Jelang Pilkada 2024, Partai Golkar Belum Tetapkan Calon Wali Kota Bandung

edwin senjaya - partai golkar

Jelang Pilkada 2024, Partai Golkar Belum Tetapkan Calon Wali Kota Bandung

BANDUNG, Prolite – Memasuki bulan Agustus partai Golkar masih belum menyebut secara resmi nama calon wali kota Bandung.

Beberapa nama yang telah menerima surat tugas dari partai Golkar yakni Atalia Praratya, Edwin Senjaya, Juwanda, Faisal Haris, Rizki Akbar Fatoni, dan Arfi Rafnialdi.

Menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kota Bandung Edwin Senjaya, hingga berita ini diturunkan masih menunggu penetapan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar, siapa yang akan diberikan rekomendasi.

Kata Edwin Golkar sendiri saat ini pada tahap penjaringan survei internal untuk yang ke tiga kalinya.

“Survei pertama nama Atalia Praratya tertinggi lalu ada nama saya. Nah untuk survei kedua saya belum tahu, saya masih menunggu dari DPP,” pungkasnya.

Namun Edwin menegaskan bahwa survei masuk salah satu parameter yang dilihat tapi bukan apa-apa.

Karena para bacawalkot itu akan dilihat dari berbagai segi mulai dari ketokohannya, pengalaman berpolitik,  jaringan, pemahaman pemerintah, dan logistik.

“Punya logistik tapi tidak ada pengalaman cukup sulit. Ada pengalaman tapi tidak ada logistik sulit juga,” tegas Edwin.

Dan terpenting lainya kata Edwin, seorang cawalkot harus bisa berkomunikasi dengan partai pengusungnya.

“Ya saya berharap nanti ditetapkan yang terbaik, punya kapasitas, kematangan, pemahaman pemerintahan, dan komunikasi dengan partai Golkar Kota Bandung harus bagus. Serta bisa menyelesaikan masalah-masalah kota Bandung, berpengalama,” ungkapnya mengulang.

Lanjutnya, siapapun yang diusung partai, ia mempersilahkan dan akan mendukungnya .

“Kalau Atta ya hayu, DPP menetapkan siapapun hayu. Sekarang hanya menunggu yang terbaik,” ujarnya.

Disinggung terkait kemungkinan surat rekomendasi akan jatuh pada sosok di luar penjaringan, menurut Edwin kecil kemungkinannya.

“Kecil ya, di Golkar ada sistem dan mekanisme. Sejauh ini yang saya ketahui masih bu Atta, tapi lihat nanti, kan ada pertimbangan-pertimbangan pastinya,” tutup Edwin.




Akademisi: Wali Kota Bandung Harus Berpengalaman dan Berani

bakal calon wali kota bandung - fgd utc dago hotel

Focus Group Discussion: Dihadiri Para Calon Wali Kota Bandung, Asep Mulyadi, Sonny Salimi dan

BANDUNG, Prolite – Dosen Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Dr. Yusa Djuyandi, ., , menyampaikan calon wali kota Bandung adalah orang yang sudah berpengalaman dan berani.

“Kalau saya melihat mau itu politisi, mau itu praktisi ya mereka (calon wali kota Bandung,red) harus punya pengalaman,” jelas Yusa usai FGD bertema  “Bebenah Bandung: Kampung Kota, Kesejahteraan & Kepemimpinan Daerah menuju Indonesia Emas 2045”.

Alasannya kata Yusa, politisi tidak berpengalaman kurang bagus juga karena nantinya dia saat menjabat wali kota Bandung hanya bisa berucap dan janji-janji manis.

“Tapi kalau dia punya pengalaman saya kira ini bisa jadi nilai lebih, praktisi pun sama. Praktisi punya pengalaman,” tutur Yusa, di UTC Dago Hotel, Jl. Ir. H . Djuanda No. 4, Kota Bandung, Rabu (19/6/2024).

Selain itu wali kota Bandung pun harus pemberani, memiliki gebrakan-gebrakan baru.

“Masyarakat sekarang tidak butuh janji muluk lagi tapi perbanyak lapangan kerja, anak bisa sekolah, guru berkualitas, sarana prasarana sama semua. Tidak ada yang favorit,” ujarnya.

bakal calon wali kota bandung - fgd utc dago hotel

Dari ketiga calon yang hadir dalam  FGD itu yakni Dr. H. Sonny Salimi, ., M.T. (Direktur Utama Perumda Tirtawening),  H. Erwin, S.E., . (Anggota DPRD Kota Bandung), dan H. Asep Mulyadi (Anggota DPRD Kota Bandung).

Menurut Yusa ketiga calon ini memiliki keinginan kuat kendati mereka terbilang masih baru dibanding Atalia Praratya yang sudah mendampingi kang Emil (Ridwan Kamil) menjadi wali kota dan gubernur.

Begitu pun Farhan merupakan selebritis politisi sehingga sudah cukup populer.

