Indonesia-Tiongkok Kukuhkan Sinergi dan Investasi, Apa yang Terjadi?

Prolite – Dilansir dari web resmi Pemerintah Indonesia, pada Selasa, 25 Oktober 2023, kolaborasi antara Indonesia-Tiongkok kini semakin menguat.
Dalam Forum Bisnis Indonesia-Tiongkok yang diadakan sebagai bagian dari Belt and Road Forum (BRF) ke-3 pada tanggal 16 Oktober 2023, telah disepakati kerja sama bernilai lebih dari Rp200 triliun. Faktanya, potensi kerja sama di antara kedua negara tersebut bisa mencapai Rp455 triliun.
Sepanjang dekade terakhir, hubungan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok telah meningkat pesat. Lonjakan ini sebagian besar dikaitkan dengan inisiatif belt and road (BRI) atau yang dikenal sebagai Inisiatif Sabuk dan Jalan, yang diperkenalkan oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping pada bulan September 2013 di Universitas Nazarbayev, Kazakhstan.
Program Belt and Road (BRI) : Satu Sabuk Satu Jalan
Program BRI yang awalnya dikenal dengan nama Jalur Sutra Baru, kini dikenal sebagai Satu Sabuk Satu Jalan.
Ini merupakan salah satu inisiatif luar negeri dan ekonomi Tiongkok yang paling berani, bertujuan untuk meningkatkan pengaruh ekonomi Beijing dengan proyek infrastruktur skala besar yang mencakup berbagai negara.
BRI mencakup dua jalur utama: jalur sutra ekonomi berbasis darat dan jalur sutra berbasis laut. Melalui BRI, Tiongkok telah menghubungkan kawasan Asia, Afrika, Oseania, dan Eropa melalui berbagai proyek infrastruktur yang telah dibangun, seperti jalur kereta api yang menghubungkan Tiongkok dengan Eropa, dan yang melewati kawasan Asia Tenggara menuju India.
Dalam kunjungannya ke Tiongkok, Presiden RI Joko Widodo menegaskan bahwa kolaborasi Indonesia-Tiongkok adalah kemitraan berdasarkan prinsip perdamaian, kerja sama, keterbukaan, inklusivitas, serta saling belajar dan menguntungkan satu sama lain.
Hal ini semakin ditekankan ketika Presiden Joko Widodo dan rombongan mengunjungi Tiongkok untuk menghadiri BRF ke-3 di Beijing.
Peran penting Tiongkok dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa diabaikan. Dalam sepuluh tahun terakhir, kontribusi dari pengusaha Tiongkok dalam pembangunan Indonesia semakin meningkat.
Menurut Presiden Jokowi, para pengusaha Tiongkok telah berinvestasi dengan cepat dan tepat di Indonesia. Investasi dari Tiongkok di Indonesia diperkirakan akan meningkat drastis dalam satu atau dua tahun mendatang, terutama dengan adanya fokus Indonesia pada pengembangan industri seperti nikel, tembaga, dan timah.
Salah satu titik penting dalam hubungan kedua negara adalah pengembangan infrastruktur di Indonesia. Faktanya, saat ini Indonesia masih berupaya keras dalam mengembangkan infrastruktur dasar dan strategis di seluruh wilayah, termasuk di daerah-daerah terpencil.
Selain itu, dalam forum BRF 2023, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam proyek BRI. Kerja sama ini diharapkan akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak, tidak hanya dalam aspek ekonomi, namun juga sosial dan politik.
Ekspor Indonesia-Tiongkok Menunjukkan Peningkatan Signifikan
Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa ekspor nonmigas ke Tiongkok telah meningkat sebesar 9,36% pada Agustus 2023.
Investasi dari Tiongkok di Indonesia terus meningkat. Menurut catatan, investasi dari Tiongkok pada semester pertama 2023 sudah mencapai lebih dari USD3,8 miliar.
Kolaborasi BRI ini diperkirakan akan mendorong pengembangan industri di berbagai kawasan di Indonesia, seperti Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi, dan Bali.