng, sekarang terkenal sampai ke seluruh dunia. Siap nggak nih kalau Tung Tung Tung Sahur difilmkan?”

Netizen langsung rame di kolom komentar. Ada yang antusias, ada yang ngakak, bahkan ada yang ngebayangin filmnya bakal kayak perpaduan antara “The Conjuring” dan “kentongan Pak RT”. Meskipun belum ada detail resmi soal plot atau genre filmnya, vibe dari unggahan ini kuat banget ngasih kode bahwa Tung Tung Tung Sahur akan diangkat ke layar lebar.

Film Horor Sahur? Konsep yang Segar dan Bikin Penasaran!

Kebayang nggak sih, film horor yang setting-nya pas sahur? Biasanya kan film horor itu main di malam Jumat atau tengah malam. Tapi kali ini, ancamannya datang justru saat kita bangun buat makan sahur!

Kalau beneran difilmkan, Tung Tung Tung Sahur punya potensi jadi genre horor yang unik dan beda dari biasanya. Bayangin, suasana kampung yang sepi, suara kentongan yang makin dekat, dan kamu sendirian di rumah… seremnya bisa berlipat-lipat! Belum lagi, kalau sosok “brainbrot” ditampilkan dengan desain AI yang disturbing kayak di meme aslinya—wah, bisa-bisa kita trauma tiap dengar suara kentongan!

Netizen: Antara Takut, Ngakak, dan Nggak Sabar

Respons netizen terhadap kabar ini beragam banget. Ada yang excited banget dan langsung bilang bakal nonton, ada juga yang malah nyaranin plot-plot aneh kayak:

  • “Plot twist-nya, ternyata brainbrot itu cuma Pak RT yang kesel karena kamu nggak sahur.”

  • “Bakal ada jumpscare tiap azan subuh berkumandang, fix.”

  • “Kalau ini tayang, bisa jadi tren baru: ngabuburit sambil nonton horor.”

Tapi satu yang pasti, banyak yang mendukung proyek ini karena dianggap fresh dan kreatif. Mengangkat meme lokal yang viral jadi film tuh bukan cuma bentuk apresiasi ke kreator, tapi juga bukti bahwa budaya digital Indonesia makin kuat pengaruhnya.

Apakah Ini Awal dari Era Film Meme?

Fenomena Tung Tung Tung Sahur ini bisa jadi pintu masuk buat tren baru di dunia perfilman: film dari meme. Dengan perkembangan media sosial yang cepat, banyak banget meme yang punya cerita unik dan bisa dikembangkan jadi film pendek atau bahkan film bioskop. Siapa tahu, nanti kita bakal lihat meme-meme lain seperti “Cendol Dawet”, “Aduh Mamah” atau “Slebew” juga punya versi filmnya. Seru kan?

Siapkah Kamu Menghadapi Kentongan Terseram Sepanjang Masa?

Meskipun belum ada tanggal rilis atau konfirmasi resmi, rumor film Tung Tung Tung Sahur ini udah cukup bikin kita deg-degan sekaligus penasaran. Apakah filmnya bakal full horor? Atau justru campur antara komedi dan misteri? Apapun itu, kita siap menanti sambil bilang, “Ayo bangun sahur, sebelum dipanggil tiga kali!”

Kalau kamu termasuk yang suka horor lokal dengan cita rasa viral dan absurd, jangan lupa follow terus kabar terbaru dari Dee Company dan sang kreator. Dan siapa tahu, pas filmnya rilis nanti, kamu bakal jadi orang pertama yang naik bioskop buat nonton pentungan mistis beraksi.




John Cena Bintangi Film Aksi-Komedi Terbaru “Heads of State”

John Cena Heads of State

Prolite – John Cena Bintangi Film Aksi-Komedi Terbaru “Heads of State”: Siap-Siap Ketawa dan Tegang Bareng Presiden Konyol!

Buat kamu yang kangen aksi kocak nan seru dari John Cena, kabar gembira nih: aktor sekaligus mantan pegulat WWE ini bakal tampil di film aksi-komedi terbaru berjudul Heads of State! Film garapan sutradara Ilya Naishuller ini bakal tayang di Prime Video mulai 2 Juli 2025, dan dijamin bikin kamu tegang sekaligus ngakak.

