Kembangkan Tanaman Obat, Kampung Berkebun RW 01 Kebongedang Penyandang Penghargaan Toga Terinovatif

Tanaman Obat

Berbagai Tanaman Obat Dikembangkan

BANDUNG, Prolite – Ketua Kampung Berkebun RW 01 Kebongedang Elita Sari Dewi menyampaikan kebun tanaman obat keluarga yang ada di wilayahnya dibangun sejak tahun 2020 dalam program buruan SAE (Sehat, Alami, Ekonomis)

Kala itu Kelurahan Kebongedang mendapat bantuan dari Dinas Ketahanan Pertanian dan Pangan (DKPP) Kota Bandung untuk buruan SAE namun karena didorong lurah kala itu dialihkan ke tanaman obat keluarga.

“Kita titik beratkan ke toga, karena kita punya lahan lebih luas dan didorong oleh pak lurah untuk toga karena saat itu ada lomba ekstrak,” ungkapnya.

Masih kata Elita, awal ditanam ada 110 jenis toga namun karena kondisi cuaca dan perawatan yang belum maksimal sebagian toga hancur.

Tanaman Obat

“Ini ada pacar air, handeuleum, daun betadine, keji beling, sirih merah, sirih hijau, bidara, suji, kaki urat, pucuk jambu, pokoknya semua tanaman toga tradisional,” ucapnya.

Sejak masyarakat banyak mengetahui di sini tersedia toga sejak itu pula banyak datang dan minta tanaman obat tersebut.

Kampung Elita berkebun mengaku semangat menanam toga pasalnya ke depan apotek obat kimia akan berdampingan dengan apotek obat herbal.

“Ada yang datang minta handeuleum lalu saya arahkan tidak hanya itu jadi sedikit ada edukasinya, masyarakat kebanyakan mengmbil saja sedang perawatan ke kami. Kadang ada masyarakat punya toga tapi gak bisa rawat jadi ditanam disini. Untuk luas lahan 250 m2 namun spot toganya 60 m2,” pungkasnya.

Selain toga, di sana juga ada tanaman produktif sehat, alami, ekonimis.

“Awal ditanam lidah buaya, pandan, bunga telang yang diolah jadi minuman, puding, rice stik manggo” tutupnya seraya mengatakan wilayahnya sempat mendapat penghargaan juara 3 kelompecapir DKPP tahun 2022, dan 2023 penghargaan toga terinovatif.




Terdampak Pembangunan Flyover Ciroyom, Gedung DKPP Akan DiModifikasi

Pembangunan flyover Ciroyom.

Bangunan Heritage Kantor DKPP Tepat Di Bawah Jalur Flyover Ciroyom

BANDUNG, Prolite – Pantau proyek kementerian pembangunan Flyover Ciroyom, Sekertaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan bahwa bangunan heritage tepatnya pos pengamanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) selama ini ada akan dibuat ulang tidak dihilangkan.

Hal itu karena bangunan tersebut menghalangi jalur keluar kendaraan besar atau truk pembawa hewan ternak ke DKPP.

Jelas Ema selama pembangunan ini, kendaraan tersebut usai mengirim hewan ternak selalu melawan arus sehingga mengganggu lalu lintas.

“Seharusnya dia keluar pintu ke kiri tapi ada bangunan ini. Sehingga ke kanan dan itu melawan arus, sementara sih tidak apa-apa tapi kalau permanen kan repot,” jelas Ema usai memantau lokasi.

Pembangunan flyover Ciroyom.
Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna saat memantau proses pembangunan flyover Ciroyom.

Pergeseran bangunan heritage sendiri diakui Ema tidak masalah karena bangunan itu bukan dihilangkan melainkan dibuat ulang.

“Ya tidak akan 100% seperti itu, tetapi bangunan tetap ada dan bentuk pun sama seperti itu hanya beda lokasinya,” tuturnya.

Alasan pemugaran sendiri kata Ema ini karena kepentingan masyarakat bukan kepentingan proyek flyover Ciroyom.

