Mengukir Sejarah Kebijakan Pertanian: Hari Tani Nasional, Peringatan yang Meriah dan Bermakna

Prolite – Hari ini merupakan Hari Tani Nasional, tapi sebelumnya tahukah kamu apa yang dimaksud dengan Hari Tani itu?

Tanggal 24 September, seluruh Indonesia merayakan Hari Tani Nasional, sebuah momen yang sangat spesial yang kami dedikasikan untuk menghargai jasa luar biasa para petani yang menjadi tulang punggung pertanian di negeri ini.

Ini bukan hanya sekadar perayaan, tapi juga kesempatan kita semua untuk merenungkan perjalanan panjang dan sejarah yang sangat penting di balik perkembangan sektor pertanian Indonesia.

Sejarah Hari Tani Nasional

Ilustrasi petani –

Hari Tani Nasional diperingati setiap tahun pada tanggal 24 September untuk memperingati perjuangan dan kontribusi besar para petani Indonesia.

Sejarah perayaan ini berawal dari era pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1983. Pada saat itu, Indonesia sedang menghadapi masalah serius dalam sektor pertanian, termasuk tingkat produksi yang rendah dan keterbatasan sumber daya.

Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian dalam pembangunan nasional, pemerintah memutuskan untuk menetapkan Hari Tani Nasional.

Tanggal 24 September dipilih sebagai hari perayaan ini untuk menghormati momentum bersejarah: pada tanggal ini pada tahun 1967, Presiden Soekarno mengumumkan pelaksanaan “Gerakan 100 Hari Kerja Kepala Desa” yang bertujuan untuk mendorong pembangunan di pedesaan.

Sejak itu, Hari Tani Nasional menjadi kesempatan untuk memperingati perjuangan petani dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional dan menyumbang pada perekonomian negara.

Selain itu, hari ini juga digunakan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya inovasi pertanian dan peran petani dalam mencapai kedaulatan pangan.

Bagaimana Cara untuk Menghargai dan Mengenang Hari Tani Nasional ?

Hari Tani Nasional
Ilustrasi petani yang sedang memanen padi di sawah – detik

Untuk menghargai dan mengenang Hari Tani Nasional, kita dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Kunjungi Petani Lokal: Kunjungi pasar lokal atau kebun petani di sekitar Anda untuk mendukung mereka dan membeli produk-produk segar yang mereka hasilkan.
  • Dukung Pertanian Berkelanjutan: Pelajari lebih lanjut tentang pertanian berkelanjutan dan berusaha untuk mendukung praktik-praktik pertanian yang ramah lingkungan.
  • Edukasi Pertanian: Ajak anak-anak Anda untuk memahami pentingnya pertanian dengan mengajak mereka ke kebun atau peternakan, atau melibatkan mereka dalam kegiatan berkebun kecil di rumah.
  • Dukung Inovasi Pertanian: Dukung inovasi dalam sektor pertanian, seperti teknologi pertanian yang canggih dan program pelatihan bagi petani.
  • Beri Apresiasi: Sampaikan ucapan terima kasih kepada petani yang Anda kenal dan hargai upaya mereka dalam menyediakan makanan bagi masyarakat.

Hari Tani Nasional adalah saat yang tepat bagi kita semua untuk merenungkan pentingnya sektor pertanian dalam kehidupan sehari-hari kita.

Ini juga adalah kesempatan untuk mendukung petani, mempromosikan inovasi pertanian, dan memastikan bahwa Indonesia terus menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan.

Selamat Hari Tani Nasional! Semoga pertanian Indonesia terus berkembang dan memberikan manfaat bagi seluruh bangsa.




Warga RW 03 Cibangkong Panen Buruan Sae, Bantu Turunkan Angka Stunting di Kota Bandung

RW 03 Kelurahan Cibangkong sukses panen komoditas pangan Buruan Sae (Dok Pemkot Bandung).

Warga RW 03 Cibangkong Panen Buruan Sae, Bantu Turunkan Angka Stunting di Kota Bandung

BANDUNG, Prolite – Kelompok Tani Perkotaan Mandiri (KPM) RW 03 Kelurahan Cibangkong sukses panen komoditas pangan Buruan Sae, Rabu (13/9).

