Assistant With Bard : Menuju Asisten Digital yang Lebih Personalisasi

Prolite – Dilansir dari blog resmi Google pada 4 Oktober 2023, dalam acara Made by Google, dunia diperkenalkan dengan “Assistant with Bard”.

Dalam era digital saat ini, kemudahan akses informasi menjadi sesuatu yang sangat dinantikan oleh banyak orang. Siapa sih yang terkadang coba Google Assistant untuk mencari informasi, dan terkagum dengan kemampuannya?

Kominfo
Ilustrasi AI – sariteknologi

Teknologi semakin hari semakin pintar dan mengerti apa yang kita butuhkan. Dan baru-baru ini, Google kembali membawa kabar gembira untuk para pengguna setianya.

Inovasi ini merupakan gabungan antara kemampuan Google Assistant dengan generative AI, yang bertujuan untuk membantu pengguna tetap terhubung dengan hal-hal yang paling penting hanya dengan menggunakan ponsel.

Selama tujuh tahun terakhir, Google Assistant telah membantu ratusan juta orang menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan cara yang alami dan interaktif, mulai dari mengatur alarm, menanyakan cuaca, hingga melakukan panggilan cepat, semua dengan perintah sederhana “Hey Google”.

Namun, dengan kehadiran generative AI, kini asisten digital tak hanya berfungsi sebagai pencari informasi, tetapi juga menjadi teman yang memahami dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengguna.

Illustrasi Microsoft Vs Google – Style Factory

Namun, di balik inovasi ini, ada sebuah narasi persaingan yang menarik untuk disimak. Google dan Microsoft sedang bersaing ketat dalam memperkaya konten untuk membangun AI yang lebih canggih.

Keduanya adalah raksasa teknologi yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi penggunanya. Dan konten, adalah salah satu kunci untuk menciptakan AI yang mampu memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik.

Dengan kemampuan Bard yang kini dapat terhubung dengan berbagai aplikasi dan layanan Google, pengguna kini bisa mengakses berbagai layanan mereka dengan lebih mudah dan cepat.

Misalnya, jika Anda baru saja mengambil foto anjing lucu Anda dan ingin membagikannya ke media sosial, Anda hanya perlu mengaktifkan fitur Assistant with Bard di atas foto Anda dan memintanya untuk menulis caption untuk Anda.

Semua proses ini didesain untuk mempermudah interaksi pengguna dengan perangkat mereka.

Tidak hanya itu, Google juga memastikan bahwa privasi pengguna tetap terjaga. Meskipun Assistant with Bard memiliki kemampuan yang canggih, namun privasi pengguna tetap menjadi prioritas.

Pengguna dapat memilih pengaturan privasi mereka sendiri, memastikan bahwa data mereka tetap aman dan terlindungi.

Assistant With Bard Saat Ini Masih Dalam Tahap Eksperimen Awal

Bard yang memiliki integrasi dengan aplikasi dan layanan Google lainnya – Google

Google berencana untuk segera meluncurkannya kepada tester awal untuk mendapatkan feedback sebelum akhirnya dirilis ke publik dalam beberapa bulan ke depan.

Ini menjadi bukti bahwa Google selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi penggunanya, sambil tetap memastikan bahwa produk yang mereka ciptakan aman dan terpercaya.

Dalam persaingan antara Google dan Microsoft, sebagai pengguna, kita adalah pihak yang diuntungkan. Kedua raksasa teknologi ini terus berupaya memberikan inovasi terbaik mereka untuk mempermudah hidup kita.

Dan dengan kehadiran “Assistant with Bard”, kita dapat melihat bagaimana teknologi bisa menjadi lebih dari sekadar alat, tetapi juga teman yang selalu ada untuk membantu kita.

Dalam dunia yang semakin digital, kehadiran asisten digital yang mampu memahami dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan kita menjadi sangat penting.

“Assistant with Bard” mungkin hanya satu dari sekian banyak inovasi yang akan datang di masa depan.

Namun, satu hal yang pasti, dengan adanya persaingan sehat antara raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft, kita dapat berharap akan selalu ada inovasi-inovasi baru yang siap mempermudah hidup kita.

Microsoft
Microsoft vs Google – bdtechtalks

Bagi Anda yang selalu ingin tahu berita lainnya, terutama perkembangan terbaru dalam dunia teknologi, tetaplah update dengan berita terbaru dari Prolitenews.

Karena siapa tahu, mungkin saja di masa depan, kita akan memiliki asisten digital yang tidak hanya memahami apa yang kita butuhkan, tetapi juga tahu apa yang kita inginkan.




Canva Luncurkan Alat Berbasis AI untuk Otomatisasi Desain

Prolite – Dalam rangka perayaan ulang tahun ke-10, platform desain berbasis web, Canva, memperkenalkan Magic Studio, serangkaian alat desain yang didukung oleh kecerdasan buatan.