Yang bikin makin menarik, John Cena gak sendirian. Dia bakal beradu akting dengan aktor karismatik Idris Elba dan aktris cantik Priyanka Chopra Jonas. Udah kebayang dong serunya?

John Cena Jadi Presiden Amerika yang Gokil Abis!

Di film Heads of State, John Cena berperan sebagai Presiden Amerika Serikat Will Derringer. Tapi jangan bayangin presiden yang kaku atau serius ya—Will ini beda banget! Dia digambarkan sebagai mantan bintang Hollywood yang suka tampil depan kamera, punya gaya kepemimpinan super nyentrik, dan kepribadian yang… ya, bisa dibilang kocak, konyol, dan nyebelin tapi bikin gemas.

Yang lebih unik lagi, meski dia pemimpin negara adidaya, Will sama sekali gak bisa bertarung! Nah, di sinilah letak kejenakaan dan konflik mulai muncul.

🇺🇸🤝🇬🇧 Rivalitas Serius Jadi Komedi Seru

Ceritanya makin seru karena Will harus bekerjasama dengan Perdana Menteri Inggris Sam Clarke, yang diperankan Idris Elba. Sam adalah kebalikan dari Will: serius, tegas, dan gak suka drama. Keduanya punya hubungan yang bisa dibilang tegang dan penuh persaingan, bahkan bisa membahayakan hubungan diplomatik antarnegara.

Tapi hidup gak selamanya tentang konferensi pers dan negosiasi. Saat mereka jadi target serangan dari musuh asing misterius, mau gak mau mereka harus kompak buat bertahan hidup. Duh, kebayang gak sih dua pemimpin negara yang biasanya ribut terus harus kerja sama di tengah kekacauan?

Aksi Gagal tapi Kocak: Dari Serangan di Pesawat Sampai Gabung Agen MI6

Di awal misi diplomatik bareng, pesawat yang mereka tumpangi malah diserang. Kacau balau, dan mereka pun terpaksa turun langsung ke medan aksi. Di tengah kekacauan itu, mereka ketemu dengan agen MI6 bernama Noel Bisset, diperankan oleh Priyanka Chopra Jonas.

Noel ini jadi penyelamat sekaligus pelengkap yang memperkaya dinamika antara Will dan Sam. Gak cuma itu, muncul juga karakter sekutu lainnya yang diperankan oleh Jack Quaid, yang siap bantu mempersenjatai kedua pemimpin ‘gagal’ ini supaya bisa bertahan hidup.

Siap-siap deh lihat gabungan antara aksi ala mata-mata dan kekonyolan dua tokoh utama yang kayak Tom and Jerry versi politik internasional.

Deretan Pemeran dan Tim Produksi yang Bikin Penasaran

Heads of State bukan cuma jualan nama besar. Film ini juga didukung oleh jajaran aktor dan kru keren:

  • Jack Quaid

  • Carla Gugino

  • Stephen Root

  • Sarah Niles

  • Richard Coyle

  • Paddy Considine

Disutradarai oleh Ilya Naishuller, yang sebelumnya sukses dengan film Nobody (2021) dan Hardcore Henry (2015), film ini dipastikan punya adegan aksi yang seru dan beda dari film aksi mainstream.

Naskahnya ditulis oleh trio kreatif Josh Appelbaum, Andre Nemec, dan Harrison Query, yang udah punya pengalaman panjang di genre action-comedy. Dan yang bikin makin spesial, film ini jadi ajang reuni John Cena dan Idris Elba setelah tampil bareng di The Suicide Squad (2021). Mereka juga pernah main di franchise Fast & Furious, meskipun gak muncul di layar bareng.

Heads of State: Film yang Gak Cuma Lucu, Tapi Juga Punya Makna

Meski dibalut dengan komedi dan aksi absurd, Heads of State juga bawa pesan penting soal kerjasama, ego pemimpin, dan gimana musuh bisa jadi alasan buat akhirnya kerja sama. Apalagi di zaman sekarang, saat dunia makin penuh konflik, kadang kita butuh ngelihat sisi manusiawi (dan konyol) dari orang-orang yang kita anggap “super power”.

