Pasca Ambruk, SMP Pasundan 1 Lakukan PJJ

BANDUNG, Prolitenews – Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMP Pasundan 1 Kota Bandung kembali normal pasca enam siswa alami terkena puing-puing bangunan ambruk ruang kelas.
Beruntung ke enam siswa tersebut setelah dibawa ke RSUD Bandung Kiwari untuk dilakukan pengecekan kesehatan dan luka dalam atau rongten kemarin sore sudah kembali ke rumah masing-masing dan dinyatakan hanya mengalami luka ringan.
“Yang enam korban kemarin, saya evakuasi ke UKS langsung panggil ambulance dari puskesmas bawa ke rumah sakit Bandung Kiwari dan kemarin sore sudah pada pulang semua. Karena itu adalah luka ringan, ada yang tangan, kaki, ketusuk paku, termasuk yang kelas 7,” ujar Nana di sekolah.
Kepala Sekolah SMP Pasundan 1 Nana Mulyana mengatakan meskipun KBM normal seperti biasa namun untuk 200 siswa kelas 7 KBM dilakukan jarak jauh (Pendidikan Jarak Jauh).
“Alhamdulillah saat ini normal dan pelajar sudah seperti biasa lagi, kemarin memang ada usulan dari Disdik bahwa sebagian ini ada yang PJJ, jadi sementara ini beberapa hari kedepan PJJ kelas 7, sedang kelas 8 dan 9 normal, ,” jelasnya seraya menyampaikan kemungkinan kedepan yang bergilir PJJ kelas 8 dan 9.
Hal itu dilakukan karena memang ruangan khususnya kelas 7 yang sedang diperbaiki akibat kejadian kemarin.
Nana menyampaikan kembali kronologis kejadian. Kala itu kata Nana sedang pergantian jam pelajaran bahkan salah seorang guru mata pelajaran IPA sudah ada didalam menunggu anak-anak masuk setelah praktek komputer.
Saat itu anak-anak tersebut berada lab komputer lalu satu persatu ke ruang kelas. Beruntung belum semua masuk dan hanya beberapa orang anak.
“Nah setelah itu terdengar bunyi krek sehingga hitungan detik itu langsung ambruk
Guru yang ada didalam menahan puing-puing sambil menyelamatkan anak-anak yang ada disitu, anak- anak itu langsung kedepan ada yang ikut menahan ada masuk kolong bangku memang mereka pernah belajar mitigasi bencana alam. Yang terluka ada 6 siswa dan satu pegawai sekolah, guru yang mengutamakan keselamatan siswa alhamdulilah tidak apa-apa,” bebernya.
Pada kesempatan itu Nana membenarkan usia sekolah sudah berdiri 60 lamanya kemudian sudah pernah direhab sekitar tahun 2011 an dan belum rehab lagi.
Namun pihak ya sudah mengusulkan untuk perbaikan tahun 2026 nanti, sayangnya ruangan keburu ambruk. Selain karena usia bangunan kondisi cuaca pun diakuinya ekstrem.
“Ini bencana murni karena memang tidak diinginkan seperti ini, sudah bangunn rapuh cuaca ekstrem juga. Ini rencana sudah ada bapenas sekalian mengontrol revitalisasi sekaligus mengusulkan sudah kami catat untuk kondisi luar biasa, sekarang insyaallah dari Ciptabintar datang untuk mengecek semua kelayakan bangunan utamanya,” tutupnya.