Magic Studio dirancang untuk membuat proses pembuatan konten lebih mudah bagi semua orang, tanpa memerlukan pengalaman desain sebelumnya.

Canva menggambarkan Magic Studio sebagai “platform desain berbasis AI paling lengkap di dunia” yang siap melayani organisasi maupun pengguna individu.

Magic Switch Ialah Salah Satu Fitur Unggulan yang Diperkenalkan Canva

Magic Switch menghindarkan Anda dari memindahkan aset secara manual untuk mengonversi gambar ke blog, email, atau postingan media sosial 

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk dengan segera mengubah desain yang ada menjadi format lain, seperti mengubah blog menjadi email atau postingan media sosial, tanpa perlu mengubah tata letak atau memperbarui teks.

Fitur ini juga memiliki kemampuan untuk menerjemahkan desain ke lebih dari 100 bahasa dengan mudah. Platform desain ini juga menghadirkan kemampuan baru untuk mengubah teks menjadi video melalui alat Magic Media mereka.

Dengan dukungan dari Runway AI, fitur ini dapat menghasilkan video pendek berdasarkan teks atau gambar yang telah diunggah ke perpustakaan aset Canva.

Selain itu, terdapat alat baru untuk pengeditan foto, seperti Magic Grab dan Magic Expand, yang memungkinkan pengguna untuk mengedit, memposisikan ulang, atau mengubah ukuran subyek dalam gambar dengan mudah.

Jika ada tugas desain yang tidak Anda sukai, kemungkinan besar Canva memiliki alat “Ajaib” yang akan membuat hidup Anda sedikit lebih mudah 

Bersamaan dengan peluncuran suite AI-nya, platform desain ini juga memperkenalkan Canva Shield, seperangkat kontrol keamanan dan privasi yang dirancang untuk mencegah penggunaan AI dalam membuat konten yang tidak aman atau tidak pantas.

Selain itu, dalam upaya mendukung para desainer, platform desin ini mengumumkan program kompensasi kreator di mana mereka akan membayar total $200 juta selama tiga tahun ke depan kepada desainer yang menyetujui konten mereka untuk melatih model AI Canva.

Kemunculan Magic Studio dari platform desain ini menegaskan posisi mereka sebagai pesaing utama bagi perusahaan seperti Adobe.

Dengan platform desain yang mudah diakses dan jumlah pengguna yang terus bertambah, Canva tampaknya akan terus memimpin pasar dalam hal inovasi dan kemudahan penggunaan.

Adobe, meskipun telah menambahkan berbagai fitur AI ke aplikasi desain berbasis web mereka, mungkin perlu meningkatkan upaya mereka untuk bersaing dengan popularitas Canva yang kian meningkat.




Google vs Microsoft : Perebutan Konten oleh Raksasa Teknologi untuk Membangun AI

Microsoft

Prolite – Pada hari Senin kemarin, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengungkapkan bahwa para raksasa teknologi tengah bersaing untuk mendapatkan konten dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk melatih kecerdasan buatan.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyatakan keprihatinannya terhadap langkah Google yang memonopoli konten melalui kesepakatan eksklusif berbiaya tinggi dengan penerbit.

Microsoft
Logo Microsoft di Kongres Internet Digital X di Media Park – Picture Alliance

Dilansir dari Reuters, Nadella memberikan kesaksiannya dalam persidangan antimonopoli besar-besaran di AS terhadap Google. Ini merupakan kasus antimonopoli terbesar yang diajukan oleh AS sejak mereka menuntut Microsoft pada tahun 1998.

Nadella mengatakan upaya perusahaan teknologi untuk membangun perpustakaan konten guna melatih model bahasa besarnya “mengingatkannya pada tahap awal dari kesepakatan distribusi.”

Kesepakatan distribusi menjadi inti dari perjuangan Departemen Kehakiman AS dalam kasus antimonopoli melawan Google.

Pemerintah AS menyatakan bahwa Google, yang menguasai sekitar 90% pasar pencarian, secara ilegal membayar $10 miliar setiap tahunnya kepada produsen smartphone seperti Apple dan penyedia layanan nirkabel seperti AT&T dan lainnya agar menjadi mesin pencari utama di perangkat mereka.

Penguasaan Google dalam pencarian membuatnya menjadi pemain besar di pasar periklanan yang menguntungkan, meningkatkan keuntungan perusahaan.

Nadella menegaskan bahwa untuk membangun kecerdasan buatan dibutuhkan kekuatan komputasi atau server, serta data untuk melatih perangkat lunak. Mengenai server, dia menyatakan, “Tidak ada masalah, kami siap menginvestasikan dana.”

Namun, tanpa menyebutkan Google secara langsung, ia menyatakan bahwa jika perusahaan lain menandatangani kesepakatan eksklusif dengan pembuat konten besar, hal itu bisa menjadi masalah.

“Ketika saya bertemu dengan penerbit saat ini, mereka mengatakan Google akan memberikan cek ini dan itu eksklusif, dan Anda harus menyamainya,” tuturnya.