Kombinasi komedi, satir politik, dan aksi seru dijamin bikin film ini beda dari film-film kepresidenan lainnya. Bukan cuma tontonan ringan, tapi juga pengingat bahwa bahkan presiden pun bisa clueless banget kalau disuruh bertahan hidup.

Catat Tanggalnya dan Ajak Teman Nonton Bareng!

Heads of State bakal tayang eksklusif di Prime Video mulai 2 Juli 2025. Kalau kamu penggemar film aksi-komedi dengan bintang papan atas, ini film yang wajib masuk daftar tonton kamu!

Ajak temen, siapin camilan, dan siap-siap ketawa ngakak sekaligus deg-degan liat dua pemimpin negara yang nyangkut di tengah kekacauan dunia!




Film Berebut Jenazah: Drama Keluarga yang Bikin Kita Merenung Soal Akhir Hidup

Berebut Jenazah

Prolite – Berebut Jenazah, Film yang Ngajak Kita Memikirkan Akhir Hidup yang Bijak

Kematian itu pasti, tapi yang sering bikin rumit adalah apa yang terjadi setelahnya. Bayangkan, seseorang yang kita cintai baru saja berpulang, tapi bukannya saling menguatkan, keluarganya justru terlibat pertengkaran hebat.

Bukan soal warisan atau harta, tapi tentang bagaimana dan di mana jenazahnya harus dimakamkan. Kepercayaan siapa yang harus diikuti? Siapa yang lebih berhak menentukan?

Nah, pertanyaan-pertanyaan ini jadi inti cerita Berebut Jenazah, film terbaru garapan Danial Rifki yang tayang di KlikFilm sejak 14 Februari 2025. Bukan sekadar drama keluarga biasa, film ini hadir dengan pendekatan satir yang bikin kita merenung: apakah kematian seharusnya jadi akhir dari perdebatan, atau justru pemicu konflik yang lebih besar?

Dibintangi Adhisty Zara, Junior Roberts, dan aktor-aktor berbakat lainnya, film ini mengangkat tema yang jarang dibahas di perfilman Indonesia: perebutan jenazah akibat perbedaan kepercayaan.

Buat kamu yang suka film dengan cerita yang nyentil, penuh makna, dan mengajak berpikir, Berebut Jenazah bisa jadi tontonan yang wajib masuk list! Nah, sebelum nonton, yuk simak dulu ulasannya!

Sinopsis Film Berebut Jenazah

Film yang diproduksi KlikFilm Productions ini diadaptasi dari cerpen karya Feby Indirani dalam buku Kumcer Memburu Muhammad. Ceritanya berpusat pada Naomi (Adhisty Zara), seorang idol Jepang yang meninggal dunia secara mendadak.

Di saat keluarga seharusnya bersatu dalam kesedihan, yang terjadi justru sebaliknya: perselisihan soal cara pemakamannya.

Ayah Naomi, seorang Muslim asal Indonesia, ingin menguburkannya sesuai ajaran Islam, sementara sang ibu, yang beragama Buddha dari Jepang, punya pandangan berbeda.

Perebutan hak pemakaman pun memanas, memperlihatkan bagaimana keyakinan dan ego masing-masing pihak bisa bertabrakan dalam situasi yang seharusnya penuh penghormatan untuk almarhumah.

Film ini nggak cuma menyajikan drama keluarga biasa, tapi juga menyoroti bagaimana hukum agama dan adat bisa berbenturan dalam momen-momen terakhir seseorang.

Dengan pendekatan satir dan nuansa Jepang-Indonesia yang kental, film ini jadi tontonan yang unik dan penuh makna.

Perebutan Jenazah, Fenomena yang Nyata

Kalau dipikir-pikir, konflik seperti yang ada di Berebut Jenazah ini bukan sesuatu yang mengada-ada. Dalam kehidupan nyata, nggak sedikit keluarga yang terlibat dalam sengketa akibat perbedaan keyakinan.

