Apa Sih Penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox ? Kenali 7 Ciri-Ciri dan Gejalanyaa

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (net).

Apa Sih Penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox? Kenali Ciri-Ciri dan Gejalanyaa

Prolite – Masyarakat Jawa Barat perlu paham dengan gejala terinfeksi penyakit cacar monyet atau monkeypox yang lagi ramai diperbincangkan.

Lantas apa sih itu penyakit cacar monyet? Simak penjelasan dan cara menanganinya.

Penyakit monkeypox adalah penyakit menular dan penularan bisa terjadi melalui hewan dan manusia. Penularan tidak hanya terjadi dari primata ke manusia, tetapi juga bisa menular melalui paparan hewan lain, seperti tikus hingga tupai yang terinfeksi.

Virus ini pertama kali muncul di Indonesia pada 20 Agustus 2022 lalu bahkan hingga tahun 2023 tercatat penderita yang terkena monkeypox.

Ilustrasi (net).
Ilustrasi (net).

Kasus ini bukan hanya melanda masyarakat Indonesia namun diketahui negara Amerika Serikat hingga Thailand juga memiliki pasyen yang terpapar cacar monyet.

Bahkan Amerika Serikat melaporkan menjadi negara terbanyak yang terapar kasus monkeypox.

Namun, terjadi peningkatan kasus cacar monyet pada Regional South East Asia Region (SEARO) sejak April 2023 dengan negara pelaporan tertinggi, yaitu Thailand.

Penyakit ini merupakan virus langka, Para ilmuwan pertama kali mendeteksi penyakit ini akibat adanya wabah yang berasal dari monyet yang digunakan untuk penelitian. Untuk itu, penyakit ini dikenal sebagai cacar monyet.

Penyakit ini tidak hanya bisa ditularkan melalui monyet. Beberapa hewan pengerat seperti tikus dan tupai juga bisa terinfeksi penyakit ini dan menularkannya kepada manusia.

Kondisi cacar ini juga bisa ditularkan dari manusia ke manusia meskipun risikonya cukup kecil.

Para penderita akan merasakan demam yang merupakan gejala awal terpapar virus monkeypox.

Ada juga gejala lain yang muncul apa bila kamu terinveksi virus tersebut seperti sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, kelelahan, menggigil, hingga pembengkakan kelanjar getah bening.

Hal-hal tersebut perlu di waspadai untuk dapat mencegah penularan kepada orang lain.

Ada juga ciri-ciri fisik yang akan muncul ketika terkena penyakit cacar monyet seperti munculnya ruam di beberapa bagian tubuh, seperti wajah, tangan, kaki, mulut, area genital, hingga pada area mata.

Jika mengalami salah satu kejala yang ada di atas, maka segera lakukan pemeriksaan ke dokter.




Tidak Ada Catatan Kasus Cacar Monyet di Kota Bandung Hingga Agustus 2024

Ilustrasi Cacar Monyet (net).

Belum Ada Catatan Kasus Cacar Monyet di Kota Bandung Hingga Agustus 2024

Prolite – Wabah Cacar Monyet atau monkeypox merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Anhar Hadian menyebutkan belum ada laporan terkait kasus cacar monyet yang ada di Kota Bandung.

Sebelumnya pada Oktober 2023 hingga Agustus 2024 tercatat 59 kasus monkeypox yang ada di wilayah DKI Jakarta.

Meski hingga kini belum ada catatan kasus monkeypox di Kota Bandung, Dinkes Kota Bandung tetap melakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus tersebut.

Dinkes Aceh
Dinkes Aceh

“Sejauh ini kita belum ada yang melaporkan. Artinya belum ada kasus cacar monyet di Kota Bandung. Tentunya kita terus memantau, dan sejauh ini aman,” kata Anhar Hadian Senin, 26 Desember 2024.

“Rumah sakit dan klinik utama, sudah kita berikan informasi supaya segera melapor apabila menemukan gejala seperti monkeypox. Tetapi sejauh ini kasus di Kota Bandung belum ada,” ucapnya

Adapun gejala cacar monyet, memiliki tanda-tanda cacar pada umumnya. Seseorang yang terkena cacar monyet, pada permukaan kulitnya akan muncul bintil-bintil bernanah bahkan melepuh.

