Bahaya Kandungan BPA pada Bahan Plastik

JAKARTA, Prolite – Kemasan plastik sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan ini sudah jadi bagian hidup kita. Dari mulai tempat makan hingga tempat minum semua menggunakan bahan plastik.
Namun tidak semua plastic aman untuk di gunakan, apakah anda tau ada kandungan BPA? BPA adalah bahan kimia industri yang digunakan untuk membuat plastik polikarbonat dan resin epoksi. Bahan kimia ini sangat berbahaya untuk tubuh kita.
Apa masih ada bahan plastic yang tidak ada kandungan BPAnya? Pasti ada. Mari kita kenali kode yang ada pada bagian bawah kemasan plastic yang anda punya.
Kode klasifikasi plastik ini berbentuk logo segitiga berpanah yang berisi angka 1-7, yang masing-masing menjelaskan bahan baku pembentuknya. Untuk angka 7, ada empat jenis plastik yang termasuk dalam kategori ini, yaknistyrene acrylonitrile(SAN),acrylonitrile butadiene styrene(ABS),polycarbonate(PC), dan nilon. Dari keempat bahan ini, SAN dan ABS boleh dijadikan kemasan makanan dan minuman. Bahan PC dilarang karena bahan tersebut mengandung BPA yang dapat menyebabkan beberapa risiko kesehatan.
Kemasan plastik dengan kode 7 dan keterangan BPA free atau bebas BPA, menunjukkan bahwa kemasan tersebut aman digunakan karena berarti bahan baku pembuatnya bukan PC.
BPA bukan hanya ada pada tempat makan atau botol air minum. Tapi dalam galon guna ulang juga bisa terdapat BPAnya.
Dampak kesehatan yang berpotensi ditimbulkan BPA pada galon guna ulang terjadi dalam konteks bahan kimia pembentuk polikarbonat itu berpindah ke bahan pangan (makanan dan minuman) atau yang disebut dengan “migrasi”.
Lalu dampak kesehatan itu juga terjadi dalam konteks tingkat asupan BPA ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi pangan tadi, atau yang disebut “paparan”.
Ahli polimer dari Universitas Indonesia, Mochamad Chalid mengatakan BPA bisa mengalami pelepasan akibat terjadinya proses hidrolisis (reaksi kimia dimana molekul air memecah ikatan kimiawi) pada suhu dan dalam waktu tertentu. Jadi, kuncinya adalah suhu dan waktu.
“Perlunya kita memperhatikan suhu saat galon guna ulang dalam proses produksi, distribusi ke konsumen, dan penggunaan ulang limbahnya sebagai campuran bahan baku pada produksi berikutnya,” sebutnya.
Bukan hanya bahan yang digunakan yang dapat meyebarkan penyakit tapi penggunaan dengan cara di sikat dan penyimpanan gallon yang langsung terkena sinar matahari juga berbahaya.
Selain itu, penggunaan berulang kali galon polikarbonat bisa makin meningkatkan potensi migrasi BPA, apalagi kita tahu tak ada aturan yang membatasi usia dan masa pakai galon guna ulang. (*/Ino)