Bing vs Google – adammuiz

Nadella juga menyatakan bahwa Microsoft telah berusaha menjadikan mesin pencari Bing sebagai default di smartphone Apple, namun ditolak.

John Schmidtlein, pengacara utama Google, menekan Nadella dengan pertanyaan seputar kesempatan ketika Microsoft berhasil menjadi default di beberapa perangkat, namun pengguna tetap memilih Google dengan margin yang jauh lebih besar.

Schmidtlein berpendapat bahwa Microsoft telah membuat beberapa kesalahan strategis yang mengakibatkan Bing tidak mampu mendapatkan pijakan yang kuat, termasuk gagalnya investasi di server atau insinyur untuk meningkatkan kualitas Bing dan ketidakmampuan melihat revolusi mobile.

Di laptop, yang sebagian besar menggunakan sistem operasi Microsoft, Bing adalah mesin pencari default dan memiliki pangsa pasar di bawah 20%, diakui oleh Nadella.

Hakim Amit Mehta, yang akan memutuskan kasus ini, bertanya kepada Nadella mengapa Apple memilih Bing meski produk Microsoft ini memiliki kualitas yang lebih rendah.

Pertanyaan ini menunjukkan bahwa argumen Google – bahwa dominasinya didasarkan pada kualitasnya, bukan karena aktivitas ilegal – telah menarik perhatian hakim.

Nadella menjadi CEO Microsoft pada 2014, jauh setelah perusahaan teknologi raksasa ini menghadapi tuntutan hukum antimonopoli federalnya sendiri.

Perjuangan hukum tersebut berakhir dengan kesepakatan pada tahun 2001, memaksa Microsoft mengakhiri beberapa praktik bisnis dan membuka pintu bagi perusahaan seperti Google.

– linkedin

 

Seiring dengan pertumbuhannya, Google, yang didirikan pada tahun 1998, menjadi mesin pencari terkemuka di industri, menjadikannya rival berat bagi Microsoft.

Kedua perusahaan ini memiliki browser, mesin pencari, layanan email, dan berbagai produk lain yang saling tumpang tindih.

Persaingan di bidang kecerdasan buatan menjadi semakin ketat belakangan ini, dengan Microsoft berinvestasi besar di OpenAI dan Google mengembangkan chatbot Bard AI di antara investasi lainnya.




Kolaborasi Masa Depan AI: Jony Ive dan Sam Altman Gabung Kekuatan dalam Proyek Perangkat Keras AI

Prolite – Dalam sebuah pengumuman yang mengejutkan dunia teknologi, mantan desainer Apple, Jony Ive, dan CEO OpenAI, Sam Altman, mengumumkan kerjasama mereka dalam sebuah proyek perangkat keras AI.

Dua tokoh besar dalam industri ini berdiskusi mengenai visi bersama mereka untuk masa depan AI dan peran perangkat keras dalam mendukungnya.

Berita tentang kolaborasi ini pertama kali dilaporkan oleh The Information dan kemudian dikonfirmasi oleh The Verge pada 27 September 2023.

Meskipun detail spesifik tentang proyek tersebut masih dirahasiakan, kedua pemimpin ini membagikan pandangan mereka tentang bagaimana AI dapat menjadi lebih bermanfaat dan dapat diakses oleh masyarakat luas.

Jony Ive – 9to5mac

Jony Ive, yang terkenal karena desain ikonik produk Apple seperti iPhone, iPad, dan Apple Watch, menyatakan minatnya untuk menerapkan estetika desain yang dia miliki ke dalam perangkat keras AI.

Jony Ive percaya bahwa keindahan dan fungsi harus berjalan beriringan, terutama saat berbicara tentang teknologi yang memiliki potensi untuk merubah kehidupan sehari-hari.

Sam Altman, yang telah memimpin OpenAI menjadi salah satu pemain utama dalam industri kecerdasan buatan, menekankan pentingnya perangkat keras yang dapat mendukung kemampuan AI saat ini.

Sam Altman –

Dia percaya bahwa kombinasi antara perangkat keras yang tepat dengan software yang canggih adalah kunci untuk mewujudkan potensi penuh AI.

Kolaborasi antara dua tokoh industri ini diharapkan akan menghasilkan inovasi yang signifikan dalam dunia AI.

Ini menunjukkan langkah maju penting dalam mewujudkan visi di mana AI tidak hanya terbatas pada sektor industri atau penelitian, tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Meskipun tanggal peluncuran atau detail produk spesifik belum diumumkan, ekspektasi pasar terhadap proyek kolaboratif ini sangat tinggi.

Apple dan OpenAI – cryptopolitan

Banyak yang percaya bahwa kombinasi keahlian desain Ive dengan pengetahuan mendalam Altman tentang AI akan menciptakan produk yang revolusioner.

Selama wawancara dengan The Verge, Altman menyebutkan bahwa perangkat keras AI yang sedang dikembangkan akan membawa “peningkatan yang signifikan” dalam dunia teknologi.