Yang perlu di perhatikan virus ini  dapat menyebar ke manusia melalui luka yang terbuka dari gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi seperti tikus hingga tupai.

Selain itu, mengonsumsi daging yang terinfeksi virus penyebab cacar monyet juga dapat menyebabkan penyebaran penyakit ini.

Namun yang perlu di ingat virus monkeypox ini bisa menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh pengidapnya. Contohnya seperti melalui air liur yang masuk ke dalam mata, hidung, hingga mulut.

Namun, perlu diingat, penularan dari manusia ke manusia membutuhkan waktu lama dan kontak yang cukup intens. Itulah alasan penyakit ini cukup jarang terjadi antar manusia.

Untuk masyarakat yang terkena virus tersebut diminta untuk segera dilakukan pengobtan ke rumah sakit maupun puskesmas terdekat.




Pasien Cacar Monyet di Jawa Barat Bertambah Menjadi 5 Orang

Pasien cacar monyet di Jawa barat bertambah menjadi 5 orang (iStockphoto).

Pasien Cacar Monyet di Jawa Barat Bertambah Menjadi 5 Orang

BANDUNG, Prolite – Lagi-lagi penemuan kasus pasien yang positif terjangkit penyakit cacar monyet atau monkeypox bertambah di Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, Vini Adiani Dewi mengonfirmasi perihal pemberitaan penambahan pasien yang terjangkit monkeypox bertambah menjadi 5 orang.

“Yang positif (cacar monyet) menjadi 5 orang nambah satu. Untuk pasien yang dari Kota Bandung sudah sembuh,” ujar Vini pada Senin, 13 November 2023.

Dengan bertambahnya pasien monkeypox di Jawa Barat maka penyebaran penyakit ini sudah meluas di Jawa barat khususnya di Kota Bandung.

“Jadi pasien monkeypox dari Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cirebon, dan Kabupaten Cirebon (baru). Sedangkan untuk Kota Bandung sudah sembuh dan alhamdulillah setelah 21 hari tidak ada lagi yang positif,” jelasnya.

Karena semakin meluasnya penyakit tersebut maka dari itu Vini menginstruksikan kepada seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat untuk melakukan pelacakan kepada seluruh masyarakat.

Buat yang masih bertanya-tanya apasih penyakit cacar monyet itu?

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Kondisi ini adalah salah satu masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, umumnya ditandai dengan munculnya bintil bernanah pada kulit.

Penyakit ini sama seperti cacar air yang memiliki kondisi bintil bernanah pada kilit si penderita.

Untuk gejala awal terjangkit virus Monkeypox dimulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Kita ketahui penyakit cacar monyet dengan sangat gambang di tularkan kepada orang lain hanya dengan air liur maupun kontak fisik dengan penderita.

Untuk diketahui, Juru Bicara Kemenkes M Syahril Mansyur mengatakan bahwa hingga Minggu, 12 November 2023, kasus monkeypox di Indonesia menjadi 44 orang. Di mana DKI Jakarta (33 orang), Jawa Barat (5 orang), Banten (5 orang), dan Kepulauan Riau (1 orang).

Maka dari itu diminta kepada seluruh masyarakat harus mengenal lebih awal gejala terjangkit penyakit monkeypox.




Kasus Monkeypox Muncul di Kota Bandung, Pemkot Imbau Masyarakat Perhatikan Ini!

Ilustrasi Cacar monyet - monkeypox - Pixabay

Kasus Cacar Monyet atau Monkeypox Muncul di Kota Bandung, Pemkot Imbau Masyarakat Perhatikan Ini

BANDUNG, Prolite – Satu kasus cacar monyet atau monkeypox di Kota Bandung telah dikonfirmasi Dinas Kesehatan (Dinkes). Hal tersebut juga diakui Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna.