“Meskipun yang dua menjadi anggota DPRD , dan Pak Sonny Dirut PDAM,” tutup Direktur Eksekutif Polsight itu mengakhiri.

Narasumber lain pun seperti Pakar Ilmu Politik Unpad Mudiyati Rahmatunnisa, Ph.D., Guru Besar Ilmu Politik UPI Prof. Dr. Cecep Darmawan, dan Tokoh Masyarakat Kota Bandung Herru Joko.

Mengaku sepakat ada banyak permasalahan di kota Bandung yang harus diselesaikan di antaranya kemiskinan, pendidikan, kesehatan.

Sementara itu bakal calon wali kota Bandung H Asep Mulyadi mengaku sangat bersyukur ada agenda FGD tersebut. Pasalnya dengan kegiatan ini ada masukan-masukan dari akademisi untuk pemimpin kota Bandung ke depan.

“Karena walau bagaimanapun kita adalah pentahelik ya. Akademisi adalah salah satu hal yang membuat kita juga masukan-masukan buat kami nanti bagaimana masalah-masalah di kota Bandung yang harus kita selesaikan. Dan hari ini bagus beberapa narasumber memberikan peta masalah yang harus diselesaikan, kemudian ide-ide ke depan. Saya pikir ini masukan yang bagus buat kami para bakal calon wali kota,” ucap Asep usai FGD di UTC Dago Hotel, Jl. Ir. H . Djuanda No. 4, Kota Bandung, Rabu (19/6/2024).

Asep pun mengaku pada saat ia terpilih menjadi legislatif kemarin sempat keliling ke masyarakat, ia mendapat aspirasi dari masyarakat. Bahwa memang hari ini masalah ekonomi menjadi bagian yang harus menjadi perhatian khusus bagi wali kota ke depan. Apalagi menghadapi tahun 2025.

“Saya pikir ekonomi ini akan semakin berat. Betul ya, laju pertumbuhan ekonomi itu tumbuh hampir 5%, tapi kenyataannya hari inilah banyak juga perusahaan-perusahaan yang justru margin netnya itu makin kecil. Artinya menunjukkan bahwa beban masyarakat kan semakin berat,” ucapnya.

Pemerintah kota ke depan lanjut Asep harus lebih banyak lagi mengembangkan peluang lapangan kerja.

“Diperbanyak tuh job fair tapi bukan sekedar pelaksanaan job fair, tapi bagaimana menyambungkan dinas terkait menjadi teman bagi para pencari pekerja, juga bagi para pengusaha. Karena pengusaha ini juga tantangannya besar ke depan. Mereka harus terus struggle kemudian stabil menghadapi beberapa masalah ini sehingga menciptakan lapangan pekerjaan baru,” paparnya.

Masih kata Asep, bukan hanya lapangan pekerjaan baru, pemerintah juga harus memberikan ruang supaya peluang wirausaha ini dikembangkan secara masif, secara besar. Karena peluang wirausaha jauh lebih besar dibandingkan dengan peluang lapangan kerja.

“Tinggal bagaimana perubahan-perubahan mindset dikembangkan. Kemudian diadakan juga program-program ekonomi buat masyarakat,” paparnya bakal calon wali kota Bandung dan politisi PKS ini.

Bakal calon wali kota Bandung lainnya dari partai Gerindra Sonny Salimi menyampaikan terkait masalah kepadatan penduduk terjadi di setiap kota tidak hanya di Kota Bandung.

Karenanya saat ini pembangunan bukan lagi bersifat horizontal tetapi harus vertikal. Dan hal seperti ini harus didorong sehingga perencanaan kota bisa dilaksanakan dengan baik seperti yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini semisal pengadaan program rumah deret.

“Tapi kata kuncinya menurut untuk menyelesaikan banyak persoalan yang itu tadi harus ada kolaborasi. Ada penegakan aturan. Kalau memang belum tersedia aturannya kita buat. Pasti ada sesuatu yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan aturan ataupun budaya atau perubahan perilaku, tapi harus dengan kebutuhan dana, membangun infrastruktur kan tidak dengan regulasi, membangun infrastruktur harus dengan uang,” ujar Sonny.

Lain lagi dengan calon wali kota lainnya yakni H. Erwin, S.E.,. menyatakan bahwa kota Bandung butuh pemimpin yang berani. Pasalnya peraturan yang ada sudah bagus.

“Perda bagus, regulasi bagus, tinggal pemimpin yang berani. Saya siap membenahi ini semua, ini perlu eksekusinya karena perda kemiskinan ada, perda kreatif, perda ada kemajuan ada tinggal implementasi, kolaborasi semua untuk membereskan dari hulu sampai hilir,” ucapnya.




