Enam Kasus COVID-19 Terdeteksi di Jawa Barat, Dinkes Siapkan Langkah Antisipatif

Enam Kasus COVID-19 Terdeteksi di Jawa Barat

Bandung, Prolite — Enam Kasus COVID-19 Terdeteksi di Jawa Barat, Dinkes Siapkan Langkah Antisipatif

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) mengonfirmasi adanya enam kasus positif COVID-19 yang terdeteksi pada pekan ke-22 tahun 2025. Meskipun demikian, Dinkes Jabar menegaskan bahwa situasi masih terkendali dan belum menunjukkan lonjakan kasus yang signifikan.

Situasi Terkini: Enam Kasus Terkonfirmasi, Tidak Ada Lonjakan

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, dr. Rochadi, menyatakan bahwa keenam pasien telah mendapatkan penanganan medis yang memadai. Ia juga menambahkan bahwa hingga saat ini belum ditemukan klaster penyebaran di lingkungan seperti sekolah, perkantoran, atau tempat ibadah.

“Tidak ada lonjakan kasus COVID-19 di Jabar. Sampai saat ini ada enam kasus konfirmasi yang dilaporkan dan sudah mendapatkan penanganan medis dengan baik,” ujar Rochadi, Rabu (4/6/2025).

Penyebab dan Varian: Daya Tahan Tubuh Menurun, Varian Belum Diketahui

Rochadi menjelaskan bahwa penurunan daya tahan tubuh masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab terpaparnya individu oleh virus. Meskipun virus masih ada, kekebalan kelompok yang terbentuk dari vaksinasi sebelumnya membantu menekan penyebaran. Namun, belum dapat dipastikan apakah kasus-kasus terbaru ini disebabkan oleh varian baru.

“Daya tahan masyarakat yang terkena sedang turun, karena virus ini tentunya masih ada namun karena sudah banyak yang tervaksin sehingga kekebalan kelompok sudah terbentuk. Untuk varian baru belum bisa dipastikan,” tambahnya.

Ketersediaan Vaksin: Stok Kosong, Koordinasi dengan Kemenkes

Kasus Covid-19 di Indonesia meningkat (BPSDM).

Terkait vaksinasi, Dinkes Jabar mengakui bahwa saat ini ketersediaan vaksin COVID-19 di provinsi dan kabupaten/kota sedang kosong. Namun, jika diperlukan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk permintaan tambahan vaksin, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan tenaga kesehatan.

“Ketersediaan vaksin COVID-19 di provinsi dan kabupaten/kota kosong. Namun bila diperlukan, akan dilakukan permintaan ke Kementerian Kesehatan,” kata Rochadi.

Kesiapan Fasilitas Kesehatan: Tempat Tidur Isolasi Disiagakan

Sebagai langkah antisipatif, Dinkes Jabar telah menyiagakan tempat tidur di ruang isolasi yang tersebar di seluruh rumah sakit pemerintah dan swasta di provinsi tersebut. Jumlah ini merupakan 10 persen dari total kapasitas tempat tidur rawat inap yang tersedia.

“Fasilitas peran Dinas Kesehatan sejak pasca pandemi itu sudah di SOP-kan untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas. Berarti ruang isolasi, itu sudah wajib di rumah sakit, 10 persen ruang perawatan harus siapkan untuk ruang isolasi,” ujar Kepala Dinkes Jabar, Vini Adiana Dewi.

Imbauan kepada Masyarakat: Terapkan Protokol Kesehatan

Dinkes Jabar mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan, terutama bagi mereka yang mengalami gejala flu atau batuk. Penggunaan masker saat berada di tempat umum dan menjaga kebersihan tangan dianjurkan untuk mencegah penularan.

“Pembatasan kegiatan disesuaikan. Dihimbau apabila terdapat masyarakat yang mengalami gejala flu atau batuk untuk mengurangi aktivitas di luar, tetapi apabila terpaksa harus berpergian menggunakan masker untuk mengurangi terjadinya penularan ke masyarakat,” imbau Rochadi.

Tetap Waspada, Jangan Panik!

Meskipun situasi COVID-19 di Jawa Barat masih terkendali, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak panik. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan, menjadi kunci dalam mencegah penyebaran virus.

Dinkes Jabar akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan keselamatan masyarakat.

Dengan langkah-langkah antisipatif yang telah disiapkan, diharapkan penyebaran kasus COVID-19 di Jawa Barat dapat ditekan dan masyarakat dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan aman dan sehat.




Pasien Cacar Monyet di Jawa Barat Bertambah Menjadi 5 Orang

Pasien cacar monyet di Jawa barat bertambah menjadi 5 orang (iStockphoto).