“Kita minta Dinkes sebagai leading sector harus fokus ke sana. Konon katanya, saya pernah lihat informasi saja bahwa potensinya itu dari bersentuhan. Tidak seperti Covid-19 dari udara saja, droplet sudah berbahaya,” ungkap Ema.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani memaparkan, kasus monkeypox di Kota Bandung telah terkonfirmasi positif berdasarkan hasil dari lab RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

“Kronologisnya, tanggal 23 Oktober 2023, pasien ke puskesmas karena sudah ada lesi yang muncul di badannya, maka dicurigai ke arah monkeypox. Lalu tanggal 24 Oktober dirujuk ke RSHS. Kita dapat hasil labnya tanggal 27 Oktober. Diagnosa pastinya keluar dari hasil pemeriksaan lab RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso,” papar Ira.

Pasien tersebut merupakan warga asli Kota Bandung berjenis kelamin laki-laki dan berusia 36 tahun. Ira menuturkan, sampai 21 hari ke depan, Dinkes terus memantau anggota keluarga yang serumah dengan pasien. Sembari berusaha mencari kontak erat lainnya.

“Kalau kontak erat, baru dengan orang serumahnya karena pasien sudah di ruang isolasi RSHS, belum bisa kita tanya lebih lanjut. Jadi untuk penularannya belum tahu dari mana. Belum tahu juga apakah ada orang yang punya tanda atau gejala yang mirip dengan yang dia alami,” tuturnya.

Dari hasil pemantauan sampai Senin, 30 Oktober 2023, kondisi pasien secara klinis masih stabil. Namun, belum bisa dipulangkan karena masih ada serangkaian tes dan pemeriksaan untuk memastikan kondisinya.

“Awalnya ada demam, pegal-pegal, dan sakit punggung. Kemudian muncul lesi di tangan dan kakinya. Itu yang membuat dia berobat ke puskesmas. Lalu puskesmas curiga kalau itu monkeypox,” jelasnya.

Ira menyebutkan, monkeypox sebenarnya mirip cacar air. Bisa dinyatakan sembuh jika sudah tidak menularkan lagi. Seperti keropengnya sudah rontok dan hanya tersisa bekas. Penularannya pun melalui skin to skin.

“Bedanya kalau cacar air itu isinya air. Sedangkan monkeypox ini isinya nanah. Kalau sudah tidak ada keluhan yang sangat menggangu, bisa 2 minggu sembuh. Tapi, kalau imunnya rendah, bisa lebih lama,” terang Ira.

Ia mengimbau bagi orang yang memiliki kontak erat dengan pasien monkeypox sebaiknya hindari bersentuhan secara langsung. Pasien juga bisa mencegah penularan dengan menggunakan baju panjang, asal jangan tergesek kulit untuk menghindari infeksi sekunder.

“Sebab kalau kena lesinya itu, penularannya bisa lebih cepat. Kalau kulit keropengnya yang terbang lalu menempel di kulit orang, itu bisa menular juga tapi sebenarnya harus dalam jumlah banyak,” akunya.

Menurut Ira, monkeypox tidak hanya bisa menular dengan berhubungan seksual. Selama seseorang melakukan sentuhan kulit dengan pasien monkeypox seperti bersalaman, potensi penularannya juga bisa terjadi.

Bahkan jika orang tersebut pernah terkena cacar air, bukan berarti ia kebal terhadap cacar monyet atau monkeypox.

“Kalau masalah jenis virus, ini ortopox. Kalau misal ada yang sudah pernah kerna cacar air, dia masih bisa tertular cacar monyet,” ucapnya.

Oleh karena itu, demi bisa memutuskan mata rantai penularan, Ira mengimbau agar masyarakat tetap menjaga jarak, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta rajin cuci tangan.

“Kalau harus mengurus orang-orang dengan monkeypox, bisa pakai handscoon, tidak bersentuhan kulit dengan kulit secara langsung. Setelah itu langsung cuci tangan,” tuturnya.

“Tingkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Barang-barang tidak dipakai bersama, tidak tidur dan makan bersama,” lanjutnya.

Meski harus waspada, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dengan adanya kasus positif monkeypox di Kota Bandung. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah masyarakat secara dini mengenali tanda dan kecurigaan monkeypox.

“Kalau ada demam apalagi ada pembesaran kelenjar getah bening atau sesekeleun. Bisa dicari di belakang kuping, bawah rahang bawah, tulang selangka (di dada), dan di lipat paha. Meski benjolannya hanya segede kacang, itu tetap diwaspadai,” katanya.