“Ya kan kendaraan hewan ini ke sini membawa hewan yang diperuntukan masyarakat. Jadi jangan ada istilah tidak diijinkan karena cagar budaya,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu Ema juga berpesan bahwa setelah pembangunan selesai kewilayahan atau camat menjaga bawah flyover agar menjadi ruang publik namun tidak ada aktivitas ekonomi.

“Kalau nanti beralasan dulunya usaha di sini, kan sudah diberi kerohiman,” tegasnya.

Sayangnya disinggung kapan flyover Ciroyom ini akan beroperasi Ema tidak mengetahuinya. Pasalnya ini proyek pusat sehingga yang lebih mengetahui kapan digunakan adalah pusat.




Paska Laporan, DKPP Gerak Cepat Vaksinasi Rabies

vaksinasi rabies

BANDUNG, Prolite – Hari ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian gerak cepat melakukan vaksinasi rabies hewan peliharan di wilayah Jl Samiaji Ujung Gg Saleh , 07/06, Kel Arjuna, Kec Cicendo, Kota Bandung Setelah sebelumnya satu ekor kucing diduga warga terkena virus rabies diboyong petugas,

Kabid Perternakan dan Kesehatan Dinas Ketahanan Pangan dan Perternakan (DKPP) Kota Bandung Wilsandi Saefulloh mengatakan vaksinasi rabies ini guna meminimalisir hewan terkena penyakit rabies.

“Sebenarnya, kami memang ada rencana juga vaksinasi masal tanggal 26 Juni 2023 namun disini didahulukan karena ada laporan kucing sakit kemarin,” jelas Wili sapaan akrabnya.

Masih kata Wili vaksinasi nanti akan dilakukan di beberapa titik tersebar di Kota Bandung.

“Nanti ada link yang harus diisi. Itu untuk pendataan hewan peliharan ada berapa banyak dan agar ketahuan tahun depan di vaksin ulang,” ucapnya.

Warga Jl Samiaji Ujung sendiri antusias pemberian vaksin tersebut. Pasalnya selain vaksin diberikan secara gratis, warga pun kini merasa tenang dan nyaman karena hewan kesayangan mereka sudah divaksin rabies.

“Ya cukup antusias untuk kegiatan vaksin tadi, walaupun dadakan tapi yang datang buat vaksin hewan peliharaan ternyata cukup banyak, malah ada yang tidak kebagian karena datang telat. Saya harap kegiatan vaksin ini diagendakan lagi, karena masih banyak binatang peliharaan yang belum di vaksin,” jelas Bene salah seorang warga sekaligus pemilik kucing bernama Chiro.

Sementara itu Ketua RT 07 Lina Marlina mengaku senang adanya vaksinasi rabies tersebut. Lina sangat berterima kasih kepada DKPP yang telah gerak cepat menanggapi laporan warga dan langsung melakukan vaksinasi rabies masal.

“Alhamdulillah sudah terlaksana vaksin untuk kucing di daerah kami, walaupun dengan perjuangan berat kucing-kucingnya pada ngamuk tapi terlaksana dengan baik, berkat petugas yang sigap dan bantuan selaku tuan rumah Bapak Bene. Kami haturkan banyak terima kasih. Mudah-mudahan ke depan kucing-kucing di daerah kami khususnya pada sehat,” ujarnya.

“Sekali lagi kami haturkan banyak terima kasih kepada DKPP yang gercep menindaklanjutin laporan warga, dan sudah memberikan Vaksin kepada kucing-kucing warga kami,” ucapnya lagi.

Sementara itu kucing yang diambil petugas Rabu lalu menurut Wili dan dokter hewan tidak mengarah pada virus rabies, kemungkinan karena salah makanan. Namun menjaga hal negatif, pihak DKPP masih melakukan observasi terhadap kucing bernama Poli itu.




