“Saya belum pernah berorganisasi sama sekali baru sekarang sekalian politik pragmatis. Saya gak ada basic hanya saja ayah kan militer sehingga belajar politiknya ya seperti itu obralan biasa,” ujar Adi Widyanto.

“Kesimpulannya banyak masyarakat termarjinalkan, ya intinya Bandung tak sebaik itu. Banyak kemiskinan dipinggiran, banyak pendidikan belum layak, karena ternyata Bandung jangan lihat Riau, Dago saja. Tapia da pinggiran Ciwastra, Gedebage dan sebagainya,” tegasnya seraya mengatakan mengaku kaget, karena di dewan terlalu banyak penghormatan sedang di bisnis tidak demikian.

Duduk di komisi B terkait Ekonomi, Adi Widyanto mempelajari bahwa membangun kota itu layaknya membangun bisnis.

“Kita mau membangun sebuah kota itu dompetnya harus ada kan, makanya saya masuk ke komisi B, saya ingin ciptakan pundi-pundi buat nambah PAD syukur-syukur nambah terus tiap tahun, kalau dari situ kan uangnya bisa untuk kesejahteraan masyarakat. Nah kalau kita mau ngomongin kesejahteraan rakyat tapi pendapatan gak ada, kan bohong juga ya saya lebih kesana sih, karena menurut saya dimana kota uangnya banyak kotanya sejahtera,” tuturnya.