Ini memberi petunjuk bahwa kita mungkin akan melihat perangkat yang bukan hanya berfungsi sebagai alat, tetapi juga sebagai partner dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini, mata dunia teknologi tertuju pada proyek ini, menunggu untuk melihat apa hasil dari kerjasama dua tokoh industri ini.




Meta Siap Menyapa Gen Z dengan Chatbot AI Terbaru

Teknologi

Prolite – Meta, perusahaan induk Facebook, berencana untuk merilis chatbot AI baru yang dirancang khusus untuk menarik pengguna muda, menurut laporan di Wall Street Journal.

Laporan tersebut menyatakan bahwa chatbot akan memiliki “perilaku yang lebih berwarna” dan akan dapat berinteraksi dengan pengguna dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif.

Meta berharap chatbot baru ini akan membantunya menarik dan mempertahankan pengguna muda di platformnya.

Dampak Potensial pada Lanskap Media Sosial

Beberapa perangkat yang memiliki Logo Meta di layarnya – Leon Neal

Rilis chatbot AI yang dirancang khusus untuk pengguna muda dapat berdampak signifikan pada lanskap media sosial.

Pengguna muda semakin banyak menghabiskan waktu mereka di platform media sosial, dan Meta berharap chatbot barunya akan membantunya mempertahankan dominasinya di pasar ini.

Namun, rilis chatbot ini juga bisa menyebabkan persaingan yang meningkat di antara platform media sosial.

Perusahaan media sosial lain, seperti TikTok dan Snapchat, kemungkinan akan mengembangkan chatbot AI mereka sendiri untuk bersaing dengan Meta.

Hal ini bisa mengarah pada lanskap media sosial yang lebih beragam dan terfragmentasi, dengan platform yang menawarkan berbagai jenis pengalaman kepada berbagai jenis pengguna.

Manfaat Potensial Chatbot AI untuk Pengguna Muda

Ilustrasi pengguna muda – chatdesk

Seperti disebutkan di atas, chatbot AI memiliki potensi untuk menawarkan sejumlah manfaat bagi pengguna muda. Misalnya, dapat digunakan untuk:

1. Memberikan dukungan pendidikan

Chatbot AI dapat digunakan untuk memberikan dukungan pendidikan kepada pengguna muda dalam berbagai mata pelajaran.

Misalnya, dapat digunakan untuk membantu pengguna muda dengan pekerjaan rumah mereka, mempersiapkan diri untuk ujian, dan mempelajari keterampilan baru.

Dia juga dapat digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik bagi pengguna muda.

2. Menawarkan teman dan dukungan

Chatbot AI dapat memberikan teman dan dukungan kepada pengguna muda. Misalnya, dapat digunakan untuk berbicara dengan pengguna muda tentang hari mereka, menawarkan nasihat, atau hanya mendengarkan mereka.

Dia juga dapat digunakan untuk membantu pengguna muda merasa lebih terhubung dengan orang lain dan mengurangi perasaan kesepian dan isolasi.

3. Menyediakan hiburan

Chatbot AI dapat digunakan untuk menghibur pengguna muda. Misalnya, dapat digunakan untuk bermain game, bercerita, atau membuat lelucon.

Dia juga dapat digunakan untuk menciptakan bentuk hiburan baru dan inovatif yang disesuaikan dengan minat pengguna muda.

Risiko Potensial Chatbot AI untuk Pengguna Muda

Ilustrasi pengguna –

Chatbot AI juga menimbulkan sejumlah risiko potensial bagi pengguna muda. Seperti disebutkan di atas, chatbot dapat digunakan untuk:

1. Menyebarkan informasi yang salah

Chatbot ini dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah kepada pengguna muda.

Misalnya, dia dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu tentang peristiwa terkini, tentang kesehatan dan sains, atau tentang topik lainnya.

Hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan kognitif pengguna muda dan dapat menyebabkan mereka membuat keputusan yang buruk.

2. Mengeksploitasi atau melecehkan pengguna muda

Misalnya, chatbot AI dapat digunakan untuk mengelabui pengguna muda untuk mengungkapkan informasi pribadi atau untuk menekan mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan psikologis pengguna muda.

Cara Meminimalkan Risiko Chatbot AI

Ada sejumlah hal yang dapat dilakukan Meta untuk meminimalkan risiko chatbot AI untuk pengguna muda. Misalnya, Meta dapat:

1. Mengembangkan kontrol orang tua

Meta dapat mengembangkan kontrol orang tua yang memungkinkan orang tua untuk memantau penggunaan chatbot AI anak mereka.

Misalnya, orang tua dapat memblokir anak mereka untuk menggunakan chatbot tertentu atau menggunakan chatbot lebih dari jumlah waktu tertentu setiap hari.

2. Mengajari pengguna muda tentang risikonya

Meta dapat mengajari pengguna muda tentang risiko chatbot. Misalnya, Meta dapat mengajari pengguna muda cara mengidentifikasi dan menghindari informasi yang salah serta cara melindungi informasi pribadi mereka.

