Film “Si Buta dari Gua Hantu: Mata Malaikat” Siap Diproduksi

Si Buta dari Gua Hantu

Prolite – Film “Si Buta dari Gua Hantu: Mata Malaikat” Siap Diproduksi – Era Baru Sang Legenda Silat Tanah Air

Dunia perfilman Indonesia kembali diramaikan dengan kabar besar yang bikin para pecinta komik lawas dan penonton film tanah air heboh. Setelah sekian lama dinanti, karakter ikonik Si Buta dari Gua Hantu akhirnya bersiap kembali ke layar lebar lewat film baru berjudul “Si Buta dari Gua Hantu: Mata Malaikat”.

Proyek ambisius ini digarap oleh Bumilangit Entertainment bekerja sama dengan MAGMA Entertainment, dan dijadwalkan tayang pada 2027. Pengumuman resminya mencuat pada gelaran JAFF Film Market 2025, langsung mencuri perhatian publik.

Dengan rekam jejak Bumilangit yang cukup solid dalam mengangkat pahlawan lokal ke layar lebar, plus kolaborasi dengan sutradara ternama Charles Gozali, film ini diprediksi bakal jadi salah satu proyek layar lebar Indonesia yang paling ditunggu dalam beberapa tahun ke depan.

Legenda Komik yang Tak Pernah Padam

Buat kamu yang mungkin baru mendengar atau belum terlalu familiar, Si Buta dari Gua Hantu adalah tokoh ciptaan Ganes TH yang muncul pertama kali pada tahun 1967. Nggak main-main, karakter ini termasuk salah satu Intellectual Property (IP) terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 180 volume komik yang tersebar selama puluhan tahun.

Komiknya sendiri tercatat telah dibaca lebih dari 20 juta orang, menjadikannya salah satu tokoh fiktif paling populer sepanjang sejarah komik Indonesia. Bahkan sebelum era film superhero modern menjamur, Si Buta sudah lebih dulu diadaptasi ke berbagai medium, termasuk sembilan film layar lebar dan 86 episode serial televisi. Bisa dibilang, ia adalah pelopor genre heroik lokal.

Dengan sejarah panjang dan basis penggemar yang kuat, kehadiran film baru ini bukan cuma nostalgia, tapi juga peluang untuk mengenalkan kembali ikon silat Indonesia ke generasi penonton yang lebih muda.

Proyek Baru dengan Napas Segar

Film terbaru ini bakal disutradarai oleh Charles Gozali, sosok yang dikenal lewat film horor religi sukses seperti Qodrat dan Qodrat 2. Charles membawa pendekatan yang segar untuk menghidupkan kembali karakter legendaris ini. Ia menegaskan bahwa proyek ini tidak berkaitan dengan pengembangan film Si Buta yang pernah diumumkan oleh Joko Anwar sebelumnya.

“Ini menjadi awal baru yang memungkinkan terbentuknya franchise tersendiri,” ujar Charles. Pernyataan ini bikin banyak fans makin penasaran — apakah kisah baru ini akan jadi pondasi untuk sebuah universe film yang lebih besar? Melihat tren perfilman dunia dan pengalaman Bumilangit yang sudah menggarap beberapa film dalam Jagat Sinema Bumilangit, kemungkinan itu jelas terbuka lebar.

Kolaborasi Dua Rumah Produksi Besar

Kerja sama antara Bumilangit Entertainment dan MAGMA Entertainment diumumkan secara resmi pada 30 November 2025, lewat unggahan di media sosial mereka. Pengumuman tersebut juga diperkuat saat keduanya tampil di JAFF Film Market 2025, sebuah ajang yang memang sering menjadi tempat peluncuran proyek film besar di Indonesia.

“Kami meresmikan kerja sama pada JAFF Film Market 2025. Ini dimulai dengan produksi film layar lebar Si Buta dari Gua Hantu: Mata Malaikat yang direncanakan tayang pada 2027,” tulis keterangan resmi itu.

Kolaborasi ini menarik karena menggabungkan kekuatan dua perusahaan hiburan yang sama-sama ambisius dalam mengembangkan cerita lokal ke level yang lebih besar. Melihat rekam jejak Bumilangit yang telah merilis Gundala, Sri Asih, Virgo and the Sparklings, hingga Tira, film baru ini jelas punya potensi untuk mendapatkan perhatian besar — bahkan mungkin sampai ke pasar internasional.

Harapan dan Ekspektasi Penonton

Banyak yang berharap film ini bisa menghadirkan pengalaman sinematik yang keren, dengan koreografi silat yang solid, storytelling yang kuat, dan pembangunan dunia yang rapi. Karakter Si Buta yang punya kisah tragis namun penuh nilai keberanian dan moralitas memang sangat potensial untuk dieksplorasi dengan pendekatan modern.

Penggemar setia komiknya tentu menunggu apakah film ini akan mengambil inspirasi dari arc tertentu dalam komik, seperti perjalanan Barda Mandrawata, konflik dengan perampok yang membutakan matanya, atau tema spiritual dan petualangan khas seri aslinya. Sementara itu, penonton baru pasti mengincar visual yang memikat, aksi yang intens, dan cerita yang mudah diikuti.

Dengan jadwal tayang yang masih dua tahun lagi, kita bisa berharap proses produksi akan dilakukan dengan matang — terutama untuk adegan pertarungan, desain kostum, efek visual, hingga pembangunan atmosfer pedesaan dan hutan yang khas dunia Si Buta.

Kembalinya Si Buta dari Gua Hantu ke layar lebar lewat film “Mata Malaikat” adalah kabar menggembirakan buat dunia hiburan Indonesia. Ini bukti bahwa cerita lokal punya potensi besar untuk terus dikembangkan, diperbarui, dan diperkenalkan kembali ke generasi baru.

Kalau kamu salah satu penggemar komik lawas, pencinta film aksi, atau penonton yang suka eksplorasi karakter ikonik Indonesia, ini adalah proyek yang wajib kamu pantau. Sambut era baru sang legenda — dan siapa tahu, ini bisa jadi langkah awal kebangkitan kembali jagat cerita heroik khas Nusantara!