312 Jukir Akan Diberikan Kompensasi Kehadiran BRT

BANDUNG, Prolitenews – Wakil Wali Kota Bandung, Erwin menyampaikan saat akan pengoperasian Bandung Rapid Transportasi (BRT) ada sekitar 312 juru parkir (jukir) yang nanti mendapat kompensasi.
“Terakhir kita rapat di sini di Balai Kota. Kita nunggu kabar dari Kementerian Perhubungan terkait untuk sosialisasi. Kami cek ke Dinas UMKM, mereka sudah siap. Tapi kalau untuk juru parkir, itu sekitar 312 kalau tidak salah Itu bisa dianggarkan untuk kompensasi 6 bulan,” jelas Erwin di balai kota.
Sekali lagi kata Erwin kompensasi diberikan kepada orang yang saat ini menjadi jukir dan nilai kompensasi adalah UMR untuk selama 6 bulan.
Sedang untuk pedagang kaki lima (PKL) kata Erwin tidak dapat ganti rugi dengan alasan dalam perda disebutkan bahwa para PKL tidak dapat ganti rugi.
“Tapi kita akan memanusiakan manusia dengan mencoba merelokasi para pedagang PKL yang ada di lokasi. Tapi memang kita lagi nyari solusi juga dari World Bank maupun dari perhubungan terkait PKL ini. Tapi kalau di kota Bandung tidak ada,” ucapnya.
Jumlah PKL sendiri Erwin mengaku belum tahu pasti. Pasalnya berubah-ubah dari 1500 menurun menjadi 700 sekian, 280 sekian.
“Jadi gini juga data belum jelas, waktu kemarin itu kita 1500, terus turun lagi 700 sekian, terakhir itu cuma 280 sekian, 300an kurang gitu,” tugasnya.
Kata Erwin hal itu dikarenakan posisi PKL tidak menetap jualannya, sementara yang menetap ada segitu.
“Nah ini nunggu fix nya mungkin bisa minggu ini lah sudah ada fix nya. Karena posisi kemarin itu yang mendata itu dari World Bank Kementerian Perhubungan,”ujarnya.
Kompensasi sendiri akan diberikan setelah nama-namanya disebutkan di keputusan wali kota (kepwal). Dan dalam artian setelah kepala terbit para jukir tersebut tidak lagi menjadi jukir.
“Ya, itu kan kompensasi namanya juga.
Karena tempatnya sudah nggak ada tempat parkir lagi, dipakai untuk BRT,” terangnya.
Nasib para jukir setelah 6 bulan itu kata Erwin, belum ditentukan. Hanya dipahami bahwa kompensasi 6 bulan karena lokasi tugasnya dipakai BRT.
“Nah mungkin bisa dialokasikan, cuma yang pasti bahwa saat ini kita ada kompensasi dulu. Bisa pakai usaha, biaya untuk bisnis mungkin, bawa UMKM, seperti itu,” imbuhnya.
Masih kata Erwin, pihaknya belum mengetahui pasti jukir dititik mana saja yang terdampak BRT.
“Saya tuh lupa lagi tempatnya takut salah, cuma yang pasti depo Cicaheum sama Leuwipanjang. Parkir-parkir ini posisinya kan banyak ya, kayaknya bukan hanya satu ini kebayang 312 berarti. Anggap aja biasanya kan tukang parkir ini satu orang satu lokasi nah ini kan banyak, atau disitu ada lokasi mungkin di shift kan jadi .satu lokasi dua jukir, ada juga seperti itu,” bebernya.
Sedang keberadaan mesin parkir kata Erwin bisa dipindahkan.
Dan untuk antisipasi kemacetan diakui Erwin akan ada pengaturan atau rekayasa jalur.
“Kedua juga mungkin tahapannya tidak akan dibangun langsung semua kan, pasti ada jalan, tetap ada jalan, karena kan bicaranya tidak besar juga. Terus untuk saat ini kita fokus dulu yang depo Cicaheum sama Leuwipanjang,” tutupnya.
