Membatik dengan Hati Mewarnai Dunia, Ledia: Batik Lilin Dingin Harus Terus Disosialisasikan

Membatik dengan Hati Mewarnai Dunia, Ledia: Batik Lilin Dingin Harus Terus Disosialisasikan
BANDUNG, Prolite – Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amalia membenarkan bahwa batik lilin dingin harus banyak disosialisasikan agar tidak punah.
“Kita banyak sosialisasi seperti ini agar anak-anak muda terus tertarik melakukan ini.
Ini adalah kegiatan semarak budaya kerjasama kementerian kebudayaan dengan komisi X DPR RI, semarak budaya kali ini temanya adalah workshop batik lilin dingin sebetulnya bukan batik tapi perintang gumindang” ujar Ledia disela acara bertajuk Workshop Batik lilin dingin – Membatik dengan Hati, Mewarnai Dunia Jl. Gatot Subroto, Minggu (16/11/2025).
Terlebih teknis batik lilin dingin ini kata Ledia, secara literatur terbaca di dunia hanya ada dua, di Norwegia dan Indonesia, di Indonesia pun hanya ada di Banten dan di Toraja.
“Jadi menurut kami ini menjadi bagian yang penting untuk kemudian kita sosialisasikan supaya nanti kemudian terus terjaga karena sudah banyak yang tidak melakukan batik teknik ini,” tandasnya.
Target sosialisasi adalah ibu-ibu dan bapak-bapak di kota Bandung meskipun secara khas batik ini dari Banten.
“Banten kan masih bagian dari Jawa Barat administratifnya berbeda, bagaimana budaya Indonesia ini kemudian kita kembangkan setidaknya ini lebih mudah kalau mereka dalam keadaan ingin menyiapkan kedepan untuk usaha mereka,” bebernya.
Khusus pengembangan kata dia, mungkin nanti bisa membentuk kelompok-kelompok atau mereka (peserta workshop) mau jalan bergerak sosialisasi lagi meski tidak usaha.
Tetapi Ledia, berharap peserta mengembangkan budaya sambil juga meningkatkan ekonominya.
“Kita mengupayakan, tahapannya saat ini adalah tahap sosialisasi jadi sosialisasi ini kita lakukan terus menerus ini sudah… ke tiga ya kami lakukan, karena kita berharap makin banyak orang yang paham,” tegasnya.
Kedepan pihaknya akan mendorong ke sekolah-sekolah melalui pelajaran keterampilan seni budaya oleh guru-gurunya supaya mulai memperkenalkan budaya-budaya.
“Bisa dibilang nyaris punah dan banyak yang tidak ingin melakukannya, makanya akan terus kita dorong, kita sosialisasikan ini,” tutupnya.
Sementara itu terlihat 100 orang guru kesenian baik tingkat SMP dan SMA dari Kota Bandung dan Kota Cimahi, antusias mengikuti workshop batik lilin pada acara semarak budaya.
Tampak guru-guru tersebut asyik membatik di atas kain percak berwarna putih yang diberikan panitia. Guru-guru tersebut cukup telaten membuat motif bunga dan mewarnai batik lilin miliknya.
“Acara ini bagus meningkatkan kreativitas, kita juga senang karena stres tersalurkan disini,” ujar Andriani.








