Banyak Kendala Di TKA, Seharusnya Terantisipasi

BANDUNG, Prolitenews – Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mengaku mendapatkan laporan kendala dari beberapa sekolah terkait pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di tingkat SMA/SMK/MA hari pertama.

Ada yang mengalami sistem logout sebelum waktunya, ada yang mati lampu, masalah jaringan internet, keterlambatan token untuk login hingga soal-soal yang tidak sesuai dengan kisi-kisi.

Hal itu berbeda dengan yang dilaporkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) menyampaikan berjalan lancar.

Menurut Ledia bila ada kendala, harus diakui, terlebih dari sekian ribu sekolah tentu tidak akan bisa 100 persen lancar dan mulus. Tetapi setiap kendala harus segera diatasi, jangan sampai merugikan peserta TKA.

“Terutama kendala-kendala yang bisa dicegah seperti jaringan internet lambat dan token yang terlambat harusnya sudah diantisipasi,” ujar Ledia Senin (03/11/2025).

Apalagi sebelum TKA ini dilangsungkan setiap sekolah sebenarnya sudah melaksanakan gladi bersih sepekan sebelumnya. Karena itu munculnya kendala seharusnya sudah bisa diantisipasi, ditekan seminimal mungkin dan jangan sampai berulang pada hari berikut.

Saat melakukan kunjungan spesifik mengenai persiapan TKA ke beberapa sekolah di Kota Bandung dan Kota Cimahi pada 27 hingga 29 Oktober lalu, Ledia sudah menemukan beragam hal serupa disampaikan pihak sekolah, seperti kasus mati lampu, sistem log out dan login yang sangat lambat.

“Dua SMK di Bandung dan MAN di Cimahi yang saya datangi membagi sesi gladi bersih TKA menjadi pagi dan siang. Terungkap bahwa rata-rata kendala pada sesi siang adalah sistem error sehingga peserta terhambat mengerjakan soal. Ada yang jawaban siswa bisa tersimpan tetapi ada yang harus mengulang dari awal. Sementara soal keterlambatan token merata terjadi pada dua sesi, bahkan ada yang sampai 25 menit token tidak kunjung diterima,” ungkap Ledia.

Persiapan sekolah sendiri menurut sekretaris Fraksi PKS DPR RI ini sudah cukup baik. Semua sekolah yang dikunjungi menyiasati keterbatasan gawai dengan membagi TKA dalam beberapa sesi. Khusus MAN di Cimahi bahkan membagi gladi bersih TKA dalam 3 sesi per hari dan harus menyewa 80 laptop untuk memenuhi kebutuhan 108 gawai.

Pada SMKN 14 Kota Bandung lebih dari 50% siswa ikut TKA, pada SMKN 10 hanya 7 anak dari 400 siswa tidak ikut TKA, sementara di MAN Cimahi seluruh siswa, sebanyak 390 orang, ikut TKA.

“TKA ini memang tidak wajib, tidak menjadi penentu kelulusan. Hanya memang termasuk diperhitungkan bila ingin melanjutkan kuliah. Namun entah kebetulan atau tidak, tapi memang pada SMKN 10 dan MAN Cimahi yang kepala sekolahnya perempuan, peserta TKA-nya lebih banyak, bahkan ada yang 100 persen. Mungkin karena pendekatannya lebih persuasif ya. Katanya sih disampaikan ke anak-anak ikut saja, daripada nanti menyesal gak punya sertifikat. Jadi pendekatan bujukan emak-emak sepertinya kuat juga itu.” Tutup Ledia setengah berkelakar.