Bahaya HIV dan AIDS, Gen Z Perlu Paham 3 Faktor Penularannya

Bahaya HIV dan AIDS, Gen Z Perlu Paham 3 Faktor Penularannya
Prolite – Gen Z perlu paham dengan bahaya penularan HIV dan AIDS pada diri kita serta dapat menghancurkan masa depan kita.
HIV dan AIDS merupakan suatu virus yang akan menyerang tubuh kita seumur hidup.
HIV (human immunodeficiency virus) dan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) merupakan virus yang merusak system kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
Bagai mana Gen Z sampai sini sudah mengetahui bahanya akan virus ini? Jika Belum mari kita perdalam penjelasannya.
HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Penderita yang sudah terinfeksi virus ini maka daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Gen Z perlu tau penyebaran virus ini dapat melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI.
Namun ada catatan penting bahwa penderita HIV tidak akan bisa menularkan virus melalui udara, air, keringat, air mata, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI terdapat lebih dari kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks.
Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Tercatat ada lebih dari penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang.
Apabila Gen Z merasakan gejala Kebanyakan penderita baru mengetahui dirinya tertular HIV setelah melakukan pemeriksaan akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh.
Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia, penurunan berat badan secara drastis (cachexia), atau toksoplasmosis otak.
Penderita akan mengalamai flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu.
Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV dan AIDS adalah sebagai berikut:
- Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman
- Menggunakan jarum suntik bersama-sama
- Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup
Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar HIV melalui cara-cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu setelahnya.
Namun yang perlu diingat ad acara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan penularan HIV dan AIDS:
- Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
- Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
Bagai mana informasi terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, terutama bagi Gen Z, lakukan pemeriksaan ke dokter agar mengetahui lebih lanjut mengenai virus berbahaya ini.








