Amalan untuk Wanita Haid di Lailatul Qadar

JAKARTA, Prolite – Malam Lailatul Qadar adalah malam yang ditunggu oleh seluruh umat islam yang menjalankan puasa di bulan Ramadhan ini. Lailatul qadar disebut sebagai malam yang lebih mulia dari seribu bulan.

Bahkan, keistimewaan malam lailatul qadar hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW.

Pada malam yang diprediksi jatuh pada 10 hari terakhir Ramadhan itu, umat islam berbondong-bondong meraih keutamaan dengan mengerjakan berbagai amalan.

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa para nabi terdahulu ingin kembali hidup meski tidak membawa ajarannya hanya demi menjadi umat Rasulullah SAW dan mendapatkan malam lailatul qadar.

Dimalam lailatul qadar Allah SWT memerintahkan para malaikat-Nya untuk turun ke Bumi dan menuliskan segala urusan seperti takdir, rezeki dan ajal yang ada pada tahun tersebut. Hal ini didasarkan dalam surat Al-Qadr ayat 4 yang berbunyi:

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

Artinya: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan,”

Baca Juga : 7 Doa Pembuka Pintu Rezeki

Namun, bagaimana dengan wanita haid? Seperti yang kita ketahui, wanita yang sedang haid atau nifas tidak diperbolehkan untuk mengerjakan ibadah salat ataupun membaca Al-Qur’an.

Amalan bagi Wanita Haid untuk Meraih Malam Lailatul Qadar
Muhammad Adam Hussain SPd MQHi dalam bukunya yang bertajuk Sukses Berburu Lailatul Qadar menjelaskan bahwa ada sejumlah amalan yang bisa dikerjakan oleh wanita haid untuk meraih malam lailatul qadar.

Salah satunya membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf, ini sesuai dengan pendapat dalam at Tamhid (17/397), Ibnu Abdil Barr berkata:

“Para pakar fiqh dari berbagai kota baik Madinah, Irak, dan Syam tidak berselisih pendapat bahwa mushaf tidaklah boleh disentuh melainkan oleh orang yang suci dalam artian berwudhu. inilah pendapat Imam Malik, Syafi’i, Abu Hanifah, Sufyan ats Tsauri, al Auzai, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahuyah, Abu Tsaur dan Abu Ubaid. Merekalah para pakar fiqh dan hadits di masanya,”

Baca Juga : Doa agar Hati Tenang, Sabar, dan Diberi Kemudahan

Selain membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf, ada juga amalan lainnya yang dapat dikerjakan. Antara lain sebagai berikut:

  • Berzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (laa ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan zikir lainnya
  • Memperbanyak istighfar
  • Memperbanyak doa
  • Menurut buku Ibadah Penuh Berkah Ketika Haid dan Nifas karya Himatu Mardiah Rosana, wanita dalam kondisi haid bisa mengerjakan amalan-amalan tersebut karena tergolong ibadah mahdhah yang tidak mensyaratkan kesucian dalam melakukan istighfar, zikir, dan doa. Ada juga yang menyarankan untuk perbanyak doa yang dilafalkan oleh Aisyah RA sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. (*/ino)



Ini Resiko Makanan Dipanaskan Berkali-kali

Makanan dipanaskan

BANDUNG, Prolite – Kebiasaan yang seringkali terjadi di saat Bulan Suci Ramadan adalah kerap banyak makanan yang tersisa lalu makanan dipanaskan hingga berkali-kali. Ini sebaiknya dihindari karena ditengarai dapat menimbulkan penyakit.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian mengimbau agar masyarakat Kota Bandung meningkatkan daya tahan tubuh.

“Apalagi sekarang cuaca tidak menentu. Kadang hujan besar, kadang panas. Kuncinya meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau tidak, kita mudah terserang beragam penyakit,” ujar Anhar.

Menurutnya, salah satu penyakit yang sering diidap pada musim pancaroba adalah flu dan diare. Bahkan, ada potensi seperti DBD yang juga harus diwaspadai.