Lalu, jika sudah timbul lesi yang di dalamnya terdapat nanah, serta tengahnya ada titik seperti menyerupai donat. Maka, segera ke faskes terdekat.

“Ikuti terus perkembangan info mengenai monkeypox di channel resmi Kementerian Kesehatan. Jangan termakan hoaks. Nanti ada stigma dan diskriminasi. Takutnya pasien jadi tidak mau cek kesehatannya ke faskes,” imbuh Ira.




Kewaspadaan Tinggi : Kenaikan Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Apa yang Harus Diketahui?

Kasus Cacar Monyet

Prolite – Dilansir dari web resmi pemerintah Indonesia, ancaman penyakit cacar monyet atau dikenal juga dengan monkeypox (mpox) kian menjadi sorotan.

Data terbaru dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan adanya peningkatan kasus, dari 15 kasus menjadi 17 kasus hanya dalam tiga hari.

Menurut Ngabila Salama, Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, 14 dari total kasus tersebut merupakan pasien aktif dengan kisaran usia 25-35 tahun yang saat ini menjalani isolasi.

“Dengan positivity rate PCR mencapai 44%, semuanya menunjukkan gejala ringan dan diketahui tertular dari kontak seksual,” ungkap Ngabila pada Kamis (26/10/2023).

Wilayah DKI Jakarta yang terdampak meliputi Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Setiabudi, Grogol, dan Kembangan. Terdapat kekhawatiran bahwa penyakit ini telah menyebar ke daerah lain seperti Tangerang, Banten.

Seluruh pasien terkonfirmasi adalah laki-laki usia produktif. Salah satunya diketahui sebagai hasil dari kontak erat seksual dengan pasien lain yang positif.

Dalam respons terhadap situasi tersebut, pemerintah telah mengambil langkah-langkah preventif dan penanganan seperti pelacakan kontak erat, pemeriksaan laboratorium, isolasi, pemberian perawatan medis, dan vaksinasi bagi individu yang memiliki risiko tinggi tertular.

Menariknya, vaksin cacar monyet yang digunakan sama dengan vaksin cacar air dan disediakan secara gratis.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, menyampaikan, “Kami juga menerapkan pelaporan secara real time melalui aplikasi New All Record (NAR) yang sebelumnya digunakan selama pandemi Covid-19 dan kami telah menyampaikan laporan kepada WHO.”

Prioritas Vaksinasi Cacar Monyet

Vaksinasi cacar monyet – iStockphoto

Kementerian Kesehatan telah mengagendakan vaksinasi awal untuk 500 orang dari kelompok berisiko di Jakarta pada akhir Oktober 2023.

Menurut informasi tertulis dari Kemenkes, dosis vaksin telah disiapkan, dengan setiap orang mendapatkan dua dosis dengan jeda waktu empat minggu. Hingga saat ini, 157 dari target 495 orang kelompok berisiko sudah menerima vaksin.

Vaksinasi ini terutama ditujukan untuk kelompok LSL (lelaki seks lelaki) atau homoseksual serta mereka yang memiliki riwayat kontak seksual dalam dua minggu terakhir. Mulai dari 23 Oktober 2023, pemeriksaan sasaran telah dimulai.

Berdasarkan data yang ada, sebagian besar penderita cacar monyet adalah lelaki dengan orientasi homoseksual sebesar 86%, sementara sisanya adalah pria heteroseksual dan biseksual.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebelumnya telah menyatakan bahwa 98% kasus cacar monyet di dunia dialami oleh populasi homoseksual. Meskipun demikian, Tedros menekankan bahwa penyakit ini dapat menginfeksi siapapun.

WHO menyarankan negara-negara untuk mengambil tindakan guna mengurangi risiko penularan, terutama kepada kelompok yang lebih rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan mereka dengan kondisi imunosupresi.

Sejarah dan Penyebaran Cacar Monyet

Monkeypox –

Cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada 1958 di Republik Demokratik Kongo dari monyet yang diteliti.

Pada 1970, penyakit ini pertama kali terdeteksi pada manusia di Kongo dan Sudan, dan ditemukan menyebar melalui kontak dengan hewan terinfeksi, seperti monyet, tupai, atau tikus.