Meta juga dapat mengajari pengguna muda cara melaporkan masalah apa pun yang mereka temui dengan chatbot AI.

3. Memantau penggunaan

Meta dapat memantau penggunaan chatbot untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah potensial. Misalnya, Meta dapat memantau chatbot untuk tanda-tanda informasi yang salah atau pelecehan.

Meta juga dapat menggunakan pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi pola perilaku yang dapat mengindikasikan bahwa chatbot sedang digunakan untuk mengeksploitasi atau melecehkan pengguna muda.




Kementerian Kominfo Siapkan Panduan Etika untuk Penggunaan Teknologi AI

Kominfo

Prolite – Dilansir dari Kominfo, Pemerintah pada 21 September telah merumuskan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045 sebagai respons terhadap meningkatnya penggunaan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI).

Selain itu, melalui Peraturan Menteri Kominfo No. 3 Tahun 2021, Kementerian Kominfo juga mengatur Klasifikasi Baku Lapangan Industri Aktivitas Pemrograman Berbasis AI.

Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengumumkan bahwa saat ini tengah dalam proses penyusunan Panduan Etika penggunaan AI di Indonesia.

Kominfo
Budi Arie Setiadi (Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia) sedang menyampaikan tentang Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial – Biro Kominfo

 

“Langkah ini diambil untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pemanfaatan AI dan agar selaras dengan ketentuan UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) serta UU PDP (Pelindungan Data Pribadi),” ungkapnya saat berbicara dalam acara The 2nd MASTEL’s 5G Summit – Acceleration of 5G Network and AI Towards Indonesia as Digital Economy Country di Jakarta Selatan pada Kamis (21/09/2023).

Menurut Menteri Budi Arie, pengaturan ini menjadi penting karena teknologi AI yang terus berkembang dapat mengakibatkan bentuk gangguan informasi baru, termasuk di antaranya teknologi AI DeepFake.

“Melalui DeepFake, pengguna dapat memanipulasi gambar atau video sehingga mirip dengan orang tertentu untuk melakukan pembohongan publik atau penipuan,” jelasnya.

Namun, potensi pemanfaatan AI sangat besar. Menurut Studi Forbes (2023), di berbagai negara, lebih dari 50 persen responden menggunakan AI untuk layanan pelanggan dan mekanisme penanganan penipuan.

Bahkan, pemanfaatan AI diproyeksikan akan memberikan kontribusi sebesar USD366 Miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2030.

“Sektor informasi dan komunikasi, serta sektor perdagangan menjadi dua sektor dengan jumlah pekerja yang cukup banyak yang dibantu oleh AI. Di Indonesia, sekitar 26,7 juta tenaga kerja telah mendapatkan bantuan dari AI, yang setara dengan 22,1% dari total tenaga kerja pada tahun 2021,” tutur Menkominfo, mengutip data dari Litbang Kompas (2023).

Kementerian Kominfo Gencar Lakukan Program Literasi Digital

Budi Arie Setiadi (Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia) sedang menyampaikan tentang Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial – Biro Kominfo

Untuk memastikan masyarakat siap mengadopsi teknologi AI, Kementerian Kominfo telah melaksanakan Program Literasi Digital yang mencakup aspek keamanan anak dan pemahaman tentang beragam fitur AI.

“Selain itu, kami juga menyelenggarakan pelatihan dalam berbagai keterampilan AI melalui program Digital Talent Scholarship,” tambah Menteri Budi Arie.

Sasaran akhirnya adalah memastikan bahwa pemanfaatan teknologi digital dapat meningkatkan efektivitas, produktivitas, dan nilai tambah.

“Namun, hal ini memerlukan dukungan kebijakan yang sesuai, tenaga kerja digital yang kompeten, serta tingkat literasi yang baik,” tandas Menkominfo Budi Arie Setiadi.




OpenAI Rilis DALL-E 3, Alat Generasi Gambar AI Baru yang Kuat

Gambar AI

Prolite – OpenAI telah merilis DALL-E 3, versi baru dari alat generasi gambar AI mereka. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dari pendahulunya, DALL-E 2, dan dapat menghasilkan gambar realistis dari deskripsi teks dengan presisi yang lebih besar.

Salah satu fitur utama DALL-E 3 adalah kemampuannya untuk menghasilkan gambar yang sesuai dengan spesifikasi pengguna, bahkan jika promptnya kompleks atau menantang.

Misalnya, pengguna dapat meminta DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar “lukisan fotorealistik kucing duduk di pantai saat matahari terbenam di Mars”, dan DALL-E 3 akan dapat menghasilkan gambar yang sesuai dengan deskripsi tersebut dengan sempurna.

Fitur utama lainnya dari DALL-E 3 adalah integrasinya dengan ChatGPT, chatbot OpenAI. Integrasi ini memudahkan pengguna untuk membuat dan mengubah prompt.

