Unik ! 20 Orang Tua Siswa Unjuk Rasa Bawa Wajan Ke Disdik

20 Orang Tua Siswa Bawa Wajan, Unjuk Rasa Ke Disdik Kota Bandung
BANDUNG, Prolite – Sedikitnya 20 orang tua tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) melakukan aksi unjuk rasa ke Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar peserta unjuk rasa merupakan para orang tua yang kebanyakan emak-emak membawa anak-anaknya dan membawa peralatan masak itu mempertanyakan masalah PPDB.
“Ia rata-rata kaum hawa, bawa katel, panci. Inti sebetulnya dengan penempatan yang dilakukan dengan sistem ini ada beberapa anak yang masuk di pilihan dua tapi keberatan karena anaknya jauh dari rumah. Kemudian juga yang ditempatkan jalur RMP ketika ditempatkan ada sekolah meminta biaya, itu dua permasalahan disampaikan,” jelas Hikmat saat dihubungi wartawan, Kamis (20/7/2023).
“Insyallah disdik mengambil langkah langkah,” ujarnya lagi.
Kata Hikmat, soal pilihan kedua alasan tidak cocok karena jauh dari rumah. Maka Disdik menyarankan agar para orang tua berkomunikasi dengan Kepala Sekolah dan manajemennya.
Pasalnya mereka lah yang tahu persis ada kuota kosong atau tidak di sekolah masing masing.
Namun kata Hikmat, pada pilihan 1 dan 2 itu seharusnya masyarakat konsisten.
“Ppdb akan sukses kalau di support dan konsistensi masyarakatnya,” ucapnya.
Sedang terkait Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP) ke sekolah swasta harus berbayar.
Kata Hikmat, sebenarnya sudah jelas kebijakan sekolah gratis.
Hanya saja mungkin pihak sekolah di swasta mengira siswa tersebut bukan RMP.
Karena itu nanti kalau terjadi penarikan biaya seperti itu, para orang tua agar menghubungi kepala sekolah untuk nanti oleh disdik difasilitasi.
“Kami belum mendata berapa banyak, baru tadi saja yang nyampai data baru diolah. Kami harap sih komitmen pemilih ya. Prinsip saya yang penting semua anak bersekolah, terlayani dimana pun sekolahnya,” tegasnya.
Keluhan ini kata dia banyak diberikan oleh para orang tua SD ke SMP, sementara dari TK ke SD diakuinya tertanggulangi atau terakomodir.