Beberapa kasus bahkan sampai harus melibatkan hukum untuk menentukan siapa yang lebih berhak atas jenazah seseorang.

Sutradara Danial Rifki tampaknya ingin menyoroti sisi ini dengan cara yang nggak menggurui, tapi tetap menyentil realita bahwa terkadang, cinta orang tua bisa berubah menjadi perebutan kuasa saat prinsip dan keyakinan berbeda.

Film ini mengajak kita bertanya: apakah agama yang harus diutamakan dalam pemakaman seseorang, atau justru kehendak dari almarhum itu sendiri?

Drama Satir yang Menggugah Pikiran

Sebagai film dengan genre drama satir, Berebut Jenazah menghadirkan banyak pertanyaan reflektif yang sering dihindari dalam percakapan sehari-hari. Misalnya:

  • Apa yang sebenarnya lebih penting: tradisi keluarga atau keinginan almarhum?
  • Apakah kematian seseorang seharusnya menjadi ajang perebutan hak atau justru momen persatuan?
  • Bagaimana kita bisa lebih bijak dalam menghadapi perbedaan dalam keluarga, terutama di saat-saat yang seharusnya penuh duka?

Film ini berpotensi menjadi ruang diskusi yang menarik bagi penonton. Lewat karakter dan konfliknya, kita diajak untuk memahami bahwa kematian bukan sekadar soal upacara atau adat, tapi juga soal bagaimana kita menghormati seseorang dengan cara yang benar-benar ia inginkan.

Kenapa Harus Nonton Berebut Jenazah?

Kalau kamu suka film yang nggak cuma sekadar drama keluarga, tapi juga punya pesan sosial yang kuat, Berebut Jenazah bisa jadi pilihan yang tepat. Berikut beberapa alasan kenapa film ini layak masuk daftar tontonanmu:

Isu yang jarang diangkat – Konflik perebutan jenazah di keluarga lintas budaya dan agama masih jadi topik tabu, tapi film ini mengupasnya dengan berani.

Penuh satire dan kritik sosial – Nggak cuma bikin emosional, tapi juga menyentil ego dan fanatisme dalam kehidupan nyata.

Aktor-aktor berbakat – Akting Adhisty Zara, Junior Roberts, dan Whani Dharmawan dijamin bikin kamu terbawa suasana.

Nuansa Jepang-Indonesia yang kental – Perpaduan budaya yang menarik dan bikin cerita makin berwarna.

Kematian memang bukan topik yang nyaman untuk dibicarakan, tapi film Berebut Jenazah mengajak kita untuk melihatnya dari sudut pandang yang lebih dalam.

Apakah kita benar-benar menghormati orang yang sudah meninggal jika kita hanya sibuk berdebat soal tata cara pemakamannya?

Ataukah justru kita perlu belajar lebih banyak tentang toleransi dan memahami bahwa akhir hidup seseorang seharusnya tentang penghormatan, bukan perebutan?

Jadi, buat kamu yang suka film dengan pesan kuat dan sedikit ‘menyentil’, Berebut Jenazah wajib masuk watchlist! Jangan lupa siapkan hati dan pikiran sebelum menontonnya, karena film ini nggak hanya menghibur, tapi juga bikin kita berpikir ulang tentang akhir hidup yang bijak.

Selamat menonton! 🍿🎬




Wajib Nonton! 3 Film Seru Tayang Hari Ini, Termasuk Attack on Titan: The Last Attack!

Film Seru

Prolite – Bioskop Kedatangan Film-Film Seru Hari ini, Siap Nonton?

Hari ini, Kamis (14/2/2025), ada banyak kejutan buat para pecinta film! Bukan cuma Hari Kasih Sayang yang bikin suasana makin manis, tapi juga deretan film baru yang siap menghibur.

Mulai dari anime epik yang ditunggu-tunggu, komedi romantis yang penuh nostalgia, sampai drama sejarah yang penuh aksi. Nah, buat kamu yang lagi bingung mau nonton apa, simak dulu tiga film seru yang tayang hari ini. Yuk, cek daftarnya!