Misalnya, pengguna dapat cukup memberi tahu ChatGPT apa yang ingin mereka lihat dalam gambar, dan ChatGPT akan menghasilkan prompt yang dapat dipahami oleh DALL-E 3.

OpenAI juga telah menambahkan fitur keamanan baru ke DALL-E 3 untuk mencegah generasi konten berbahaya atau menyinggung.

Misalnya, DALL-E 3 tidak akan menghasilkan gambar yang mengandung kekerasan, ketelanjangan, atau ujaran kebencian.

Tweet OpenAI yang mengumumkan peluncuran DALL-E 3 berbunyi sebagai berikut:

“OpenAI hari ini mengumumkan peluncuran DALL-E 3, versi terbaru dari alat generasi gambar AI mereka. DALL-E 3 dapat menghasilkan gambar realistis dari deskripsi teks, bahkan jika promptnya kompleks atau menantang.”

DALL-E 3 saat ini dalam uji beta, tetapi OpenAI berencana untuk membuatnya tersedia untuk umum dalam waktu dekat.

DALL-E 3 adalah alat baru yang kuat yang memiliki potensi untuk merevolusi banyak industri. Ini dapat digunakan untuk berbagai tugas, termasuk:

  • Seni dan desain: DALL-E 3 dapat digunakan oleh seniman untuk membuat karya seni baru yang inovatif, atau oleh desainer untuk membuat produk baru yang unik. Misalnya, perancang busana dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan ide baru untuk desain pakaian, atau seorang seniman dapat menggunakannya untuk membuat lukisan digital baru.
  • Pemasaran dan periklanan: DALL-E 3 dapat digunakan oleh pemasar untuk membuat materi pemasaran dan periklanan yang menarik dan efektif. Misalnya, pemasar dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar realistis dari produk atau layanan baru, atau untuk membuat visual yang menarik untuk media sosial dan iklan online.
  • Pendidikan dan penelitian: DALL-E 3 dapat digunakan oleh guru untuk membuat diagram dan simulasi interaktif untuk siswa mereka, atau oleh peneliti untuk menghasilkan gambar skenario hipotetis atau untuk memvisualisasikan kumpulan data kompleks. Misalnya, guru sains dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar fase-fase siklus air, atau peneliti medis dapat menggunakannya untuk menghasilkan gambar jenis kanker yang berbeda.

GAmbar AI
DALL-E 3 – shotkit

DALL-E 3 saat ini dalam uji beta, tetapi OpenAI berencana untuk membuatnya tersedia untuk umum dalam waktu dekat.

Berikut adalah beberapa contoh spesifik tambahan tentang bagaimana DALL-E 3 dapat digunakan:

  • Pengembang game video dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar AI yang realistis dari karakter, lingkungan, dan objek baru untuk game mereka.
  • Seorang pembuat film dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan seni konsep untuk film baru mereka, atau untuk membuat efek khusus yang akan terlalu sulit atau mahal untuk dibuat menggunakan metode tradisional.
  • Seorang agen real estate dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar AI rumah yang direnovasi atau pengembangan baru, sehingga calon pembeli dapat melihat seperti apa rumah impian mereka.
  • Seorang dokter dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar AI kondisi medis atau prosedur bedah, sehingga pasien dapat lebih memahami opsi perawatan mereka.

DALL-E: Menciptakan Gambar AI dari Teks – Stefani Reynolds

DALL-E 3 adalah alat baru yang kuat dengan potensi untuk mengubah cara kita membuat dan berinteraksi dengan konten visual.

Saya senang melihat bagaimana orang menggunakannya untuk membuat hal-hal baru yang inovatif di tahun-tahun mendatang.




Kepala AI Microsoft Kevin Scott : ‘Dampak Terbesar AI Akan Terjadi pada Pekerja Pengetahuan’

Kevin Scott

Prolite – Dikutip dari The Wall Street Journal, Kepala AI Microsoft Kevin Scott percaya bahwa kecerdasan buatan (AI) akan berdampak besar pada pekerja pengetahuan, meningkatkan kemampuan mereka dan membebaskan mereka untuk fokus pada pekerjaan yang lebih kreatif dan strategis.

“Dampak terbesar AI akan terjadi pada pekerja pengetahuan,” ujar Kevin Scott dalam wawancara baru-baru ini dengan The Wall Street Journal.

“AI akan membantu kita untuk lebih produktif dan kreatif, dan itu akan membebaskan kita untuk fokus pada hal-hal yang paling penting bagi kita,” sambungnya.

Scott – techseen

Scott mengutip sejumlah contoh bagaimana AI sudah digunakan untuk meningkatkan kemampuan pekerja pengetahuan.

Misalnya, alat AI-powered digunakan untuk membantu pengacara dengan penelitian dan tinjauan dokumen, untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit dan mengembangkan rencana perawatan, dan untuk membantu ilmuwan menganalisis data dan membuat penemuan baru.