Pasien Cacar Monyet di Jawa Barat Bertambah Menjadi 5 Orang

BANDUNG, Prolite – Lagi-lagi penemuan kasus pasien yang positif terjangkit penyakit cacar monyet atau monkeypox bertambah di Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, Vini Adiani Dewi mengonfirmasi perihal pemberitaan penambahan pasien yang terjangkit monkeypox bertambah menjadi 5 orang.

“Yang positif (cacar monyet) menjadi 5 orang nambah satu. Untuk pasien yang dari Kota Bandung sudah sembuh,” ujar Vini pada Senin, 13 November 2023.

Dengan bertambahnya pasien monkeypox di Jawa Barat maka penyebaran penyakit ini sudah meluas di Jawa barat khususnya di Kota Bandung.

“Jadi pasien monkeypox dari Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cirebon, dan Kabupaten Cirebon (baru). Sedangkan untuk Kota Bandung sudah sembuh dan alhamdulillah setelah 21 hari tidak ada lagi yang positif,” jelasnya.

Karena semakin meluasnya penyakit tersebut maka dari itu Vini menginstruksikan kepada seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat untuk melakukan pelacakan kepada seluruh masyarakat.

Buat yang masih bertanya-tanya apasih penyakit cacar monyet itu?

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Kondisi ini adalah salah satu masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, umumnya ditandai dengan munculnya bintil bernanah pada kulit.

Penyakit ini sama seperti cacar air yang memiliki kondisi bintil bernanah pada kilit si penderita.

Untuk gejala awal terjangkit virus Monkeypox dimulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Kita ketahui penyakit cacar monyet dengan sangat gambang di tularkan kepada orang lain hanya dengan air liur maupun kontak fisik dengan penderita.

Untuk diketahui, Juru Bicara Kemenkes M Syahril Mansyur mengatakan bahwa hingga Minggu, 12 November 2023, kasus monkeypox di Indonesia menjadi 44 orang. Di mana DKI Jakarta (33 orang), Jawa Barat (5 orang), Banten (5 orang), dan Kepulauan Riau (1 orang).

Maka dari itu diminta kepada seluruh masyarakat harus mengenal lebih awal gejala terjangkit penyakit monkeypox.




7 Pasien Terjangkit Virus Cacar Monyet terjadi di DKI Jakarta

Ilustrasi penyakit cacar Monyet (RSUD Blora)

Prolite – Geger virus cacar monyet atau Monkeypox sudah banyak kasus terjangkit di DKI Jakarta.

Sebanyak 7 pasien yang sudah dinyatakan positive terkena Monkeypox dan sekarang sedang menjalani isolasi di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Lantas apa itu penyakit cacar monyet?

Prima Hospital
Prima Hospital

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Menanggapi ramainya kasus virus cacar tersebut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Jawa Barat Rochady Hendra Setya Wibawa menyatakan prihatin atas kasus tersebut.

Namun dijelaskan juga untuk kasus virus monkeypox di 27 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat belum ada laporan temuan kasus seperti itu.

Namun pihaknya melakukan antisipasi langkah kewaspadaan akan diterapkan kepada seluruh warga Jawa Barat.

“Kami saat ini menerapkan status waspada. Beberapa fasilitas kesehatan kini mulai disiapkan untuk penanganan kasus monkeypox,” ujar Rochady dikutip dari , Selasa (24/10).

Ia merasa gelisah karena diketahui Jawa barat merupakan Provinsi paling terdekat dengan DKI Jakarta, maka dari itu semua langskah menanganan sudah disiapkan untuk terhindar dari virus monkeypox.

Penanaganana yang sudah di siapkan oleh Dinkes Jawa Barat yakni menyediakan tempat isolasi untuk yang terpapar virus cacar monyet di beberapa rumah sakit di Jawa Barat.

Bukan hanya itu Dinkes Jawa Barat juga meminta agar kabupaten dan kota berperan aktif melaporkan langsung temuan kasus cacar monyet. Sebab, penanganan nantinya akan turut dilakukan langsung juga oleh Kementerian Kesehatan.

“Jadi kalau ditemukan kasus-kasus atau gejala mengarah pada cacar monyet, itu dilaporkan,  kemudian diambil sampelnya, dikirim ke Jakarta. Nanti untuk tindak lanjut lebih lanjut gitu,” katanya.

Cacar monyet sendiri, kata dia, sifat penularannya berbeda dengan Covid-19. Penularan monkeyvox, terjadi lewat bersentuhan langsung dan bisa lewat luka yang diderita oleh pasien. Oleh sebab itu, dia mendorong agar masyarakat tetap menjaga kesehatan agar imunitas tubuh baik.