Langkah Bank Indonesia Mendorong Penggunaan LCT dalam Promosi Perdagangan Antarnegara

Prolite – Dalam upaya memperkuat perdagangan dan kerjasama ekonomi antar negara, Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah strategis untuk mempromosikan penggunaan Local Currency Transaction (LCT) atau transaksi dengan mata uang lokal.
Dilansir dari Bank Indonesia, inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi dependensi terhadap mata uang asing dan memperkuat nilai tukar rupiah dalam perdagangan internasional.
Pekan lalu, tepatnya pada tanggal 26 September, Bank Indonesia mengadakan “Indonesia-Tiongkok Business Forum” di Beijing.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan ekonomi dari kedua negara dan menjadi platform penting untuk memperkuat jalinan kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok, terutama melalui promosi penggunaan LCT.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam sambutannya menekankan pentingnya berinvestasi di Indonesia.
Dia menyebut lima alasan utama, yaitu stabilitas makroekonomi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, reformasi struktural yang berkelanjutan, percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, serta pengembangan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
“Indonesia memiliki pondasi yang kuat dan pasar domestik yang luas, yang diperkuat oleh sektor jasa yang berkembang pesat dan ekonomi generasi milenial yang semakin meningkat,” kata Perry Warjiyo.
Dalam forum tersebut, Perry Warjiyo juga menyoroti pentingnya kerjasama bilateral dengan Tiongkok, yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia. Hubungan kedua negara, menurutnya, harus terus diperkuat untuk memaksimalkan potensi ekonomi yang ada.
LCT, sebagai mekanisme baru, memungkinkan pelaku usaha di kedua negara untuk bertransaksi langsung dengan mata uang setempat, dalam hal ini Rupiah dan Yuan.
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko nilai tukar, dan meningkatkan kestabilan ekonomi kedua negara.
Menariknya, inisiatif LCT antara Indonesia dan Tiongkok sudah dimulai sejak tahun 2017 dan saat ini melibatkan 24 bank dari kedua negara.
Peningkatan Kerjasama Bank Indonesia Melalui LCT Tidak Hanya Fokus pada Tiongkok
Bank Indonesia juga berencana untuk memperluas kerjasama serupa dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Jepang. Bahkan, dengan Singapura dan Korea Selatan, Indonesia sudah mencapai tahap pembahasan lanjutan.
Di samping forum bisnis, terdapat juga kurasi proyek clean and clear (CnC) yang menawarkan peluang investasi bagi investor Tiongkok. Beberapa sektor yang diminati oleh investor Tiongkok antara lain energi terbarukan, infrastruktur, dan industri kendaraan listrik.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan di Tiongkok, BI dan People’s Bank of China menandatangani Nota Kesepahaman yang mencakup berbagai aspek kerjasama, termasuk kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial, serta inovasi digital dalam sistem dan jasa pembayaran.
Kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Tsinghua University, salah satu universitas terkemuka di Tiongkok.
Melalui kesepakatan ini, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan, riset, dan pengembangan kapasitas.
Rangkaian kegiatan di Tiongkok diakhiri dengan perhelatan “Indonesia Night”, sebuah acara yang menampilkan budaya dan produk unggulan Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari kedua negara dan menjadi ajang promosi pariwisata dan produk-produk lokal Indonesia di Tiongkok.
Dengan semua langkah strategis yang diambil, Bank Indonesia berharap dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah perdagangan internasional dan memastikan bahwa perekonomian nasional terus tumbuh dan stabil dalam menghadapi dinamika global yang semakin kompleks.