Program Aswatama, Latih Warga Berikan Pertolongan Pada Serangan Jantung

Aswatama: Ambulan Sapa Warga untuk Pertolongan Pertama
BANDUNG, Prolite – Adanya program Aswatama (Ambulan Sapa Warga untuk Pertolongan Pertama) Dinas Kesehatan Kota Bandung, diakui Nuraeni (64) warga Antapani membuat ia jadi tahu cara menolong pertama orang terkena serangan jantung.
Selama ini Nuraeni mengaku tidak bisa melakukan apapun kalau ada orang sakit terlebih serangan jantung.
“Dibiarin aja, paling telepon tim medis atau dokter. Padahal kalau kita tahu kita bisa menolong ya,” ujar Nuraeni saat menerima pelatihan CPR atau pompa jantung dari Dinkes Kota Bandung melalui program Aswatama di Lapangan Gasibu, Rabu (11/6/2025).
Ternyata kata Nuraeni, 10 menit sejak serangan jantung itu waktu cepat untuk menolong. Di waktu itu masyarakat bisa mendeteksi nadi di tangan atau dileher warga terkena serangan jantung atau melihat perut dan dada apakah memompa (bergerak mengempis dan mengembang) atau tidak.
“Kalau masih ada nadi, dada dan perut masih mengembang berarti masih hidup. Tapi kalau sudah tidak terasa nadi dan kembang kempis kita pompa atau CPR, itu bisa pertolongan pertama, begitu kata dokter barusan,” jelasnya.
Nuraeni mengaku pernah juga pelatihan mengenali ciri-ciri orang meninggal sebelumnya.
“Kata dokter waktu itu lihat pupil matanya kalau bergerak berati dia masih hidup. Itu disenter, kalau gak bawa senter pake senter di hp saja,” ucapnya.
Untuk menolong kecelakaan pun Nuraeni mengaku pernah mengikuti pelatihan diantaranya yang ia ketahui adalah jangan memindahkan korban kecelakaan kecuali petugas medis yang sudah berpengalaman.
“Katanya nanti malah patah tulang dan meninggal gara-gara kita. Sebaiknya dibiarkan sampai ada petugas datang,” ujarnya seraya mengatakan adanya program pelatihan di lokasi keramaian ini bagus dan ia sangat mendukungnya.
Sementara itu Kepala UPTD Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu Dinkes Kota Bandung Eka Anugrah ditemui saat program Aswatama di Lapangan Gasibu mengatakan pertolongan pada pasien serangan jantung dilakukan sebanyak 200 pijitan atau sedalam sekitar 5 cm, itu dilakukan 3 jari dari ulu hati.
“Serangan jantung itu kan darahnya mengumpal nah dengan dipompa darah akan bergerak lagi dan jantung terpacu kembali, itu dilakukan jangan takut patah tulang kalau patah lanjutkan selama 2 menit,” jelas Eka.
Sedang untuk kasus stroke tidak banyak bisa dilakukan keluarga atau pasien namun 1 jam bahkan kurang setelah terserang stroke sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit.
“Nah kalau korban kecelakaan benar sama tiga orang, agar satu pegang kepala, badan, dan kaki sehingga tidak fatal terjadi patah tulang. Kalau sudah terbiasa dan bisa tidak apa-apa dipindahkan sendiri juga,” tandasnya.