Konvoi Puluhan Bus Telolet Bikin Resah Warga GBLA

konvoi bus telolet di jalur alternatif GBLA dan AL JABBAR (Prolitenews.com).

Konvoi Puluhan Bus Telolet Bikin Resah Warga GBLA

BANDUNG, Prolite – Terdapat puluhan bus telolet yang melakukan konvoi di sepanjang jalan alternatif menuju GBLA dan AL JABBAR Kota Bandung.

Dalam video yang tersebar terlihat bus telolet yang membunyikan klakson khasnya secara bersama-sama.

Bukan hanya itu terlihat juga beberapa ikut turun tangan untuk menegur para supir yang membunyikan klakson dengan sangat berisik.

Diketahui klakson basuri di atur dalam peraturan perundang-undangan, UU NO 2 TH 2009 PASAL 285 AYAT (2)
PASAL 106 AYAT (3) JO PASAL 48 AYAT (2)

Warga berharap pihak pihak terkait untuk segera menertibkan aturan mengenal klakson berirama tersebut agar tidak terjadi hal hal yg tidak diinginkan.

Beberapa warga mengancam akan melakukan tindakan yg terukur dan tegas untuk menghentikan kebisingan tersebut jika tidak ada tindak lanjut dari pihak yg terkait.




Seribu Peserta IDA Camp 3 Dijamu Komunitas Marbot Masjid Muda

Marbot Masjid Muda

Prolite – Kemah Adaptasi Bencana Indonesia Disaster Adaptive (IDA Camp) #3, telah usai digelar pada Selasa s.d Kamis, (11 s.d 13/04/23) di Masjid Raya Al-Jabbar. Giat yang mengusung tema 1000 Relawan Marbot Masjid Muda se-Jawa Barat, diikuti oleh 1050 peserta yang dihadirkan dari seluruh pelosok se-Provinsi Jawa Barat.

Ketua Marbot Masjid Muda (MMM) Ahmad Fauzan Fatthurohman selaku penyelenggara kegiatan, menyatakan, pihaknya sangat bersyukur dapat menjamu tamu-tamu Allah yang merindukan itikaf di 10 malam terakhir ramadhan di Masjid kebanggaan masyarakat Jawa Barat.

“IDA Camp 3 ini kami desain sedemikian rupa, sehingga para peserta dari berbagai pelosok, yang selama ini hanya bisa bermimpi untuk mengunjungi Masjid Raya Al-Jabbar, bisa melaksanakan Itikaf 3 hari pertama 10 malam terakhir Ramadhan di Masjid Al-Jabbar. Itikaf dapat dilaksanakan sambil tholabul ilmi, berkegiatan positif melaksanakan konsolidasi merancang program-program yang memang bisa bermanfaat untuk masyarakat luas, dan dalam hal ini, mengikuti pelatihan adaptasi kebencanaan dan bootcamp peningkatan kapasitas marbot melalui metode simulasi dan seminar,” tutur Ahmad.

Baca Juga : Fokus Berkhidmat Sembuhkan Umat, FUN Terapis_Herbalis Raih Penghargaan

Ahmad melaporkan, bahwa setiap harinya selama 3 hari kegiatan tersebut, panitia membagikan 1050 paket ifthar dan 1050 paket sahur untuk peserta.

“Ini belum termasuk yang kami bagikan untuk tamu-tamu undangan dari lintas komunitas, Pos Gabungan Siaga Bencana Jawa Barat, FUN Terapis Herbalis yang memberikan pelayanan terapi kesehatan gratis di spot acara, serta elemen pendukung TNI, Operator Bandros, pengelola kebersihan dan keamanan Masjid Raya Al-Jabbar, serta masyarakat sekitar yang sedang mengunjungi Masjid Raya Al-Jabbar,” tutur Ahmad.

“Kami bersyukur dapat menjadi penjamu tamu-tamu Allah yang senantiasa mencintai dan merindukan masjid. Para marbot masjid ini adalah golongan mukhlisin yang bergerak murni karena kecintaan terhadap Allah. Sangat patut kami jadikan contoh dan ini nampak jelas pada saat pelaksanaan kegiatan kami, di mana para marbot tetap antusias mengikuti pelatihan dan seminar meski sedang diuji dengan simulasi kebencanaan di tengah-tengah situasi berpuasa,” ungkap Ahmad.

