Beberapa Bahan Pokok Tidak Mengalami Penurunan Harga Pasca Lebaran 2024

Pedagang bahan pokok di pasar tradisional (Liputan6).

Beberapa Bahan Pokok Tidak Mengalami Penurunan Harga Pasca Lebaran 2024

Prolite – Beberapa bahan pokok mengalami kenaikan saat menjelang hari raya Idul Fitri, hingga kini harga beberapa bahan pokok di Kota Bandung mulai mengalami penurunan.

Namun masih ada pula komoditi yang harganya tetap atau tidak mengalami perubahan meski sudah sepekan sejah Hari Raya Idul Fitri.

Bahkan banyak warga yang merasa berat dengan kenaikan beberapa bahan pokok di pasaran.

Seperti pada harga beras premium dan medium yang kini mencapai Rp dan Rp per kilonya.

Ada juga yang mengalami penurunan harga seperti daging ayam broiler yang sebelumnya mencapai Rp per kilo kini turun menjadi Rp per kilo.

Untuk harga daging ayam memang sempat mencapai angka tertinggi saat menjelang Lebaran kemarin.

Namun warga tidak bisa berbuat banyak karena kebutuhan maka dengan harga segitu mereka terpaksa membelinya.

Sedangkan untuk harga tetap tercatat pada minyak goreng curah berkisar Rp18 ribu dan minyak goreng kemasan Rp20 ribu per liter. Serupa dengan tepung terigu rata-rata seharga Rp11-14 ribu.

Namun untuk harga bawang merah terus merangkak naik hingga mencapai Rp per kilogramnya.

Harga ini terus naik sejak sebelum lebaran hingga kini lebaran telah usai harga bawang merah masih terus menaik secara gila-gilaan.

Sedangkan untuk harga daging sapi tidak begitu besar penurunan harganya, bahkan untuk daging beku harganya masih sama kisaran Rp per kilogramnya.

Bukan hanya daging sapi yang tidak mengalami perubahan harga ada juga telor ayam broiler yang juga tidak mengalami perubahan harga dengan kisaran Rp per kilogramnya.

Masyarakat berharap untuk harga-harga bahan pokok tersebut bisa terus turun.




Inflasi Kota Bandung 1,95 Persen, Siap Stabilkan Harga Pangan

ilustrasi - inflasi kota bandung

Inflasi Kota Bandung ini Terendah di Jabar

BANDUNG, Prolite – Pencapaian inflasi Kota Bandung bulan Februari 2024 sebesar 1,95 persen. Inflasi Kota Bandung ini yang terendah di antara sepuluh kabupaten dan kota se – Jawa barat, yang menjadi sampel perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS).

“Laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung tertinggi kedua di antara kabupaten kota di Bandung Raya. Kinerja Ekonomi Kota Bandung tahun 2023 tumbuh positif sebesar 5,07 persen,” kata Bambang pada High Level Meeting menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri, di Hotel Amarossa, Rabu 6 Maret 2024.

Ia mengatakan, perkembangan inflasi Februari 2024, inflasi month to month Kota Bandung sebesar 0,38 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,40.

“Adapun andil inflasi bulan Februari yaitu beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam, minyak goreng hingga kentang. Kalau turut andil deflasi cabai rawit dan bawang merah,” bebernya.

Bambang menuturkan, terdapat 8 rekomendasi saat rapat koordinasi HKBN 2024. Salah satunya ketersediaan 12 pangan pokok menjelang bulan ramadan dan Idulfitri mencukupi.

“Sekarang kita siapkan antisipasinya. Harus jaga stabilitas keamanan selama bulan puasa dan Hari Raya Idulfitri,” tuturnya.

Adapun perkembangan harga Kepokmas bulan Maret 2024. Pada minggu pertama bulan Maret yang naik yaitu daging ayam ras, telur ayam ras.

Terjadi penurunan yaitu beras medium, beras premium, cabe rawit merah, cebe merah tanjung.

Beras medium turun dari harga menjadi , di atas HET sebesar 37,6 persen.