1. Attack on Titan: The Last Attack – Perjuangan Terakhir Eren!

  • Sutradara: Yuichiro Hayashi
  • Pemain: Yuki Kaji, Marina Inoue, Yui Ishikawa, Hiroshi Kamiya, Kazuya Nakai
  • Durasi: 1 jam 30 menit

Para penggemar Attack on Titan, bersiaplah! Film Attack on Titan: The Last Attack akhirnya tayang di bioskop dan membawa kita ke puncak cerita yang penuh ketegangan.

Film ini adalah omnibus dari dua episode terakhir Attack on Titan Final Season The Final Chapters, yang menyajikan pertarungan klimaks antara Eren Yeager dan rekan-rekannya melawan ancaman Titan yang semakin mendekat.

Bagi yang sudah mengikuti perjalanan Eren sejak awal, film ini bakal jadi sajian wajib! Dengan animasi yang makin epik dan pengungkapan besar yang mengubah nasib umat manusia, The Last Attack adalah perpisahan yang emosional dan penuh aksi.

Siap-siap dibikin terharu dan terkejut dengan akhir dari salah satu anime terbesar sepanjang masa ini!

2. Bridget Jones: Mad About the Boy – Kembalinya Si Jurnalis Kocak!

  • Sutradara: Michael Morris
  • Pemain: Renée Zellweger, Hugh Grant, Emma Thompson, Chiwetel Ejiofor, Leo Woodall, Colin Firth, Isla Fisher
  • Durasi: 2 jam 5 menit

Siapa yang kangen sama Bridget Jones? Karakter jurnalis kocak nan ikonik ini kembali ke layar lebar dengan petualangan barunya dalam Bridget Jones: Mad About the Boy.

Kali ini, Bridget yang sudah memasuki usia 50-an harus menghadapi kehidupan sebagai ibu tunggal setelah kehilangan suaminya, Mark Darcy.

Nggak cuma soal cinta, film ini juga mengeksplorasi bagaimana Bridget menghadapi dunia kencan modern yang penuh tantangan, sambil tetap berusaha menyeimbangkan karier dan kehidupannya.

Dengan humor khas yang selalu mengundang tawa, film seru ini cocok banget buat kamu yang ingin menikmati kisah romantis yang ringan tapi tetap mengena di hati. Plus, kemunculan kembali karakter lama bikin film ini makin seru dan penuh nostalgia!

3. Chhaava – Epik Sejarah Penuh Aksi!

 

 

  • Sutradara: Laxman Utekar
  • Pemain: Vicky Kaushal, Rashmika Mandanna, Akshaye Khanna, Ashutosh Rana, Divya Dutta, Diana Penty
  • Durasi: 2 jam 30 menit

Buat kamu yang suka film sejarah yang penuh aksi dan intrik politik, Chhaava bisa jadi pilihan yang tepat. Film seru ini mengisahkan perjuangan Chhatrapati Sambhaji Maharaj, putra dari Chhatrapati Shivaji Maharaj, dalam mempertahankan kerajaan Maratha dari ancaman eksternal dan konflik internal.

Dengan visual yang megah, adegan pertempuran yang mendebarkan, serta akting yang kuat dari para pemerannya, film ini siap membawa penonton ke masa lalu yang penuh dengan perjuangan dan kepahlawanan.

Chhaava bukan sekadar film sejarah biasa, tapi juga drama yang menyentuh dan menggambarkan pengorbanan besar seorang pemimpin.

Siap Pilih Film Seru Favoritmu?

Tiga film seru di atas menawarkan pengalaman menonton yang berbeda, mulai dari aksi epik di dunia Attack on Titan, kisah romansa penuh humor bersama Bridget Jones, hingga drama sejarah yang penuh ketegangan dalam Chhaava. Mau nonton yang mana dulu?

Kalau kamu penggemar anime, Attack on Titan: The Last Attack jelas wajib masuk daftar tontonan. Sementara itu, buat yang pengen ketawa sekaligus baper, Bridget Jones: Mad About the Boy bisa jadi pilihan yang pas. Dan buat pecinta film sejarah dan aksi, Chhaava nggak boleh dilewatkan!

Jadi, udah siap buat nge-date ke bioskop atau seru-seruan bareng keluarga dan teman? 🎬✨