Sementara itu, ketua Panitia Penyelenggara, dr. Ahmad Nurhadi yang juga merupakan Ketua Tim Gabungan IDA menyampaikan, bahwa pihaknya mengucapkan rasa terima kasih setinggi-tingginya pada para tokoh pendukung IDA Camp 3, yaitu Bapak Gubernur Ridwan Kamil dan Pangdam 3 Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, serta Kapolda Jawa Barat yang mendukung kegiatan IDA Camp masing-masing dengan perizinan menggunakan Masjid Raya Al-Jabbar sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, Mobilisasi peserta dari seluruh koramil sampai dengan di pelosok Jawa Barat, serta pengamanan kegiatan sehingga acara berjalan secara kondusif mesti dalam kondisi simulasi bencana.

Baca Juga : PBB Ajak 50 Anak Yatim Ngabuburit

“Kami juga hendak melaporkan bahwa seluruh penyelenggaraan kegiatan terlaksana berkat urun kekuatan para relawan sehingga terkumpul 1050 lebih nasi box untuk dibagikan setiap sesinya. Dibantu juga oleh Rumah Zakat, Rumah Makan Ponyo, Rumah Gemilang (BINGKAI), Wilson Hospitality Nuswantara, Forum UMKM Nuswantara (FUN), Masyarakat Kuliner Nuswantara (MAKAN), Komunitas Santri Nuswantara (KOSAN), Masyarakat Kopi dan Tembakau Jawa Barat (MASKOBAR), Sumedang Community (SC), Yayasan Perguruan Al-Karomah, Relawan Masyarakat Peduli Gempa (REMPUG) Pondok Pesantren Al-Kautsar Cipaku Cianjur, FUN Karate Club Indonesia (FUNKI), Komunitas Cinta Sarung Indonesia (KCSI), Gading Command Center dan Jupiter Command Center, serta para anggota Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Kami dengan bangga ingin menyampaikan bahwa tidak 1 rupiah pun kami membebankan anggaran pemerintah untuk penjamuan terhadap 1050 Tamu Allah ini, semua murni dari sumbangan para mukhlisin yang memasak semalaman dan mengeluarkan hartanya di jalan Allah, untuk mensukseskan TNI manunggal dengan Rakyat dan Jawa Barat Juara, tahan terhadap bencana. Ini murni dari kecintaan kami terhadap Rasulullah, terhadap Jawa Barat dan juga terhadap TNI,” ungkap Ahmad.

Sementara itu, Penanggung Jawab Acara sekaligus Ketua IDA Foundation, Ahmad Sugih Mukti, menyampaikan bahwa hasil dari kegiatan IDA Camp ini dilaporkan secara resmi dan tertulis kepada Pangdam III/Slw, Gubernur Jawa Barat dan Kapolda Jawa Barat.

“IDA Camp 3 ini memiliki dimensi assessment, di mana kami telah membuat simulasi yang menunjukkan situasi psikologis otentik para peserta, seandainya terjadi pengungsian dalam jumlah massif di Jawa Barat dan para pengungsi terputus dari jalur komando dengan pusat. Hasil dari assessment ini diharapkan dapat dijadikan dasar dari Training Need Analysis, yang menunjukkan bahwa kita masih perlu dilatih secara lebih intensif untuk dapat beradaptasi menghadapi bencana,” tutup Ahmad.(**/red)




Masjid Raya Al Jabbar Ditutup Sementara

BANDUNG, Prolite – Masjid Terapung Gedebage atau yang lebih dikenal dengan Masjid Raya Al Jabbar ditutup sementara. Al Jabbar adalah sebuah masjid yang berada di Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.

Masjid Raya Al Jabbar yang memiliki kapasitas orang itu memiliki gaya  Arsitektur Utsmaniyah, Neo-futurisme.

Masjid yang diresmikan sejak 30 Desember 2022 itu kini akan dilakukan pentupan sementara menjelang Ramadan. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan perbaikan dan melakukan penataan terlebih dahulu.

Ridwan Kamil mengumumkan melalui unggahan di akun Instagram pribadinya bahwa Masjid Raya Al Jabbar ditutup sementara mulai tanggal 27 Februari hingga 13 Maret 2023 mendatang.

Setelah dua bulan dibuka untuk umum antusiasme jamaah yang luar biasa maka dari itu, sekarang Masjid Raya Al Jabbar di tutup sementara agar bulan Ramadan kita bisa beribaha dengan tenang, tertib dan bersih.

Bukan hanya itu Ridwan Kamil juga menyinggung masalah yang menyeruak akibat membludaknya kunjungan masyarakat ke Masjid Al Jabbar salah satunya PKL.

PKL yang ada di wilayah Masjid Raya Al Jabar dari mana-mana namun warga lokal hanya 5 persen saja sisanya ada yang dari Garut dan dari daerah lainnya.