“Hal itu disebabkan masih musim tanam, sehingga produksi beras cenderung lebih rendah,” ujarnya.

“Sementara beras premium turun dari menjadi dari HET sebesar 22,3 persen,” ungkapnya.

Atas hal tersebut, Bambang mengatakan, berbagai upaya yang akan dilakukan di antaranya, komoditas beras dilakukan pengecekan ketersediaan beras Bulog ke Gudang Bulog.

“Memastikan cadangan pangan pemerintah daerah, mendorong Bulog untuk melakukan distribusi beras SPHP melalui ritel dan toko modern, melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM),” ujar Bambang.

Di tempat yang sama, Kepala Bagian Perekonomian Kota Bandung, Tubagus Agus Mulyadi mengungkapkan, inflasi Kota Bandung untuk bulan Februari 2024, berada pada posisi paling rendah dibandingkan dengan 10 kota sampel perhitungan inflasi oleh BPS yaitu sebesar 1,95 persen.

Andil inflasi Kota Bandung seperti beras sebesar 0,25 persen, cabari merah (0,07 persen) dan nasi dengan lauk (0,05 persen), telur ayam ras 0,05 persen, emas perhiasan (0,02 persen), kentang (0,01 persen) dan daging ayam ras (0,01 persen).

Kendati demikian, beras menjadi penyumbang inflasi terbesar. Hal ini dikarenakan mundurnya masa tanam akibat perubahan cuaca El Nino sehingga pasokan beras berkurang dipasaran berdampak pada kenaikan harga beras naiknya secara nasional.

“Namun secara umum komoditas pangan Kota Bandung relatif masih stabil walaupun menjelang HKBN terjadi kenaikan beberapa komoditas tertentu,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, untuk meredam kenaikan harga beras di tingkat konsumen Pemkot Bandung bekerja ama dengan Bulog dan stakeholder telah dan akan melakukan operasi pasar murah beras medium sebanyak 30 kali yang tersebar di kecamatan di Kota Bandung dan juga gerakan pangan murah sabanyak 39 kali.

“Mudah – mudahan dengan ada kegiatan itu dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan,” katanya.




Gelar Pasar Murah, Bantu Warga Imbas Harga Bahan Pokok Meroket

pasar murah PKS

Gelar Pasar Murah, Bantu Warga Imbas Harga Bahan Pokok Meroket

BANDUNG, Prolite – Mengingat sembako adalah kebutuhan pokok, PKS Bandung serentak disetiap kecamatan mengadakan Pasar Murah bentuk kepedulian kondisi harga yang melonjak naik dan implementasi kampanye gagasan PKS yaitu Pangan Murah.

Jelang Natal dan Tahun Baru, harga kebutuhan pokok kian meroket. Selain karena komsumsi meningkat faktor alam pun mempengaruhi, namun dipastikan stok kebutuhan pokok di Kota Bandung tersedia.

“Ini sebagai salah satu bentuk kepedulian kita PKS terhadap kondisi yang dihadapi masyarakat karena memang kebutuhan pokok masyarakat salah satunya sembako itu lumayan tinggi harganya,” kata Ketua DPD PKS Kota Bandung Ahmad Rahmat Purnama saat meninjau kegiatan Pasar Murah, Sabtu (16/12/2023) pagi.

Pantauan dilapangan, masyarakat antusias menyambut adanya Pasar Murah yang diadakan PKS. Ade warga Sukabungah mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan PKS lantaran membantu masyarakat kecil.

“Terima Kasih kepada PKS yang sudah membantu masyarakat sekitar Sukabungah, bisa membantu rakyat kecil,” kata Ade

Senada dengan Ade, Dini warga Cibarengkok juga mengapresiasi PKS telah menyelenggarakan kegiatan ini.

“Sangat berterima kasih kepada PKS karena menyelenggarakan sembako murah, membantu banget, bersyukur banget ada acara ini,” kata Dini.

Mendapat apresiasi positif dari para pengunjung, Ahmad Rahmat menyebut ke depan kegiatan PKS ini diadakan serentak kembali di seluruh kecamatan.