Hasil panen dari Kebun KPM RW 03 ini diberikan kepada penerima manfaat yang berasal dari warga Kelurahan Cibangkong. Kegiatan ini berjalan atas swadaya masyarakat.

Bersamaan dengan panen, Pusat Pelayanan Pemberdayaan Perempuan (Puspel PP) Kelurahan Cibangkong meluncurkan program BUAS (Bantuan Untuk Anak Stunting). Program ini merupakan implementasi program Buruan Sae sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Pada panen perdananya ini, sebanyak 25 penerima manfaat hadir secara simbolis. Jumlah tersebut belum termasuk penerima manfaat yang tidak hadir ke Kebun KPM RW 03.

Novi Sulastri, warga RW 01 Kelurahan Cibangkong merasa sangat terbantu dengan kegiatan ini. Ia mengucapkan terima kasih kepada Puspel PP Kelurahan Cibangkong atas manfaat yang diterimanya.

“Alhamdulillah dapat sayuran, dan ini ada makanan bergizi untuk anak. Tentunya ini sangat membantu ya, makanan bergizi sangat dibutuhkan oleh anak-anak yang terkena stunting,” kata Novi.

Ia berharap, program ini dapat berjalan terus dan dapat menginspirasi wilayah lain untuk menjalankan program serupa.

Hal yang sama juga diungkapkan Yeni Rahmawati. Warga RW 11 Kelurahan Cibangkong ini merasa terbantu dengan program BUAS yang baru saja diluncurkan.

Menurutnya, makanan bergizi merupakan hal yang penting bagi semua orang. Apalagi bagi anak yang menderita stunting.

“Harapannya program ini bisa menjangkau lebih banyak lagi penerima manfaat,” kata Yeni.

Sementara itu, Ketua Puspel PP Kelurahan Cibangkong, Euis menyebut, beberapa komoditas pangan yang dipanen hari ini antara lain sosin, pakcoy, terong, kacang panjang, dan pepaya. Hasil panen ini dibagikan kepada masyarakat, khususnya diperuntukkan bagi anak-anak stunting.

Ia mengaku senang karena program Buruan Sae yang dimiliki Pemkot Bandung dapat diimprovisasi menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Kami tentunya berharap dapat ikut berpartisipasi mendukung program-program yang ada di Pemerintah Kota Bandung, khususnya di Kelurahan Cibangkong,” katanya.

Euis juga berharap Program BUAS ini dapat membantu program Buruan Sae lebih bermanfaat dan bisa ditiru juga oleh masyarakat di wilayah lainnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar. Ia mengaku sangat senang dan bersyukur program Buruan Sae dapat diaplikasikan dan membantu banyak orang.

Kata Gin Gin, hari ini, Buruan Sae tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan keluarga saja, tetapi bisa saling membantu di level masyarakat yang membutuhkan manfaatnya.

“Buruan Sae kini tidak hanya bernilai pangan, tetapi bisa membantu masyarakat untuk membantu menekan angka stunting,” kata Gin Gin.

Ia berharap program ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Kata Gin Gin, dengan adanya manfaat luar biasa seperti ini, sudah waktunya setiap masyarakat punya kesadaran mengaplikasikan program Buruan Sae.

“Kita terus dorong masyarakat mengaplikasikan program ini. Karena manfaatnya bisa sama-sama kita lihat sendiri,” ujar Gin Gin.

Sebagai informasi, angka prevalensi stunting di Kota Bandung semakin turun tiap tahunnya. Per 7 Februari 2023, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung menyampaikan, prevalensi stunting di Kota Bandung di tahun 2022 turun 7 persen dibandingkan sebelumnya.

Pada 2021, prevalensi stunting Kota Bandung berada di angka 26,4 persen. Lalu di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 19,4 persen.

Pemkot Bandung menargetkan prevalensi stunting di Kota Bandung bisa mencapai angka 14 persen pada 2023.(ray)**