Pemeliharaan yang akan dilakukan di Masjid Al Jabbar mencakup semua aspek termasuk perbaikan sejumlah kerusakan yang terjadi akibat tingginya jumlah pengunjung yang datang ke masjid tersebut.

Menanggapi itu Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan mendorong agar dimanfaatkan perbaikan rekayasa jalan untuk meminimalisir kemacetan bahkan kalau memungkinkan ada akses alternatif sehingga kawasan gedebage selatan maupun cimincrang tidak macet di bulan ramadan.

Selain itu ia berharap pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan penataan PKL termasuk penataan parkir sehingga lebih tertib.

Menurut politisi PKS ini tentu hal ini besar harapan akan memberikan kenyamanan kepada jamaah yang akan melaksanakan ibadah maupun kegiatan taklim dan kegiatan kegiatan lainnya di mesjid Al Jabbar.

(ino/kai)




Imbas Macet Al-Jabbar, Warga Geruduk DPRD

BANDUNG, Prolite – Imbas macet Al-Jabbar ,warga geruduk kantor DPRD Kota Bandung di jalan Sukabumi. Mereka merupakan warga Cimencrang Kecamatan Gedebage yang mengaku gerah dengan kondisi kemacetan saat ini di wilayahnya paska dibuka Masjid Al Jabbar milik Provinsi Jawa Barat.

Salah seorang perwakilan warga, Lia Noerhambali mengaku kini saat harus beraktivitas keluar rumah berkendaraan butuh 1 jam untuk ke jalan besar dari komplek rumahnya di Cimencrang.

Karenanya warga meminta agar peresmian museum dan wisata air di mesjid Al Jabbar dihentikan sementara.

“Seharusnya kan jalan Cimencrang termasuk yang dilebarkan baru dibangun mesjid ini kan diabaikan. Disini Wali Kota harus peduli ya minta pertanggungjawaban ke pemerintah provinsi yang mengabaikan rekomendasi Dishub Kota Bandung,” jelas Lia usai audensi di dewan diterima langsung para pimpinan dewan dan komisi C.

“Dampaknya sekarang masyarakat tersiksa kalau mau keluar rumah, maka kami minta stop dulu peresmian museum dan wisata air agar tidak terjadi penumpukan 2 x lipat lebih di masjid,” tambahnya.

Kata Lia, ada alternatif lain jika tetap dibuka, yakni lebarkan jalan samping Polda.

“Tunda dulu gagayan peresmian, pertimbangkan juga kepentingan masyarakat yang ribuan KK dari dua komplek perumahan dan wilayah Rancanumpang Cimencrang ini,” gerutunya.

Begitupun ada wacana pembukaan akses dari jembatan Summarecon ke Rancanunpang, kata dia selama tidak ada pelebaran maka tidak boleh difungsikan.

“Kita akan tuntut itu, pembongkaran dua pohon di dekat rel yang saat ini menganggu. Kalau harus dibongkar, ya bongkar saja. Lalu bangunan yang menutup badan jalan agar ditertibkan, Gubernur juga harus punya kemampuan itu jangan mengabaikan,” tegasnya.

Didukung Wakil Ketua Komisi A Khairullah, sebaiknya aktivitas kunjungan ke Masjid Al Jabbar dihentikan sementara.

Hal ini karena sering ia menerima laporan warga lain pun terdampak. Warga Bandung lain yang mau berkunjung ke mesjid Al Jabbar untuk perjalanan kesana butuh 4 jam dan pulang sekitar 2 jam.

“Ini hanya sekali apalagi warga setempat tiap hari berhadapan kondisi ini. Maka memperhatikan keluhan, saya rekomendasikan pertama hentikan dulu sementara aktivitas kunjungan ke mesjid Al Jabbar sampai fasilitas infrastruktur memadai dan tidak membuat masalah dampak negatif imbas macet Al-Jabbar bagi warga,” tegas politisi PKS itu.

Kedua, lanjut dia, re-planing terhadap rencana induk masjid Al Jabbar. Karena jangan sampai membuat suatu bangunan yang sudah dipresdiksi akan dikunjungi atau destinasi ibadah tapi infrastrukturnya belum terbangun sehingga menghambat kunjungan.

“Perhatikan juga anggarannya, ini strategis bagi provinsi tapi kalau dibebankan ke Kota Bandung tidak ada. Siklus anggaran kita kan ada dua kali pembahasan, anggaran murni dan perubahan,” paparnya.(kai)




Ridwan Kamil: Ada Solusi Salah, Gak Ada Salah,,

BANDUNG, Prolite – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di platform sosial media Instagram pribadinya memposting gambar buatannya terkait akses masuk Masjid Al Jabbar.

