Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga dalam Upaya Jaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

JAKARTA, Prolite – Dilansir dari Bank Indonesia nomor 25/259/DKom, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 September 2023 telah menghasilkan keputusan penting terkait kebijakan moneter di Indonesia.
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada tingkat 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Keputusan ini merupakan bagian dari konsistensi kebijakan moneter yang bertujuan untuk menjaga inflasi tetap rendah dan terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada tahun 2023 dan 2,5±1% pada tahun 2024.
Kebijakan moneter Indonesia tetap difokuskan pada pengendalian stabilitas nilai tukar Rupiah sebagai langkah antisipasi dari dampak ketidakpastian pasar keuangan global.
Selain itu, BI juga terus mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dengan melalui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial yang efektif mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 2023.
Langkah-langkah ini ditujukan untuk mendukung sektor-sektor seperti hilirisasi, perumahan, pariwisata, dan pembiayaan inklusif dan hijau.
Digitalisasi sistem pembayaran juga tetap menjadi fokus, dengan upaya untuk memperluas inklusi ekonomi dan keuangan digital, termasuk digitalisasi transaksi keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Seluruh langkah ini merupakan bagian dari upaya BI untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
Dalam asesmen transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang dilampirkan di sini, BI juga telah menegaskan komitmennya untuk meningkatkan transparansi suku bunga dasar kredit, terutama pada suku bunga kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Ini merupakan langkah yang penting dalam memastikan bahwa suku bunga kredit UMKM dapat diakses dengan lebih mudah oleh para pelaku usaha kecil dan menengah, yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Pemerintah dan Bank Indonesia juga terus melakukan sinergi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang tinggi.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap didukung oleh permintaan domestik yang kuat, konsumsi rumah tangga yang tinggi, dan penyelesaian Proyek Strategis Nasional.
Meskipun ada tantangan di pasar global, Bank Indonesia optimis bahwa ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh dengan baik.
Selain itu, Bank Indonesia juga memantau dengan cermat kinerja neraca pembayaran Indonesia, stabilitas nilai tukar Rupiah, dan tingkat inflasi.
Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah, penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan insentif likuiditas makroprudensial adalah beberapa dari banyak alat kebijakan yang digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan oleh BI dan pemerintah, diharapkan ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh dengan baik dan inflasi akan tetap terkendali sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Bank Indonesia akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan negara.