Sejak saat itu, wabah cacar monyet telah muncul di berbagai negara Afrika dan pada 2003, wabah tersebut terjadi di Amerika Serikat. Dilaporkan bahwa penyebabnya adalah tikus Afrika yang diimpor.

Dalam dua dekade terakhir, penyakit ini telah ditemukan di Asia, termasuk Singapura, Malaysia, dan kini Indonesia.

Di Indonesia, cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 2021 di Papua dan segera menyebar ke wilayah lain di Indonesia.

Gejala dan Pencegahan

Monkeypox – rri

Cacar monyet, penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Orthopoxvirus, menunjukkan gejala awal yang serupa dengan flu. Gejalanya meliputi:

  • Demam: Ini adalah tanda awal yang umum ditemukan pada penderita cacar monyet.
  • Sakit Kepala dan Otot: Penderita biasanya merasa sakit di bagian kepala dan otot.
  • Kelelahan: Rasa lelah atau kelemahan umum bisa menjadi salah satu gejala awal.
  • Ruam: Dalam perkembangannya, penderita akan menunjukkan tanda ruam yang lalu berubah menjadi lepuh berisi cairan.
  • Pembengkakan Kelenjar: Beberapa penderita mungkin juga mengalami pembengkakan pada kelenjar.

Dalam upaya pencegahan, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:

  • Vaksinasi: Meskipun pengembangan vaksin masih dalam tahap riset, ada beberapa jenis vaksin yang telah menunjukkan efektivitas dalam pencegahan cacar monyet.
  • Hindari Kontak dengan Hewan: Menghindari kontak langsung dengan hewan yang mungkin terinfeksi dapat mengurangi risiko penularan.
  • Gunakan Alat Pelindung Diri: Bagi mereka yang berada dalam lingkungan rawat atau merawat penderita, penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan sangat dianjurkan.
  • Kebersihan dan Cuci Tangan: Masyarakat dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan sabun setelah aktivitas dan menghindari kontak seksual dengan penderita atau individu yang memiliki risiko tinggi tertular.



Waspada Cacar Monyet, 1 Warga Bandung Teridentifikasi

Kenali perbedaan penyakit cacar monyet dan cacar air (iStockphoto).

1 Warga Bandung Teridentifikasi Bergejala Cacar Monyet

BANDUNG, Prolite – Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian membenarkan satu warga Kota Bandung terkena cacar monyet. Warga yang tidak disebutkan identitasnya itu kini dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin.

“Kami belum bisa secara langsung dengan pasiennya karena posisi sekarang sedang di isolasi di RSHS,” ujar Anhar, Senin (30/10/2023).

Seminggu lalu kata Anhar, mengutip dari keluarga pasien bahwa warga tersebut pulang dari perjalanan luar kota (Jakarta,red) kemudian mengalami gejala demam dan cacar pada umumnya.

Warga tersebut semula berobat ke Puskesmas sekitar Rabu Kamis pekan lalu kemudian karena gejala menunjukkan cacar monyet maka oleh Puskesmas dirujuk ke RSHS.

Tracing keluarga sendiri kata Anhar ada 7 orang dan dari ke tujuh orang tersebut belum ditemukan gejala cacar monyet atau gejala lainnya.

“Hanya saja kami tegaskan bila mereka mengalami demam agar segera melapor ke Puskesmas. Jangan disamakan dengan covid ya, meski sama penularan bisa droplet. Penularan cacar ini harus langsung sehingga kemungkinan kecil menyebar, jadi berbeda penaganannya,” tegasnya seraya mengatakan hasil tes lab keluar pada Jumat depan.

Anhar meminta keluarga pasien untuk lebih menjaga kesehatan dan kebersihan.

“Kami menentukan siapa kontak erat nya. Yang jelas satu rumah itu kontak erat, diluar itu kami punya cara menentukannya,” tutupnya.




Penemuan 1 Kasus Cacar Monyet di Bandung , Kondisi Pasien Belum Diketahui  

Penemuan 1 kasus cacar monyet di Bandung (iStockphoto ).

Penemuan 1 Kasus Cacar Monyet di Bandung , Kondisi Pasien Belum Diketahui

BANDUNG, Prolite – Kasus cacar monyet atau monkeypax sekarang ditemukan di Bandung, setelah sebelumnya sebanyak 17 pasien terjangkit di DKI Jakarta.