Postingan itu rupanya mendapat komentar netizen dan suka. Kebanyakan komentar menyayangkan kondisi masjid terapung itu, dibuat seperti kurang dipersiapan. Pasalnya akses yang sulit, banyak warga yang malah kesana mengutamakan selfie dan makan bersama alias botram. Bukan hanya warga, pedagang kaki lima pun berdatangan.

Dari komentar itu sempat beberapa dijawab Ridwan Kamil. Seperti dikomentari akun @oppie_adam “yang ditakutkan ini cuma euforia sesaat karena lagi booming.. nanti² setelah menjadi biasa mungkin gak semacet ini.. sayang juga apbd, mending dipake untuk sektor lain yang lebih long term“.

Dan dijawab Emil sapaan akrab gubernur satu ini “@oppie_adam tidak ada solusi salah. Ada solusi salah juga. Punya gagasan apa kang?”.

Dibalas lagi oleh akun budisutisna88 “@ridwankamil gagasan ? Bangun rumah sakit umum kang, daripada uang 1 T bangun masjid, mending bangun rumah sakit umum besar jawa barat.”

Dalam keterangan postingan itu Emil pun menyampaikan ada beberapa akses yakni alternatif pertama melalui Gedebage selatan via Summarecon. Lalu 3-4 bulan kedepan jalan tol Padaleunyi KM 149 saat ini diperbaiki akan segera dibuka. Terakhir sodetan Soekarno-Hatta sedang diupayakan bersamaan dengan akses tambahan yakni melipir ke rel KA dari jalan Gedebage Selatan.(*/kai)




Dishub Siapkan Prasarana Rekayasa Akses Al Jabbar

Dishub Siapkan Prasarana Rekayasa Akses Al Jabbar

BANDUNG, Prolite – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung mendukung Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) di kawasan Masjid Raya Al Jabbar yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Manajemen rekayasa lalu lintas (lalin) ini merupakan upaya kolaboratif dalam menangani masalah kemacetan di kawasan tersebut.

Kepala Bidang Prasarana Dishub Kota Bandung, Panji Kharismadi mengaku telah menyiapkan sejumlah rambu dan personel yang berjaga dalam menerapkan rekayasa lalin di kawasan Masjid Raya Al Jabbar.

Lebih lanjut, Panji menjelaskan, ada 38 personel yang disiagakan, lalu sebanyak 20 water barrier, 300 traffic cone, dan 55 rambu portabel.

“Kami mendukung penuh upaya yang diinisiasi Pemprov Jabar melalui Dishub. Dalam hal ini kami membantu menyiapkan beberapa sarana untuk mendukung penerapan rekayasa lalin,” ujar Panji.

Secara teknis, ia menjelaskan, rekayasa lalin di kawasan ini mengarahkan kendaraan yang masuk dari arah utara (Jalan Soekarno Hatta menuju Jalan Cimincrang) untuk belok kiri setelah rel.

“Dibelokkan ke Jalan Rancanumpang, arah utaranya itu pas ada jembatan kurang lebih kilometer 150. Jadi bis, kendaraan besar, yang masuk lewat Gedebage Selatan menyusur Jalan Tol. Begitupun yang dari arah Jalan Cimincrang, dibelokkan (ke arah GBLA), menyusur Jalan Tol, lalu diarahkan ke Jalan Rancanumpang,” bebernya.

Lalu, kendaraan akan diarahkan menyusur Jalan Gedebage Selatan, lalu dibelokkan menuju Jalan Rancanumpang dan muncul dari arah selatan Masjid Raya Al Jabbar.

Namun, dengan berbagai perhitungan dan uji coba, hadir opsi lain yakni kendaraan roda dua yang masuk dari arah utara (Jalan Soekarno Hatta menuju Jalan Cimincrang) tetap bisa lurus setelah melintasi rel kereta api.

Sedangkan kendaraan roda empat tetap mengikuti skenario belok ke arah timur, menyusur Jalan Gedebage Selatan dan dibelokkan kembali ke utara seperti skenario sebelumnya.

Adapun Jalan SOR GBLA dan Jalan Rancanumpang ditetapkan 1 arah untuk kendaraan roda 4 dan diperuntukkan bagi kendaraan bis dan truk yang dilarang melintas akses masuk Jalan Cimincrang.(*/kai)




Pemkot Bandung Rekayasa Jalan ke Al Jabbar

BANDUNG, Prolite – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menerapkan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) di kawasan Masjid Raya Al Jabbar, Kelurahan Cimincrang, Kecamatan Gedebage. Proses uji coba dilaksanakan pada 12-13 Januari 2023.