Scott juga percaya bahwa AI akan mendemokratisasi akses ke informasi dan alat, memungkinkan lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam ekonomi pengetahuan.

Misalnya, alat terjemahan bahasa AI-powered membuat dimungkinkan bagi orang-orang dari berbagai negara untuk berkolaborasi dalam proyek, dan alat pendidikan AI-powered membuat dimungkinkan bagi orang untuk belajar keterampilan baru dengan kecepatan mereka sendiri.

“AI akan meratakan lapangan permainan dan memberi setiap orang kesempatan untuk sukses,” ujar Kevin Scott.

Microsoft mengambil pendekatan yang bertanggung jawab terhadap AI, dengan fokus pada pengembangan sistem AI yang adil, dapat dipertanggungjawabkan, transparan, dan selaras dengan nilai-nilai manusia.

Kevin Scott percaya bahwa penting untuk mempertimbangkan implikasi etis AI dan memastikan bahwa sistem AI digunakan untuk kebaikan.

“Kita perlu memastikan bahwa AI digunakan untuk kepentingan semua. Kita perlu memastikan bahwa itu adil, dapat dipertanggungjawabkan, dan transparan. Dan kita perlu memastikan bahwa itu selaras dengan nilai-nilai kita.” ujar Kevin Scott .

Scott optimis tentang masa depan AI. Dia percaya bahwa AI memiliki potensi untuk memecahkan beberapa tantangan terbesar dunia, seperti perubahan iklim dan penyakit. Dia juga percaya bahwa AI akan menciptakan peluang baru bagi orang dan bisnis.

“AI akan mengubah dunia dengan cara yang tidak dapat kita bayangkan. Ini akan memecahkan beberapa masalah terbesar kita dan menciptakan peluang bagi semua orang.” pungkasnya.

Berikut adalah beberapa detail tambahan tentang bagaimana AI sudah digunakan untuk meningkatkan kemampuan pekerja pengetahuan di berbagai bidang:

  • Pengacara

Ilustrasi AI pengacara – telkomuniversity

Alat AI-powered digunakan untuk membantu pengacara dengan penelitian dan tinjauan dokumen.

Misalnya, alat AI dapat digunakan untuk cepat memindai melalui volume dokumen yang besar untuk mengidentifikasi informasi yang relevan.

Ini dapat menghemat pengacara sejumlah waktu yang signifikan dan memungkinkan mereka untuk fokus pada tugas-tugas strategis yang lebih tinggi, seperti mengembangkan strategi kasus dan berargumen kasus di pengadilan.

  • Dokter

Ilustrasi AI dokter – istockphoto

Alat AI-powered digunakan untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit dan mengembangkan rencana perawatan.

Misalnya, alat AI dapat digunakan untuk menganalisis gambar medis, seperti sinar-X dan MRI, untuk mengidentifikasi kelainan.

Alat AI juga dapat digunakan untuk mengakses dan menganalisis database medis besar untuk mengidentifikasi pola dan tren.

Informasi ini dapat membantu dokter membuat diagnosis yang lebih tepat dan mengembangkan rencana perawatan yang lebih efektif.

  • Ilmuwan

Ilustrasi AI ilmuwan – Shutterstock

Alat AI-powered digunakan untuk membantu ilmuwan menganalisis data dan membuat penemuan baru.

Misalnya, alat AI dapat digunakan untuk menganalisis kumpulan data ilmiah besar untuk mengidentifikasi pola dan tren yang akan sulit atau tidak mungkin bagi manusia untuk mengidentifikasi sendiri.

Alat AI juga dapat digunakan untuk menghasilkan hipotesis baru dan merancang eksperimen baru.

Ini membantu para ilmuwan membuat penemuan dengan kecepatan yang lebih cepat dari sebelumnya.

Ini hanyalah beberapa contoh bagaimana AI sudah digunakan untuk meningkatkan kemampuan pekerja pengetahuan.

Saat AI terus berkembang, kita dapat mengharapkan melihat aplikasi AI yang lebih inovatif dan transformatif di tempat kerja.

Nasihat Kevin Scott untuk Pekerja Pengetahuan

Kevin Scott – Wikipedia

Kevin Scott menawarkan beberapa nasihat untuk pekerja pengetahuan yang ingin mempersiapkan diri untuk masa depan AI:

  • Terbuka untuk belajar keterampilan baru. AI menciptakan peluang baru bagi orang-orang dengan keterampilan baru. Pekerja pengetahuan yang bersedia belajar keterampilan baru akan berada pada posisi terbaik untuk berhasil di tempat kerja masa depan.
  • Menjadi ahli di bidang Anda. AI tidak akan menggantikan ahli manusia. Faktanya, AI akan membuat ahli manusia lebih berharga dari sebelumnya. Pekerja pengetahuan yang menjadi ahli di bidangnya akan sangat diminati.
  • Fokus pada keterampilan manusia Anda yang unik. AI bagus dalam mengotomatiskan tugas yang berulang dan rutin. Namun, AI tidak bagus dalam tugas yang membutuhkan kreativitas, empati, dan kecerdasan sosial.



