Father Hunger Sangat Berpengaruh Pada Anak

JAKARTA, Prolite – Apa kalian mengetahui apa itu kondisi Father Hunger? Father Hunger adalah kondisi yang mengacu pada tekanan emosional yang dialami seseorang sepanjang hidup karena ayah mereka meninggalkan mereka atau ketidak hadiran ayah secara emosional yang juga disebut defisit ayah.
Kurangnya perhatian dari sosok seorang ayah entah karena kematian, ketidak hadiran secara emosional dan kerinduan anak akan sosok seorang ayah. Kondisi seperti itu yang bisa membuat seorang anak mengalami Father Hunger.
Kondisi seperti ini dapat mempengaruhi rentang hidup anak dari segala usia. Selain hadirnya seorang Bunda penting bagi hidup anak namun sosok seorang ayah tidak kalah penting kehadirannya di kehidupan anak.
Hal ini bisa terjadi baik antara ayah biologis dan anak-anaknya, serta merindukan hubungan dengan ayah sambung atau ayah angkat, Bunda.
Apa pun situasinya, ajak anak untuk tidak perlu merasa malu bahwa mereka mendambakan kehadiran ayah. Jika ini terjadi pada Si Kecil, Bunda bisa menjadi atau mencari seseorang yang dapat memberi mereka kasih sayang dan waktu berkualitas yang ayah mereka tidak mau atau tidak mampu memberikannya.
Lantas apa saja bentuk kehadiran ayah yang dibutuhkan anak?
- Fisik
Dalam banyak kasus, jika ayah tidak hadir dalam hidup anak, maka anak akan berisiko memilih perilaku fisik yang berbahaya untuk mengisi kekosongan akan sosok ayah dalam hidup mereka.
Perilaku seperti gangguan makan, menyakiti diri sendiri, hingga ketergantungan dan kecanduan game. Semua perilaku ini berdampak negatif pada kesehatan fisik anak di kemudian hari, Bunda.
- Emosional
Pengabaian ayah menimbulkan trauma emosional bagi anak. Bahkan, jika ayah tidak dengan sengaja meninggalkan Si Kecil, seperti dalam kasus penempatan militer, kematian, hingga penahanan hukum. Tidak memiliki ayah dalam hidup anak dapat memengaruhi kesehatan emosional mereka.
- Kejiwaan
Anak mungkin merasakan kekosongan dalam jiwanya yang disebabkan oleh ketidakhadiran seorang ayah. Ini dapat menimbulkan luka yang dalam dan menyakitkan pada jiwa anak, Bunda. Kondisi ini membuat jiwa anak mendambakan perhatian. (*/ino)