Politisi PKS ini juga mengapresiasi kegiatan Pasar Murah yang diadakan oleh Pemerintah Kota Bandung, namun ia mendorong pelaksanaannya agar lebih intens dan bervariatif komoditasnya, mengingat sembako adalah kebutuhan pokok.

“Pasar Murah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota bisa dilaksanakan kembali, dan juga tentu bisa variatif komoditinya yang ditawarkan ke masyarakat, masalah pangan adalah masalah pokok yang dihadapi masyarakat dan ini mempengaruhi kualitas hidup masyarakat,” kata Ahmad Rahmat.




Di Gerakan Pangan Murah Cabai Rawit Cuma 70 Ribu per Kilo!

Gerakan Pangan Murah

Di Gerakan Pangan Murah Cabai Rawit Cuma 70 Ribu per Kilo!

BANDUNG, Prolite – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menghadirkan Gerakan Pangan Murah di halaman Kantor Kecamatan Gedebage, Selasa 7 November 2023.

Berbagai komoditas pangan dengan harga lebih murah hadir pada acara Gerakan Pangan Murah ini. Mulai dari beras SPHP ( kg), MinyaKita ( liter), ayam ( ekor), telur ayam ( kg, cabai rawit ( kg) dan aneka sayuran serba .

Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menyebut, kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan beberapa pihak. Antara lain DKPP Provinsi Jawa Barat, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bank Indonesia.

Gerakan Pangan Murah

Menurutnya, GPM merupakan upaya Pemkot Bandung dalam menghadirkan pangan dengan harga terjangkau bagi masyarakat.

“Dari sisi pangan yang ditawarkan, ini semua pangan strategis. Dan harganya pun terjangkau. Kami mendapat subsidi dari Bank Indonesia, termasuk juga dari DKPP Provinsi Jawa Barat,” ujar Gin Gin.

Ia melanjutkan, GPM telah digelar sebanyak 17 kali pada 2023, dan masih ada 4 kali lagi. Sehingga, GPM pada tahun ini nantinya akan berjumlah 21 kali.

“Kami rasa ini yang sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi di tengah kenaikan harga beberapa komoditas pangan yang terjadi belakangan ini,” katanya menambahkan.

Bukan hanya pangan dengan harga terjangkau, pada GPM edisi 7 November 2023 juga masyarakat dapat mengakses layanan pemerintah lainnya. Mulai dari layanan kependudukan, hingga layanan pajak.




Harga Daging Ayam dan Cabai Merah di Bandung Masih Tinggi Pasca Idul Adha

BANDUNG, Prolite – Seminggu lebih pasca Hari Raya Idul Adha, harga daging ayam dan cabai di Kota Bandung masih tinggi.

Lebaran telah usai, dan suasana kembali normal setelah momen yang penuh makna tersebut. Namun, ada satu hal yang masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Bandung, yakni harga daging ayam dan cabai yang tak kunjung menurun pasca Idul Adha.

Peningkatan jumlah daging ayam di pasaran seharusnya mempengaruhi harganya, dengan adanya kecenderungan penurunan pasca perayaan kurban. Namun, apa yang terjadi di pasar Bandung justru sebaliknya.

Daging Ayam

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian atau Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah menyebutkan harga daging ayam di pasar tradisional bisa mencapai Rp – Rp per kilogramnya. Sedangkan, harga cabai rawit bisa mencapai Rp – Rp per kg, bahkan untuk cabai tanjung bisa mencapai harga Rp – Rp per kilogramnya.

Sementara daging yang dijual di toko ritel harganya malah lebih rendah dibandingkan di pasar tradisional. “Hari Minggu kemarin saya memantau ke salah satu toko ritel. Harga daging ayam dibandrol seharga Rp . Itu beratnya 0,8 kg atau 0,9 kg, kalau per kilogramnya jatuh di harga Rp ,” ujar Elly, Selasa (4/7/2023).

Mengapa Harga Daging Ayam dan Cabai Masih Belum Turun Sampai Saat ini?