Para Penulis Buku Gugat OpenAI Atas Pelanggaran Hak Cipta

Penulis Buku

Prolite – Sekelompok penulis buku mengajukan gugatan hukum terhadap OpenAI, perusahaan penelitian kecerdasan buatan (AI) yang berbasis di San Francisco, California.

Gugatan tersebut menuduh OpenAI telah melanggar hak cipta para penulis buku dengan menggunakan karya mereka untuk melatih model bahasa besar GPT-3.

ChatGPT –

Gugatan hukum tersebut diajukan oleh sekelompok penulis dari Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Para penulis tersebut mengklaim bahwa OpenAI telah menggunakan karya mereka tanpa izin, termasuk buku, artikel, dan karya kreatif lainnya.

Dilansir dari Reuters, gugatan tersebut menyebutkan bahwa OpenAI menggunakan karya para penulis untuk melatih model bahasa besar GPT-3 tanpa izin.

OpenAI diduga menggunakan karya para penulis untuk meningkatkan kemampuan GPT-3 dalam menghasilkan teks, menerjemahkan bahasa, dan menjawab pertanyaan.

Berikut adalah daftar karya para penulis buku yang diduga digunakan oleh OpenAI:

  • Buku “The Lord of the Rings” karya . Tolkien
  • Buku “Harry Potter” karya J.K. Rowling
  • Buku “The Hunger Games” karya Suzanne Collins
  • Buku “The Da Vinci Code” karya Dan Brown
  • Buku “The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy” karya Douglas Adams
  • Buku “The Catcher in the Rye” karya J.D. Salinger
  • Buku “Pride and Prejudice” karya Jane Austen
  • Buku “The Great Gatsby” karya F. Scott Fitzgerald
  • Buku “To Kill a Mockingbird” karya Harper Lee

Para penulis tersebut mengatakan bahwa OpenAI telah melanggar hak cipta mereka dengan menggunakan karya mereka tanpa izin. Mereka menuntut ganti rugi dari OpenAI.

Salah satu penulis buku yang gugat OpenAI – Twitter @MChabonFan

OpenAI belum memberikan tanggapan resmi atas gugatan hukum tersebut. Namun, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka menghormati hak cipta dan akan membela diri dalam gugatan tersebut.

Gugatan hukum ini merupakan salah satu dari beberapa gugatan hukum yang dilayangkan terhadap perusahaan teknologi besar atas dugaan pelanggaran hak cipta.

Gugatan hukum ini menunjukkan bahwa perusahaan teknologi besar perlu lebih berhati-hati dalam menggunakan karya pihak ketiga.

Gugatan ini dapat dilihat disini.




Meta Siapkan Model Bahasa Besar Baru untuk Saingi Teknologi AI Lainnya

Meta

Prolite – Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, sedang mengembangkan model bahasa besar baru yang disebut GPT-4.

GPT-4 adalah model bahasa yang lebih besar dan lebih kuat daripada GPT-3, yang merupakan model bahasa besar sebelumnya yang dikembangkan oleh OpenAI.

Ilustrasi GPT-4 – Cr. E2Analyst

Dilansir dari The Wall Street Journal, GPT-4 menggunakan lebih banyak data pelatihan dan memiliki lebih banyak parameter daripada GPT-3. Hal ini memungkinkannya untuk menghasilkan teks yang lebih realistis dan koheren.

GPT-4 juga dapat digunakan untuk tugas-tugas yang lebih kompleks, seperti menulis konten kreatif, menerjemahkan bahasa, dan menjawab pertanyaan dengan cara yang informatif.

Peluncuran GPT-4 ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang lebih canggih.

Meta ingin menggunakan AI untuk membuat produk dan layanannya lebih menarik dan informatif, serta untuk membuat pengalaman pengguna yang lebih personal.

Illustrasi kemunculan AI bernama GPT-4 – Techgameworld

Namun, GPT-4 juga memiliki potensi untuk digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah dan propaganda.

Meta mengatakan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah hal ini terjadi, seperti menggunakan GPT-4 untuk mendeteksi dan menghapus konten yang salah dan berbahaya.

Peluncuran GPT-4 ini akan menjadi salah satu perkembangan penting dalam bidang AI. GPT-4 memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Namun, penting untuk menggunakan GPT-4 dengan bijak dan bertanggung jawab.

Google LaMDA – smart-home-fox

Selain Meta, perusahaan teknologi lain juga sedang mengembangkan model bahasa besar. Google, misalnya, sedang mengembangkan model bahasa besar yang disebut LaMDA.

LaMDA juga menggunakan lebih banyak data pelatihan dan memiliki lebih banyak parameter daripada GPT-3.

Persaingan dalam pengembangan teknologi AI semakin ketat. Perusahaan teknologi besar berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih canggih. Hal ini penting untuk tetap kompetitif di pasar teknologi yang terus berkembang.