Jumlah kasus mengalami penambahan dari laporan per 27 Oktober 2023 mencapai 17 kasus yang seluruhnya berasal dari DKI Jakarta.

Untuk pasien yang ditemukan di bandung hingga kini belum dapat di konfirmasi lebih lanjut perihak kondisi setelah terjangkit virus cacar monyet.

Bahkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak mengonfirmasi lebih lanjut perihal kondisi pasien maupun lokasi spesifik dari temuan kasus di Bandung.

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Dalam kasus ini antara monkeypox dan cacar air memiliki kesamaan kondisi penderitanya.

Untuk penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi lewat gigitan hewan, kontak langsung dengan atau kulit hewan, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus.

Meski gejala yang di timbukan sama seperti penyakit lain seperti cacar air dan herpes namun untuk virus monkeypox bisa di bedakan juga.

Hingga saat ini, belum ada obat monkeypox secara spesifik. Pasalnya, kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya dalam 2-4 minggu.

Namun, beberapa negara menggunakan tecovirimat sebagai cara mengobati cacar monyet. Obat ini bekerja dengan menghambat virus monkeypox berkembang biak dan menyebar ke orang lain.

Selama mengalami gejala cacar monyet, pengidap disarankan untuk memaksimalkan waktu istirahat, mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi serta menjaga pola makan sehat.

Pengidap cacar monyet juga disarankan melakukan karantina mandiri dan tidak keluar rumah untuk meminimalisir penyebaran.

Dinas Kesehatan Jawa Barat meminta kepada seluruh warga Jawa Barat untuk tetap menjaga kesehatan jika menemukan gejala-gejala monkeypox segera periksakan ke rumah sakit terdekat.




7 Pasien Terjangkit Virus Cacar Monyet terjadi di DKI Jakarta

Ilustrasi penyakit cacar Monyet (RSUD Blora)

Prolite – Geger virus cacar monyet atau Monkeypox sudah banyak kasus terjangkit di DKI Jakarta.

Sebanyak 7 pasien yang sudah dinyatakan positive terkena Monkeypox dan sekarang sedang menjalani isolasi di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Lantas apa itu penyakit cacar monyet?

Prima Hospital
Prima Hospital

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Menanggapi ramainya kasus virus cacar tersebut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Jawa Barat Rochady Hendra Setya Wibawa menyatakan prihatin atas kasus tersebut.

Namun dijelaskan juga untuk kasus virus monkeypox di 27 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat belum ada laporan temuan kasus seperti itu.

Namun pihaknya melakukan antisipasi langkah kewaspadaan akan diterapkan kepada seluruh warga Jawa Barat.

“Kami saat ini menerapkan status waspada. Beberapa fasilitas kesehatan kini mulai disiapkan untuk penanganan kasus monkeypox,” ujar Rochady dikutip dari , Selasa (24/10).

Ia merasa gelisah karena diketahui Jawa barat merupakan Provinsi paling terdekat dengan DKI Jakarta, maka dari itu semua langskah menanganan sudah disiapkan untuk terhindar dari virus monkeypox.

Penanaganana yang sudah di siapkan oleh Dinkes Jawa Barat yakni menyediakan tempat isolasi untuk yang terpapar virus cacar monyet di beberapa rumah sakit di Jawa Barat.

Bukan hanya itu Dinkes Jawa Barat juga meminta agar kabupaten dan kota berperan aktif melaporkan langsung temuan kasus cacar monyet. Sebab, penanganan nantinya akan turut dilakukan langsung juga oleh Kementerian Kesehatan.

“Jadi kalau ditemukan kasus-kasus atau gejala mengarah pada cacar monyet, itu dilaporkan,  kemudian diambil sampelnya, dikirim ke Jakarta. Nanti untuk tindak lanjut lebih lanjut gitu,” katanya.

Cacar monyet sendiri, kata dia, sifat penularannya berbeda dengan Covid-19. Penularan monkeyvox, terjadi lewat bersentuhan langsung dan bisa lewat luka yang diderita oleh pasien. Oleh sebab itu, dia mendorong agar masyarakat tetap menjaga kesehatan agar imunitas tubuh baik.