95% Serangan Jantung Tak Tertolong, Padahal Bisa Dengan CPR

serangan jantung

95% Serangan Jantung Tak Tertolong Padahal Bisa Dengan CPR

BANDUNG, Prolite – Plt Kepala UPTD Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu Dinas Kesehatan Kota Bandung Eka Anugrah menyampaikan 95% kasus serangan jantung di Kota Bandung tak tertolong.

Hal ini karena ketidaktahunan masyarakat atau orang di sekitar orang yang terkena serangan jantung saat harus melakukan pertolongan pertama.

“Mereka bingung bagaimana cara menolongnya, saat diberitahukan melalui call center pun tetap bingung dan kadang ada yang marah karena ingin cepat didatangi. Padahal pertolongan pertama itu bisa menolong di 10 menit sejak terkena atau disebut golden periode,” jelas Eka usai memberikan edukasi ke warga di lapangan Gasibu, Rabu (11/6/2025).

Karena ketidaktahuan itu, membuat pihaknya berkeliling setiap hari guna melakukan promosi dan edukasi ke masyarakat. Program promosi dan edukasi itu dinamakan Aswatama (Ambulan Sapa Warga untuk Pertolongan Pertama).

Aswatama sendiri merupakan salah satu inovasi dari Ambulans Bandung Unggul & Ambulans Bandung Hebat (AmBU & AmBaH) yang bertujuan mendekatkan pelayanan, pemeriksaan kesehatan sederhana, konseling kesehatan, promosi layanan, dan edukasi penanganan kegawat daruratan.

” upaya sederhana tapi bisa menyelamatkan nyawa. Ini sebagai upaya kami satu untuk pelayanan ke masyarakat turun kemudian upaya promosi dan edukasi. Promosi dalam hal belum semua orang tahu keberadaan akses 119 atau hotline 08112442119 itu orang masih belum familiar lah ada sebagian sudah tahu tapi ada juga belum tahu keberadaan kami,” jelasnya seraya mengatakan lokasi Aswatama dilaksanakan di tempat keramaian.

“Nah ini jadi upaya kami untuk memastikan ada layanan ini, penangangan mempertegas tugas ambulan. Tetapi orang sekitar itu adalah pertolongan cepat dan tepat, banyak warga mau nolong tapi malah membuat pasien parah karena salah penanganan. Nah untuk serangan jantung 10 menit dan ambulan gak mungkin datang makanya kami memberdayakan masyarakat agar mampu memberikan pertolongan melalui pelatihan sederhana ini,” tutupnya.

Kata Eka, pengetahuan warga pasien serangan jantung itu harus dibawa ke RS padahal secara ilmu medis harus segera dilakukan CPR atau bantuan hidup dasar merangsang jantung paru agar aktif.

Selain sering menerima laporan serangan jantung, kasus banyak dilaporkan adalah stroke dan paling banyak adalah kecelakaan.

“Makanya kita upayakan setiap hari mengadakan promosi edukasi ini hanya terkadang terkendala personel PRC kami. Disini ada perawat, bidan, dokter konseling kesehatan. Kecelakaan itu tergantung tapi paling banyak dilaporkan bukan hanya warga juga laporan dari ATCS,” ungkapnya.

Untuk pasien stroke kata Eka wajib dibawa segera ke rumah sakit apalagi jika dibawah 1 jam.

“Kalau masyarakat masih bingung memberikan pertolongan memang ini salah kami, karena edukasi kurang makanya turun. Adanya Aswatama ini antusias masyarakat cukup banyak, mereka mengapresiasi bahkan banyak orang berkomentar kenapa gak dari dulu tahu ilmu ini sehingga bisa menolong,” tutupnya.