34 Posyandu Diedukasi Pentingnya Kulit Sehat di 1.000 HPK

Prolitenews – Di 34 titik lokasi Posyandu se Kota Bandung, diedukasi pentingnya menjaga kulit sehat pada Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Acara diselenggarakan Alfamart Bersama Zwitsal selama bulan Desember ini disambut positif warga. Seperti beberapa waktu lalu di toko Alfamart Sukajahi, Kota Bandung, sebanyak 100 anak mengikuti kegiatan Posyandu.

Alfamart bersama Zwitsal kembali kolaborasi ini dalam rangkaian program Alfamart Sahabat Posyandu yang berjalan di 34 titik lokasi kota/kabupaten selama Desember 2024. Dengan Zwitsal, Alfamart menargetkan lebih ibu dan anak mendapat pelayanan kesehatan posyandu dan edukasi tentang menjaga kesehatan kulit bayi di Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Untuk memastikan para ibu dan anaknya mendapat pelayanan maksimal, Alfamart Sahabat Posyandu menjalin kerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Kader Posyandu setempat, sehingga mendapat pelayanan yang sama seperti posyandu pada umumnya.

“Melalui program ini, Alfamart ingin berkontribusi untuk mendukung kesehatan ibu dan anak melalui Alfamart Sahabat Posyandu. Di sini, para ibu tidak hanya bisa mengecek tumbuh kembang buah hatinya, namun juga mendapat edukasi tentang pentingnya menjaga gizi anak,” ujar Branch Manager Alfamart, STK Novianto dalam keteranganya.

Lanjut Novi, para ibu juga dapat berkonsultasi langsung dengan tenaga kesehatan yang hadir dalam kegiatan tersebut.

“Menjaga kesehatan kulit anak juga merupakan poin penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Sehingga, kolaborasi bersama Zwitsal dirasa tepat untuk membantu para ibu Indonesia mengetahui pentingnya menjaga kesehatan kulit si kecil dari ahlinya langsung,” tambah Novi.

Sementara itu, Imelda Scherers, Head of Deodorant and Baby Care Unilever Indonesia menuturkan hal yang sama. Ia menyampaikan pentingnya kolaborasi yang kembali dijalin antara Zwitsal dengan Alfamart untuk mengedukasi para ibu tentang pentingnya menjaga kelembutan kulit bayi, terutama pada HPK.

“Selama lebih dari 50 tahun, Zwitsal dengan kelembutan dan dan keharumannya yang ikonik telah menemani perjalanan ibu bersama Si Kecil melalui rangkaian produk berkualitas yang 100% terbukti melembapkan. Tidak hanya itu, Zwitsal juga ingin terus mendampingi ibu dalam menjaga tumbuh kembang Si Kecil, khususnya dalam menjaga kesehatan kulitnya, lewat berbagai kampanye dan program edukatif,” tuturnya.

Secara khusus, Alfamart Sahabat Posyandu bersama Zwitsal mengangkat edukasi mengenai pentingnya melakukan Empat Langkah Aksi, yaitu analisis kulit si kecil setidaknya satu bulan sekali dengan empat langkah mudah. Pertama cek ruam dan lecet, kedua cek tekstur kulit, ketiga cek luka di kulit, dan keempat cek tangisan si kecil.

Sebagai Informasi, program ini adalah rangkaian dari Alfamart Sahabat Posyandu yang telah Alfamart jalankan sepanjang tahun 2024. Total, Alfamart menargetkan ibu dan anak menerima berbagai manfaat dari program ini.




Maba Wajib Tahu! 4 Perbedaan Sekolah dan Kuliah yang Harus Kamu Siapkan!

Maba

Prolite – Selamat kepada para Maba! Kamu akan segera memasuki babak baru dalam hidupmu, yaitu kehidupan perkuliahan. Transisi dari sekolah menengah ke perguruan tinggi tentu akan terasa sangat berbeda.

Untuk mempersiapkan diri, yuk kita bahas beberapa perbedaan mendasar antara sekolah dan kuliah yang wajib kamu tahu sebagai mahasiswa baru (maba)! 🎓✨

Maba Wajib Tahu 4 Perbedaan Sekolah dan Kuliah

1. Bebas dalam Memilih

Ilustrasi bebas memilih – Freepik

  • Mata Kuliah: Di sekolah, kamu diwajibkan mengikuti semua mata pelajaran. Namun, di kuliah kamu bisa memilih mata kuliah yang sesuai dengan minat dan jurusanmu.
  • Jadwal: Kamu memiliki fleksibilitas lebih dalam mengatur jadwal kuliah. Tidak ada lagi bel yang berbunyi setiap jam.
  • Pakaian: Tidak ada lagi seragam yang membatasi gaya berpakaianmu. Kamu bisa berkreasi dengan pakaian yang nyaman dan sesuai dengan kepribadianmu.