Rekayasa lalu lintas ini diharapkan dapat mengurai kemacetan akses masuk dan keluar Masjid Raya Al Jabbar.

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyebut, rekayasa lalu lintas merupakan keniscayaan mengingat eksisting akses jalan masuk ke Masjid Raya Al Jabbar tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang melintasinya.

“Animo masyarakat untuk datang ke Masjid Raya Al Jabbar luar biasa. Namun di sisi lain, eksisting jalan yang ada juga belum memadai. Sehingga rekayasa jalan adalah satu keniscayaan,” ujar Ema saat meninjau kawasan Masjid Raya Al Jabbar, Jumat 13 Januari 2023.

“Memang ada dinamika (pelaksanaan rekayasa lalu lintas), saya rasa ini bukan masalah besar. Menurut hemat saya ini bisa dikomunikasikan oleh aparatur kepada masyarakat,” imbuhnya.

Selain rekayasa lalu lintas, Ema juga menyebut optimalisasi kantung parkir dan tempat berdagang bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi hal yang diupayakan Pemkot Bandung dalam mendukung kelancaran arus lalu lintas di sekitar Masjid Raya Al Jabbar.

Ia juga menjelaskan, data terbaru soal jumlah kantung parkir di Masjid Raya Al Jabbar.

“Parkir itu ternyata tidak seperti kemarin yang disampaikan. Jumlah itu ternyata akumulasi dari motor yang dipaksakan ke celah-celah, itu baru bisa. Kalau hanya untuk roda empat, ketersediaannya hanya sekitar 400. Itu data terbaru dari Kepolisian yang baru saya terima,” terang Ema.

“PKL sudah mulai ditertibkan. Di plaza itu tidak boleh digunakan untuk parkir apalagi PKL,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, ada lahan seluas meter persegi yang akan diproyeksikan menampung para PKL. Hal ini akan dikomunikasikan unsur kewilayahan.

“Itu lahan untuk pedagang. Nanti akan dikomunikasikan oleh pak camat, karena itu lahan milik masyarakat. Untuk pedagang, karena dari segi kepadatan tanahnya pun bukan diperuntukkan lahan parkir,” beber Ema.

Ia berharap, upaya rekayasa lalu lintas, penataan kantong parkir dan PKL ini dapat menunjang kelancaran arus lalu lintas di kawasan Masjid Raya Al Jabbar.

“Mudah-mudahkan simulasi ini berhasil. Dan kalau bisa bermanfaat, saya rasa untuk sementara ini bisa dipermanenkan,” katanya.

Secara teknis, Kepala Bidang Prasarana Dinas Perhubungan Kota Bandung, Panji Kharismadi menjelaskan, rekayasa lalu lintas di kawasan ini mengarahkan kendaraan yang masuk dari arah utara (Jalan Soekarno Hatta menuju Jalan Cimincrang) untuk belok kiri setelah melintasi rel kereta.

“Dibelokkan ke Jalan Rancanumpang, arah utaranya itu pas ada jembatan kurang lebih kilometer 150. Jadi bis, kendaraan besar, yang masuk lewat Gedebage Selatan menyusur Jalan Tol. Begitupun yang dari arah Jalan Cimincrang, dibelokkan (ke arah GBLA), menyusur Jalan Tol, lalu diarahkan ke Jalan Rancanumpang,” bebernya.

Lalu, kendaraan akan diarahkan menyusur Jalan Gedebage Selatan, lalu dibelokkan menuju Jalan Rancanumpang dan muncul dari arah selatan Masjid Raya Al Jabbar.

Namun, dengan berbagai perhitungan dan uji coba, Dishub Kota Bandung juga membuka opsi lain yakni untuk kendaraan roda dua yang masuk dari arah utara (Jalan Soekarno Hatta menuju Jalan Cimincrang) tetap bisa lurus setelah melintasi rel kereta api.

Sedangkan kendaraan roda empat tetap mengikuti skenario belok ke arah timur, menyusur Jalan Gedebage Selatan dan dibelokkan kembali ke utara seperti skenario sebelumnya.

“Uji coba ini berlangsung dua hari. Kamis dan Jumat hari ini. Setelahnya, kami akan lakukan evaluasi dan untuk rekayasa setelah fase ujicoba ini, kita masih menunggu hasil penilaiannya,” ujar Panji. (*/kai)