Takut Kucing Rabies, DKPP Respon Cepat Laporan Warga

Kucing Rabies

Selain Anjing, Hewan Lain Seperti Kucing, Kera, Kelelawar Juga Berpotensi Terkena Rabies

BANDUNG, Prolite – Warga RT 07 Jalan Samiaji Ujung Gg Saleh Kelurahan Arjuna sempat geger, gegara seekor kucing tampak sakit seolah bergejala rabies mengeluarkan air liur dan agresif terhadap manusia.

Salah seorang warga Benediktus SN (42) mengaku berawal saat pagi tadi Selasa (21/6/2023) keluar rumah mendapati kucing belang hitam abu berada dibawah kursi halaman rumahnya.

Hewan tersebut mengeram dan dari leher hingga perutnya basah kuyup akibat air liurnya mengalir terus.

“Kucingnya marah saat didekati, kami khawatir ini gejala rabies, di sini kan banyak anak kecil. Kucing ini milik tetangga saya bu Dedah,” jelas Bene seraya mengatakan langsung menghubungi DKPP.

Di tempat yang sama Kabid Perternakan dan Kesehatan Dinas Ketahanan Pangan dan Perternakan (DKPP) Kota Bandung, Wilsandi Saefulloh mengatakan untuk pengamanan pihaknya langsung membawa Hewan tersebut.

“Yang lapor baru ini, diharapkan masyarakat segera lapor ke kami untuk diberikan cepat tindakan. Bagusnya segera amankan dahulu masukan kandang lalu lapor agar secepatnya di identifikasi lalu nanti observasi seperti apa,” jelas Wili panggilan akrabnya.

Terkait gejala mengeluarkan air liur dan agresif kata Wili banyak kemungkinan, terlebih menurut pemilik kondisinya di pagi hari biasa saja.

“Beberapa jam baru kondisi seperti itu makanya kita observasi dulu. Beberapa gejala penyakit kasus itu bisa stres juga, nah observasi ini memastikan kondisinya. Kami berharap sekali keaktifan respon masyarakat agar bisa memperkecil kemungkinan dampak negatif dari penyebaran penyakit asal hewan, cepat lapor cepat teridentifikasi penyakitnya apa,” tegasnya.




Ribuan Unggas Masuk, Dipastikan Aman Flu Burung

Ilustrasi unggas bebas flu burung

BANDUNG, Prolite – Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Wilsandi Saefulloh menyampaikan sebagai dalam rangka kewaspadaan penyakit flu burung, pihaknya mencoba cek ternak yang masuk ke Kota Bandung khusunya hewan unggas.

“Kita coba cek dari sisi kelengkapan administrasinya, kita juga cek dari sisi pemeriksan termasuk sampling juga untuk pemeriksaan melalui rapid test,” jelas Wily saat dihubungi, Senin (27/3/2023).

Baca Juga : Bertekad Wujudkan Pemerintah Daerah Anti Korupsi

Pengecekan dilakukan Jumat (24/3) lalu di pintu masuk Pasar Ciroyom atau jalan Rajawali.

Menurut dia terdapat 26 mobil truk pengangkut hewan unggas atau sekitar 43000 ekor ayam yang diperiksa.

“Alhamdulilah segi pemeriksaan tidak terdapat gejala-gejala ke arah flu burung termasuk hasil rapid test nya juga. Hewan ternak ini dari Priangan timur seperti Camis, Tasik,” pungkasnya.

Baca Juga : Wali Kota Bandung Terima Baznas Award 2023

Kedepan pemeriksaan ini kata Wily akan coba dirutinkan berdasarkan acuan peraturan baru lalu lintas hewan ternak unggas yakni permentan tahun 2023 tentanf lalin hewan ternak unggas.

“Jadi acuan selanjutnya termasuk koordinsi daerah asal ternak tersebut,” tutupnya.(kai)

Baca Juga : 

  • Cuti Lebaran Maju Mulai 19 April
  • Akibat Cuaca Ekstrem di Kota Bandung

  • AC Pesawat Super Air Jet Mati dalam Perjalanan

  • Mudik Gratis Menggunakan Kapal Laut




DKPP Genjot Komoditi Bawang dan Cabai Merah

BANDUNG, Prolite – DKPP Kota Bandung memaksimalkan ketersediaan bawang merah dan cabe merah di Kota Bandung. Bawang Merah dan Cabai merupakan komoditi sayuran yang menjadi salah satu penyebab inflasi.

