Wonderful Angklung in Harmony Peringatan 15 Tahun Angklung Sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Wonderful Angklung in Harmony Peringatan 15 Tahun Angklung Sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO (Rizki Oktaviani/Prolitenews).

Wonderful Angklung in Harmony Peringatan 15 Tahun Angklung Sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Prolite – Acara yang di selenggarakan oleh Saung Angklung Udjo dengan tema Wonderful Angklung in Harmony berlangsung dengan meriah di Udjo Ecoland, Kabupaten Bandung.

Perayaan meriah ini sebagai pengingat kita bahwa sudah 15 tahun sejak Angklung ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

Dengan sudah di tetapkannya sebagai warisan budaya maka dari itu sangat penting untuk memberikan edukasi kepada para masyarakat tentang pentingnya perjalanan angklung hingga di akui oleh UNESCO.

Peran kita sebagai generasi muda untuk terus melestarikan dan terus mengenalkan kepada generasi selanjutnya tentang apa itu angklung.

Penampilan Arumba Cicit (Rizki Oktaviani Prolitenews).
Penampilan Arumba Cicit (Rizki Oktaviani Prolitenews).

Tahun ini, momentum tersebut akan dipresentasikan di Udjo Ecoland, ruang baru kami yang menghadirkan pengalaman budaya di tengah alam. Melalui rangkaian pertunjukan, helaran, hingga peresmian Living Museum Angklung, Wonderful Angklung in Harmony menjadi wadah untuk melihat kembali evolusi angklung sekaligus menyimak arah pelestariannya ke depan.

Dalam acara Wanderful Angklung in Harmony ini bukan hanya memperkenalkan musik bambu saja namun Saung Angklung Udjo yang didirikan oleh Udjo Ngalagena (alm) dan Uum Sumiati (Almh) juga mengenalkan budaya Sunda.

Pengenalan beragam budaya Sunda juga terlihat pada acara ini seperti tarian tradisional, permainan tradisional, hingga kreasi yang terbuat dari janur.

Rizki Oktaviani/Prolitenews
Rizki Oktaviani/Prolitenews

Pembuka acara Wonderful Angklung in Harmony ada penampilan tari Topeng Rehe dilanjutkan dengan penampilan dari Arumba Cicit yang merupakan cicit generasi ke empat dari Udjo.

Bukan hanya itu kemeriahan terus berlangsung dengan menampilkan ibu-ibu yang tergabung dalam Layung Wanoja Udjo.

Tidak berhenti sampai disitu para penonton diajak keliling Indonesia dengan penampilan lagu-lagu daerah hingga tarian daerah dari penjuru Nusantara oleh anak-anak didik dari Saung Angklung Udjo.

Penutup acara ini tidak kalah menarik dari penampilan-penampilan sebelumnya pasalnya di pengujung acara penonton kembali di bikin terkesima oleh penampilan dari Babendjo.

Kalau kamu datang, kamu bukan cuma nonton acara. Kamu ikut ngagungkeun angklung, ngahudangkeun jagat.




Pengunjung Lokal Saung Angklung Udjo Masih Rendah Mencapai 5 %

Wisata Saung Angklung Udjo di Kota Bandung (wisatasekolah).

Pengunjung Lokal Saung Angklung Udjo Masih Rendah Mencapai 5 %

BANDUNG, Prolite – Destinasi wisata Saung Angklung Udjo yang berlokasi di Padasuka Kota Bandung kerap memberikan tiket gratis.

Tiket menonton pertunjukan yang di bagikan secara gratis ini kerap mereka bagikan untuk masyarakat Bandung Raya dan Cimahi.

Taufik Hidayat Udjo, selaku pengelola Saung Angklung Udjo ini memberikan gratis tiket lantaran kurangnya minat warga kota Bandung yang berkunjung ke sini.

Karena pengunjung dari warga Kota Bandung hanya mencapai 5 persen saja maka dari itu pengelola ingin meningkatkan lagi.

Dengan sering diberikan tiket gratis ini di harapkan warga asli kota Bandung lebih sering berkunjung ke sini, karena kota Bandung sendiri terkenal dengan alat music angklungnya.

Angklung sendiri sudah di jadikan warisan budaya lisan dari UNESCO sejak November 2010 lalu.

Maka dari itu kita sebagai warga asli Kota Bandung dan sekitarnya harus lebih mempromosikan alat music yang di mainkannya dengan cara di gorangkan sebagai warisan budaya.

Menurutnya, pertunjukkan kesenian dari mulai angklung hingga wayang golek menjadi ajang perkenalan budaya sejak dini kepada anak-anak.

“Kita harus bangga, angklung bisa unjuk gigi sampai kancah internasional. Kemarin kita sudah pecah rekor angklung itu pemainnya luar biasa dari istri Presiden, ibu-ibu Menteri, TNI/Polri dan lain sebagainya,” katanya.

Bahkan, kata Taufik, tiket gratis digadang-gadang hingga awal tahun depan.

“Sebetulnya sudah lama, namun tidak semasif sekarang. Paling utama tetangga terdekat, jangan sampai pengunjung hanya orang jauh, tapi orang disekitar kita tidak pernah datang langsung,” ujar Taufik.