Rokok Elektrik Pengubahan Gaya Hidup Perokok Konvensional

BANDUNG, Prolite – Sejak tahun 2003 di Beijing China sebuah perusahaan mengembangkan rokok elektrik atau vape dan dipatenkan di 2004. Di Indonesia sendiri vape hadir tahun 2014 namun sayang kala itu isu efek samping vape berbahaya dibanding rokok konvensional.

Baru di tahun 2015 vape mulai bangkit dan tepatnya di 2018 rokok elektrik dilegalkan pemerintah Indonesia. Sejak itu pula gaya hidup para perokok berubah dari asalnya rokok konvensional ke rokok elektrik.

Berbagai jenis rokok elektrik dengan segala inovasinya mulai berkembang, mulai dari jenis Mod sampai dengan yang portable yang sering disebut Pod.

Seperti disampaikan Bella (30) warga Purwakarta mengaku, ia beralih ke rokok elektrik sudah empat tahun lalu dan lebih memilih menggunakan jenis Pod.

Menurut Bella kongkow sangat simpel terlebih untuk dibawa-bawa dan terlihat lebih elegan ketimbang bawa rokok biasa yang harus sepaket dengan korek api atau korek gas.

“Kemana-mana gantung di leher pake landyard aja gini, se simple itu kan, gak harus bawa korek ataupun dus rokok,” ujar Bella saat kongkow di jalan Braga Kota Bandung, Rabu (26/2/2025).

Bahkan kata Bella, landyard dan vape banyak macamnya, ada yang motif lucu, unik, atau gahar untuk kaum pria.

Kelebihan lainnya vape pun memiliki berbagai rasa, mulai rasa buah-buahan, mint, hingga rasa kopi.

Ilustrasi.(evy)

Namun Bella mengakui kendati mengeluarkan bau wewangian tapi asap yang dikeluarkan cukup banyak sehingga kadang mengganggu orang-orang disekitarnya.

“Ya sama kaya rokok konvensional ya kalau ada asap kena yang gak suka rokok langsung batuk-batuk bahkan nyinyir. Apalagi ini vape asapnya mengepul kaya fogging,” ujarnya sambil tertawa.

Lain lagi pengalaman Bene (42), bagi warga Kota Bandung ini menggunakan vape tidak bisa hanya menunggukan saja namun harus tahu komponen-komponen dalam rokok elektrik atau vape.

Pasalnya vape banyak komponen-komponen yang harus dipelajari agar vape awet dan enak untuk dihisap.

Dan terpenting kata dia, komponen-kompomen vapd itu harus dilakukan perawatan. Bahkan tak jarang demi mendapat kenikmatan menghisap vape, Bene harus membeli komponen yang berharga mahal.

“Katrid, baterai harus cari yang bagus dan tahan lama. Itu bisa jadi mahal kalau kita beli yang kualitas bagus, lalu liquid yang rasa-rasa itupun kita harus beli dan tergantung pemakaian, liquid bisa boros bisa juga hemat,” jelas Bene seraya menyebutkan nama-nama brand vape terkenal awet dan bagus.

Seiring itu toko atau outlet-outlet penjualan vape pun bermunculan, banyak yang semula penjual rokok konvensional (Bako) beralih ke rokok elektrik.

Satria pemilik Gerobak Ngebul Tripel Kai mengaku menjadi penjual vape setelah tiga tahun menggunakan vape lalu iseng berjualan.

Vape yang ia jual mulai dari harga Rp , selain vape, ia pun menjual komponen vape, seperti liquid hingga kapas khusus vape.

Satria mengaku awal tahun lalu jualannya masih ramai karena banyak anak muda terutama karyawan-karyawan yang membeli vape.

Namun semakin kesini penjualan menurun terlebih isu bahaya vape kembali mencuat, para perokok kembali ke rokok konvensional.
Karena sepi itulah ia pun memilih berjualan secara online ketimbang tetap menyewa tempat di, jalan PHH Mustofa Kota Bandung.

“Ia sekarang online saja tapi ini juga tidak terlalu ramai, ya namanya usaha pasang surut mungkin ya. Hanya jualan saya sekarang gak sekomplit dulu,” lirihnya.(Evy)