310 Siswa Keracunan MBG, Polda Jawa Barat Terus Kawal Insiden Hingga Tuntas

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, S.I.K., M.H, kawal peristiwa keracunan massal yang diduga dari menu MBG (Tribatanews).

310 Siswa Keracunan MBG, Polda Jawa Barat Terus Kawal Insiden Hingga Tuntas

Prolite – Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagiakan pemerintah untuk seluruh siswa di Indonesia kembali terjadi.

Kali ini keracunan menimpa ratusan siswa dari berbagai jenjang Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Seluruh siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan MBG yang di bagi.

Hingga Senin (22/9), pukul WIB, jumlah korban sementara tercatat sebanyak 301 orang. Para korban merupakan siswa dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

“Kami sangat khawatir dengan kondisi anak-anak kami. Semoga mereka segera pulih,” ujar salah seorang orang tua siswa yang anaknya menjadi korban keracunan.

Sekitar Bandung
Sekitar Bandung

Penanganan darurat dilakukan di sejumlah fasilitas kesehatan yang tersebar di wilayah Kecamatan Cipongkor dan sekitarnya. Sebanyak 116 orang dirawat di Puskesmas Cipongkor, 13 orang mendapatkan penanganan medis di Bidan Desa Sirnagalih, 27 orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, 127 orang mendapatkan pertolongan pertama di Posko Kecamatan Cipongkor, dan 18 orang lainnya dirawat di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Anugrah.

Hingga saat ini, korban masih terus berdatangan ke Posko Kecamatan Cipongkor, sehingga jumlah korban diperkirakan masih akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, ., M.H, membenarkan adanya peristiwa keracunan massal yang diduga dari menu MBG yang di konsumsinya tersebut.

“Benar, hingga malam ini jumlah korban sementara sudah mencapai 301 orang. Kami masih terus melakukan pendataan karena korban terus berdatangan. Penanganan medis sudah disiapkan di beberapa titik, termasuk di puskesmas, rumah sakit, dan posko darurat. Polda Jabar bersama instansi terkait akan terus memantau dan memastikan seluruh korban mendapatkan perawatan yang optimal,” ujarnya pada Selasa (23/9).

Kombes Pol Hendra menambahkan, pihak kepolisian akan bekerja sama dengan dinas terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, untuk menelusuri sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal ini. Penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam untuk mengungkap penyebab pasti keracunan apakah dari menu MBG yang disantap atau dari makanan yang lain.

“Kami imbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Saat ini tim kesehatan fokus pada penanganan korban, sementara aparat Kepolisian akan membantu memastikan penyelidikan terkait penyebab dugaan keracunan ini berjalan lancar dan transparan,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban masih berpotensi bertambah seiring dengan adanya laporan terbaru dari lapangan. Pihak kepolisian dan instansi terkait terus berupaya untuk memberikan penanganan terbaik kepada para korban dan mengungkap penyebab pasti dari keracunan massal ini.




99 Orang Alami Keracunan , Usai Menyantap Konsumsi di Acara Samenan

Ilustrasi keracunan (Istimewa).

99 Orang Alami Keracunan , Usai Menyantap Konsumsi di Acara Samenan

Prolite – Acara Samenan di SDN Gandasari berakhir petaka, 99 orang mengalami keracunan usai menyantap konsumsi.

Keracunan yang terjadi di SDN Gandasari, Kampung Bojongmareme, Desa Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Sebanyak 99 orang keracunan usai menyantap konsumsi nasi dan goreng ayam tepung yang disediakan dari pihak sekolah.

Awal kejadian petaka tersebut ketika siswa dan para orang tua siswa menghadiri kenaikan kelas atau Samenan pada Senin (24/06).

Jabar Ekspres
Jabar Ekspres

“Awalnya kita gelar acara Samenan pada hari Senin. Para siswa dan orang tua diberi nasi ayam tepung,” kata Kepala SDN Gandasari, Nia Sumiati dikutip detikcom.

Pada hari itu, kata Nia, belum ada orang tua atau siswa yang mengeluhkan keracunan. Keluhan sakit perut, mual dan diare mulai dirasakan pada Selasa, 25 Juni 2024 sekitar pukul WIB dini hari.

“Kan kemarin makan di sekolah jam WIB siang, kemudian diarenya terasa pukul WIB. Sekarang jumlah yang diare dan muntah masih kita data, ” ucapnya.

“Kalau pengakuan ibu yang di sini (sekolah) katanya dari ayam goreng tepung. Tapi kita masih menunggu hasil cek laboratorium,” ucapnya.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB mencatat, 99 orang bergejala keracunan itu menjalani perawatan di beberapa tempat yakni di Puskesmas Sindangkerta sebanyak 79 orang, Klinik dr. Yoga 9 orang, Klinik Sikembar 6 orang, Klinik dr Taufik 3 orang, dan di Bidan Neneng serta Klinik Permata Hayati masing-masing 1 orang.

Plt Kepala Dinkes Bandung Barat, Eriska Hendrayana mengatakan hingga pukul 16:00 WIB, dari 99 orang korban keracunan ini tecatat 14 orang masih dirawat, 68 orang pulang rawat jalan, dan 6 orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin.

“Rincian pasien yang dirawat 14 orang itu ada di Puskesmas Sindangkerta 7 orang, 3 di Puskesmas Sikembar, 3 di Klinik dr Taufik, dan 1 di Klinik Permata Hati. Meraka akan diobservasi selama 6 jam, kalau sudah membaik diperbolehkan pulang,” kata Eriska saat dikonfirmasi.

Untuk 6 orang korban yang harus rujuk ke RSUD Cililin rata-rata berusia 5 tahun kebawah maka dari itu memerlukan perawatan insentif serat membutuhkan alat bantu medis yang lebih lengkap lagi.