Baca Juga : Tips Menjaga Kesehatan di Musim Hujan

Selain itu, Anhar mengimbau warga berhati-hati dalam mengonsumsi makanan. Sebab pada bulan puasa justru makanan akan semakin berlimpah.

“Akhirnya makanan itu tidak dibuang, tapi disimpan lalu makanan dipanaskan berkali-kali. Sampai sebetulnya sudah tidak boleh lagi dikonsumsi karena sudah rusak makanannya, vitaminnya juga sudah tidak ada. Malah sudah ada bakteri yang bisa menyebabkan penyakit,” paparnya.

Sebab, biasanya warga merasa sayang untuk membuang makanan yang tersisa. Padahal secara kualitas sudah ‘rusak’ dan tidak layak makan.

Baca Juga : Menu Masakan Praktis Untuk Makan Siang

“Jangan menumpuk makanan berlebihan. Kemudian jangan konsumsi makanan yang sudah ‘rusak’. Sebagian jenis makanan ada yang aman untuk ditaruh di kulkas. Tapi, tetap ada batas kadaluarsanya,” imbaunya.

Selain itu, terkait kondisi Covid-19 di Kota Bandung saat ini, Anhar mengatakan, kasus Covid-19 sudah sangat melandai. Semua indikatornya pun melandai. Rumah sakit juga sudah hampir kosong.

“Penyintasnya pun tidak ada yang sampai sakit parah. Hanya sedang atau ringan. Malah sebagian besar itu ringan. Jadi, masyarakat sudah boleh buka bersama,” imbuhnya.(ist/*kai)




Jelang Bulan Suci, Komoditas Pangan Aman

komoditas pangan

BANDUNG, Prolite – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menjamin ketersedian berbagai komoditas pangan menjelang bulan suci ramadhan 1445 Hijriah aman terkendali.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Meiwan Kartiwa saat menjadi narasumber Bandung Menjawab, Selasa 14 Maret 2023.

Untuk itu, Meiwan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying dan menimbun barang kebutuhan pokok secara berlebihan.

Baca Juga : Jelang Ramadan, PKL dan Bazar Bakal Ditata

“Insyaallah semua (komoditas pangan,red) masih aman dan tersedia. Jangan membeli berlebihan agar tidak menggangu stok barang. Insyaallah stok kebutuhan pokok aman tersedia,” katanya.

Meiwan juga memastikan pihaknya akan menindak tegas jika ditemukan terjadi penimbunan kebutuhan pokok masyarakat.

Disdagin Kota Bandung secara rutin memantau ke lapangan untuk memastikan harga dan stok komoditas pangan atau barang kebutuhan pokok tersedia dengan baik.

“Kita rutin melakukan monitoring harga ke lapangan. Kalau ada kelangkaan, pasti harga tinggi. Kita juga lakukan sidak ke distributor dengan instansi terkait untuk mencegah adanya penimbunan bahan pokok,” katanya.

Baca Juga : Gumasep, Naikkan Omzet 120 Pelaku UMKM

“Kalau ada pedagang yang menjual dengan harga tidak wajar silahkan laporkan ke Disdagin,” imbuhnya.

Dari hasil peninjauan lapangan, kata Meiwan, memang ada beberapa komoditas yang telah terjadi kenaikan. Namun hal itu masih dalam tahap wajar.

Perlu diketahui, cabai rawit merah rata rata di angka Rp70-80 ribu per kilogram, cabai rawit hijau Rp60-70 ribu per kilogram. Komoditas lainnya masih stabil telur ayam masih di angka Rp27-29 ribu, daging ayam Rp34-36 ribu, daging sapi Rp120-140 ribu.

Baca Juga : Kenaikan Harga Beras Sumbang Inflasi

“Minyak goreng curah atau kemasan masih tersedia. Gula pasir aman tersedia di pasaran,” katanya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk datang ke pasar murah yang digelar Pemkot Bandung untuk mendapatkan berbagai macam kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

“Silahkan datang ke pasar murah, untuk mendapatkan berbagai macam kebutuhan pokok yang murah,” kata dia. (rls/kai)