2. Manajemen Waktu yang Lebih Bebas

Ilustrasi manajemen waaktu – ist

  • Tugas: Jika di sekolah tugas diberikan secara rutin, di kuliah kamu akan lebih banyak mengerjakan tugas besar yang membutuhkan perencanaan yang matang.
  • Ujian: Sistem ujian di kuliah lebih bervariasi, tidak hanya ujian tertulis, tetapi juga presentasi, makalah, dan proyek.
  • Kegiatan Ekstrakurikuler: Kamu bebas memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatmu.

3. Lingkungan Belajar yang Lebih Independen

Ilustrasi belajar mandiri – Freepik

  • Dosen: Dosen lebih berperan sebagai fasilitator. Kamu dituntut untuk lebih aktif mencari informasi dan belajar mandiri.
  • Teman: Kamu akan bertemu dengan teman-teman dari berbagai latar belakang yang akan memperluas wawasanmu.
  • Lingkungan: Lingkungan kampus yang lebih luas dan dinamis akan memberikan pengalaman belajar yang berbeda.

4. Tanggung Jawab yang Lebih Besar

Ilustrasi mengatur keuangan –

  • Keuangan: Kamu perlu mengatur keuangan sendiri, mulai dari membayar uang kuliah hingga memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  • Karir: Mulai sekarang, kamu harus mulai memikirkan masa depan dan karir yang ingin dicapai.
  • Kemandirian: Kamu harus belajar untuk mandiri dalam segala hal, mulai dari mengatur waktu hingga menyelesaikan masalah.

Itu lah perbedaan antara sekolah dengan kuliah. Dengan mengetahui perbedaannya, semoga kamu tidak kaget dan bisa menyesuaikan diri di kampus nanti.

Ingat, kuliah adalah masa-masa yang sangat menyenangkan dan berharga. Setiap tantangan yang kamu hadapi akan menjadi pengalaman berharga yang membentukmu menjadi pribadi yang lebih kuat dan mandiri.

Manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk belajar, mengembangkan diri, dan meraih cita-citamu! Selamat menikmati perjalanan barumu sebagai maba! Fighting Guys! 🚀




Minyak Jelantah jadi Sabun Cuci , Kader RW 15 Kelurahan Kalijaga Memberikan Edukasi di waktu Libur Sekolah

Weny Wendiarti Kader RW 15 Kelurahan Kalijaga Kota Cirebon memberikan edukasi limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci baju (Rizki Prolitenews).

Minyak Jelantah jadi Sabun Cuci , Kader RW 15 Kelurahan Kalijaga Memberikan Edukasi di waktu Libur Sekolah

Prolite – Limbah minyak jelantah (minyak bekas pakai) menjadi sabun cuci baju yang bermanfaat oleh Weny Wendiarti Kader RW 15 Kelurahan Kalijaga, Kota Cirebon.

Pemanfaatan limbah minyak bekas pakai menjadi barang yang bermanfaat untuk digunakan kembali memang tidak mudah.

Edukasi dengan pemanfaatan limbah ini diberikan untuk mengisi waktu libur anak sekolah dengan hal yang lebih bermanfaat.

Salah satunya dengan memberikan ilmu cara mengolah limbah yang tidak terpakai ini di Perpustakaan 400 Kota Cirebon.

Rizky/Prolitenews
Rizky/Prolitenews

Bicara mengenai bahan UMKM yang nyatanya tidak melulu mengenai barang bekas saja namun nyatanya minyak jelantah yang selama ini kita piker tidak bermanfaat lagi nyatanya di tangan RW 15 bisa di sulap menjadi barang yang bermanfaat.

Di RW 15 Kelurahan Kalijaga ini juga bukan hanya menyediakan bank sampah organic dan non organic, namun mereka juga menerima bank minyak bekas pakai.

Rizky/Prolitenews
Rizky/Prolitenews

Jika sebelumnya minyak bekas pakai yang dikumpulkan oleh RW 15 hanya di jual ke pengepul minyak jelantah namun kini mereka bisa olah sendiri.