Mengejutkan! Ada Nama Irfan Hakim di Survei Bursa Calon Wakil Wali Kota

Calon Wali Kota Bandung

BANDUNG, Prolite – Nama Atalia Praratya untuk menjadi calon Wali Kota Bandung 2024 berdasarkan beberapa survei masih terbilang tinggi. Namun uniknya berdasarkan survei Polsight muncul nama Irfan Hakim tertinggi untuk posisi Wakil Wali Kota.

Direktur Eksekutif Polsight Dr. Yusa Djuyandi, ., menyampaikan menyongsong pemilihan Wali Kota Polsight pada tanggal 7-14 Februari 2023 telah menyelenggarakan survei tentang “Preferensi Masyarakat Kota Bandung dalam Menyongsong Pemilihan Walikota”.

Direktur Eksekutif Polsight
Dr. Yusa Djuyandi, .,

“Survei ini menggunakan metode Stratified-Systematic Random Sampling. Jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 400 responden yang tersebar di 30 Kecamatan dan 40 Kelurahan yang dipilih dengan acak secara proporsional dengan Margin of Error ± 4,89% dan tingkat kepercayaan 95%,” jelas Yusa, Rabu (22/2/2023).

Polsight lanjutnya melakukan Quality Control yang sangat ketat dalam survei tersebut agar menjaga validitas data serta hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Tujuan utama dari survei ini adalah untuk mengukur peta kekuatan elektoral calon Walikota Bandung menjelang Pilkada serentak pada tahun 2024. Temuan pokok dan analisis hasil survei ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut,” ujarnya.

Masih kata Yusa, pertama, terkait peta kekuatan elektoral calon Wali Kota Bandung. Dalam survei, Polsight mencantumkan sejumlah nama tokoh yang paling sering dibicarakan oleh masyarakat Kota Bandung untuk menjadi calon Walikota Bandung.

11 nama calon Walikota Bandung, terdapat dua nama dengan elektabilitas yang cukup tinggi yakni Atalia Praratya (29,50%) dan Yana Mulyana (25,25%). Sedangkan nama-nama lainnya memilki jarak yang cukup jauh yakni Haru Suandharu (8,75%), Tedy Rusmawan (6,50%), M. Farhan (4,75%), Siti Muntamah (4,75%), Nurul Arifin (3,00%), Aan Andi Purnama (2,50%), Ema Sumarna (1,50%), Erwin (1,50%) dan M. Al-Haddad (1,00%).

Pada simulasi ini, terdapat 11,00% masyarakat yang belum menentukan pilihan calon Wali Kota.

Kedua, peta kekuatan elektoral calon Wakil Wali Kota Bandung. Dalam survei Polsight mencantumkan sejumlah nama tokoh yang paling sering dibicarakan oleh masyarakat Kota Bandung untuk menjadi calon Wakil Walikota Bandung.

11 nama calon Wakil Walikota Bandung, terdapat dua nama dengan elektabilitas yang cukup tinggi yakni Irfan Hakim (18,75%) dan Atalia Praratya (16,25%), sedangkan nama-nama lainnya memiliki jarak yang cukup jauh yakni Siti Muntamah (8,75%), Hanan Attaki (8,50%), Tedy Rusmawan (7,25%), M. Farhan (5,25%), Edwin Senjaya (3,75%), Erwin (2,75%), M. Al-Haddad (2,75%), Ema Sumarna (2,50%) dan Aan Andi Purnama (2,25%).

Pada simulasi calon Wakil Walikota ini, terdapat 21,25% masyarakat yang belum menentukan pilihan.

Ketiga, dalam peta sebaran pilihan Partai Politik, PKS menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi yakni 25,75%, diikuti PDI-P (14,75%), Demokrat (11,50%), Golkar (10,25%), Gerindra (9,50%) dan Nasdem (6,00%). Sedangkan partai politik lainnya berada di bawah 5,00% serta terdapat 11,50% masyarakat yang belum menentukan pilihan Parpol mereka.

Dan keempat, terkait latar belakang Partai Politik yang dikehendaki masyarakat Kota Bandung untuk menjadi Walikota Bandung berikutnya, PKS mendapat persentase tertinggi dengan 18,00%, diikuti PDI-P (8,25%), Demokrat (7,75%), Gerindra (7,00%), Golkar (5,25%) dan Nasdem (4,75%). Sementara Parpol lainnya di bawah 3,00% dan 41,75% masyarakat belum menentukan pilihan mereka terkait latar belakang Parpol yang cocok untuk menjadi Walikota Bandung berikutnya.

“Temuan ini merupakan potret terbaru kekuatan politik elektoral Calon Walikota dan Wakil Walikota Bandung serta Partai Politik saat ini. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, melihat Pemilu dan Pilkada serentak 2024 masih cukup lama. Tetapi, melihat tendensi peta kekuatan politik terbaru akan mengarah pada beberapa figur seperti yang terekam dalam hasil survei ini. Meskipun dinamika dan momentum politik yang akan terjadi ke depan, sangat berpotensi mengubah kekuatan masing-masing calon,” tutupnya. (kai)