Beberapa faktor menjadi penyebab hal ini terjadi pasca Idul Adha di Bandung.

Pertama, menurut Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa, harga pakan ayam yang naik dan juga permintaan akan keduanya yang meningkat menjadi faktor utama penyebab lonjakan harga tersebut.

Faktor lainnya, Meiwan juga menjelaskan terkait perbedaan harga diantara pasar tradisional dengan toko ritel. Rantai pasok di mana toko ritel mendapatkan ayam yang sudah dipotong, langsung dari distributor dan tinggal dijual, sedangkan di pasar tradisional alurnya lebih panjang.

Selain itu, di pasar tradisional rata-rata menjual daging ayam per kilogram, sementara di toko ritel tidak per kilogram. “Biasanya (di toko ritel) kurang dari satu kilogram, seperti 0,8 kilogram atau 0,9 kilogram beratnya,” jelas Meiwan.

Akan tetapi sebaliknya dengan cabai. Meiwan menjelaskan bahwa cabai yang dijual di toko ritel lebih mahal karena kualitasnya sudah dipilih secara higenis dan dikemas dengan baik. Sedangkan di pasar tradisional cabai dibiarkan tanpa ada pemilihan seperti di ritel.

Untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan mengembalikan kestabilan harga daging ayam juga cabai, Meiwan menuturkan bahwa “Ketersediaannya dulu yang kita pastikan aman, sambil kita memantau pergerakan harganya. Kita juga terus berkoordinasi dengan pihak distributor ayam dan cabai, serta daerah penghasil. Kenaikan daging ayam dan cabai bukan hanya di Kota Bandung, tapi rata hampir di semua daerah”.

Kepedulian dan kerjasama dari semua pihak diharapkan mampu membantu mengatasi masalah ini. Dengan begitu, masyarakat Bandung dapat kembali menikmati hidangan lezat dari daging ayam dan cabai merah tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

Semoga saja, dalam waktu dekat, harga daging ayam dan cabai merah dapat kembali normal dan terjangkau bagi semua kalangan. Mari kita sama-sama berharap yang terbaik untuk kebaikan bersama!




Harga Bahan Pokok Jelang Ramadan, Naik

Bahan Pokok

BANDUNG, Prolite – Menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri terdapat beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan. Beberapa bahan pokok di pasar tradisional Kota Bandung mengalami kenaikan harga.

Pedagang berpendapat semua harga bahan pokok akan mengalami kenaikan menjelang hari raya keagamaan, seperti sekarang menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

Kenaikan harga pangan mulai dari telur ayam yang sebelumnya menjual dengan harga Rp sekarang naik menjadi Rp

Beras medium juga mengalami kenaikan satu pecan lalu dengan harga Rp. kini merangkak naik menjadi Rp.

Baca Juga : Jelang Bulan Suci, Komoditas Pangan Aman

Kenaikan harga pokok di tingkat konsumen mengikuti harga pemasok yang juga mengalami kenaikan. Kendati telah memasuki masa panen beras, kenaikan harga masih terjadi karena mendekati Ramadan.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan, Pengawasan, Kemetrologian pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Meiwan Kartiwa membenarkan harga sejumlah kebutuhan pokok mulai naik. Meski terjadi kenaikan, pihaknya berpandangan, harga sejumlah kebutuhan pokok masih terbilang stabil.

Baca Juga : BSM+, Hadirkan Data Terintegrasi Bandung Smart City

Kenaikan terjadi bukan hanya telur dan beras tapi bahan pokok dan pangan juga terjadi pada harga cabai, bawang hingga daging.

Meiwan menyampaikan, pihaknya rutin memantau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional maupun ritel, serta ketersediaan stok di distributor.

Disdagin bertujuan membantu masyarakat beroleh kebutuhan pokok dengan harga murah, maka dari itu pihaknya mengadakan pasar murah pada 30 kecamatan. Waktu pelaksanaannya terbagi dua sesi, menjelang Ramadan, dan yang beberapa hari sebelum Idulfitri. (*/ino)