Gaza Utara Dikepung : Ribuan Warga Palestina Mengungsi Seiring Israel Bersiap untuk Serangan

Prolite – Ribuan warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka di Gaza Utara hari Sabtu ini mengantisipasi serangan darat dari Israel.
Sementara itu, serangan udara Israel terus menghantam wilayah tersebut. Israel, dalam upaya kemanusiaan, menyatakan akan menjaga dua jalan utama agar warga bisa mengungsi dengan aman.
Dalam kurun waktu seminggu terakhir, kelompok militan Hamas di Gaza telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap kota-kota Israel, mengakibatkan kematian sekitar warga sipil Israel – serangan terburuk dalam sejarah negara tersebut.
Sebagai respons, Israel mengepung wilayah Gaza dan melakukan serangan udara massif. Otoritas Gaza mengungkapkan bahwa lebih dari warga Palestina telah meninggal, termasuk 25% di antaranya adalah anak-anak, dengan hampir lainnya terluka.
Israel memberikan batas waktu kepada penduduk Gaza Utara, Palestina, untuk mengungsi ke selatan hingga Sabtu pagi. Namun, saat batas waktu mendekat, pemerintah menjamin keselamatan mereka yang menggunakan dua jalan utama hingga pukul 4:00 sore waktu setempat.
Pasukan Israel saat ini sedang berkumpul di sekitar Gaza, “mempersiapkan diri untuk tahap selanjutnya dari operasi militer,” menurut pernyataan dari juru bicara militer, Letnan Kolonel Jonathan Conricus.
Sebaliknya, Hamas menyarankan penduduknya untuk tetap di rumah dengan alasan keselamatan. Kelompok tersebut juga menuduh Israel menggunakan taktik perisai manusia, suatu tuduhan yang ditegaskan oleh Israel sebagai tidak benar.
Dalam kejadian lain di Gaza City, pesawat tempur Israel mengebom daerah pemukiman selama malam hari. Beberapa warga yang selamat dari serangan itu mengungsi ke rumah sakit Al Quds yang berdekatan.
Salah satu warga yang enggan disebut namanya menyatakan, “Kami mengalami malam yang mengerikan. Israel menghukum kami karena kami memilih untuk tidak meninggalkan rumah kami.”
Organisasi Palang Merah Palestina mengungkapkan bahwa mereka telah mendapat perintah dari Israel untuk mengosongkan rumah sakit tersebut pada pukul 4 sore, namun mereka memilih untuk tetap memberikan layanan medis bagi yang membutuhkan.
Di kota Khan Younis, di Gaza Selatan, serangan udara Israel menghantam sebuah gedung berlantai empat. Saksi mata di lokasi melaporkan upaya penyelamatan yang dilakukan oleh warga sekitar setelah serangan.
Sementara itu, serangan yang dilancarkan oleh Hamas ke Israel telah memicu duka mendalam di kalangan warga Israel. Ratusan ribu tentara cadangan telah dimobilisasi dalam beberapa hari terakhir.
Di tengah krisis ini, Avichai Brodetz, seorang petani dari Kibbutz Kfar Aza, menuntut pembebasan keluarganya yang diculik oleh Hamas. “Hal pertama yang harus dilakukan adalah membebaskan perempuan dan anak-anak,” ungkapnya.
Pemerintah AS saat ini sedang bekerja sama dengan pejabat Mesir, Israel, dan Qatar untuk membuka perlintasan ke Gaza.
Di sisi lain, banyak negara dan lembaga bantuan telah mengirim bantuan ke Mesir, namun menghadapi kendala dalam mendistribusikannya ke Gaza karena pembatasan dari Israel.
Krisis ini telah menyebabkan ribuan penduduk Gaza mengungsi ke selatan. PBB mencatat bahwa banyak dari mereka yang mengungsi terpaksa mencari perlindungan di sekolah atau rumah kerabat.
Akhirnya, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menekankan pentingnya akses kemanusiaan di seluruh Gaza. Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden, menyatakan dukungannya kepada Israel tetapi juga meminta negara tersebut untuk melindungi warga sipil.