Skateboard, Olahraga Menantang Namun Asyik

‘Pandawa Bowl’ Ajak Anak Kurang Mampu Main Skateboard
BANDUNG, Prolite – Kalau ‘Pandawara’ beramal dengan cara bersihkan sampah di sungai kotor, lain lagi dengan ‘Pandawa Bowl’ yang beraksi dengan skateboard di taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Komunitas satu ini beramal dengan cara mengenalkan olahraga terbilang mahal kepada anak-anak kurang mampu. Bahkan patungan mereka membelikan satu set full peralatan skateboard bagi anak kurang mampu yang berprestasi dalam olahraga tersebut.
“Kita ingin mengenalkan skateboard ini bukan hanya orang mampu saja tapi semua bisa. Makanya selama satu tahun latihan di sini kita gratis gak ada bayar-bayar. Kalau latihan yang punya bawa peralatan sendiri kalau yang tidak punya pakai punya kami,” ujar Adi disela melatih, Sabtu (11/5/2024).
Skateboard sendiri disebut mahal karena peralatannya seperti papan dan pengaman atau protektor senilai kurang lebih satu juta bahkan lebih.
Namun meski mahal, olahraga ini memicu adrenalin, dan nilai plusnya saat skill dikeluarkan decak kagum para penonton membuat adrenalin semakin terpicu untuk meluncur lebih akrobatik dan indah.
Yap, olahraga skateboard satu ini mengandalkan seluruh tubuh harus bertumpu pada sebuah papan lebar 30 cm panjang 70 cm beroda empat.
Itu akan membuat penggunanya merasakan sensasi adrenalin cukup tinggi terutama saat meluncur di lintasan berbentuk mangkok dan berkelok.
Adi dan Sandi sendiri mengaku sudah 6 – 7 tahun menjadi atlet skateboard. Selain hobi mereka ingin terus mengembangkan bakatnya dan menularkan pada anak-anak didiknya.
” Biar tidak main HP terus, karir olahraga mereka kan bisa untuk prestasi sekolah. Seperti kemarin ada yang masuk ke ‘National Champion Ship’ di Bogor. Jack juara 2, Rifa ke-6, dan Nanang ke-4,” beber Adi diamini Sandi seraya berharap dengan prestasi ini, ke depan anak-anak akan mendapat sponsor.
Lanjutnya, olahraga skateboard ini muncul tahun 1950-an di California Selatan Amerika Serikat. Saat itu seorang atlet surfing asal Amerika tidak bisa surfing karena tidak ada ombak sehingga dia menciptakan skateboard
“Dulu papan sederhana dan rodanya dari sepatu roda. Ini equipment-nya (perlengkapan) sih memang lumayan mahal tapi ini bukan olahraga yang khusus orang berduit saja, siapa pun bisa,” tandasnya.
Di taman Pandawa sendiri tampak anak-anak dari usai 5 hingga 20 tahunan tampak asyik berlatih skateboard, tanpa rasa takut mereka meluncur dari ketinggian 2 meter lalu mengitari lintasan sembari mengayun-ngayunkan badan dengan gesitnya.
Sementara warga sekitar yang berada di taman, riuh bertepuk tangan saat menyaksikan keahlian anak-anak tersebut.
Kai Arby (10) mengaku awal menyenangi olahraga skateboard ini karena melihat teman-temannya, lalu muncul ingin mencoba.
Dari situ siswa kelas 3 SD ini sering ikut berlatih kendati papan yang ia digunakan kadang pinjam atau menggunakan punya sendiri.
“Beli tapi bekas jadi agak murah cuma dah rusak sekarang. Tapi kalau latihan suka dipinjemin sama mas Adi. Sampai sekarang masih suka deg deg-an, saya belum mahir mengitari bowl ini,” ujar Kai.