Awal sebelum sabun cuci ini bisa dibuat Weny Wendiarti bersama warga sempat mengalami kegagalan.

Berawal dari kegagal tersebut nyatanya seluruh warga RW 15 tidak patah semangat untuk menghasil bahan UMKM yang berkualitas.

Dengan ketekunan akhirnya warga yang diketuai oleh bu Weny berhasil menciptakan bahan tidak berguna kini menjadi bahan yang memiliki harga jual dan manfaat yang banyak.

Untuk pemasaran sendiri Weny mengaku baru di jual untuk warga sekitar, karena terkendala dari proses pembuatan yang lama maka baru bisa dijual untuk warga sekitar RW 15.

“penjualan baru di sekitaran warga aja, karena warga aja banyak yang belum kebagian sedangkan nunggu sampe jadi sabun butuh waktu minimal 2 minggu jadi akan lama sekali”, jelas Weni Wendiarti selaku Kader RW 15 saat di temui wartawan Prolitenews di Perpustakaan 400 di Cirebon.

Bukan hanya itu olahan bahan bekas menjadi produk UMKM yang bermanfaat banyak seperti kain perca menjadi bros, botol bekas menjadi barang UMKM yang dapat di jual lagi.

Weny juga menjelaskan pihaknya ingin menciptakan sabun mandi yang aman digunakan untuk kulit meski berasal dari minyak bekas pakai.




Kasus Kekerasan Anak Kian Marak, DP3A: Butuh Perhatian Serius!

bullying-kekerasan anak-perundungan

Edukasi Cegah Kekerasan Anak, DP3A Keliling Sekolah

BANDUNG, Prolite – Kasus kekerasan anak atau biasa disebut perundungan atau bullying saat ini banyak bermuncul, yang paling menghebohkan beberapa hari lalu adalah kasus di salah satu SMPN di Cilacap Jawa Tengah setelah sebelumnya kasus siswi SD dicolok matanya oleh kakak kelasnya.

Menanggapi itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung Uum Sumiati membenarkan bahwa kasus kekerasan anak banyak terjadi disekolah.

Karena itu selain memang memberikan edukasi ke sekolah pihaknya juga berkerjasama dengan forum anak Kota Bandung (Forkab) melaksanakan program ‘Abah Cekatan’ (aksi barudak Bandung cegah kekerasan anak).

“Aksi mereka ini sudah setahun lebih baik secara keliling langsug atau online seperti sempat di car free day, kampanye cegah dan berani lapor jika ada kekerasan antara teman sebayanya,” ujar Uum saat dihubungi.

DP3A sendiri kata Uum, tengah keliling ke 18 kecamatan dan baru 4 kecamatan yang didatangi guna penguatan edukasi tindak kekerasan kerjasama dengan kewilayahan, pol pp, kader PKK atau posyandu, babin kamtibmas, Babinsa, dan karang taruna.

“Semua jenis kekerasan di lingkungan rumah keluarga tapi kalau di sekolah itu kerjasama dengan forkab dan kepala sekolah termasuk pada waktu menjelang ppdb kita sudah mengumpulkan para kepala sekolah terkait untuk tidak terjadi kekerasan disekolah, dan ada yang langsung bermitra dengan forkab itu,” tegasnya.

“Ya kebetuan kita ambil yang tertinggi kasusnya yang jadi prioritas aja yang 18 itu. Kalau kasus kekeraasan ada di semua kecamatan. Kota Bandung ini tertinggi se-Jawa Barat,” ucapnya lagi.

Bila kasus tertinggi itu, kata Uum jangan dianggap selalu negatif terlebih ada program pemerintah pusat ke daerah dimana harus mengenjot pencegahan kekerasan.

Kata Uum, kekerasan perempuan dan anak ini seperti fenomena gunung es, namun semakin tinggi angka tercatat artinya perempuan yang mengalami kekerasan sudah berani lapor atau speak up.

“Abah Cekatan sendiri anak-anak menjadi pelopor cegah dan pelapor bila terjadi kekerasan. Dampak menyosialisaikan ini jadi banyak yang lapor ke kami UPT PPA sehingga tercatat otomatis angkanya naik. Jadi ada baiknya kalaupun naik berarti juga berani melapor ke kami, kasus muncul 3 4 tahun ke belakang itu karena tidak berani dan sekarang berani speak up,” pungkasnya.