“Karenanya kami bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menggungkan buruan sae di tengah warga agar bisa menanam bawang dan cabe merah,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar kepada wartawan Jumat (20/1).

Gin Gin mengatakan, kali ini DKPP bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) untuk membagi 1500 OTG (Organic Tower Garden,red), yang disebar 30 kecamatan. Gin Gin mengatakan, 16 titik di antaranya menanam bawang merah.

“Ya bawang merah kan menjadi salah satu komoditi penyumbang inflasi, jadi kita engupayakan, agar ketersediaan bawang ini bisa gerbantu, minimal untuk kebutuhan warga,” tambah Gin Gin.

Dari 16 titik ini, Gin Gin menambahkan bisa menghasilkan 1,2 ton dalam 2-3 bulan. Sala salah satunya dalah di buruan sae Rw 08 kelurahan Kujangsari Kecamatan Bandung Kidul.

“Kita memang bisa menghasilkan bawang merah dalam jumlah yang cukup banyak, dengan hasil yang cukup memuaskan, karena memang selama penanaman kami mendapatkan bimbingan dri petani bawang,” tegasnya.

Sehingga, hasil panen ini, sebagian bisa digunakan untuk kebutuhan warga, sebagian lagi bisa untuk dijual. Untuk penjualan, Gin Gin mengatakan pihaknya bekerjasama dengan KADIN untuk bisa mendistribusikan hasil panen kepada pengusaha.

Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, harapannya dengan semakin berkembangnya Buruan Sae di Kota Bandung, bisa memberikan kontribusi yang cukup terhadap kebutuhan pangan di Kota Bandung.

“Seperti kita ketahui, pemenuhan pangan Kota Bandung 96,47% di antaranya dipenuhi dari luar kota,” katanya.

Ditambah kemugkinan terjadinya resesi global dan penurunan produksifitas pangan di daerah penghasil. Dengan sulitnya ketersediaan pangan, sangat mungkin harga bahan pangan akan mengalami kenaikan.

“Sehingga kemungkinan besar mereka memenuhi kebutuhan pangan daerah mereka dulu, sebelum mengirim ke kita,” tambahnya.

Untuk itu, Yana menegaskan, Kota Bandung harus bisa memenuhi kebutuhan pangan. Terutama untuk komoditi yang paling besar menyumbang inflasi, seperti bawang merah dan bawang putih.

“Dengan adanya buruan sae ini, yang tersebar di berbagai wilayah, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan warga,” harapnya,

Jika warga membutuhkan modal, Yana mengatakan bukan tidak mungkin mendapat bntuan dari BasNAz. Sedangkan jika memutuhkan distribusi dan penjualan, mmenurut Yana bisa meminta bantuan KADIN.

“Kalu butuh pemsaran, ada pihak-pihak yang bisa membantu meyalurkan hasil panen,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Buruan Sae Taruna, RW 08, Kelurahan Kujangsari, Kecamatan Bandung Kidul, Supriadi, mengatakan, waega sektar memanfaatkan lahan seluas 1000 meter persegi untuk Buruan Sae.

“Kami bisa memanfaatkan hasil panen sebagian untuk dijual sebagia lagi untuk kebutuahn warga,” terangnya.

Tanaman yang ditanam diantaraya, bawang merah, cabe rawit, pakcoy, sawi hijau, kangkung, nangka dan mangga.

“Jadi, kami menananm 9 jenis tanaman termasuk tanaman obat, seperti yang memang sudah diperintahkan,” teranngnya.

Supriadi mengatakan, karena warga sangat terbantu dengan keberadaan Buruan Sae ini, sehingga keberadaannya jauh dari tangan-tangan usil, sehingga jauh keberadaannya tetap terpelihara dengan baik. (*/red)